KENDALI MUTU
1 1
BAB I
PENDAHULUAN
Modul ini membahas tentang kendali mutu pelaksanaan
penimbunan tubuh bendungan yang disajikan dengan
cara ceramah dan tanya jawab di klas dan praktek di
lapangan.
1 2
Setelah pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu:
1) Melakukan pengawasan penimbunan dan pemadatan
tanah.
2) Melakukan pengendalian dan uji mutu (quality control)
hasil pemadatan tanah untuk bendungan urugan.
3) Melakukan evaluasi kendali mutu pelaksanaan
penimbunan
1 3
BAB II KENDALI MUTU
Tujuan : Untuk memastikan apakah asumsi
dan parameter desain dapat dicapai di
lapangan.
Pengujian di lapangan
Pengujian khusus
1 4
Program uji kepadatan lapangan dan contoh tanah
1. Tanah berbutir halus
• Pada awal pelaksanan, uji kepadatan harus sering
dilakukan. Setelah kontraktor dan pengawas memahami
perilaku material yang dipadatkan, prosedur pemadatan,
serta persyaratan pemadatan benar-benar telah
dilaksanakan oleh kontraktor, maka frekwensi uji dapat
dikurangi.
• Uji rutin dilakukan di lokasi yang telah ditetapkan dalam
desain, untuk setiap 750 m3 ~ 2.000 m3 material yang
telah dipadatkan, bahkan dapat lebih sering pada
pekerjaan timbunan yang sempit dengan volume sedikit.
• Untuk pengambilan contoh UDS, lokasi pengambilan
harus ditentukan atas petunjuk tenaga ahli desain dan
sesuai desain semula. Sebagai petunjuk praktis
frekwensi pengambilan contoh adalah: satu contoh
(sample) untuk setiap 20.000 m3, bagi urugan inti dan
setiap 20.000~35.000 m3 urugan diluar inti.
1 5
• Untuk tanah dengan kadar air yang
memadai, mesin gilas akan meninggalkan
bekas yang bagus pada lintasan
pertamanya, dan roda-roda akan tertanam
sedalam 7,5~10 cm.
• Pengamatan lain yang penting adalah
bersih tidaknya kondisi kaki mesin gilas kaki
domba setelah pemadatan.
• Umumnya tanah yang terlalu basah ditandai
dengan banyaknya tanah yang terbawa oleh
kaki roda, kadar air yang memadai akan
ditandai tanah yang melekat di kaki roda
sedikit.
1 6
Prosedur yang biasa dilakukan adalah memilih contoh-contoh yang
mewakili beberapa satuan pekerjaan konstruksi atau material untuk
dilakukan pengujian-pengujian yang diperlukan.
1 7
1. Lokasi yang perlu diperhatikan
Tempat-tempat lemah pada pelaksanaan timbunan, a.l bidang kontak
fondasi dengan timbunan. Kontrol rembesan dan stabilitas fondasi harus
disupervisi dengan melakukan inspeksi yang ketat untuk memastikan
kondisi dan upaya yang dilakukan untuk mengurangi masalah rembesan
pada bidang kontak tersebut telah dilakukan dengan benar dan sesuai
dengan spesifikasi.
Pada lereng tumpuan batu yang curam dan tidak beraturan, dapat
menggunakan material yang kadar airnya lebih basah dari kadar air
optimum (OMC) untuk memperoleh ikatan yang baik.
1 8
2. Pertimbangan Kendali Mutu
1 9
Program uji kepadatan lapangan dan contoh tanah
1. Tanah berbutir halus
• Pada awal pelaksanan, uji kepadatan harus sering
dilakukan. Setelah kontraktor dan pengawas memahami
perilaku material yang dipadatkan, prosedur pemadatan,
dan persyaratan pemadatan benar-benar telah
dilaksanakan oleh kontraktor, maka frekwensi uji dapat
dikurangi.
1 11
• Pengawas juga dpt mengukur kepadatan tanah dengan
menggunakan jarum Proctor (Proctor needle) atau
menggunakan hand penetrometer. Pengukuran cara ini
hanya akan mendapatkan perkiraan nilai kepadatan
pada permukaan timbunan, shg masih diklarifikasi dg uji
yang lebih teliti seperti sand cone .
1
ZAINUDDIN 124
12
15 January 2009
Uji mutu lapangan yang pokok (uji rutin) terdiri dari:
• Uji kadar air
• Uji kepadatan
• Uji kelulusan air
1 13
2. Tanah Berbutir Kasar
Material lulus air biasanya terdiri dari pasir atau gravel (SM atau GM).
Pasir dengan dua simbol seperti SW-SM, SW-SC, SP-SM atau SP-SC .
1 14
Metode uji kepadatan sand cone dan balon air, dapat digunakan untuk
menentukan kepadatan lapangan material urugan lulus air.
1 16
Hasil pengujian kepadatan relatif laboratorium
1 17
3. Pengujian Khusus
Pengujian khusus ini dilakukan di lapangan untuk memperoleh sudut
geser dalam dari material urugan batu dengan menggunakan large
scale shear box. Material batu ditempatkan dalam suatu kotak (box)
berukuran sekitar 2 – 3 m, tergantung dari ukuran maksimum.
Tegangan normal disesuaikan dengan tinggi timbunan dan digeser
dengan bantuan alat dongkrak hidraulis. Pengujian dilakukan minimal
pada 3 tegangan normal yang berbeda
1 18
BAB III
EVALUASI KENDALI MUTU
Evaluasi harus dilakukan terhadap data pengujian yang diperoleh
di lapangan dan dibandingkan dengan spesifikasi teknik serta
parameter desain.
1 19
Unt memperoleh derajat kepadatan di lap (D), kepadatan kering hsl
pengujian di lap dibandingkan dgn kepadatan kering maksimum yang
diperoleh dari pengujian Proctor.QUALITY
Kadar airCONTROL
lapangan dibandingkan dgn
Field Moisture
Optimum Moisture Content Content and Dry Density Range Chart Zone 1
(OMC).
∂d max kg/cm2
Zero Air Void Line 100 %
1.5
95 % dry density
Req Degree of Compaction
1.4
1.3
1.2
0 20 22 24 26 28 30 32 34
Water Content %
1 20
Evaluasi Derajat Kepadatan Tanah (D) Zona Inti, Persyaratan D ≥ 95%
1 22
Evaluasi Hasil Pengujian Kepadatan Relatif Zona Filter/Transisi
1 23
Evaluasi Hasil Pengujian Kelulusan Air Zona Filter/Transisi
1 24
Pengechekan gradasi filter kasar
1 25
Volume Parameter desain Spesifikasi Uji mutu waktu
material konstruksi
1 26
1 27
Uji Pemadatan Laboratorium
untuk memperoleh kurva kompaksi dan penentuan
kadar air optimum (OMC) dan berat volume
maksimum untuk enersi kompaksi spesifik.
1 30
1 31