Anda di halaman 1dari 57

(PERTEMUAN KE-5)

Vinsensia Paola P., S.T., M.Eng


MATERI PERTEMUAN KE-5 :

KEBUTUHAN AIR IRIGASI


SISTEM ROTASI
POLA TANAM
Kebutuhan Air Irigasi (KAI) adalah jumlah volume air yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan evapontranspirasi, kehilangan air, kebutuhan air untuk tanaman dengan
memperhatikan jumlah air yang diberikan oleh alam melalui hujan dan kontribusi air tanah.
Penyediaan air irigasi ditetapkan dalam PP No. 26 Tahun 2006 Pasal 36, tentang Irigasi yaitu:
“Air irigasi ditujukan untuk mendukung produktivitas lahan dalam rangka meningkatkan produksi
pertanian yang maksimal, diberikan dalam batas tertentu untuk pemenuhan kebutuhan lainnya.”

Kebutuhan Air Tepat

Pembangunan Irigasi

Pemberian Air Efisien


Kebutuhan Air Irigasi dapat dirumuskan sebagai berikut:

KAI = ET + KA + KK

dengan;
KAI : Kebutuhan Air Irigasi
ET : Evapotransiprasi
KA : Kehilangan Air
KK : Kebutuhan Khusus
Faktor-faktor yang menentukan besarnya kebutuhan air irigasi untuk
tanaman adalah sebagai berikut :
a. Jenis Tanaman
b. Cara pemberian air
c. Jenis tanah yang digunakan
d. Cara pengelolaan pemeliharaan saluran dan bangunan
e. Pengolahan tanah
f. Iklim dan keadaan cuaca
Jika diketahui evapotranspirasi suatu tanaman pada suatu lahan tertentu
pada suatu periode adalah 5 mm/hari.
Kehilangan air (Perkolasi) adalah 2 mm/hari, dan kebutuhan khusus untuk
penggantian lapis air adalah 3 mm/hari.
Kebutuhan Air Irigasi pada periode tersebut dapat dihitung sebagai berikut:
KAI = 5 + 2 + 3 = 10 mm/hari
Dua sumber utama untuk memenuhi kebutuhan air irigasi, yaitu:
1. Pemberian Air Irigasi (PAI)
2. Hujan Efektif (Re)

Sumber lain yang dapat dimanfaatkan adalah:


1. Kelengasan (kelembaban) yang ada di daerah perakaran
2. Kontribusi air bawah permukaan (air tanah)
Pemberian Air Irigasi = kebutuhan air irigasi dikurangi hujan efektif dan
sumbangan air tanah

PAI = KAI – Re – KAT Sistem Pemberian Air Irigasi

dengan;
Menerus
PAI : Pemberian air irigasi
KAI : Kebutuhan air irigasi
Re : Hujan efektif Golongan
KAT : Kontribusi air tanah

Giliran
Misalnya kebutuhan air pada suatu periode telah dihitung sebesar 10
mm/hari, sumbangan hujan efektif pada periode tersebut juga telah dihitung
sebesar 3 mm/hari dan kontribusi air tanah adalah 1 mm/hari.
Maka air yang perlu diberikan adalah :
PAI = KAI – HE – KAT
PAI = 10 – 3 – 1
PAI = 66 mm/hari
Net Field Water Requirement (NFR) dipengaruhi :
1. Penggunaan Konsumtif (ETc)
2. Penyiapan Lahan/Land Preparation (LP)
3. Perkolasi Dan Rembesan (P)
4. Pergantian Lapisan Air (WLR)
5. Curah Hujan Efektif (Re)

Kebutuhan Air Total di sawah = ETc + LP + P + WLR


Kebutuhan Netto Air di sawah = {ETc + LP + P + WLR} – Re
Kebutuhan air di sawah dapat dinyatakan dalam satuan mm/hari ataupun lt/dt
Kebutuhan air irigasi (NFR) didekati dengan metode Water Balance dengan parameter:
• Kebutuhan air untuk tanaman (ETc)

• Kebutuhan air akibat perkolasi dan rembesan (P)


NFR = GFR - Re
• Kebutuhan air untuk pergantian lapisan air (WLR)
NFR = {(LP or ETc) + P + WLR}- Re
• Kebutuhan air untuk penyiapan lahan/Land Preparation (LP)

• Curah Hujan Efektif (Re) ETc Re

LP

NFR
WLR
P IR
Evapotranspirasi/Kebutuhan Air Tanaman
(Consumtive use)

Evaporasi Transpirasi

• Iklim
Iklim
• Jenis, Varietas, Umur Tanaman

Cara pengukuran: • Pada saat tanaman mulai tumbuh, nilai kebutuhan air
konsumtif meningkat sesuai pertumbuhannya dan mencapai
1. Secara langsung → Lysimeter
maksimum pada saat pertumbuhan vegetasi maksimum
2. Rumus Empiris : • Setelah mencapai maksimum dan berlangsung beberapa saat
• Penman Modofikasi menurut jenis tanaman, nilai kebutuhan air konsumtif akan
• Hargreaves menurun sejalan dengan pematangan biji
• Pengaruh jenis tanaman terhadap kebutuhan air konsumtif
• Thornwaite
disebut faktor tanaman (kc)
• Blaney-Criddle
Penggunaan konsumtif dihitung dengan
rumus berikut:

ETc = Kc x ET0
dimana:

ETc = Evapotranspirasi tanaman, mm/hari


Kc = koefisien tanaman
ET0 = evapotranspirasi tanaman acuan, mm/hari
Besarnya ET0 dihitung dengan menggunakan Persamaan Penman Modifikasi
Data-data yang diperlukan meliputi:
✓ T ⇒ temperatur /suhu bulanan rerata (℃)
✓ RH ⇒ kelembaban relatif bulanan rerata (%)
✓ n/N ⇒ kecerahan matahari bulanan rerata (%)
✓ U ⇒ kecepatan angin bulanan rerata (m/dt)
✓ LL ⇒ letak lintang daerah yang ditinjau
✓ C ⇒ angka koreksi Penman
Periode penyiapan lahan membutuhkan air yang paling besar jika dibandingkan
pada tahap pertumbuhan
Faktor-faktor kebutuhan air untuk penyiapan lahan:
• Lama penyiapan (T)
✓ Ditentukan 2x2 minggu (=30 hari = 1 bulan)
✓ atau 3x2 minggu (=45 hari = 1,5 bulan)
✓ Tergantung luas petak garapan dan kemampuan pengerjaan

• Kondisi tanah sawah sewaktu penyiapan, untuk penentuan penjenuhan (S)


✓ Kering biasa/basah, dibutuhkan penjenuhan setebal 250 mm genangan
✓ Bero/kering dalam waktu lama, dibutuhkan penjenuhan/pengolahan setebal 300 mm

Kebutuhan air untuk persemaian termasuk dalam kebutuhan air untuk


penyiapan lahan
e = bilangan eksponen ; 2,7182
Diketahui data sebagai berikut :
• Kebutuhan air untuk menjenuhkan (S) : 250 mm
• Perkolasi (P) : 2 mm/hari
• Waktu pengolahan (T) : 30 hari
• Evaporasi Potensial (Eo) : 4 mm/hari
Kebutuhan air untuk penyiapan lahan dapat dihitung sebagai berikut:
1. Menghitung air untuk mengganti evaporasi dan perkolasi :
M = Eo + P
M= 4 + 2 = 6 mm/hari
2. Menghitung konstanta
𝑀.𝑇
𝑘=
𝑆
6 .30
𝑘= = 0.72
250
3. Menghitung kebutuhan air untuk penyiapan lahan :

𝑀 . 𝑒𝑘
𝐼𝑅 = 𝑘
𝑒 −1

6 . 2,71820.72
𝐼𝑅 = = 11.69 𝑚𝑚/ℎ𝑎𝑟𝑖
2.71820.72 − 1

Jadi kebutuhan air selama penyiapan lahan adalah sebesar 11.69 mm/hari
• Laju perkolasi sangat tergantung pada sifat-sifat tanah

• Rembesan terjadi akibat meresapanya air melalui dasar dan tanggul petak sawah, nilainya
tergantung jenis tanah (porous dan kedap) dengan rentang 1-3 mm/hari
• Data-data mengenai perkolasi diperoleh dari penelitian kemampuan tanah dengan uji kelulusan air
untuk jenis tanah tertentu (lempung, lumpur, pasir)

ZONA TANAH TINGKAT PERKOLASI


Kediri - Nganjuk Tanah-tanah berat 2.0
Tabel Angka Perkolasi

Tanah-tanah sedang 3.0


Tanah-tanah ringan 1.5
Tuban - Mojokerto Alluvial coklat keabu-abuan 1.0
Pasuruan - Probolinggo Regosol cokelat keabu-abuan 1.0
Regosol 2.0
Regosol dan Litosol 2.0
Grumosol 1.0
Mediteran 2.0
Diperlukan untuk menggantikan air yang telah beberapa hari menggenang (1-2
minggu), terutama setelah pemupukan dengan ketebalan tertentu sesuai
kebutuhan.
Penggantian lapisan minimal sebanyak 2 kali, yaitu 1 bulan dan 2 bulan setelah
transplantasi. Tinggi lapisan air pengganti adalah 50 mm (3,3 mm/hari selama
setengah bulan)
Curah Hujan Efektif (Re) adalah besarnya curah hujan yang dapat dimanfaatkan oleh
tanaman untuk memenuhi kebutuhan selama masa pertumbuhan.
Nilainya 70% dari curah hujan rata-rata tengah bulanan dengan kemungkinan
kegagalan 20% (curah hujan R80)

𝟏
𝑹𝒆 = 𝟎. 𝟕𝟎 × 𝑹𝟖𝟎
𝟏𝟓
Re = curah hujan efektif, mm/hari
R80 = curah hujan minimum tengah bulanan (15 hari) dengan kemungkinan terpenuhi
80%
Kebutuhan Bersih Air di Sawah untuk Padi :

NFR = ETc + P – Re + WLR

Kebutuhan Bersih Air di Sawah untuk Palawija :

NFR = ETc – Re

Kebutuhan Air Irigasi :

𝑵𝑭𝑹
𝑰𝑹 =
𝒆

dimana;
Etc = penggunaan konsumtif, mm
Efisiensi Irigasi (e)

P = perkolasi, mm/hari Jaringan Tersier 80%


Saluran sekunder 90%
Re = curah hujan efektif, mm/hari
Saluran Primer 90%
WLR = pergantian lapisan air, mm/hari
e = efisiensi irigasi Jumlah 65%
▪ Kolom 2, 3, 5, 9, 10 dalam satuan mm/hari

Tanaman Pertama
▪ Kebutuhan air total untuk penyiapan lahan :
M = Eo + P
M = (1.1 x 4.3) + 2 = 6.73 mm/hari
S = 300 mm/hari
IR = 13.738 mm/hari

▪ Kebutuhan air netto untuk penyiapan lahan (NFR) = IR – Re rata-rata selama periode penyiapan lahan tanaman pertama.
NFR = 13.738 – 3.6 = 10.138 mm/hari

▪ ETc = ETo x C, koefisien rata-rata tanaman

▪ NFR = ETc + P – Re + WLR

Tanaman Kedua
▪ Kebutuhan air total untuk penyiapan lahan : Penyiapan Lahan → LP = ETc = IR
M = Eo + P
M = (1.1 x 4.5) + 2 = 6.95 mm/hari
S = 250 mm/hari
IR = 12.270 mm/hari
NFR = 12.270 – 5.3 = 6.97 mm/hari
▪ Kolom 2, 3, 5, 9, 10, dan 11 dalam satuan mm/hari

Tanaman Pertama
▪ Kebutuhan air total untuk penyiapan lahan :
M = Eo + P
M = (1.1 x 4.3) + 2 = 6.73 mm/hari
S = 300 mm/hari
IR = 10.584 mm/hari

▪ Kebutuhan air netto untuk penyiapan lahan (NFR) = IR – Re rata-rata selama periode penyiapan lahan tanaman pertama.
NFR = 10.584 – 3.6 = 6.984 mm/hari

▪ ETc = ETo x C, koefisien rata-rata tanaman

▪ NFR = ETc + P – Re + WLR

Tanaman Kedua
▪ Kebutuhan air total untuk penyiapan lahan : Penyiapan Lahan → LP = ETc = IR
M = Eo + P
M = (1.1 x 4.5) + 2 = 6.95 mm/hari
S = 250 mm/hari
IR = 9.760 mm/hari
NFR = 9.760 – 5.3 = 4.460 mm/hari
Jika rata-rata kebutuhan air irigasi sebesar 1 lt/dt/ha dengan umur padi 100
hari dengan hasil panen beras rata-rata 3000 kg/ha, kebutuhan air irigasi per
1kg besar sebesar 2880 lt di lahan sawah. (Nurrochmad, 2011)
Luas Daerah Irigasi
Debit Sungai
=
Melimpah
Luas Max Daerah Layanan

Debit Sungai Tidak


Melimpah/Kadang
Kekurangan Debit

Luas Daerah Irigasi Rotasi Teknis


Dikurangi Modifikasi Pola Tanam Golongan

Perubahan pemilihan Luas max daerah


Sebagian daerah tanaman atau tanggal layanan diairi secara
irigasi tidak diairi tanam bergiliran
▪ Keuntungan rotasi teknis:

1. Berkurangnya debit/ kebutuhan pengambilan puncak


2. Kebutuhan pengambilan bertambah secara berangsur-angsur pada awal waktu pemberian air
irigasi (pada periode penyiapan lahan).

▪ Kerugian rotasi teknis:

1. Timbulnya konflik sosial


2. Eksploitasi lebih rumit
3. Kehilangan air akibat ekspoitasi sedikit lebih tinggi
4. Jangka waktu irigasi untuk tanaman pertama lebih lama, akibatnya lebih sedikit waktu
tersedia untuk tanaman kedua
5. Daur/siklus gangguan serangga, pemakaian insektisida
Untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman, penentuan pola
tanam merupakan hal yang perlu dipertimbangkan.

Ketersediaan air untuk jaringan irigasi Pola tanam dalam dalam satu tahun
1. Tersedia banyak air Padi – Padi – Palawija
2. Tersedia cukup air Padi – Padi – Bero
Padi – Palawija - Palawija
3. Cenderung kekurangan air Padi – Palawija – Bero
Palawija – Padi – Palawija

Anda mungkin juga menyukai