Pekerjaan :
KATA PENGANTAR
Memenuhi ketentuan yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja (TOR) Pekerjaan
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai
Brantas (Swakelola), maka disusunlah Laporan Hidrologi.
Penyusunan Laporan Hidrologi ini dibuat berdasarkan hasil Analisa hidrologi yang
dituangkan dalam 3 (tiga) bab, yaitu ;
Bab. I Pendahuluan
Bab. II Ketersediaan Data
Bab. III Analisa Data
Bab. IV Penutup
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada PPK Sungai dan Pantai Balai Besar
Wilayah Sungai Brantas beserta staff yang telah memberikan kepercayaan untuk
melaksanakan pekerjaan ini.
i
LAPORAN HIDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
DAFTAR ISI
Halaman
ii
LAPORAN HIDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
DAFTAR TABEL
Halaman
iii
LAPORAN HIDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
Tabel 3.42 Rekap Hasil Perhitungan Banjir Di DAS Kali Jombang Wetan .......... 3-40
Tabel 3.43 Hasil Perhitungan Banjir Di DAS Kali Bening ................................... 3-40
Tabel 3.44 Rekap Hasil Perhitungan Banjir Di DAS Kali Bening ........................ 3-41
Tabel 3.45 Hasil Perhitungan Banjir Di DAS Trawasan....................................... 3-41
Tabel 3.46 Rekap Hasil Perhitungan Banjir Di DAS Trawasan ............................ 3-42
Tabel 3.47 Hasil Perhitungan Banjir Di DAS Sebani ........................................... 3-43
Tabel 3.48 Rekap Hasil Perhitungan Banjir Di DAS Sebani ................................ 3-44
Tabel 3.49 Hasil Perhitungan Banjir Di DAS Sewedang ...................................... 3-44
Tabel 3.50 Rekap Hasil Perhitungan Banjir Di DAS Sewedang ........................... 3-45
Tabel 3.51 Hasil Perhitungan Banjir Di DAS Talun Kidul ................................... 3-45
Tabel 3.52 Rekap Hasil Perhitungan Banjir Di DAS Talun Kidul ........................ 3-46
Tabel 3.53 Hasil Perhitungan Banjir Di DAS Kali Gunting ................................. 3-47
Tabel 3.54 Rekap Hasil Perhitungan Banjir Di DAS Kali Gunting ...................... 3-48
Tabel 3.55 Hasil Perhitungan Banjir Di DAS Kali Balong ................................... 3-48
Tabel 3.56 Rekap Hasil Perhitungan Banjir Di DAS Kali Balong ........................ 3-49
Tabel 3.57 Hasil Perhitungan Banjir Di DAS Panemon ....................................... 3-49
Tabel 3.58 Rekap Hasil Perhitungan Banjir Di DAS Panemon ............................ 3-50
Tabel 3.59 Hasil Perhitungan Banjir Di DAS Prajurit Kulon ............................... 3-51
Tabel 3.60 Rekap Hasil Perhitungan Banjir Di DAS Prajurit Kulon..................... 3-52
Tabel 3.61 Hasil Perhitungan Banjir Di DAS Kali Brangkal ................................ 3-52
Tabel 3.62 Rekap Hasil Perhitungan Banjir Di DAS Kali Brangkal ..................... 3-53
Tabel 3.63 Keterangan Mengenai Penggunaan Debit Banjir ................................ 3-55
v
LAPORAN HIDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vi
LAPORAN HIDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
BAB
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 UMUM
Saat ini program kementerian direktorat jenderal sumber daya air Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui direktorat sungai dan pantai berupaya untuk
mengurangi daya rusak air hingga 70 %. Melalui kegiatan Pengendalian Banjir, Lahar,
Pengelolaan Drainase Utama Perkotaan, dan Pengaman Pantai perlu dilakukan kegiatan
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai
Brantas guna memberikan gambaran dan evaluasi secara menyeluruh sarana pengendalian
banjir di sungai yang ada, apakah masih mampu berfungsi sebagai bangunan pengendali
banjir.
Dengan adanya fenomena perubahan cuaca yang ekstrim saat ini, sangat diperlukan
analisis mengenai perilaku hidrologi maupun hidrolika sungai agar segala perilaku bisa
diprediksi dan disimpulkan penanganannya. Oleh karena itu sangat penting untuk terus
memantau kondisi sarana dan prasarana pengendali banjir tersebut agar dapat diperoleh
informasi dan data-data yang aktual terhadap kondisi fisik dan karakteristik yang ada,
sehingga proses pelaksanaan pengendalian banjir dapat terwujud dengan baik.
Masalah banjir di daerah Ngotok Ring Kanal terjadi hampir setiap terjadinya musim
hujan tiba, hal ini disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
Daerah disekitar Kali Ngotok Ring Kanal relatif datar, terutama pada bagian
tebing kanan yang tidak terdapat tanggul, sehingga cenderung tiap tahun
mengalami banjir.
Terdapatnya tanaman tebu, jagung dll. di daerah bantaran sungai, yang
menyebabkan berkurangnya kapasitas aliran sungai.
Banyaknya usaha pembuatan batu bata disepanjang tanggul sungai yang kalau
dibiarkan dapat mengganggu stabilitas tanggul yang ada.
Semua pintu air yang ada, sistem operasinya dengan cara manual.
Tidak optimalnya (kurang besar) keberadaan syphon.
1-1
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
Sehubungan dengan hal tersebut di atas perlu upaya penanganan DAS Ngotok Ring
Kanal secara menyeluruh dan terpadu serta berkelanjutan dalam konsep “One river, One
plan, One integrated management“, yang didukung dengan adanya pembuatan bangunan-
bangunan pengendali banjir dan erosi selain penanganan non struktur lainnya.
Kali Ngotok Ring Kanal adalah salah satu sungai yang berfungsi sebagai kolektor dari
sungai - sungai : K. Tembelang, K. Sambong, K. Jombang Kulon, K. Jombang Wetan, K.
Bening, K. Sewedang, K.Gunting, K. Balong dan Kali Brangkal. Kali Ngotok Ring Kanal ini
bertemu dengan K. Brangkal yang selanjutnya bermuara ke K.Brantas di Kota Mojokerto dan
lebih ke hilir lagi terdapat Pintu Air Lengkong.
Kali Ngotok Ring Kanal mempunyai morfologi sungai yang cukup lurus dan relatif
datar. Masalah banjir di DAS Kali Ngotok Ring Kanal sangat dirasakan oleh masyarakat
khususnya penduduk disepanjang pertemuan sungai yang masuk ke Kali Ngotok Ring Kanal.
Tingginya curah hujan dan tingginya muka air sungai Kali Brantas serta kecilnya kapasitas
aliran sungai di sepanjang Kali Ngotok Ring Kanal sering menyebabkan terjadinya back
water/ genangan di setiap pertemuan anak- anak sungai baik di muara Kali Brangkal/ Kali
Ngotok Ring Kanal, juga terjadi pada muara anak-anak sungai di sepanjang Kali Ngotok
Ring Kanal.
Masalah banjir di DAS Kali Ngotok Ring Kanal sangat dirasakan oleh masyarakat
khususnya penduduk disepanjang pertemuan sungai yang masuk ke Kali Ngotok Ring Kanal.
Banjir di lokasi studi terjadi seiring dengan meningkatnya intensitas hujan. Hal ini terjadi
karena aliran air terjebak oleh ketidak mampuan kapasitas alur sungai di bagian hilirnya untuk
mengalirkan air ke muara. Kondisi semacam ini akan terjadi lebih parah lagi apabila terjadi
hujan yang terus menerus, sehingga ketika K. Brantas terjadi banjir K. Ngotok Ring Kanal
tidak dapat mengalir dan anak-anak sungainya juga tidak dapat masuk ke K. Ngotok
Ring Kanal, sehingga menggenangi daerah-daerah rendah disekitar anak sungai tersebut.
Terjadinya genangan banjir di beberapa tempat juga dimungkinkan karena sistem pematusan/
drainase yang ada (syphon) tidak dapat berfungsi optimal (bottle next).
1-2
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
Tujuan utama adalah untuk mendapatkan hasil perhitungan debit banjir rancangan yang
nantinya akan dipakai dalam analisa perencanaan selanjutnya.
1.4 SASARAN
Sasaran yang ingin dicapai adalah mendapatkan perhitungan debit banjir rancangan
yang sesuai untuk penataan/pengaturan sistem pengendali banjir dan pemilihan jenis
konstruksi bangunan persungaian yang sesuai
1-3
LAPORAN HIDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
BAB
2
BAB 2. KETERSEDIAAN DATA
Dalam analisa hidrologi dibutuhkan data-data hidrologi dan klimatologi yang memenuhi
syarat. Dari data tersebut dapat dianalisa tipe iklim, tipe curah hujan dan beberapa parameter
hidrologi lainnya. Keadaan iklim suatu daerah dipengaruhi oleh letak secara regional dan
kondisi geografis daerah tersebut.
Analisa hidrologi pada pekerjaan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memahami
karakteristik hidrologi dan klimatologi, untuk mendapatkan besaran curah hujan rencana dan
debit andalan. Data curah hujan yang di perlukan adalah curah hujan harian dan jumlah hari
hujan. Pada kegiatan ini, data yang di kumpulkan di peroleh dari data curah hujan di sekitar
lokasi studi yang dianggap mewakili yaitu :
2-1
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
Menurut Suyono Sosrodarsono, pada umumnya untuk menentukan metode curah hujan
daerah yang sesuai adalah dengan menggunakan standar luas daerah, sebagai berikut
(Sosrodarsono, 2003 : 51) :
Daerah tinjauan dengan luas 250 ha dengan variasi topografi kecil, dapat diwakili
oleh sebuah alat ukur curah hujan.
Untuk daerah tinjauan dengan luas 250-50000 ha yang memiliki dua atau tiga titik
pengamatan dapat menggunakan metode rata-rata aljabar.
Untuk daerah tinjauan dengan luas 120000-500000 ha yang mempunyai titik-titik
pengamatan tersebar cukup merata dan di mana curah hujannya tidak terlalu
dipengaruhi oleh kondisi topografi, dapat digunakan cara rata-rata aljabar. Jika
titik-titik pengamatan itu tidak tersebar merata maka digunakan cara poligon
Thiessen.
Untuk daerah tinjauan dengan luas lebih dari 500000 ha dapat digunakan cara
isohyet atau metode potongan antara (inter-section method).
Faktor penting dari letak dan kondisi regional ini meliputi letak lintang, yang
berpengaruh terhadap sistem perpindahan angin. Sedangkan kondisi geografi daerah setempat
terutama menyangkut keadaan topografi dan jarak terhadap lautan. Data-data hidrologi yang
dibutuhkan dalam analisa hidrologi antara lain meliputi curah hujan, klimatologi, peta rupa
bumi, data aliran, data DTA dan data lain yang dibutuhkan.
Data curah hujan yang dikumpulkan dipilih berdasarkan pertimbangan antara lain
kedekatan lokasi dan kesamaan karakteristik DAS pada stasiun curah hujan dengan lokasi dan
karakteristik DAS pada lokasi situ serta pertimbangan kelengkapan data dan panjang data
yang mencukupi.
2-2
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
2-3
LAPORAN HIDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
Tabel 2-2 Pengaruh Polygon Thiessen masing-masing stasiun hujan terhadap DAS Ring Kanal Ngotok
Total 9.71 1.000 19.94 1.000 3.46 1.000 216.99 1.000 239.96 1.000 8.13 1.000 17.62 1.000 8.00 1.000 472.0 1.000 250.27 1.000 722.23 1.000
2-4
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
Total 29.59 1.000 27.60 1.000 98.74 1.000 23.18 1.000 2.68 1.000 25.78 1.000 47.10 1.000 14.85 1.000 30.12 1.000 2.13 1.000
2-5
LAPORAN HIDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
BAB
3
BAB 3. ANALISA DATA HIDROLOGI
3-1
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
3-2
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
3-3
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
3-4
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
A. Analisis Frekuensi
Curah hujan rancangan adalah curah hujan terbesar tahunan dengan suatu
kemungkinan tertentu atau hujan dengan suatu kemungkinan periode ulang tertentu.
3-5
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
log X
log X
n
Keterangan :
n = Jumlah data.
c. Menghitung nilai deviasi standar dari log X, dengan rumus sebagai berikut :
log X log X
2
S log X
n 1
d. Menghitung nilai koefisien kemencengan, dengan rumus sebagai berikut :
log X log X
3
n
CS
n 1n 2S log 3
X
e. Menghitung logaritma debit dengan waktu balik yang dikehendaki dengan
rumus sebagai berikut :
3-6
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
Tabel 3.2 Faktor Frekuensi untuk Distribusi Log Pearson Type III
Probabilitas Terjadi (%)
99 95 90 80 50 20 10 5 4 2 1 0.5 0.2 0.1
Cs
Kala Ulang (Tahun)
1.01 1.05 1.11 1.25 2 5 10 20 25 50 100 200 500 1000
3.00 -0.667 -0.665 -0.660 -0.636 -0.396 0.420 1.180 1.912 2.278 3.152 4.051 4.970 5.825 7.250
2.90 -0.690 -0.688 -0.681 -0.651 -0.390 0.440 1.195 1.916 2.277 3.134 4.013 4.909 5.740 7.125
2.80 -0.714 -0.711 -0.702 -0.666 -0.384 0.460 1.210 1.920 2.275 3.114 3.973 4.847 5.654 6.999
2.70 -0.740 -0.736 -0.724 -0.681 -0.376 0.479 1.224 1.923 2.272 3.093 3.932 4.783 5.565 6.868
2.60 -0.769 -0.762 -0.747 -0.696 -0.368 0.499 1.238 1.924 2.267 3.071 3.889 4.718 5.474 6.735
2.50 -0.799 -0.790 -0.771 -0.711 -0.360 0.518 1.250 1.925 2.262 3.048 3.845 4.652 5.383 6.600
2.40 -0.832 -0.819 -0.795 -0.725 -0.351 0.537 1.262 1.925 2.256 3.023 3.800 4.584 5.291 6.469
2.30 -0.867 -0.850 -0.819 -0.739 -0.341 0.555 1.274 1.923 2.248 2.997 3.753 4.515 5.198 6.337
2.20 -0.905 -0.882 -0.844 -0.752 -0.330 0.574 1.284 1.921 2.240 2.970 3.705 4.444 5.103 6.200
2.10 -0.946 -0.914 -0.869 -0.765 -0.319 0.592 1.294 1.918 2.230 2.942 3.656 4.372 4.887 5.746
2.00 -0.990 -0.949 -0.895 -0.777 -0.307 0.609 1.302 1.913 2.219 2.912 3.605 4.398 4.965 5.910
1.90 -1.037 -0.984 -0.920 -0.788 -0.294 0.627 1.310 1.908 2.207 2.881 3.553 4.223 4.790 5.736
1.80 -1.087 -1.020 -0.945 -0.799 -0.282 0.643 1.318 1.901 2.193 2.848 3.499 4.147 4.714 5.660
1.70 -1.140 -1.056 -0.970 -0.808 -0.268 0.660 1.324 1.894 2.179 2.815 3.444 4.069 4.615 5.526
1.60 -1.197 -1.093 -0.994 -0.817 -0.254 0.675 1.329 1.885 2.163 2.780 3.388 3.990 4.515 5.390
1.50 -1.256 -1.131 -1.018 -0.825 -0.240 0.690 1.333 1.875 2.146 2.743 3.330 3.910 4.413 5.252
1.40 -1.318 -1.168 -1.041 -0.832 -0.225 0.705 1.337 1.864 2.128 2.706 3.271 3.828 4.309 5.110
1.30 -1.383 -1.206 -1.064 -0.838 -0.210 0.719 1.339 1.852 2.108 2.666 3.211 3.745 4.203 4.966
1.20 -1.449 -1.243 -1.086 -0.844 -0.195 0.732 1.340 1.838 2.087 2.626 3.149 3.661 4.096 4.820
1.10 -1.518 -1.280 -1.107 -0.848 -0.180 0.745 1.341 1.824 2.066 2.585 3.087 3.575 3.989 4.680
1.00 -1.588 -1.317 -1.128 -0.852 -0.164 0.758 1.340 1.809 2.043 2.542 3.022 3.489 3.883 4.540
0.90 -1.660 -1.353 -1.147 -0.854 -0.148 0.769 1.339 1.792 2.018 2.498 2.957 3.401 3.774 4.395
0.80 -1.733 -1.388 -1.166 -0.856 -0.132 0.780 1.336 1.774 1.993 2.453 2.891 3.312 3.664 4.250
0.70 -1.806 -1.423 -1.183 -0.857 -0.116 0.790 1.333 1.756 1.967 2.407 2.824 3.232 3.559 4.105
0.60 -1.880 -1.458 -1.200 -0.857 -0.099 0.800 1.328 1.735 1.939 2.359 2.755 3.132 3.443 3.960
0.50 -1.955 -1.491 -1.216 -0.856 -0.083 0.808 1.323 1.714 1.910 2.311 2.686 3.041 3.331 3.815
0.40 -2.029 -1.524 -1.231 -0.855 -0.066 0.816 1.317 1.692 1.880 2.261 2.615 2.949 3.219 3.670
0.30 -2.104 -1.555 -1.245 -0.853 -0.050 0.824 1.309 1.669 1.849 2.211 2.544 2.856 3.107 3.525
0.20 -2.178 -1.586 -1.258 -0.850 -0.033 0.830 1.301 1.646 1.818 2.159 2.472 2.763 2.994 3.380
0.10 -2.252 -1.616 -1.270 -0.846 -0.017 0.836 1.292 1.621 1.785 2.107 2.400 2.670 2.882 3.235
0.00 -2.326 -1.645 -1.282 -0.842 0.000 0.842 1.282 1.595 1.751 2.054 2.326 2.576 2.769 3.090
-0.10 -2.400 -1.673 -1.292 -0.836 0.017 0.846 1.270 1.567 1.716 2.000 2.252 2.482 3.033 3.950
-0.20 -2.472 -1.700 -1.301 -0.830 0.033 0.850 1.258 1.539 1.680 1.945 2.178 2.388 2.546 2.810
-0.30 -2.544 -1.726 -1.309 -0.824 0.050 0.853 1.245 1.510 1.643 1.890 2.104 2.294 2.437 2.675
-0.40 -2.615 -1.750 -1.317 -0.816 0.066 0.855 1.231 1.481 1.606 1.834 2.029 2.201 2.328 2.540
-0.50 -2.686 -1.774 -1.323 -0.808 0.083 0.856 1.216 1.450 1.567 1.777 1.955 2.108 2.218 2.400
-0.60 -2.755 -1.797 -1.328 -0.800 0.099 0.857 1.200 1.419 1.528 1.720 1.880 2.016 2.113 2.275
-0.70 -2.824 -1.819 -1.333 -0.790 0.116 0.857 1.183 1.386 1.488 1.663 1.806 1.926 2.010 2.150
-0.80 -2.891 -1.839 -1.336 -0.780 0.132 0.856 1.166 1.354 1.448 1.606 1.733 1.837 1.911 2.035
-0.90 -2.957 -1.858 -1.339 -0.769 0.148 0.854 1.147 1.320 1.407 1.549 1.660 1.749 1.809 1.910
-1.00 -3.022 -1.877 -1.340 -0.758 0.164 0.852 1.128 1.287 1.366 1.492 1.588 1.664 1.715 1.800
-1.10 -3.087 -1.894 -1.341 -0.745 0.180 0.848 1.107 1.252 1.324 1.435 1.518 1.581 1.630 1.711
-1.20 -3.149 -1.910 -1.340 -0.732 0.195 0.844 1.086 1.217 1.282 1.379 1.449 1.501 1.548 1.625
-1.30 -3.211 -1.925 -1.339 -0.719 0.210 0.838 1.064 1.181 1.240 1.324 1.383 1.424 1.469 1.543
-1.40 -3.271 -1.938 -1.337 -0.705 0.225 0.832 1.041 1.146 1.198 1.270 1.318 1.351 1.394 1.465
-1.50 -3.330 -1.951 -1.333 -0.690 0.240 0.825 1.018 1.111 1.157 1.217 1.256 1.282 1.315 1.370
-1.60 -3.388 -1.962 -1.329 -0.675 0.254 0.817 0.994 1.075 1.116 1.166 1.197 1.216 1.240 1.280
-1.70 -3.444 -1.972 -1.324 -0.660 0.268 0.808 0.970 1.040 1.075 1.116 1.140 1.155 1.173 1.203
-1.80 -3.499 -1.981 -1.318 -0.643 0.282 0.799 0.945 1.005 1.035 1.069 1.087 1.097 1.109 1.130
-1.90 -3.553 -1.989 -1.310 -0.620 0.294 0.788 0.920 0.971 0.996 1.023 1.037 1.044 1.051 1.062
-2.00 -3.605 -1.996 -1.302 -0.609 0.307 0.777 0.895 0.938 0.959 0.980 0.990 0.995 0.997 1.000
-2.10 -3.656 -2.001 -1.294 -0.592 0.319 0.765 0.869 0.905 0.923 0.939 0.946 0.949 0.951 0.953
-2.20 -3.705 -2.006 -1.284 -0.574 0.330 0.752 0.844 0.873 0.888 0.900 0.905 0.907 0.908 0.910
-2.30 -3.753 -2.009 -1.274 -0.555 0.341 0.739 0.819 0.843 0.855 0.864 0.867 0.869 0.870 0.872
-2.40 -3.800 -2.011 -1.262 -0.537 0.351 0.725 0.795 0.814 0.823 0.830 0.832 0.833 0.834 0.835
-2.50 -3.845 -2.012 -1.250 -0.518 0.360 0.711 0.771 0.786 0.793 0.798 0.799 0.800 0.801 0.802
-2.60 -3.889 -2.013 -1.238 -0.499 0.368 0.696 0.747 0.758 0.764 0.768 0.769 0.769 0.770 0.771
-2.70 -3.932 -2.012 -1.224 -0.479 0.376 0.681 0.724 0.733 0.738 0.740 0.740 0.741 0.742 0.743
-2.80 -3.973 -2.010 -1.210 -0.460 0.384 0.666 0.702 0.709 0.712 0.714 0.714 0.714 0.714 0.715
-2.90 -4.013 -2.007 -1.195 -0.440 0.390 0.651 0.681 0.682 0.683 0.689 0.690 0.690 0.690 0.691
-3.00 -4.051 -2.003 -1.180 -0.420 0.396 0.636 0.660 0.664 0.666 0.666 0.667 0.667 0.667 0.668
3-7
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
XT = X + K.Sx
Keterangan :
XT = Variate yang diekstrapolasikan, yaitu besarnya curah hujan
rencana untuk periode ulang T tahun.
n
Xi
1
n n
X i2 Xi
1 1
n 1
Sx = Standard deviasi =
K = Faktor frekuensi yang merupakan fungsi dari periode ulang
(return period) dan tipe frekuensi.
K=
YT Yn
Sn
Keterangan :
Tabel 3.3 Nilai Reduced Mean dan Reduced Standard Deviation Distribusi Gumbel
REDUCED MEAN, Yn
n 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0.4952 0.4996 0.5035 0.5070 0.5100 0.5128 0.5157 0.5181 0.5202 0.5220
20 0.5236 0.5252 0.5268 0.5283 0.5296 0.5309 0.5320 0.5332 0.5343 0.5353
30 0.5362 0.5371 0.5380 0.5388 0.5396 0.5402 0.5410 0.5418 0.5424 0.5430
40 0.5436 0.5442 0.5448 0.5453 0.5458 0.5463 0.5468 0.5473 0.5477 0.5481
50 0.5485 0.5489 0.5493 0.5497 0.5501 0.5504 0.5508 0.5511 0.5515 0.5518
60 0.5521 0.5524 0.5527 0.5530 0.5533 0.5535 0.5538 0.5540 0.5543 0.5545
70 0.5548 0.5550 0.5552 0.5555 0.5557 0.5559 0.5561 0.5563 0.5565 0.5567
80 0.5569 0.5570 0.5572 0.5574 0.5576 0.5578 0.5580 0.5581 0.5583 0.5585
90 0.5586 0.5587 0.5589 0.5591 0.5592 0.5593 0.5595 0.5596 0.5598 0.5599
100 0.5600
Sumber : Soewarno, 1995
3-8
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Hujan Rancangan Metode Log Pearson Thiessen DAS Tembelang
Xi
No (Xi - m)2 (Xi -m)3 log Xi (log Xi - log m)2 (log Xi - log m)3 Tr G Rrenc
Curah Hujan
1 171.40 7,826.01 692,326.49 2.2340 0.1179 0.0405 2 0.040 78.90
2 143.73 3,695.91 224,688.76 2.1575 0.0712 0.0190 5 0.851 106.48
3 139.45 3,193.38 180,457.55 2.1444 0.0644 0.0163 10 1.253 123.50
4 118.40 1,257.75 44,605.78 2.0734 0.0334 0.0061 25 1.665 143.81
5 109.52 706.75 18,788.77 2.0395 0.0222 0.0033 50 1.922 158.17
6 108.92 675.21 17,545.12 2.0371 0.0215 0.0031 100 2.147 171.89
7 102.40 378.88 7,374.75 2.0103 0.0143 0.0017 200 2.301 181.93
8 102.40 378.88 7,374.75 2.0103 0.0143 0.0017 1,000 2.752 214.92
9 96.96 196.69 2,758.59 1.9866 0.0092 0.0009
10 95.28 152.39 1,881.26 1.9790 0.0078 0.0007
11 92.04 82.90 754.75 1.9640 0.0054 0.0004
12 90.56 58.14 443.28 1.9569 0.0044 0.0003
13 89.80 47.12 323.50 1.9533 0.0039 0.0002
14 85.22 5.23 11.95 1.9305 0.0016 0.0001
15 81.60 1.78 -2.38 1.9117 0.0004 0.0000
16 77.68 27.62 -145.14 1.8903 0.0000 0.0000
17 73.30 92.85 -894.63 1.8651 0.0007 0.0000
18 71.90 121.79 -1,343.98 1.8567 0.0011 0.0000
19 69.56 178.90 -2,392.79 1.8424 0.0023 -0.0001
20 66.88 257.77 -4,138.57 1.8253 0.0043 -0.0003
21 64.96 323.11 -5,807.96 1.8126 0.0061 -0.0005
22 64.16 352.51 -6,618.45 1.8073 0.0070 -0.0006
23 61.20 472.42 -10,268.17 1.7868 0.0108 -0.0011
24 60.12 520.54 -11,876.13 1.7790 0.0125 -0.0014
25 59.30 558.59 -13,201.88 1.7731 0.0138 -0.0016
26 58.60 592.44 -14,419.95 1.7679 0.0151 -0.0019
27 56.84 680.90 -17,767.40 1.7547 0.0185 -0.0025
28 54.83 790.17 -22,211.83 1.7390 0.0230 -0.0035
29 54.32 819.06 -23,440.89 1.7349 0.0242 -0.0038
30 54.06 833.83 -24,077.58 1.7329 0.0249 -0.0039
31 51.52 986.92 -31,004.24 1.7120 0.0319 -0.0057
32 27.04 3,124.81 -174,677.23 1.4319 0.2104 -0.0965
3-9
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Hujan Rancangan Metode Gumbel Thiessen DAS Tembelang
Parameter Statistik
Simpangan Baku (Sx) 30.79
Rata-rata ( X ) 82.94
3-10
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
Χ2hitung =
k
EF OF 2
i 1 EF
Keterangan :
Χ2hitung = Parameter chi-kuadrat terhitung.
OF = Frekuensi pengamatan (Observed Frequency).
EF = Frekuensi teoritis (Expected Frequency).
Harga curah hujan harian maksimum Xt diplot dengan harga probabilitas
Weibull (Soetopo, 1996:12) :
n
Sn (x) = 100%
N1
Keterangan :
Sn (x) = Probabilitas (%).
n = Nomor urut data dari seri yang telah diurutkan.
N = Jumlah total data.
3-11
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
2
Probability of deviation greather then x
2
x
3-12
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
A
N
20% 10% 5% 1%
5 0.479 0.546 0.608 0.729
10 0.338 0.386 0.430 0.515
15 0.276 0.315 0.351 0.421
20 0.239 0.273 0.304 0.364
25 0.214 0.244 0.272 0.326
30 0.195 0.223 0.248 0.298
35 0.181 0.206 0.230 0.276
40 0.169 0.193 0.215 0.258
45 0.160 0.182 0.203 0.243
50 0.151 0.173 0.192 0.231
1.07/n0.5 1.22/n0.5 1.36/n0.6 1.63/n0.7
Sumber : MMA. Shahin, Statistical Analysis in Hydrology
Uji Smirnof-Kolmogorov
Smirnov-Kolmogorov
Distribusi Data Curah Hujan
Dmak Dkritis Kesimpulan
Gumbel CH Harian Maks 0.238 0.102 Dmak > Dkritis, tdk memenuhi
Log Pearson Tipe III CH Harian Maks 0.072 0.102 Dmak < Dkritis, memenuhi
Sumber : Perhitungan
Dari tabel tersebut diperoleh data bahwa hasil uji smirnof-kolmogorof untuk
gumbel tidak memenuhi, sehingga untuk Analisa selanjutnya dipakai metode Log
Pearson Tipe III.
3-13
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
Tabel 3.9 Perhitungan Hujan Rancangan Metode Log Pearson Tipe III DAS Kali Gude
Tr G Rrenc
2 0.011 86.55
5 0.838 121.04
10 1.292 145.51
25 1.774 176.91
50 2.086 200.83
100 2.392 227.36
200 2.638 251.26
1,000 3.183 313.38
Tabel 3.10 Perhitungan Hujan Rancangan Metode Log Pearson Tipe III DAS Kali Balonggemek
Tr G Rrenc
2 0.046 77.73
5 0.852 117.76
10 1.248 144.40
25 1.652 177.79
50 1.903 202.36
100 2.122 226.49
200 2.295 247.61
1,000 2.704 305.66
Tabel 3.11 Perhitungan Hujan Rancangan Metode Log Pearson Tipe III DAS Kali Jombang
Kulon
Tr G Rrenc
2 0.013 85.92
5 0.837 119.47
10 1.293 143.34
25 1.777 173.89
50 2.092 197.24
100 2.394 222.57
200 2.647 246.24
1,000 3.196 306.62
3-14
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
Tabel 3.12 Perhitungan Hujan Rancangan Metode Log Pearson Tipe III DAS Kali Kedung
Losari
Tr G Rrenc
2 0.023 100.17
5 0.848 142.23
10 1.265 169.89
25 1.702 204.56
50 1.979 230.11
100 2.223 255.34
200 2.415 276.99
1,000 2.896 339.88
Tabel 3.13 Perhitungan Hujan Rancangan Metode Log Pearson Tipe III DAS Kali Jombang
Wetan
Tr G Rrenc
2 0.052 76.15
5 0.853 96.11
10 1.243 107.63
25 1.638 120.70
50 1.882 129.58
100 2.093 137.78
200 2.278 145.38
1,000 2.649 161.97
Tabel 3.14 Perhitungan Hujan Rancangan Metode Log Pearson Tipe III DAS Kali Bening
Tr G Rrenc
2 0.207 79.90
5 0.841 97.42
10 1.054 104.14
25 1.250 110.72
50 1.336 113.74
100 1.427 117.00
200 1.439 117.46
1,000 1.562 122.08
3-15
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
Tabel 3.15 Perhitungan Hujan Rancangan Metode Log Pearson Tipe III DAS Kali Trawasan
Tr G Rrenc
2 0.138 77.45
5 0.854 97.10
10 1.151 106.62
25 1.415 115.90
50 1.560 121.33
100 1.674 125.78
200 1.766 129.49
1,000 1.924 136.08
Tabel 3.16 Perhitungan Hujan Rancangan Metode Log Pearson Tipe III DAS Kali Sebani
Tr G Rrenc
2 0.249 87.86
5 0.819 104.30
10 1.002 110.17
25 1.129 114.49
50 1.183 116.35
100 1.217 117.54
200 1.238 118.29
1,000 1.277 119.68
Tabel 3.17 Perhitungan Hujan Rancangan Metode Log Pearson Tipe III DAS Kali Sewedang
Tr G Rrenc
2 0.219 99.34
5 0.838 122.65
10 1.021 130.56
25 1.217 139.57
50 1.292 143.17
100 1.404 148.70
200 1.376 147.30
1,000 1.498 153.57
3-16
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
Tabel 3.18 Perhitungan Hujan Rancangan Metode Log Pearson Tipe III DAS Kali Talun Kidul
Tr G Rrenc
2 0.219 99.34
5 0.838 122.65
10 1.021 130.56
25 1.217 139.57
50 1.292 143.17
100 1.404 148.70
200 1.376 147.30
1,000 1.498 153.57
Tabel 3.19 Perhitungan Hujan Rancangan Metode Log Pearson Tipe III DAS Kali Gunting
Tr G Rrenc
2 0.097 61.33
5 0.857 73.62
10 1.202 79.98
25 1.533 86.61
50 1.728 90.75
100 1.890 94.36
200 2.028 97.55
1,000 2.287 103.81
Tabel 3.20 Perhitungan Hujan Rancangan Metode Log Pearson Tipe III DAS Balong
Tr G Rrenc
2 0.288 77.02
5 0.799 89.49
10 0.939 93.23
25 1.020 95.47
50 1.044 96.15
100 1.055 96.47
200 1.058 96.54
1,000 0.977 94.26
3-17
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
Tabel 3.21 Perhitungan Hujan Rancangan Metode Log Pearson Tipe III DAS Panemon
Tr G Rrenc
2 0.089 56.83
5 0.856 72.53
10 1.210 81.17
25 1.553 90.51
50 1.757 96.56
100 1.928 101.97
200 2.075 106.84
1,000 2.354 116.73
Tabel 3.22 Perhitungan Hujan Rancangan Metode Log Pearson Tipe III DAS Prajurit Kulon
Tr G Rrenc
2 0.169 65.65
5 0.851 82.32
10 1.157 91.12
25 1.353 97.24
50 1.474 101.24
100 1.499 102.07
200 1.638 106.91
1,000 1.764 111.46
Tabel 3.23 Perhitungan Hujan Rancangan Metode Log Pearson Tipe III DAS Kali Brangkal
Tr G Rrenc
2 0.129 64.88
5 0.856 83.55
10 1.169 93.15
25 1.455 102.89
50 1.617 108.82
100 1.746 113.85
200 1.853 118.16
1,000 2.042 126.17
3-18
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
Keterangan :
Cp = Komponen C yang disebabkan oleh intensitas hujan yang bervariasi.
Ct = Komponen C yang disebabkan oleh keadaan topografi.
Co = Komponen C yang disebabkan oleh tampungan permukaan.
Cs = Komponen C yang disebabkan infiltrasi
Cc = Komponen C yang disebabkan oleh penutup lahan
< 25 0.05
25 – 50 0.15
50 – 75 0.25
>75 0.30
Sumber : Pedoman Kriteria Desain Situ Kecil (Departemen PU)
Landai 50 - 100
Hampir datar 0 - 50
Sumber : Pedoman Kriteria Desain Situ Kecil (Departemen PU)
3-19
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
Tampungan Permukaan Cp
Infiltrasi cepat (pasir tebal, tanah beragregat baik) > 10-3 0.05
Sumber : Pedoman Kriteria Desain Situ Kecil (Departemen PU)
Terdapat padang rumput yang baik sebesar 50%, ditanami atau 0.10
banyak pepohonan
3-20
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
Bila tidak terdapat pengukuran limpasan yang terjadi maka untuk DPS
tertentu besarnya koefisien pengaliran dapat dilihat pada tabel berikut (Sosrodarsono,
1978: 145) :
3-21
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka harga koefisien pengaliran yaitu sebesar
0.672
Apabila data hujan jangka pendek tidak tersedia, yang ada hanya data hujan
harian, maka intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus Mononobe.
2
Rt 24 3
I
24 t
Keterangan :
I = intensitas curah hujan tiap jam (mm)
Rt = curah hujan rencana dengan periode ulang t tahun (mm)
t = waktu konsentrasi hujan jam ke t
Lama hujan terpusat di Indonesia berkisar antara 5 – 7 jam/hari. Entuk Situ
Bojongsari diperkirakan sebesar 6 jam/hari.
3-22
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
dengan:
RT = intensitas hujan rata-rata dlam T jam (mm/jam)
R24 = curah hujan efektif dalam 1 hari (mm)
T = waktu mulai hujan (jam)
t = waktu konsentrasi hujan
3-23
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
Dari data hujan harian maksimum tahunan yang telah diproses untuk mendapatkan
besarnya curah hujan rancangan, maka untuk mendapatkan curah hujan netto harus
dikalikan dengan nilai koefisien pengaliran c.
Berdasarkan hasil perhitungan nisbah hujan jam-jaman diatas, maka dari curah hujan
rancangan tersebut didapatkan hujan netto jam-jaman.
Rn C R
Keterangan :
Rn = hujan netto (mm/hari)
C = koefisien pengaliran
R = curah hujan harian maksimu rancangan (mm/hari)
Perhitungan sebaran hujan jam-jaman adalah sebagai berikut :
t= 1 jam R1 1( 0.55 R24 ) 1 1R11 0.55R 24
t= 2 jam R2 2( 0.35 R24 ) 2 10.55R 24 0.15R 24
t= 3 jam R3 3(0.27R24 ) 3 10.35R24 0.11R24
t= 4 jam R4 4( 0.22 R24 ) 4 10.27 R 24 0.07 R24
t= 5 jam R5 5(0.19R24 ) 5 10.22R24 0.07R24
t= 6 jam R1 6(0.17 R24 ) 6 10.19 R 24 0.07 R24
Perhitungan secara lengkap distribusi curah hujan jam-jaman ini dapat dilihat
pada Tabel berikut.
3-24
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
Distribusi Hujan
60% 55.03%
Prosentase Hujan (%)
50%
40%
30%
20% 14.30%
10.03% 7.99% 6.75% 5.90%
10%
0%
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Waktu (Jam)
Hujan Netto
Hujan netto adalah bagian hujan total yang menghasilkan limpasan langsung (direct
run off). Limpasan langsung ini terdiri atas limpasan permukaan (surface run off) dan
interflow (air yang masuk ke dalam lapisan tipis dibawah permukaan tanah dengan
permeabilitas rendah, yang keluar lagi ditempat yang lebih rendah dan berubah
menjadi limpasan permukaan).
Rn = C * R
Keterangan :
3-25
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
Tabel 4.20. Distribusi Curah Hujan Netto Jam – jaman DAS Tembelang
5 106.48 71.55
10 123.50 82.99
25 143.81 96.64
50 158.17 106.29
3-26
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
Analisa debit banjir rancangan akan memberikan hasil yang akurat bila
didukung dengan data amatan debit, yaitu berupa AWLR (automatic water level
record) dan data ARR (automatic rainguage record) sebagai data masukannya.
Apabila debit banjir tersedia cukup panjang (>20 tahun), debit banjir dapat
langsung dihitung dengan metode E.J Gumbel Type I atau Log Pearson Type III.
Mengingat pada wilayah perencanaan tidak ada data debit ,maka untuk
analisis debit banjir rancangan digunakan cara transformasi data hujan menjadi data
debit (unit hydrograph syntetic) .
Tujuan utama analisis debit banjir adalah untuk memperoleh debit puncak
dan hidrograf banjir, yang akan digunakan sebagai data penting dalam menentukan
dimensi bangunan yang direncanakan.
Qp = Cp. A / tp
T = 3 + (tp / 8)
tD = tp / 5,5
Apabila durasi hujan efektif tr tidak sama dengan durasi standar tp, maka :
Dengan :
3-27
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
(jam)
tpr = waktu dari titik berat durasi hujan efektif ke puncak hidrograf satuan
(jam)
T = waktu Dasar hidrograf satuan (hari)
Qp = debit puncak untuk durasi
Qpr = debit puncak untuk durasi
L = panjang sungai utama terhadap titik control yang ditinjau (km)
Lc = jarak antara titik control ke titik yang terdekat dengan titik berat DTA
(km) luas DTA (km2)
A = luas DTA (km2)
Ct = koefisien yang tergantung kemiringan DTA, yang bervariasi dari 1,4
sampai 1,7
Cp = koefisien yang tergantung pada karakteristik DTA, yang bervariasi
antara 0,15 sampai 0,19
Data masukan untuk perhitungan HSS Snyder dapat dilihat di bawah ini :
Perhitungan ;
1. tp = Ct(L.Lc)^0.3 tR= 0.501878816
= 2.760 5
2. te = (3+(1/8).tp)
= 3.345
3 t'p = 2.050
Tp = t'p + 0.5 tR
= 2.300
4. Qp = 0.275*Cp*A/Tp
= 1.627
Faktor Alexeyev
-----
λ = (Qp*Tp)/(h*A) > h = 1 mm
= 0.252105719
= 1.32*λ² + 0.15*λ + 0.045
= 0.167
3-28
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
Hidrograf satuan sintetik ini dikembangkan oleh Sri Harto yang diturunkan
berdasarkan teori hidrograf satuan sintetik yang dikemukakan oleh Sherman.
Hidrograf satuan sintetik Gama-I merupakan persamaan empiris yang diturunkan
dengan mendasarkan pada parameter-parameter DAS terhadap bentuk dan besaran
hidrograf satuan parameter-parameter DAS tersebut yaitu faktor sumber (SF),
frekuensi sumber (SN), faktor lebar (WF), luas relatif (RUA), faktor simetris (SIM)
dan jumlah pertemuan sungai.
WU
WL U = 0.75 L
V = 0.25 L
WF = WU / WL
Satuan hidrograf sintetik Gama-I dibentuk oleh tiga komponen dasar yaitu
waktu naik (TR), debit puncak (QP), waktu dasar (TB) dengan uraian sebagai berikut :
3-29
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
Dimana :
Dimana :
Dimana :
TB = waktu dasar
TR = waktu Naik
S = landai sungai rata-rata
SN = frekuensi sumber yaitu perbandingan antara jumlah segmen sungai -
sungai tingkat I dengan jumlah sungai semua tingkat.
Dimana :
3-30
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
K = Koefisien penampungan
A = Luas DAS (km2)
S = Landai sungai rata-rata
SF = Faktor Sumber
D = Kerapatan drainase
Recession Curve
Qt = Qp . e -(L/K)
Dimana :
Hasil akhir dari perhitungan debit banjir rancangan adalah informasi kejadian
banjir disertai probabilitas dan kala ulangnya (Return Period).
Hasil perhitungan dapat dilihat dibawah ini :
3-31
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
5 Unit Hidrograf, Qt
Qt = Qp e t/K = 3.488 . e t/3.175
6 Aliran Dasar, QB
QB = 0,4751. A0,6444 . D0,9430 = 9.54 m3/det
3-32
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
3-33
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
3-34
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
3-35
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
3-36
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
3-37
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
3-38
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
3-39
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
Tabel 3.42 Rekap Hasil Perhitungan Banjir Di DAS Kali Jombang Wetan
Gamma-I snyder
Kala Ulang
(m3/dt) (m3/dt)
5 45.23 42.50
10 50.30 47.24
25 56.06 52.63
50 59.97 56.28
100 63.58 59.66
Sumber : Analisa Data, 2020
3-40
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
3-41
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
3-42
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
3-43
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
3-44
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
3-45
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
3-46
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
3-47
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
3-48
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
3-49
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
3-50
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
3-51
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
3-52
LAPORAN HDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
3-53
Pias - 6
Q2 5 = 4 8 .18
Q 2 5 = 55 m3 / d t
Kali Tembelang
A = Debit 2008
Balonggemek (Q25 =20 m3 /dt)
A = Debit 2020
K. Gude/Sambong (Q 25 =85 m3/dt)
3 3
(Q 25 =88,54 m /dt) (Q 25 =21,36 m /dt)
25
Pias - 5
Q 2 5 = 12 0 m 3 / d t
= 158 .0 8 m 3 / d t
Q 2 5 = 19 5 m 3 / d t
Q 2 5 = 2 3 8 ,2 5 m 3 / d t
Q 2 5 = 2 70 m 3 / d t
K. Sewedang (Q 25 = 65 m3/dt)
Q 2 5 = 3 9 6 .4 4 m3 / dt
3
(Q 25 =68,33 m /dt)
3
K. Gunting (Q 25 = 210 m /dt)
3
(Q 25 =213,20 m /dt)
3
K. Balong dll. (Q 2 5 = 25 m /dt)
(Q 5 =25,55 m 3 /dt)
785.5
(Q 5 =28,98 m 3 /dt)
Q 2 5 = 3 10 m 3 / d t
Q 2 5 = 78 5, 52 m 3 / d t
3
K. Brangkal (Q 25 =300 m /dt)
3
(Q 25 =311,33 m /dt)
Pias - 1
Gambar 3.21 Perbandingan Skema Distribusi Debit Banjir Rencana DAS Kali Ngotok Ring Kanal (Q 25 Tahun)
Q 2 5 = 4 55 m 3 / d t
Q 2 5 = 8 6 6 , 19 m 3 / d t
866.19
KALI BRANTAS
LAPORAN HIDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
3-54
LAPORAN HIDROLOGI
Pengawasan dan Evaluasi Kondisi Tebing Kritis dan Rawan Longsor di Wilayah Sungai Brantas (Swakelola)
3-55
BAB
4
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hasil analisa hidrologi pada ring kanal Ngotok adalah sebagai berikut :
1. Data hujan yang dipakai pada analisa adalah data dari stasiun hujan yang berada di
sekitar DAS Ngotok dengan daftar sebagai berikut :
No Nama Stasiun Hujan Panjang Data
1 Ploso 31 tahun (1988 s/d 2019)
2 Jombang 31 tahun (1988 s/d 2019)
3 Blimbing 31 tahun (1988 s/d 2019)
4 Kandangan 31 tahun (1988 s/d 2019)
5 Wonosalam 31 tahun (1988 s/d 2019)
6 Mojoagung 31 tahun (1988 s/d 2019)
7 Kesamben 31 tahun (1988 s/d 2019)
8 Sambiroto 31 tahun (1988 s/d 2019)
9 Pasinan 31 tahun (1988 s/d 2019)
10 Tampung 31 tahun (1988 s/d 2019)
11 Kasihan 31 tahun (1988 s/d 2019)
12 Cakarayam 31 tahun (1988 s/d 2019)
13 Pugeran 31 tahun (1988 s/d 2019)
14 Pacet 31 tahun (1988 s/d 2019)
2. Pada perhitungan banjir, DAS Ngotok dibagi menjadi 6 section dengan asumsi
penambahan debit pada inlet yang memiliki DAS besar.
3. Hasil Analisa debit banjir pada ring kanal ngotok adalah sebagai berikut
Pias - 6 Pias - 5 Pias - 4 Pias - 3 Pias - 2 Pias - 1
Balonggemek (Q25 =20 m3 /dt)
3 3 3 3 3
Q 2 5 = 55 m / d t Q 2 5 = 12 0 m / d t Q 2 5 = 19 5 m / d t Q 25 = 2 70 m / dt Q 2 5 = 3 10 m / d t Q 25 = 4 55 m3 / dt
/dt)
Q2 5 = 4 8 . 18 25 = 15 8 . 0 8 m 3 / d t Q 25 = 2 3 8 ,2 5 m3 / dt Q 25 = 3 9 6 .4 4 m3 / dt Q 2 5 = 7 8 5, 52 m 3 / d t Q 2 5 = 8 6 6 ,19 m 3 / d t
3
KALI BRANTAS
/dt)
/dt)
K. Jombang Wetan (Q 25=50 m3/dt)
=85 m3/dt)
3
3
=20 m 3 /dt)
K. Sewedang (Q 25 = 65 m3 /dt)
=300 m
= 210 m
K. Trawasan (Q25 =30 m 3 /dt)
25
/dt)
25
/dt)
(Q 25 =68,33 m 3 /dt)
/dt)
(Q 25 =56,06 m 3 /dt)
/dt)
/dt)
(Q 25 =80,81 m 3 /dt)
(Q 25 =43.10 m 3 /dt)
(Q 5 =28,98 m 3 /dt)
/dt)
/dt)
25
(Q 5 =26,14 m 3 /dt)
K. Gude/Sambong (Q
K. Jombang Kulon (Q
(Q 5 =25,55 m 3 /dt)
25
3
25
3
3
3
Kedung Losari (Q
(Q 25 =213,20 m
(Q 25 =311,33 m
K. Brangkal (Q
K. Gunting (Q
(Q 25 =88,54 m
(Q 25 =80.77 m
(Q5 = 21,32 m
(Q5 =27,58 m
(Q 5 =36,87 m
A = Debit 2008
A = Debit 2020
4-1
LAPORAN HIDROLOGI/HIDROMETRI
Kajian Sempadan Situ
4.2 Saran
Beberapa rekomendasi terkai hasil Analisa hidrologi untuk penanganan banjir Ring
Kanal Ngotok adalah sebagai berikut :
1. Desain tanggul untuk penanggulangan bajir agar menyesuaikan hasil Analisa hidrologi
2. Untuk tinggi jagaan tanggul disarankan adalah minimal 1 meter dari Q25.
4-2