, MT
Hidrologi Terapan
Hidrologi
Air yang terdapat di permukaan bumi dapat berbentuk padat (seperti es, gletser), berbentuk cair (seperti
air sungai, air danau, air laut), dan berbentuk gas (seperti awan dan uap di udara/atmosfer). Perlu diketahui
bahwa jumlah air di bumi ini tetap (tidak bertambah dan tidak berkurang) dan akibat adanya sinar matahari
dapat terjadi daur hidrologi/siklus air.
Hidrologi
Hidrologi banyak dipelajari oleh para ahli di bidang Teknik sipil dan pertanian, ilmu
tersebut dapat dimanfaatkan untuk beberapa kegiatan, antaranya :
• Memperkirakan besarnya banjir yang ditimbulkan oleh hujan deras, sehingga dapat
direncanakan bangunan – bangunan untuk mengendalikannya seperti pembuatan
tanggul banjir, saluran drainase, gorong – gorong,dsb
• Memperkirakan jumlah air yang dibutuhkan oleh suatu jenis tanaman, sehingga
dapat direncanakan bangunan untuk melayani kebutuhan tsb
• Memperkirakan jumlah air yang tersedia di suatu sumber (mata air, sungai, danau,
dsb) untuk dapat di manfaatkan guna berbagai keperluan seperti air baku, irigasi,
pembangkit listrik tenaga air, perikanan, peternakan, dsb
Hidrologi
Cabang-cabang ilmu hidrologi, antara lain:
• Potamologi, yaitu cabang hidrologi yang mempelajari air yang mengalir di permukaan tanah.
• Limnologi, yaitu cabang hidrologi yang mempelajari tentang air yang menggenang di permukaan tanah.
• Geohidrologi, yaitu cabang hidrologi yang mempelajari air yang terdapat di bawah permukaan tanah.
• Kriologi, yaitu cabang hidrologi yang mempelajari tentang salju dan es.
• Hidrometeorologi, yaitu cabang hidrologi yang mempelajari tentang pengaruh aspek meteorology terhadap aspek
hidrologi.
Cabang-cabang ilmu di atas tidak berdiri sendiri-sendiri, tetapi saling berkaitan satu sama lain. Mempelajari hidrologi
berarti juga mempelajari bagian-bagian Potamologi, Limnologi, Geohidrologi, Kriologi, dan Hidrometeorologi.
Di bumi terdapat air berkisar antara 1,3 – 1,4 milyard km3. Persebarannya meliputi:
1. Air laut (97,5%)
Hujan Hujan
konvektif Siklonik
Hujan
orografis
Parameter Hujan
Jumlah hujan yang jatuh di permukaan bumi dinyatakan dalam kedalaman air (biasanya mm), yang dianggap
terdistribusi secara merata pada seluruh daerah tangkapan air. Intensitas hujan adalah jumlah curah hujan dalam
satuan waktu, yang biasanya dinyatakan dalam mm/jam, mm/hari, mm/bulan dan sebagainya, yang kemudian
disebut hujan jam -jaman, hujan harian, hujan mingguan, hujan bulanan dan sebagainya (Triatmodjo, 2008).
Menurut Sosrodarsono menjelaskan bahwa curah hujan tidak bertambah sebanding dengan waktu. Jika durasi
waktu lebih lama penambahan curah hujan lebih kecil dibandingkan dengan penambahan waktu, karena hujan
tersebut bisa berkurang ada berhenti.
Intensitas Hujan (mm)
Keadaan Hujan
1 Jam 24 Jam
Hujan sangat ringan <1 <5
Dari beberapa jenis presipitasi, hujan adalah yang paling bisa diukur. Pengukuran dapat dilakukan secara
langsung dengan menampung air hujan yang jatuh, namun tidak dapat dilakukan di seluruh wilayah tangkapan air
akan tetapi hanya dapat dilakukan pada titik-titik yang ditetapkan dengan menggunakan alat pengukur hujan
(Triatmodjo, 2008).
Alat penakar hujan
biasa
Pengukuran Hujan
Alat Penakar Hujan Otomatis
Alat ini mengukur hujan secara kontinyu sehingga dapat diketahui intensitas hujan dan lama waktu hujan. Ada
beberapa macam alat penakar hujan otomatis yaitu :
Hujan (mm/hari)
27
28
26
38
7
16
6
6
-
-
3
-
30
17
-
-
7
14
180,00
29 18 24 5 2 - 8 - 1 160,00
30 23 - 0 - 0 - - 140,00
31 - - - - - 120,00
Jlh 471 161 129 0 0 125 118 0 133 191 0 321 100,00
R maks 38 35 62 0 0 70 48 0 30 63 0 59
1-15 113 86 102 0 0 48 26 0 17 181 0 121
80,00
16-30 358 75 27 0 0 77 92 0 116 10 0 200 60,00
HH 25 16 9 0 0 12 10 0 16 8 0 19 40,00
20,00
0,00
Tahun
Jaringan Pengukuran Hujan
Menurut Sri Harto (1986) dalam Yasa dan Harto (2001) jaringan pengamatan hidrologi (hidrologic network) pada
umumnya dapat diartikan sebagai suatu set stasiun pengukuran yang diatur sedemikian rupa sehingga besaran variabel
disembarang titik dalam daerah tersebut dapat ditetapkan. Jaringan pengamatan diperlukan dalam pengumpulan data
karena dua alasan, yaitu keingintahuan terhadap fenomena yang terjadi dan variabilitas data yang sangat tinggi
memerlukan tambahan secara teratur dan terus menerus untuk dapat mengetahui karakter variabel tersebut.
Keterangan :
𝐶
N = ( 𝑣) 2...(1) N = jumlah stasiun hujan
𝐸
100𝜎
Cv = ...(2) Cv = koefisien varian hujan berdasarkan pada stasiun hujan yang
𝑝
ada
1
𝜎= (P2 –(p2))1/2 ...(3)
𝑛−1
E = presentase kesalahan yang diijinkan
𝑝
P = ...(4)
𝑛 P = hujan rerata tahunan
𝜎 = standar deviasi
Penentuan Hujan Kawasan
Dalam analisis hidrologi sering diperlukan untuk menentukan hujan rerata pada daerah tersebut
Keterangan :
P = hujan rerata kawasan
P = PA +PB +PC +... +Pn
n PA , …, Pn = hujan pada stasin A, B, C, …, n
N = jumlah stasiun
Metode Thiessen.
Metode ini memperhitungkan bobot dari masing-masing stasiun yang mewakili luasan di sekitarnya.
Pada suatu luasan di dalam DAS dianggap bahwa hujan adalah sama dengan yang terjadi pada stasiun
terdekat, sehingga hujan yang tercatat pada suatu stasiun mewakili luasan tersebut. Metode ini digunakan
apabila penyebaran stasiun hujan di daerah yang ditinjau tidak merata. Hitungan curah hujan rerata
dilakukan dengan memperhitungkan daerah pengaruh dari setiap stasiun.
Jaringan Pengukuran Hujan di Indonesia
Untuk melengkapi data hujan yang hilang dapat digunakan metode perbandingan normal (ratio normal) atau
reciprocal method.
Metode Perbandingan Normal
Metode ini menggunakan data dari minimal tiga stasiun terdekat. Data yang hilang dicari dengan cara
menentukan tahun patokan dimana pada satu tahun yang sama dengan data curah hujan stasiun yang
berpengaruh lengkap kemudian dihitung dengan menggunakan rumus
Keterangan :
PX = hujan yang hilang pada stasiun x
NX = hujan tahunan di stasiun x
N = jumlah stasiun hujan
P1 , …, Pn = data hujan di stasiun sekitarnya pada periode yang sama
N1 , …, Nn = hujan tahunan di stasiun sekitar x
Reciprocal Method
Metode ini dianggap lebih baik karena mamperhitungkan jarak antar stasiun (Li),
Keterangan :
PX = hujan yang hilang pada stasiun x
n = jumlah stasiun hujan
Pi = data hujan di stasiun sekitarnya pada periode yang sama
Li = jarak antar stasiun
Daerah Aliran Sungai
Daerah aliran sungai (DAS) adalah daerah yang dibatasi oleh punggung- punggung gunung atau pegunungan dimana
air hujan yang jatuh di daerah tersebut akan mengalir menuju sungai utama pada suatu titik (stasiun) yang ditinjau.
Sungai
• Dimulai dari mata air di bagian hulu, dalam perjalanannya ke hilir di daerah dataran, aliran sungai secara berangsur-angsur berpadu
dengan banyak sungai lainnya, lambat laun tubuh sungai menjadi semakin besar
• Kadang-kadang sungai yang bermuara di sebuah danau atau pantai di laut terdiri dari beberapa cabang. Apabila sungai semacam ini
mempunyai lebih dari dua cabang, maka sungai yang paling penting, yakni sungai yang daerah pengalirannya, panjangnya dan volume
airnya paling besar disebut sungai utama (main river)
• Bila cabang-cabang lainnya disebut anak sungai (tributary). Kadang-kadang sebelum alirannya berakhir disebuah danau atau pantai
laut, sungai membentuk beberapa buah cabang yang disebut cabang sungai (eff luent)
Sungai di Dunia
Luas daerah aliran Lebar rata-rata
Nama Sungai Panjang (km)
(x103 km2) daerah aliran
Amazon 7,050 6,200 1,140
Congo 3,690 4,200 880
Mississipi 3,221 6,020 535
La Plata 3,100 4,700 660
Obi 2,950 5,200 570
Nile 2,870 5,600 510
Yangtze 1,780 5,200 340
Buramaptra 1,730 3,000 580
Volga 1,400 3,600 390
St. Lauran 1,250 3,800 330
Sungai di Indonesia
Pulau Nama Sungai Luas daerah aliran (km2) Panjang (km)
Citarum 5,969 250
Bengawan Solo 16,000 350
Jawa Brantas 12,000 320
Cimanuk 9,650 182
Ciasem 691 68
Asahan 6,000 100
Kampar 31,000 285
Sumatera Batanghari 42,446 635
Musi 55,584 553
Seputih 7,289 275
Barito 23,100 900
Kalimantan Kapuas Besar - 1,143
Mahakam - 775
Rarona 2,300 75
Sulawesi Waranae 3,190 -
Sadang 1,080 175
Panjang Sungai
Panjang sungai adalah panjang yang diukur sepanjang sungai, dari stasiun yang ditinjau atau muara sungai sampai
ujung hulunya. Sungai utama adalah sungai terbesar pada daerah tangkapan dan yang membawa aliran menuju muara
sungai. Pengukuran panjang sungai dan panjang DAS adalah penting dalam analisis aliran limpasan dan debit aliran
sungai.
Luas DAS diperkirakan dengan mengukur daerah itu pada peta Topografi.
Luas DAS sangat berpengaruh terhadap debit sungai. Pada umumnya
semakin besar DAS, semakin besar jumlah limpasan permukaan
sehingga semakijn besar pula aliran permukaan atau debit sungai.
kemiringan Sungai
Kerapatan Aliran
Kerapatan aliran (drainase) adalah panjang aliran sungai per
kilometer persegi luas DAS (Asdak, 2007). Besarnya kerapatan
DAS seperti tercantum dalam persamaan di bawah ini:
Dd (drainage divide) = L / A
Keterangan :
Dd = Keraptan Drainase (km/km2)
L = Panjang aliran Sungai (km)
A = Luas DAS (km2)
Dari pengertian tentang daur hidrologi tersebut dapat
diketahui bahwa aliran yang terukur di sungai terdiri dari
unsur-unsur aliran berikut:
limpasan permukaan,
aliran antara (interflow),
aliran dasar (base flow),
curah hujan yang jatuh pada sungai (channel rainfall).
Hubungan antara Hujan, Parameter DAS dan Aliran
Menurut Triatmodjo (2010), neraca air dapat dinyatakan dalam interval waktu singkat atau untuk durasi panjang,
untuk suatu DAS atau badan air seperti waduk atau danau. Secara umum persamaan dari neraca air adalah
Untuk kondisi tertentu, beberapa suku pada persamaan diatas dapat diabaikan tergantung pada sifat daerah yang
ditinjau dan periode hitungan neraca air. Apabila evaluasi dilakukan dalam suatu periode panjang, variasi
tampungan air relatif seimbang sehingga perubahan tampungan ∆𝑆 dapat diabaikan. Pada suatu DAS, dimana
tidak ada aliran yang masuk melalui batas DAS, maka 𝑄𝑖 = 0 dan jika dalam suatu DAS dianggap tidak ada
transfer air tanah dari satu DAS ke DAS terdekat,sehingga Gi = Go = 0
P : presipitasi
P E T Q=0
E : evaporasi
T : Evapotranspirasi
Q : Debit Sungai, yang merupakan aliran dari DAS ke dalam
sungai
Dalam konsep siklus hidrologi bahwa jumlah
air di suatu luasan tertentu di permukaan
bumi dipengaruhi oleh besarnya air yang
masuk ( input) dan keluar (output) pada
jangka waktu tertentu. Neraca masukan dan
keluaran air di suatu tempat dikenal sebagai
neraca air (water balance). Karena air bersifat
dinamis maka nilai neraca air selalu berubah
dari waktu ke waktu sehingga di suatu tempat
kemungkinan bisa terjadi kelebihan air (
suplus) ataupun kekurangan (defisit).
Neraca air lahan merupakan neraca air
untuk penggunaan lahan pertanian secara
umum. Neraca ini bermanfaat dalam
memper-timbangkan kesesuaian lahan
pertanian; mengatur jadwal tanam dan
panen; mengatur pemberian air irigasi
dalam jumlah dan waktu yang tepat.
Dalam perhitungan neraca air lahan
bulanan diperlukan data masukan yaitu curah
hujan bulanan (CH), evapotranspirasi bulanan
(ETP), kapasitas lapang (KL) dan titik layu
permanen (TLP).
Nilai -nilai yang diperoleh dari analisis
neraca air lahan ini adalah harga-harga dengan
asumsi-asumsi : (1) lahan datar tertutup vegetasi
rumput,
(2) lahan berupa tanah dimana air yang masuk
pada
tanah tersebut hanya berasal dari curah hujan
saja (3) keadaan profil tanah homogen sehingga
Neraca Air sifatnya kumulatif harian, mingguan, dekade (10 hari)
atau bulanan
NERACA AIR LAHAN (PERTANIAN)
1. Manfaat Neraca Air Lahan :
Dapat digunakan untuk mempertimbangkan kesesuaian untuk pertanian lahan
tadah hujan, berdasarkan KAT-nya
Mengatur jadwal tanam dan panen
Mengatur pemberian air irigasi baik jumlah maupun waktunya
5
A = Konstanta
= 0,000000675 I3 – 0,0000771 I2 + 0,01792 I + 0,49239
(***) Untuk mengisi KAT pada bulan-bulan APWL
Digunakan rumus :
KAT = KL x KAPWL
K = po + pi
KL
Dimana :
KL = Kapasitas Lapang
po = 1.000412351
pi = -1.073807306
APWL = Accumulation Potential Water Loss
Contoh Perhitungan Neraca Air Lahan Kecamatan Dolok Pardamean
Kabupaten Simalungun dengan data sebagai berikut :
1. Curah Hujan Bulanan (mm)
BULAN PELUANG 100 oC PELUANG 75% (*)
JANUARI 215 146
FEBRUARI 181 118
MARET 221 151
APRIL 250 175
MEI 233 161
JUNI 116 65
JULI 105 56
AGUSTUS 146 90
SEPTEMBER 259 182
OKTOBER 190 126
NOPEMBER 312 226
DESEMBER 238 165
(*) P75 = 0,82 P mean – 30
= 0,82 CH bulanan - 30