Anda di halaman 1dari 48

SISTEM HIDROLOGI DAN

EKOHIDRAULIKA TERAPAN

HIDROLOGI TERAPAN UNTUK PLTA


Rachmad Jayadi
rjayadi@ugm.ac.id

Magister Teknik Sistem


Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada

Page 1
Pokok Bahasan

1. Survey Hidrologi
• Kebutuhan data hidrologi untuk analisis perancangan PLTA
• Hidrometri
2. Analisis Ketersediaan Air
• Deskripsi ketersediaan air untuk perancangan PLTA
• Penentuan debit andalan metode Garis Masa Debit
• Model hujan-aliran untuk perkiraan debit rerata bulanan
3. Simulasi Operasi Waduk Untuk PLTA
• Prinsip dasar pemanfaatan waduk untuk PLTA
• Model simulasi operasi waduk PLTA
• Model simulasi operasi waduk single purpose
• Model simulasi operasi waduk multi purpose

Page 2
Survey Hidrologi
Data hidrologi untuk perancangan PLTA
• Perancangan PLTA memerlukan informasi “ketersediaan air” dan
“banjir rancangan” (design flood) untuk penentuan kapasitas
pengambilan air & perencanaan stabilitas bangunan PLTA.
• Penetapan kedua besaran rancangan tsb. memerlukan data
hidrologi: hujan, parameter meteorologi, debit aliran sungai
• Kondisi yang ideal jika tersedia data debit aliran sungai yang
panjang dan kualitas baik (akurat dan lengkap)
• Jika tidak tersedia data cukup dapat dilakukan perkiraan
menggunakan model simulasi hujan-aliran

Page 3
Survey Hidrologi
Data curah hujan
• Data hujan durasi pendek (10 menitan, jam-jaman) untuk analisis
banjir rancangan
• Data hujan harian untuk analisis ketersediaan air
• Hujan diukur dengan alat penakar hujan manual dan otomatis
(ARR)
• Penempatan dan pemasangan penakar hujan harus memenuhi
persyaratan agar perolehan data mewakili sifat hujan di area
kajian (DAS)

Page 4
Survey Hidrologi
Alat penakar curah hujan

Penakar hujan ARR tipe float ARR tipe


manual tipping bucket

Page 5
Survey Hidrologi
Sistem telemetri penakar curah hujan

Page 6
Survey Hidrologi
Sistem telemetri penakar curah hujan

ARR tipping bucket Sensor hujan PV dan box


instrument

Page 7
Survey Hidrologi
Sistem telemetri penakar curah hujan

http://data.hydraulic.lab.cee-ugm.ac.id/
Page 8
Survey Hidrologi
Data klimatologi
• Temperatur (T), kecepatan angin (U2),
kelembaban udara (RH), radiasi matahari
(Ra), lama penyinaran matahari (n)
• Diukur di pos klimatologi
• Data diolah untuk hitungan evaporasi &
evapotranspirasi
• Evaporasi untuk perkiraan kehilangan air
di waduk
• Evapotranspirasi untuk input model hujan-
aliran

Page 9
Survey Hidrologi
Debit aliran sungai hasil olahan data hidrometri
• Pengukuran langsung
(hidrometri): kecepatan aliran
dan luas penampang basah
aliran
• Pemantauan data debit
berdasarkan data muka air
dikonversikan ke debit
menggunakan rating cure

Page 10
Survey Hidrologi
Data karakteristik DAS
• Luas DAS, jaringan dan morfometri sungai, slope lahan, slope alur
sungai, tataguna lahan, infiltrasi, kapasitas lengas tanah permukaan
(soil moisture capacity), konduktivitas hidraulik akuifer, sifat
morfometri sungai
• Untuk input model hujan-aliran pada analisis ketersediaan air
maupun analisis banjir

Page 11
Survey Hidrologi
Data angkutan/transport sedimen
• Transpor sedimen dasar (bed load), sedimen suspensi (suspended solid, sedimen
dasar+suspensi atau transpor material dasar total, sedimen wash load
• Diperhitungkan untuk perkiraan sedimentasi waduk
• Akumulasi endapan suspended load menimbulkan masalah pada intake waduk,
mengurangi kapasitas tampungan air waduk berpotensi menurunkan kinerja PLTA

Waduk Wonogiri

Page 12
Survey Hidrologi
Hidrometri
• Kegiatan pengukuran dan pengolahan data unsur-unsur aliran air
• Pengukuran muka air, kecepatan aliran, debit aliran dan angkutan
sedimen pada suatu lokasi sungai yang tidak dipengaruhi oleh
backwater dan aliran lahar
• Hidrometri dilakukan pada stasiun hidrometri (pos duga air)
• Hasil pengukuran beberapa tahun untuk membuat lengkung debit
(rating curve) dan lengkung sedimen (sediment rating curve)

Page 13
Survey Hidrologi

Skema cakupan kegiatan hidrometri


Page 14
Survey Hidrologi
Hidrometri
Kegunaan Hidrometri
Secara umum informasi dan/atau data hasil hidrometri diperlukan
untuk keperluan perencanaan, operasional atau monitoring sistem
bangunan air
Contoh penggunaan data hasil Hidrometri
1. Muka air sungai untuk monitoring/peringatan dini banjir
2. Debit aliran kontinyu untuk estimasi ketersediaan air pada
perencanaan bangunan suplai air (bendung irigasi, embung,
captering, waduk, dll.)
3. Debit besar/banjir untuk menentukan nilai debit banjir pada
perencanaan tanggul, bendung, spillway waduk, dll.
Page 15
Survey Hidrologi
Hidrometri
4.00
3.50
Q = 41.772H3.0664
3.00
H = elevasi m.a terbaca di
Q (m3/s)

2.50 AWLR + 0,35 (m)


2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50
H (m)
Rating curve Sungai Walikan di Wonogiri
Page 16
Survey Hidrologi
Hidrometri
Contoh kegunaan hidrometri untuk operasi waduk
1. Menentukan volume tampungan air berdasarkan pembacaan
elevasi muka air waduk
2. Menentukan volume tampungan yang diperlukan untuk
menampung sedimen selama umur manfaat yang diharapkan
berdasarkan hasil pengolahan data angkutan sedimen
3. Menentukan bukaan pintu spillway untuk debit ke hilir tertentu
yang aman berdasarkan monitoring debit aliran sungai yang
masuk ke tampungan waduk (konversi muka air ke debit
menggunakan rating curve)
Page 17
Survey Hidrologi
Hidrometri

Kurva karakteristik tampungan Waduk Jatigede


Page 18
Survey Hidrologi
Pengukuran muka air
• Untuk mengetahui posisi muka air (atau kedalaman aliran) suatu sungai di
lokasi stasiun hidrometri pada waktu tertentu
• Alat pengukur muka air manual, alat pengukur muka air otomatis (AWLR).
• Penetapan elevasi acuan (datum) dan patok BM

Page 19
Survey Hidrologi
Pengukuran kecepatan aliran
• Menggunakan pelampung atau current meter
• Diukur kecepatan rerata setiap posisi kedalaman air
• Pengukuran merawas, dengan katrol di jembatan, cable way, perahu
Pengukuran debit aliran
• Pengukuran secara tidak langsung: ambang dan bendung ambang tipis
• Pengukuran langsung: luas penampang dan kecepatan aliran rerata

Page 20
Survey Hidrologi
Pengukuran debit aliran

Ambang Bendung ambang tipis

Q = c B Hm Q = Kh 5 / 2

Page 21
Survey Hidrologi
Pengukuran muatan sedimen melayang (suspended load)
• SNI 3414:2008 Tata Cara Pengambilan Contoh Muatan Sedimen Melayang
di Sungai Dengan Cara Integrasi Kedalaman Berdasarkan Pembagian
Debit
• Sediment sampler US DH-48 utk kedalaman air pada titik pengambilan ≤ 3
m; US DH-59 utk kedalaman air pada titik pengambilan ≥ 3 m
• botol contoh air tembus pandang, volume min 350 ml, maks. 450 ml
• grafik (waktu durasi) pengambilan

Page 22
Survey Hidrologi
Pengukuran muatan sedimen
melayang (suspended load)

Sediment sampler US DH-48

Page 23
Analisis Ketersediaan Air
Ketersediaan air untuk perancangan PLTA
• Debit aliran sungai tidak konstan, berfluktuasi sesuai musim
• Untuk perancangan PLTA perlu ditetapkan nilai suatu debit aliran
tertentu untuk acuan hitungan potensi pembangkitan listrik yang
diharapkan (recana pengambilan air di intake)
• Debit acuan untuk rencana pengambilan intake: debit andalan
(dependable flow)
• Debit andalan ditetapkan dengan analisis statistik dengan data
debit yang panjang

Page 24
Analisis Ketersediaan Air
Penentuan debit andalan metode FDC
• Debit andalan untuk perancangan PLTA dengan intake tanpa waduk:
tipe base load digunakan Q80 – Q90, tipe peak load digunakan Q40
• Q80 = 10 m3/s makna statistic praktis:
probabilitas kejadian debit aliran di sungai sama atau lebih besar dari 10
m3/s setiap tahunnya rata-rata 80%, sebaliknya kemungkinan debit
aliran lebih rendah dari 10 m3/s adalah 20%
• Debit andalan dihitung dengan metode garis masa debit (flow duration
curve) disingkat FDC

Page 25
Analisis Ketersediaan Air
Penentuan debit andalan metode FDC

• Contoh Q80 Sungai


Cimanuk berdasarkan
data debit tahun 2010
sebesar 69 m3/s
• Data debit harian
diurutkan dari besar ke
kecil
• Prob [Q ≥ Qi] = 100 x
m/365 %, m = nomor urut
data

Page 26
Analisis Ketersediaan Air
Penentuan debit andalan metode FDC
• Jika debit harian tidak
tersedia atau tidak
cukup, digunakan
model hujan-aliran
untuk perkiraan debit
rerata bulanan
• Contoh debit andalan
inflow Waduk Jatigede
menggunakan data
debit bulanan 1999 -
2013

Page 27
Analisis Ketersediaan Air
Model hujan-aliran metode MOCK
• Runoff di sungai: jumlah surface runoff dan sub surface flow sebagai
direct runoff (DRO) dan aliran dasar atau base flow (BF)
• Perlu data curah hujan, evaporatranspirasi dan karakteristik hidrologi
DAS
• Parameter kalibrasi: koefisien infiltrasi musim basah (WIC) dan musim
kemarau (DIC), initial soil moisture (ISM), soil moisture capacity (SMC),
initial groundwater storage (IGWS) dan konstanta resesi aliran air tanah
(K)
• Prosedur kalibrasi: manual atau dengan bantuan program SOLVER di
Ms. Office Excel

Page 28
Analisis Ketersediaan Air
Model hujan-aliran metode MOCK

ER = P - AET
Persamaan utama
ER = P − AET
SMC
WS DRO = I - WS WS = ER − SM
GWS = k * IGWS + 1 (1 + k )I
SM
I = ki . WS
ISM
2
S = GWS − IGWS
DRO = WS − I
GWS
S
IGWS
BF = I - S
BF = I − S
QRO=(DRO + BF).A
QRO = ( DRO + BF ) * A

Skema hitungan model MOCK

Page 29
Analisis Ketersediaan Air
Model hujan-aliran metode MOCK
• Diperlukan data hujan harian dan evapotranspirasi potensial
• Hujan dihitung sebagai hujan rerata DAS
• Untuk kalibrasi diperlukan data debit terukur minimal 1 tahun
• Indikator ketelitian kalibrasi: korelasi debit terukur & terhitung, selisih
volume aliran tahunan
• Untuk simulasi dapat dilakukan sepanjang tahun ketersdiaan data hujan
• Contoh terapan pada DAS Code di Yogyakarta:
o Kalibrasi data tahun 1978
o Simulasi tahun 1979-1980

Page 30
Analisis Ketersediaan Air

Hasil kalibrasi:
Korelasi debit = 0.99
Selisih vol. aliran tahunan = 4.496%

Parameter DAS hasil kalibrasi digunakan


DAS Code untuk simulasi data tahun yang lain yang
tidak ada data debit terukur
Page 31
Analisis Ketersediaan Air
Model hujan-aliran metode NRECA
• Runoff (limpasan) = hujan – evapotranspirasi – perubahan tampungan
air
• Unsur-unsur proses hidrologi:
o curah hujan bulanan rerata DAS (P)
o evapotranspirasi potensial (PET) & evapotranspirasi nyata (AET)
o tampungan kelengasan awal atau initial soil moisture (Wo)
o soil moisture storage (Wi)
o parameter karakteristik tanah permukaan (P1)
o tampungan air tanah
• Perlu bantuan grafik AET storage ratio & excess moisture ratio

Page 32
Analisis Ketersediaan Air
Model hujan-aliran metode NRECA

Skema model NRECA

Page 33
Analisis Ketersediaan Air
Model hujan-aliran metode NRECA

Grafik AET storage ratio Grafik excess moisture ratio

Page 34
Simulasi Operasi Waduk PLTA
Prinsip dasar pemanfaatan waduk untuk PLTA
• PLTA tipe pembangkit listrik bersifat terbarukan (renewable) dan
bersih terhadap lingkungan
• PLTA memiliki respon pembangkitan cepat, sesuai untuk suplai
listrik beban puncak atau saat terjadi gangguan di jaringan
• Proses konversi energi pada PLTA: energi potensial - energi
kinetik aliran air di penstock - energi mekanik saat sudu turbin
berputar- energi listrik di generator
• Daya pembangkitan tergantung: head (h), debit di penstock (Q) &
efisiensi total pembangkitan (α)
• P = α 9.81 h Q kW

Page 35
Simulasi Operasi Waduk PLTA
Prinsip dasar pemanfaatan waduk untuk PLTA

Penampang bendungan PLTA

Skema PLTA
Page 36
Simulasi Operasi Waduk PLTA
Model simulasi operasi waduk PLTA
• Digunakan untuk hitungan pengaturan debit release termasuk debit
untuk pembangkitan listrik pada waduk PLTA
• Faktor tetap dan faktor dinamis sebagai variable yang harus dicari
nilai/kondisi optimalnya agar menghasilkan kinerja yang maksimal.
• Faktor dinamis tidak dapat diatur/dikendalikan adalah debit inflow
pada kondisi aliran normal maupun ekstrim kecil (musim kemarau)
maupun ekstrim besar (musim penghujan)
• Faktor dinamis utama debit release untuk pembangkitan yang harus
diatur dengan memperhitungkan kondisi tampungan air waduk, debit
inflow dan target debit pembangkitan sesuai dengan kebutuhan listrik
yang ditetapkan

Page 37
Simulasi Operasi Waduk PLTA
Prinsip dasar hitungan simulasi: neraca air waduk

St+1= St + VQIt – VEt – Splt – VQOt

St+1 = volume tampungan akhir


St = volume tampungan awal
VQIt = volume inflow periode t
VQOt = volume outflow periode
VEt = volume evaporasi periode t
VSplt = volume spill periode t
Skema neraca air waduk

Page 38
Simulasi Operasi Waduk PLTA
Prinsip dasar hitungan simulasi: neraca air waduk

• Hitungan simulasi
operasi waduk
memerlukan data
kurva dan persamaan
karaktersitik waduk
• Hubungan antara
elevasi (El) dengan
luas genangan (A)
dan volume
tampungan (S)

Karakteristik tampungan
Waduk Jatigede
Page 39
Simulasi Operasi Waduk PLTA
Reliabilitas operasi waduk
• Penetapan release optimal: debit release pembangkitan rerata untuk
setiap satuan periode operasi selama rentang waktu hitungan simulasi
yang dilakukan, misal 10, 15 atau 20 tahun
• Kriteria optimal untuk mengukur kinerja operasi waduk:
o jumlah pembangkitan energi listrik seluruh periode hitungan simulasi
dan energi listrik rerata tahunan
o pembangkitan energi listrik minimum untuk satuan periode kajian,
misal energi listrik bulanan
o reliabilitas operasi waduk berdasarkan jumlah kejadian sukses, yaitu
berapa kali satuan periode operasi target pembangkitan dapat
dicapai
• Reliabilitas operasi waduk memberikan gambaran kestabilan capaian
pembangkitan listrik pada PLTA Page 40
Simulasi Operasi Waduk PLTA
Penentuan kapasitas tampungan waduk PLTA
• Pada PLTA dengan kolam tando tahunan (waduk) dan kolam tando
harian (KTH)
• Prinsip neraca air dapat diterapkan untuk menghitung kebutuhan
volume tampungan KTH
• Data yang diperlukan:
o kurva distribusi diagram beban satuan harian
o beban puncak Ppeak
o head neto hn
o efisiensi total α

Page 41
Simulasi Operasi Waduk PLTA
Hitungan kapasitas KTH

Distribusi satuan beban harian Skema PLTA dengan KTT & KTH
Contoh data: 1. Berapakah volume neto KTH
• beban puncak Ppeak = 45000 kW yang diperlukan?
• head neto hn = 20 m 2. Berapa volume air yang terbuang
• efisiensi total α = 88.3% sehari jika Qrt = 160 m3/s?

Page 42
Simulasi Operasi Waduk PLTA
Hitungan kapasitas KTH
1. Dari tabel hitung load factor LF = 1344/24 % = 56%
2. Debit pada beban puncak Qpeak = Ppeak/(α x 9.81 x hn) =
45000/(0.883 x 9.8 x 20) = 260.01 m3/s
3. Debit rerata Qrt = 56% x Qpeak = 0.56 x 260.01 = 145.61 m3/s
4. Jumlah kolom 4 = jumlah kolom 5 = kapasitas KTH = 800.84
m3/s.jam
5. Dengan prinsip hitungan yang sama dapat dihitung volume air yang
terbuang setiap hari jika Qrt diperbesar menjadi 160 m3/s adalah
sebanyak 451.8 m3/s.jam

Page 43
Simulasi Operasi Waduk PLTA
Model simulasi operasi waduk PLTA single purpose
• Prosedur coba ulang nilai kapasitas tampung waduk
• Indikator kinerja: reliabilitas pembangkitan listrik
• Data yang diperlukan:
o debit inflow
o laju evaporasi
Contoh
o karakteristik tampungan waduk hitungan
o batas-batas operasional: MOL
o elevasi muka air wadukdi tail race (TWL)
o efisiensi total pembangkitan

Page 44
Simulasi Operasi Waduk PLTA
Model simulasi operasi waduk PLTA multi purpose
• Digunakan contoh data PLTA Waduk Jatigede di Sungai Cimanuk
• Dihitung untuk kondisi pembangkitan base load dan peak load
• Data yang digunakan:
o kapasitas tampungan waduk FSL
o Minimum operation storage
o dan daya terpasang 2 x 55 MW
o kapasitas turbin 75 m3/s
o debit inflow waduk 4 tahun 2010 - 2013
o debit tengah bulanan kebutuhan air irigasi di DI Rentang
o kebutuhan air baku 3.50 m3/s
o karakteristik tampungan waduk
o efisiensi total pembangkitan
Page 45
Simulasi Operasi Waduk PLTA
Model simulasi operasi waduk PLTA multi purpose

Lay out PLTA Jatigede


Page 46
Simulasi Operasi Waduk PLTA

Model simulasi operasi waduk PLTA multi purpose

• Hasil hitungan simulasi untuk operasi PLTA base load, relliabilitas


operasi tidak dapat maksimal hanya 86.46%
• Jumlah pembangkitan energi listrik rerata tahunan 832.07 GWH
• Untuk operasi peak load dengan beban puncak 6 jam per hari
reliailitas operasi PLTA dapat mencapai 100%
• Dari hasil coba ulang durasi operasi dalam jam per hari untuk
mencapai reliabilitas operasi PLTA 100% secara teoritis dapat
ditingkatkan sampai dengan 14 jam

Page 47
Page 48

Anda mungkin juga menyukai