Laporan Akhir (Final Report) Pengendali Banjir Sungai Ciasem di Kab.Subang (Paket 38)
BAB-4
SURVEY DAN ANALISIS DATA HIDROLOGI
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, lingkup kegiatan pekerjaan “Detail Desain
Rehabilitasi Prasarana Pengendali Banjir Sungai Ciasem di Kab.Subang (Paket 38)”
untuk pekerjaan Hidrologi terdiri dari :
Data yang diperlukan untuk analisis debit banjir adalah sebagai berikut :
a) Data Hujan
b) Data Debit
c) Peta Rupa Bumi
d) Informasi banjir
Data data tersebut diperoleh dari berbagai macam sumber, yaitu :
a). BMG di Bandung
b). Balai Besar Citarum Provinsi Jawa Barat
c). Pusat Penelitian Sumber Daya Air di Bandung
d). Divisi III Perum Jasa Tirta II di Subang
e). Lokasi Pos hujan dan pos duga muka air.
Data hujan untuk keperluan analisis diambil dari Pos yang berada di dalam DAS Ciasem
dan disekitarnya.
1 Curug Agung
2 Dangdeur X
3 Pagaden X X X X X
4 Ciasem X X
5 Cipeundeuy X X X X
6 Tanjung X X X X X X X X
7 Rancabango X X X X
8 Karangtoman X X X X
9 Jatiroke X X X X
10 Ciseuti
11 Ponggang
Pos hujan yang ada di lokasi pekerjaan diantaranya sebagaimana dapat dilihat pada
Gambar 4-1, berikut.
PT.DEKA PENTRA 4- 2
Detail Desain Rehabilitasi Prasarana
Laporan Akhir (Final Report)i Pengendali Banjir Sungai Ciasem di Kab.Subang (Paket 38)
Data-data hujan yang terkumpul selengkapnya dimuat pada Laporan Hidrologi (Bagian
Lampiran Data Hujan).
Data debit dapat diperoleh dari lokasi yang mempunyai pos duga air. Di bagian hilir
jembatan Ciasem jalan raya Pantura terdapat pos duga air (Gambar 4-2).
Data Tersebut didapat dari Balai PSDA Wilayah Sungai Citarum dengan nama Lokasi
Sungai Ciasem Stasiun Pelabuhan mulai dari bulan Juni tahun 2006.
Gambar 4-2. Pos Duga Air di bagian Hilir Jembatan Sungai Ciasem
(Ciasem Pelabuhan)
Data debit yang ada di Pos duga air tersebut berupa tinggi muka air, disini tidak
dilakukan analisis debit disebabkan adanya pengaruh pasang surut air laut. Disamping
data tersebut juga ada data Debit yang tercatat di Bendung Cijengkol selama 12 tahun
yaitu mulai tahun 1995 samai tahun 2006.
Data-data hasil pengamatan pos duga air dan data debit yang terkumpul disajikan pada
Laporan Hidrologi.
PT.DEKA PENTRA 4- 3
Detail Desain Rehabilitasi Prasarana
Laporan Akhir (Final Report)i Pengendali Banjir Sungai Ciasem di Kab.Subang (Paket 38)
Peta yang digunakan adalah peta rupa bumi terbitan Bakosurtanal skala 1:25.000.
Lembar peta Rupa Bumi Daerah Aliran Sungai Ciasem yang berhulu di gunung
Tangkuban Perahu dan bermuara di Laut Jawa adalah sebagai berikut :
1. Lembar 1209-632 : Tanah Timbul
2. Lembar 1209-514 : Ciasem
3. Lembar 1209-513 : Jatisari
4. Lembar 1209-623 : Pamanukan
5. Lembar 1209-511 : Pabuaran
6. Lembar 1209-512 : Purwodadi
7. Lembar 1209-521 : Pagaden
8. Lembar 1209-522 : Cikampek
9. Lembar 1209-244 : Purwakarta
10. Lembar 1209-333 : Cipeundeuy
11. Lembar 1209-334 : Kalijati
12. Lembar 1209-342 : Subang
13. Lembar 1209-331 : Wanayasa
14. Lembar 1209-332 : Jalan Cagak
15. Lembar 1209-314 : Lembang
16. Lembar 1209-313 : Cimahi
Peta rupa bumi tersebut berguna untuk menentukan Luas Daerah Aliran Sungai Ciasem
dan karakteristiknya.
Informasi banjir yang pernah terjadi di Daerah Aliran Sungai Ciasem didasarkan atas
berbagai macam sumber, yiatu :
1. Tanda tanda banjir yang ada di lokasi pekerjaan
2. Informasi dari masyarakat
3. Media (intenet dan surat kabar)
4. Instansi Pemerintah.
PT.DEKA PENTRA 4- 4
Detail Desain Rehabilitasi Prasarana
Laporan Akhir (Final Report)i Pengendali Banjir Sungai Ciasem di Kab.Subang (Paket 38)
Uji konsistensi data bertujuan untuk mengetahui kesalahan data atau penyimpangan
data. Adanya ketidak konsistenan data disebabkan oleh :
- Adanya gangguan di sekitar lokasi penakar hujan misalnya adanya pohon dan
gedung tinggi yang menghalangi
- Perubahan system pencatatan dan penakaran
- Perubahan letak stasiun
Metode yang digunakan untuk melakukan uji konsistensi data adalah kurva massa
ganda (Double Mass Curve) dimana digambarkan ploting kumulatif data curah hujan dari
penakar hujan yang satu dengan kumulatif data curah hujan dari penakar hujan lainnya.
Hubungan kedua seri data kumulatif curah hujan tadi dapat berupa garis lurus atau garis
lengkung. Dari hubungan tadi dapat dianalisa data curah hujan yang mengalami
penyimpangan atau kerusakan seperti terlihat hubungannya pada Gambar 4-3.
PT.DEKA PENTRA 4- 5
Detail Desain Rehabilitasi Prasarana
Laporan Akhir (Final Report)i Pengendali Banjir Sungai Ciasem di Kab.Subang (Paket 38)
50000 35000
2
R =1 30000 y = 0.6203x - 790.33
40000
25000 2
R = 0.9935
30000 Series1 20000 Series1
20000 Linear (Series1) 15000 Linear (Series1)
10000
10000
5000
0 0
0 20000 40000 60000 0 20000 40000 60000
Pos hujan Ciseuti Pos hujan Ciseuti
30000 14000
2000 1000
0 0
0 5000 10000 15000 0 10000 20000 30000
Pos hujan Dangdeur Pos hujan Dangdeur
10000 7000
Pos hujan Karangtoman
y = 1.0255x + 277.09
Pos hujan Ciasem
10000 1400
y = 0.5115x - 64.646
Pos hujan Jatiroke
PT.DEKA PENTRA 4- 6
Detail Desain Rehabilitasi Prasarana
Laporan Akhir (Final Report)i Pengendali Banjir Sungai Ciasem di Kab.Subang (Paket 38)
Data hasil pengukuran yang berhasil dikumpulkan tersebut di atas terdapat data yang
tidak lengkap, dimana dalam daftar data yang tersusun kosong (hilang atau tidak ada).
Hal tersebut diatas dapat terjadi disebabkan tidak tercatatnya data hujan oleh petugas,
karena alat penakarnya rusak, kelupaan mencatat dan lain-lain.
Untuk melengkapi data yang hilang perlu dilakukan perkiraan berdasarkan data hujan
dari pos hujan lainnya yang berdekatan dan berpengaruh terhadap daerah. Pos curah
hujan sebaiknya sebagai pengisi diusahakan agar sifat regional hujan dari pos hujan
pengisi tidak menyimpang jauh dari sifat regional hujan dari pos yang diisi.
Salah satu metode pengisian data hujan yang hilang (kosong) adalah Metode Rasio
Normal. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1 n R
r ri x Dimana :
x n 1 R
i
rx = Curah hujan yang diisi.
Rx = Curah hujan rata-rata setahun ditempat pengamatan yang datanya harus dilengkapi.
Ri = Curah hujan rata-rata setahun di pos hujan pembandingnya.
ri = Curah hujan dipos hujan pembandingnya.
n = Banyaknya pos hujan pembanding.
Sebelum dilakukan pengisian data curah hujan dilakukan terlebih dahulu uji konsistensi
data. Metode yang digunakan untuk melakukan uji konsistensi data adalah "Double
mass curve" (lengkung massa ganda). Dimana ploting komulatif data curah hujan dari
stasiun penakar hujan dengan kumulatif data stasiun penakar hujan lainnya sehingga
didapatkan data hubungan yang berupa garis lurus.
Pengisian data hujan dimulai dari data tahunan setelah dilakukan uji konsistensi data,
kemudian data bulanan baru kemudian data harian.
Data curah hujan bulanan dari Pos Hujan yang berada di wilayah studi dan Hujan
maksimum masing-masing pos hujan dapat dilihat pada Laporan Hidrologi.
Curah hujan dari pengukuran pos hujan diatas merupakan curah hujan titik dititik
tertentu, apabila dalam suatu daerah pengaliran sungai yang ditinjau dipengaruhi oleh
beberapa hujan dari lokasi pos hujan diperlukan curah hujan rata-rata. Metode yang
digunakan salah satunya adalah dengan metode poligon Thiesen.
PT.DEKA PENTRA 4- 7
Detail Desain Rehabilitasi Prasarana
Laporan Akhir (Final Report)i Pengendali Banjir Sungai Ciasem di Kab.Subang (Paket 38)
Persamaan yang digunakan untuk menghitung curah hujan rata-rata adalah sebagai
berikut :
n
d pi.di
1
Ai
pi Dimana :
A
A = Luas total daerah yang ditinjau
Ai = Luas pengaruh pos hujan masing-masing
pi = Prosentase luas
d = tinggi curah hujan rata-rata
di = tinggi hujan dimasing-masing pos hujan
Pengaruh pos hujan dengan metode Poligon Thiesen dapat dilihat pada Gambar 4-4.
Berdasarkan gambar tersebut maka terdapat pos hujan yang berpengaruh 100 %
terhadap suatu DAS, dan ada beberapa DAS Cijengkol dan DAS Ciasem dipengaruhi
oleh beberapa pos hujan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.2-2.
PT.DEKA PENTRA 4- 8
Detail Desain Rehabilitasi Prasarana
Konsep Laporan Akhir (Drfat Final Report) Pengendali Banjir Sungai Ciasem di Kab.Subang (Paket 38)
P os H ujan
Cikal ong
DAS CIASEM =
P os H ujan
P aman ukan
Pos Hujan
Jatiroke
Pos Hujan
Ciasem/Cijengkol Pos Hujan
Karangtomang
P os H ujan
Jati sari
Pos Hujan
Tanjung P os H ujan
Cibe res
Pos Hujan
Rancabango
P os H ujan
Baru gbug
SUB DAS
CIJENGKOL =
214 KM2 Pos Hujan
Pagaden
SUB DAS
CIASEM =
P os H ujan
Cipe und euy 469,13 KM2
Pos Hujan
Dangdeur
P os H ujan
S ubang
Pos Hujan
Curug
Agung
Pos Hujan
Ponggang/Cijengkol
Pos Hujan
Ciseuti
Gambar 4-4. Pengaruh Pos Hujan Terhadap Daerah Aliran Sungai yang ditinjau dengan Metode Thiesen
Tabel 4-2. Curah Hujan Rata-rata Maksimum Dengan Metode Thiesen (mm)
Pos Hujan Ciasem Tanjung Rancabango Cipeundeuy Dangdeur Curug Agung Curah Hujan
NO. TAHUN 0.0892 0.2643 0.1195 0.5027 0.0200 0.0042 Max rencana
1 1996 7 8 9 35 2 0 61
2 1997 5 15 6 40 4 0 70
3 1998 4 25 6 39 2 0 77
4 1999 5 6 7 40 1 1 60
5 2000 8 10 9 44 2 0 73
6 2001 6 8 7 66 2 1 90
7 2002 3 5 7 102 1 1 119
8 2003 3 3 5 52 2 0 64
9 2004 7 9 6 150 2 0 176
10 2005 5 7 5 232 2 1 250
11 2006 9 12 10 31 5 1 67
Pos Hujan Ciasem Jatiroke Rancabango Karangtoman Dangdeur Curug Agung Pagaden Ciseuti Ponggang Cipeunduy Curah Hujan
NO. TAHUN 0.0199 0.0178 0.1809 0.1098 0.2149 0.2020 0.0406 0.0673 0.1360 0.0107 Max rencana
1 1996 2 1 14 6 24 19 7 7 14 1 94
2 1997 1 1 9 5 41 14 4 7 15 1 98
3 1998 1 2 9 6 20 23 4 9 18 1 93
4 1999 1 0 10 6 15 40 4 12 25 1 117
5 2000 2 1 14 8 20 14 5 8 16 1 88
6 2001 1 1 10 6 21 26 3 10 19 1 100
7 2002 1 0 10 4 16 40 3 12 23 2 112
8 2003 1 0 7 6 18 16 3 11 21 1 84
9 2004 2 1 9 7 26 17 2 10 25 3 102
10 2005 1 0 7 6 21 34 3 9 20 5 108
11 2006 2 1 15 10 50 34 4 7 14 1 137
Disamping perhitungan Cs dan Ck, perlu dihitung juga harga Koefisien Varian (Cv)
dan Standard Deviasi (S).
Dari hasil perhitungan uji frekwensi curah hujan, tidak ada yang sama dengan yang
tertera dalam bagan alir, untuk itu perhitungan distribusi curah hujan dicoba dengan
beberapa metode.
Tabel 4-3. Tabel Rangkuman Hujan Rancangan Dengan Periode Ulang Tertentu
b. DAS Ciasem
Hujan Rancangan ( mm )
T Normal Log Normal Pearson III Log Pearson III Gumbel
4.4.1. U m u m
Perhitungan debit banjir yang digunakan untuk studi ini berdasarkan metode yang
disebutkan dalam bagan alir pada gambar sebagai berikut :
Data Debit Data hujan panjang dan data Data Debit Data Debit Data Hujan dan Data
> 20 tahun debit (1 ~ 3) tahun (10 ~ 20) tahun (4 ~ 20) tahun Karakteristik DAS
Cara Cara Cara Banjir di Debit Alur Cara Regresi Cara Cara
Empiris Matematis atas ambang Penuh - IOH Empiris Rational
- GAMA 1
Unit - Weduwen
Kalibrasi Hidrograf
Hidrograh - Haspers
Satuan SCS
- Melchior
Data
Banjir Rata-Rata Tahunan (Q)
diperpanjang
Metode yang digunakan adalah metode yang didasarkan pada karakteristik DAS dan
data hujan, dengan kalibrasi data debit yang ada.
Debit banjir di Sungai Cijengkol ditentukan berdasarkan data debit maksimum yang
tercatat di Bendung Cijengkol, yaitu sebagai berikut :
Berdasarkan data tersebut diatas maka, debit banjir rencana di Sungai Cijengkol dapat
dihitung dengan Metode Gumbel sebagai berikut :
No Tahun Xi Xi - X (X - X ) 2
m m m2
2
Xi 1906.32 (X - X ) 21365.74
X 158.86 S 44.07
n 12
T YT Sn Yn K QT
Salah satu Metode empiris yang digunakan untuk perhitungan adalah Unit Hidrograf
Snyder. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Tp = ct ( L.Lc) 0,30
L = Panjang sungai ( km).
Lc = Panjang sungai dari titik berat basin ke outlet ( km).
Tp = Waktu dari titik berat excess rainfall ke peakflow unit Hydrograf.
Ct = Koefisien yang tergantung dari slope basinnya
cp
qp = 275
tp
qp = Debit maksimum unit hidrograf ( 1m3/dt/km2).
Cp = Koefisien yang tergantung dari basin karakteristiknya
tp
Te =
5,50
te>tr t’p = tp + 0,25 (tR – te).
Tp = t’p + 0,50 tR
te < tR Tp = tp + 0,50 tR
te = Lamanya curah hujan efektif
Tp = time rise to peak
tR = lamannya hujan efektif 1 jam
1
Qp = qp xA
1000
Qp = Debit maksimum total (m3/dt).
qp = Debit maksimum unit hidrograf ( 1m3/dt/km2).
A = luas daerah aliran ( km2).
Hasil perhitungan debit banjir metode unit hidrograp Snyder dapat dilihat pada Tabel
berikut.
Q3 = Q1 + Q2
Sungai Ciasem
Debit banjir rencana yang akanj digunakan untuk Desain adalah sebagai berikut :
1. Sungai Cijengkol (Q1) menggunakan debit dari hasil perhitungan data debit.
2. Sungai Ciasem (Q2) menggunakan debit rencana dari hail perhitungan debit yang
analisanyua dari data curah hujan,
3. Sungai Ciasem bagian hilir pertemuan (Q3) adalah debiy Q 1 + Q 2