Anda di halaman 1dari 17

Detail Desain Rehabilitasi Prasarana

Laporan Akhir (Final Report) Pengendali Banjir Sungai Ciasem di Kab.Subang (Paket 38)

BAB-4
SURVEY DAN ANALISIS DATA HIDROLOGI

4.1. LINGKUP PEKERJAAN

Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, lingkup kegiatan pekerjaan “Detail Desain
Rehabilitasi Prasarana Pengendali Banjir Sungai Ciasem di Kab.Subang (Paket 38)”
untuk pekerjaan Hidrologi terdiri dari :

1. Pekerjaan Persiapan (Pengumpulan data dan peta)


Meliputi data hidrologi, meteorologi, peta topografi lokasi pekerjaan skala 1:25.000,
serta data hasil studi terdahulu yang berkaitan dengan pekerjaan ini.
2. Menganalisis data hidrologi
Menganalisis data hidrologi mulai analisis data hujan hingga analisis debit banjir
rencana yang dijadikan dasar untuk merencanakan rehabilitasi bangunan
pengendali banjir.

4.2. DATA HIDROLOGI

4.2.1. Sumber Data

Data yang diperlukan untuk analisis debit banjir adalah sebagai berikut :
a) Data Hujan
b) Data Debit
c) Peta Rupa Bumi
d) Informasi banjir
Data data tersebut diperoleh dari berbagai macam sumber, yaitu :
a). BMG di Bandung
b). Balai Besar Citarum Provinsi Jawa Barat
c). Pusat Penelitian Sumber Daya Air di Bandung
d). Divisi III Perum Jasa Tirta II di Subang
e). Lokasi Pos hujan dan pos duga muka air.

4.2.2. Data Hujan

Data hujan untuk keperluan analisis diambil dari Pos yang berada di dalam DAS Ciasem
dan disekitarnya.

PT.DEKA PENTRA 4-1


Detail Desain Rehabilitasi Prasarana
Laporan Akhir (Final Report)i Pengendali Banjir Sungai Ciasem di Kab.Subang (Paket 38)

Pos hujan dan ketersediaan datanya adalah sebagai berikut :

Tabel 4-1. Ketersediaan Data

No Pos Hujan Tahun


1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006

1 Curug Agung
2 Dangdeur X
3 Pagaden X X X X X
4 Ciasem X X
5 Cipeundeuy X X X X
6 Tanjung X X X X X X X X
7 Rancabango X X X X
8 Karangtoman X X X X
9 Jatiroke X X X X
10 Ciseuti
11 Ponggang

Keterangan : X : data rusak atau tidak ada

Pos hujan yang ada di lokasi pekerjaan diantaranya sebagaimana dapat dilihat pada
Gambar 4-1, berikut.

Pos Hujan Ponggang Pos Hujan Ciseuti

Pos Hujan Ciasem Pos Hujan Dangdeur

Gambar 4-1. Pos Hujan di Daerah Aliran Sungai Ciasem

PT.DEKA PENTRA 4- 2
Detail Desain Rehabilitasi Prasarana
Laporan Akhir (Final Report)i Pengendali Banjir Sungai Ciasem di Kab.Subang (Paket 38)

Data-data hujan yang terkumpul selengkapnya dimuat pada Laporan Hidrologi (Bagian
Lampiran Data Hujan).

4.2.3. Data Debit

Data debit dapat diperoleh dari lokasi yang mempunyai pos duga air. Di bagian hilir
jembatan Ciasem jalan raya Pantura terdapat pos duga air (Gambar 4-2).

Data Tersebut didapat dari Balai PSDA Wilayah Sungai Citarum dengan nama Lokasi
Sungai Ciasem Stasiun Pelabuhan mulai dari bulan Juni tahun 2006.

Gambar 4-2. Pos Duga Air di bagian Hilir Jembatan Sungai Ciasem
(Ciasem Pelabuhan)

Data debit yang ada di Pos duga air tersebut berupa tinggi muka air, disini tidak
dilakukan analisis debit disebabkan adanya pengaruh pasang surut air laut. Disamping
data tersebut juga ada data Debit yang tercatat di Bendung Cijengkol selama 12 tahun
yaitu mulai tahun 1995 samai tahun 2006.

Data-data hasil pengamatan pos duga air dan data debit yang terkumpul disajikan pada
Laporan Hidrologi.

PT.DEKA PENTRA 4- 3
Detail Desain Rehabilitasi Prasarana
Laporan Akhir (Final Report)i Pengendali Banjir Sungai Ciasem di Kab.Subang (Paket 38)

4.2.4. Peta Rupa Bumi

Peta yang digunakan adalah peta rupa bumi terbitan Bakosurtanal skala 1:25.000.
Lembar peta Rupa Bumi Daerah Aliran Sungai Ciasem yang berhulu di gunung
Tangkuban Perahu dan bermuara di Laut Jawa adalah sebagai berikut :
1. Lembar 1209-632 : Tanah Timbul
2. Lembar 1209-514 : Ciasem
3. Lembar 1209-513 : Jatisari
4. Lembar 1209-623 : Pamanukan
5. Lembar 1209-511 : Pabuaran
6. Lembar 1209-512 : Purwodadi
7. Lembar 1209-521 : Pagaden
8. Lembar 1209-522 : Cikampek
9. Lembar 1209-244 : Purwakarta
10. Lembar 1209-333 : Cipeundeuy
11. Lembar 1209-334 : Kalijati
12. Lembar 1209-342 : Subang
13. Lembar 1209-331 : Wanayasa
14. Lembar 1209-332 : Jalan Cagak
15. Lembar 1209-314 : Lembang
16. Lembar 1209-313 : Cimahi

Peta rupa bumi tersebut berguna untuk menentukan Luas Daerah Aliran Sungai Ciasem
dan karakteristiknya.

4.2.5. Informasi Banjir

Informasi banjir yang pernah terjadi di Daerah Aliran Sungai Ciasem didasarkan atas
berbagai macam sumber, yiatu :
1. Tanda tanda banjir yang ada di lokasi pekerjaan
2. Informasi dari masyarakat
3. Media (intenet dan surat kabar)
4. Instansi Pemerintah.

PT.DEKA PENTRA 4- 4
Detail Desain Rehabilitasi Prasarana
Laporan Akhir (Final Report)i Pengendali Banjir Sungai Ciasem di Kab.Subang (Paket 38)

4.3. ANALISIS CURAH HUJAN

4.3.1. Uji Konsistensi Data

Uji konsistensi data bertujuan untuk mengetahui kesalahan data atau penyimpangan
data. Adanya ketidak konsistenan data disebabkan oleh :
- Adanya gangguan di sekitar lokasi penakar hujan misalnya adanya pohon dan
gedung tinggi yang menghalangi
- Perubahan system pencatatan dan penakaran
- Perubahan letak stasiun

Metode yang digunakan untuk melakukan uji konsistensi data adalah kurva massa
ganda (Double Mass Curve) dimana digambarkan ploting kumulatif data curah hujan dari
penakar hujan yang satu dengan kumulatif data curah hujan dari penakar hujan lainnya.

Hubungan kedua seri data kumulatif curah hujan tadi dapat berupa garis lurus atau garis
lengkung. Dari hubungan tadi dapat dianalisa data curah hujan yang mengalami
penyimpangan atau kerusakan seperti terlihat hubungannya pada Gambar 4-3.

PT.DEKA PENTRA 4- 5
Detail Desain Rehabilitasi Prasarana
Laporan Akhir (Final Report)i Pengendali Banjir Sungai Ciasem di Kab.Subang (Paket 38)

Double Masscurve Double Masscurve

50000 35000

Pos hujan Curug Agung


y = 1.001x - 98.158
Pos hujan Ponggang

2
R =1 30000 y = 0.6203x - 790.33
40000
25000 2
R = 0.9935
30000 Series1 20000 Series1
20000 Linear (Series1) 15000 Linear (Series1)
10000
10000
5000
0 0
0 20000 40000 60000 0 20000 40000 60000
Pos hujan Ciseuti Pos hujan Ciseuti

Double Masscurve Double Masscurve

30000 14000

Pos hujan Cipeundeuy


y = 1.0239x + 1593
Pos hujan Dangdeur

25000 2 12000 y = 0.7431x + 1017.5


R = 0.9932 2
10000 R = 0.9864
20000
Series1 8000 Series1
15000
Linear (Series1) 6000 Linear (Series1)
10000
4000
5000 2000
0 0
0 10000 20000 30000 0 5000 10000 15000 20000
Pos hujan Curug Agung Pos hujan Curug Agung

Double Masscurve Double Masscurve

14000 6000 y = 0.3029x - 276.76


Pos hujan Rancabango
Pos hujan Pagaden

12000 y = 0.8324x + 58.81 5000


2
R = 0.9972
2
10000 R = 0.9987
4000
8000 Series1 Series1
3000
6000 Linear (Series1) Linear (Series1)
4000 2000

2000 1000
0 0
0 5000 10000 15000 0 10000 20000 30000
Pos hujan Dangdeur Pos hujan Dangdeur

Double Masscurve Double Masscurve

10000 7000
Pos hujan Karangtoman

y = 1.0255x + 277.09
Pos hujan Ciasem

y = 1.0137x + 349.03 6000


8000 2
2
R = 0.9877
R = 0.997 5000
6000 Series1 4000 Series1
4000 Linear (Series1) 3000 Linear (Series1)
2000
2000
1000
0 0
0 2000 4000 6000 8000 0 2000 4000 6000
Pos hujan Rancabango Pos hujan Rancabango

Double Masscurve Double Masscurve

10000 1400
y = 0.5115x - 64.646
Pos hujan Jatiroke

Pos hujan Tanjung

y = 1.3169x + 268.64 1200 2


8000 2 R = 0.8019
R = 0.9849 1000
6000 Series1 800 Series1
4000 Linear (Series1) 600 Linear (Series1)
400
2000
200
0 0
0 2000 4000 6000 8000 0 1000 2000 3000
Pos hujan Rancabango Pos hujan Ciasem

Gambar 4-3. Grafik Double Mass Curve

PT.DEKA PENTRA 4- 6
Detail Desain Rehabilitasi Prasarana
Laporan Akhir (Final Report)i Pengendali Banjir Sungai Ciasem di Kab.Subang (Paket 38)

4.3.2. Pengisisn Data Hujan yang Hilang

Data hasil pengukuran yang berhasil dikumpulkan tersebut di atas terdapat data yang
tidak lengkap, dimana dalam daftar data yang tersusun kosong (hilang atau tidak ada).
Hal tersebut diatas dapat terjadi disebabkan tidak tercatatnya data hujan oleh petugas,
karena alat penakarnya rusak, kelupaan mencatat dan lain-lain.

Untuk melengkapi data yang hilang perlu dilakukan perkiraan berdasarkan data hujan
dari pos hujan lainnya yang berdekatan dan berpengaruh terhadap daerah. Pos curah
hujan sebaiknya sebagai pengisi diusahakan agar sifat regional hujan dari pos hujan
pengisi tidak menyimpang jauh dari sifat regional hujan dari pos yang diisi.

Salah satu metode pengisian data hujan yang hilang (kosong) adalah Metode Rasio
Normal. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :

1 n R
r   ri x Dimana :
x n 1 R
i
rx = Curah hujan yang diisi.
Rx = Curah hujan rata-rata setahun ditempat pengamatan yang datanya harus dilengkapi.
Ri = Curah hujan rata-rata setahun di pos hujan pembandingnya.
ri = Curah hujan dipos hujan pembandingnya.
n = Banyaknya pos hujan pembanding.

Sebelum dilakukan pengisian data curah hujan dilakukan terlebih dahulu uji konsistensi
data. Metode yang digunakan untuk melakukan uji konsistensi data adalah "Double
mass curve" (lengkung massa ganda). Dimana ploting komulatif data curah hujan dari
stasiun penakar hujan dengan kumulatif data stasiun penakar hujan lainnya sehingga
didapatkan data hubungan yang berupa garis lurus.

Pengisian data hujan dimulai dari data tahunan setelah dilakukan uji konsistensi data,
kemudian data bulanan baru kemudian data harian.

Data curah hujan bulanan dari Pos Hujan yang berada di wilayah studi dan Hujan
maksimum masing-masing pos hujan dapat dilihat pada Laporan Hidrologi.

4.3.3. Curah Hujan Rata-rata Maksimum

Curah hujan dari pengukuran pos hujan diatas merupakan curah hujan titik dititik
tertentu, apabila dalam suatu daerah pengaliran sungai yang ditinjau dipengaruhi oleh
beberapa hujan dari lokasi pos hujan diperlukan curah hujan rata-rata. Metode yang
digunakan salah satunya adalah dengan metode poligon Thiesen.

PT.DEKA PENTRA 4- 7
Detail Desain Rehabilitasi Prasarana
Laporan Akhir (Final Report)i Pengendali Banjir Sungai Ciasem di Kab.Subang (Paket 38)

Persamaan yang digunakan untuk menghitung curah hujan rata-rata adalah sebagai
berikut :
n
d   pi.di
1

Ai
pi  Dimana :
A
A = Luas total daerah yang ditinjau
Ai = Luas pengaruh pos hujan masing-masing
pi = Prosentase luas
d = tinggi curah hujan rata-rata
di = tinggi hujan dimasing-masing pos hujan

Pengaruh pos hujan dengan metode Poligon Thiesen dapat dilihat pada Gambar 4-4.
Berdasarkan gambar tersebut maka terdapat pos hujan yang berpengaruh 100 %
terhadap suatu DAS, dan ada beberapa DAS Cijengkol dan DAS Ciasem dipengaruhi
oleh beberapa pos hujan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.2-2.

PT.DEKA PENTRA 4- 8
Detail Desain Rehabilitasi Prasarana
Konsep Laporan Akhir (Drfat Final Report) Pengendali Banjir Sungai Ciasem di Kab.Subang (Paket 38)

P os H ujan
Cikal ong

DAS CIASEM =
P os H ujan
P aman ukan

697,15 KM2 P os H ujan


Wana sari

Pos Hujan
Jatiroke

Pos Hujan
Ciasem/Cijengkol Pos Hujan
Karangtomang

P os H ujan
Jati sari

Pos Hujan
Tanjung P os H ujan
Cibe res
Pos Hujan
Rancabango

P os H ujan
Baru gbug

SUB DAS
CIJENGKOL =
214 KM2 Pos Hujan
Pagaden

SUB DAS
CIASEM =
P os H ujan
Cipe und euy 469,13 KM2

Pos Hujan
Dangdeur

P os H ujan
S ubang

Pos Hujan
Curug
Agung

Pos Hujan
Ponggang/Cijengkol

Pos Hujan
Ciseuti

Gambar 4-4. Pengaruh Pos Hujan Terhadap Daerah Aliran Sungai yang ditinjau dengan Metode Thiesen

PT.DEKA PENTRA 4-9


Detail Desain Rehabilitasi Prasarana
Laporan Hidrologi Pengendali Banjir Sungai Ciasem di Kab.Subang (Paket 38)

Tabel 4-2. Curah Hujan Rata-rata Maksimum Dengan Metode Thiesen (mm)

Pos Hujan Ciasem Tanjung Rancabango Cipeundeuy Dangdeur Curug Agung Curah Hujan
NO. TAHUN 0.0892 0.2643 0.1195 0.5027 0.0200 0.0042 Max rencana
1 1996 7 8 9 35 2 0 61
2 1997 5 15 6 40 4 0 70
3 1998 4 25 6 39 2 0 77
4 1999 5 6 7 40 1 1 60
5 2000 8 10 9 44 2 0 73
6 2001 6 8 7 66 2 1 90
7 2002 3 5 7 102 1 1 119
8 2003 3 3 5 52 2 0 64
9 2004 7 9 6 150 2 0 176
10 2005 5 7 5 232 2 1 250
11 2006 9 12 10 31 5 1 67

Pos Hujan Ciasem Jatiroke Rancabango Karangtoman Dangdeur Curug Agung Pagaden Ciseuti Ponggang Cipeunduy Curah Hujan
NO. TAHUN 0.0199 0.0178 0.1809 0.1098 0.2149 0.2020 0.0406 0.0673 0.1360 0.0107 Max rencana
1 1996 2 1 14 6 24 19 7 7 14 1 94
2 1997 1 1 9 5 41 14 4 7 15 1 98
3 1998 1 2 9 6 20 23 4 9 18 1 93
4 1999 1 0 10 6 15 40 4 12 25 1 117
5 2000 2 1 14 8 20 14 5 8 16 1 88
6 2001 1 1 10 6 21 26 3 10 19 1 100
7 2002 1 0 10 4 16 40 3 12 23 2 112
8 2003 1 0 7 6 18 16 3 11 21 1 84
9 2004 2 1 9 7 26 17 2 10 25 3 102
10 2005 1 0 7 6 21 34 3 9 20 5 108
11 2006 2 1 15 10 50 34 4 7 14 1 137

PT.DEKA PENTRA 4-10


Detail Desain Rehabilitasi Prasarana
Laporan Antara (Interim Report) Pengendali Banjir Sungai Ciasem di Kab.Subang (Paket 38)

4.3.4. Uji Distribusi Curah Hujan

Uji distribusi curah hujan meliputi :

1. Uji Abnormalitas Data

Metode yang digunakan untuk menghitung hujan abnormal adalah berdasarkan


metode "Iwai Kadoya". Dimana data diurutkan mulai dari yang terbesar sampai
terkecil.

2. Uji Frekwensi Curah Hujan

Curah hujan rencana (rancangan) merupakan hujan maksimum tahunan dengan


suatu kemungkinan tertentu atau hujan dengan suatu periode ulang tertentu.
Metode yang digunakan tergantung dari harga Cs (Koefisien Skew) dan Ck
(Koefisien Kurtosis).

Disamping perhitungan Cs dan Ck, perlu dihitung juga harga Koefisien Varian (Cv)
dan Standard Deviasi (S).
Dari hasil perhitungan uji frekwensi curah hujan, tidak ada yang sama dengan yang
tertera dalam bagan alir, untuk itu perhitungan distribusi curah hujan dicoba dengan
beberapa metode.

3. Distribusi Curah Hujan

Metode distribusi curah hujan yang digunakan adalah sebagai berikut :


a. Metode Normal
b. Metode Log Normal 2 Parameter
c. Metode Pearson III
d. Metode Log Pearson III

e. Metode Gumbel Tipe I

Perhitungan distribusi curah hujan masing-masing metode disajikan pada Laporan


Hidrologi, dengan hasil dari masing-masing perhitungan adalah :

PT.DEKA PETRA 4-11


Detail Desain Rehabilitasi Prasarana
Laporan Antara (Interim Report) Pengendali Banjir Sungai Ciasem di Kab.Subang (Paket 38)

Tabel 4-3. Tabel Rangkuman Hujan Rancangan Dengan Periode Ulang Tertentu

Tabel Rangkuman Hujan Rancangan Dengan Periode Ulang Tertentu


a. DAS Cijengkol
Hujan Rancangan ( mm )
T Normal Log Normal Pearson III Log Pearson III Gumbel

2 100.78 89.54 81.75 80.42 92.50


5 151.49 132.96 140.95 124.58 163.05
10 178.05 163.55 183.51 167.93 209.76
25 203.89 200.24 239.07 244.23 268.79
50 224.53 234.99 280.68 321.25 312.58
100 241.43 268.09 382.01 420.08 356.05

b. DAS Ciasem
Hujan Rancangan ( mm )
T Normal Log Normal Pearson III Log Pearson III Gumbel

2 102.83 101.89 98.08 100.17 97.99


5 115.47 114.61 112.85 113.76 110.26
10 122.09 121.90 123.46 122.82 118.39
25 128.54 129.46 137.31 134.41 128.66
50 133.68 135.78 147.68 143.06 136.28
100 137.90 141.21 172.95 151.81 143.85

PT.DEKA PENTRA 4-12


Detail Desain Rehabilitasi Prasarana
Laporan Antara (Interim Report) Pengendali Banjir Sungai Ciasem di Kab.Subang (Paket 38)

4.4. ANALISIS DEBIT BANJIR

4.4.1. U m u m

Perhitungan debit banjir yang digunakan untuk studi ini berdasarkan metode yang
disebutkan dalam bagan alir pada gambar sebagai berikut :

Data Debit Data hujan panjang dan data Data Debit Data Debit Data Hujan dan Data
> 20 tahun debit (1 ~ 3) tahun (10 ~ 20) tahun (4 ~ 20) tahun Karakteristik DAS

Cara Cara Cara Banjir di Debit Alur Cara Regresi Cara Cara
Empiris Matematis atas ambang Penuh - IOH Empiris Rational
- GAMA 1

Unit - Weduwen
Kalibrasi Hidrograf
Hidrograh - Haspers
Satuan SCS
- Melchior

Data
Banjir Rata-Rata Tahunan (Q)
diperpanjang

Analisa Frekuensi Probabilitas Analisis Frekuensi Probabilitas


Gumbel, Log Pearson, Log Normal Banjir Regional

Bandingkan dengan cara


perhitungan lainnya

DEBIT BANJIR RENCANA QT

Gambar 4-5. Bagan Alir Perhitungan Debit Banjir Rencana

Metode yang digunakan adalah metode yang didasarkan pada karakteristik DAS dan
data hujan, dengan kalibrasi data debit yang ada.

4.4.2. Debit Banjir Sungai Cijengkol

Debit banjir di Sungai Cijengkol ditentukan berdasarkan data debit maksimum yang
tercatat di Bendung Cijengkol, yaitu sebagai berikut :

PT.DEKA PENTRA 4-13


Detail Desain Rehabilitasi Prasarana
Laporan Antara (Interim Report) Pengendali Banjir Sungai Ciasem di Kab.Subang (Paket 38)

Tabel 4-4. Data Debit Maksimum di Bendung Cijengkol

No Tahun Debit Satuan

1 1995 172.00 m3/dt


2 1996 148.00 m3/dt
3 1997 94.41 m3/dt
4 1998 158.67 m3/dt
5 1999 194.23 m3/dt
6 2000 152.02 m3/dt
7 2001 159.40 m3/dt
8 2002 158.68 m3/dt
9 2003 120.75 m3/dt
10 2004 184.39 m3/dt
11 2005 102.96 m3/dt
12 2006 260.81 m3/dt

Berdasarkan data tersebut diatas maka, debit banjir rencana di Sungai Cijengkol dapat
dihitung dengan Metode Gumbel sebagai berikut :

Tabel 4-5. Perhitungan Debit Banjir Rencana di Sungai Cijengkol

No Tahun Xi Xi - X (X - X ) 2
m m m2

1 1995 172.00 13.14 172.66


2 1996 148.00 -10.86 117.94
3 1997 94.41 -64.45 4154.20
4 1998 158.67 -0.19 0.03
5 1999 194.23 35.37 1251.03
6 2000 152.02 -6.84 46.79
7 2001 159.40 0.54 0.29
8 2002 158.68 -0.18 0.03
9 2003 120.75 -38.11 1452.38
10 2004 184.39 25.53 651.78
11 2005 102.96 -55.90 3124.82
12 2006 260.81 101.95 10393.79

2
 Xi 1906.32  (X - X ) 21365.74
X 158.86 S 44.07
n 12

T YT Sn Yn K QT

2 0.3665 0.9676 0.5053 -0.14 152.54


5 1.4999 0.9676 0.5053 1.03 204.16
10 2.2502 0.9676 0.5053 1.80 238.34
25 3.1985 0.9676 0.5053 2.78 281.53
50 3.9019 0.9676 0.5053 3.51 313.57
100 4.6001 0.9676 0.5053 4.23 345.37
`

PT.DEKA PENTRA 4-14


Detail Desain Rehabilitasi Prasarana
Laporan Antara (Interim Report) Pengendali Banjir Sungai Ciasem di Kab.Subang (Paket 38)

4.4.3. Debit Banjir Berdasarkan Curah Hujan

Salah satu Metode empiris yang digunakan untuk perhitungan adalah Unit Hidrograf
Snyder. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Tp = ct ( L.Lc) 0,30
L = Panjang sungai ( km).
Lc = Panjang sungai dari titik berat basin ke outlet ( km).
Tp = Waktu dari titik berat excess rainfall ke peakflow unit Hydrograf.
Ct = Koefisien yang tergantung dari slope basinnya

cp
qp = 275
tp
qp = Debit maksimum unit hidrograf ( 1m3/dt/km2).
Cp = Koefisien yang tergantung dari basin karakteristiknya

tp
Te =
5,50
te>tr  t’p = tp + 0,25 (tR – te).
Tp = t’p + 0,50 tR
te < tR  Tp = tp + 0,50 tR
te = Lamanya curah hujan efektif
Tp = time rise to peak
tR = lamannya hujan efektif 1 jam

1
Qp = qp xA
1000
Qp = Debit maksimum total (m3/dt).
qp = Debit maksimum unit hidrograf ( 1m3/dt/km2).
A = luas daerah aliran ( km2).

Bentuk dari unit hidrograf ditentukan oleh persamaan Alexseyev


Q = f( t)
Q t
Y= X =
Qp tp
(1 x ) 2
a
x
Y = 10 10
QpxTp
 -- W = 1000 h . A
W
h = excess rainfall dalam mm

PT.DEKA PENTRA 4-15


Detail Desain Rehabilitasi Prasarana
Laporan Antara (Interim Report) Pengendali Banjir Sungai Ciasem di Kab.Subang (Paket 38)

a = 1,32 2 +0,15  + 0,045

Hasil perhitungan debit banjir metode unit hidrograp Snyder dapat dilihat pada Tabel
berikut.

Tabel 4-6. Hasil Perhitungan Debit Banjir Maksimum Rencana


Dengan Metode UH Snyder
No Kala Ulang Cijengkol Ciasem
( m3/dt ) ( m3/dt )
1 Q2 107.76 229.46
2 Q5 166.92 260.61
3 Q10 225.01 281.38
4 Q25 327.25 307.93
5 Q50 430.45 327.74
6 Q100 562.87 347.80

4.4.4. Penentuan Debit Banjir Rencana

Perhitungan Debit banjir rencana mengikuti skema berikut :

Sungai Ciasem Sungai Cijengkol


Q2 Q1

Q3 = Q1 + Q2

Sungai Ciasem

Gambar 4-6. Skema Sungai Ciasem

Debit banjir rencana yang akanj digunakan untuk Desain adalah sebagai berikut :
1. Sungai Cijengkol (Q1) menggunakan debit dari hasil perhitungan data debit.

PT.DEKA PENTRA 4-16


Detail Desain Rehabilitasi Prasarana
Laporan Antara (Interim Report) Pengendali Banjir Sungai Ciasem di Kab.Subang (Paket 38)

2. Sungai Ciasem (Q2) menggunakan debit rencana dari hail perhitungan debit yang
analisanyua dari data curah hujan,
3. Sungai Ciasem bagian hilir pertemuan (Q3) adalah debiy Q 1 + Q 2

Dengan demikian Debit rencana adalah sebagai berikut

Tabel 4-7. Debit Banjir Maksimum Rencana

No. Kala Ulang Cijengkol (Q 1) Ciasem (Q2) Ciasem (Q3)

( m3/dt ) ( m3/dt ) ( m3/dt )


1 Q2 152.54 229.46 382.00
2 Q5 204.16 260.61 464.77
3 Q10 238.34 281.38 519.72
4 Q25 281.53 307.93 589.46
5 Q50 313.57 327.74 641.31
6 Q100 345.37 347.80 693.17

PT.DEKA PENTRA 4-17

Anda mungkin juga menyukai