Anda di halaman 1dari 8

PENANGGULAANGAN BANJIR SUNGAI LUK ULO DARI BENDUNG

KALIGENDING SAMPAI DESA WIDORO DI KEC. KARANGSAMBUNG


KAB. KEBUMEN

Ari Eko Setiawan


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UII
Jl. Kaliurang Km 14,5 Yogyakarta

ABSTRAK
Sungai Luk Ulo merupakan sungai yang melintasi Kabupaten Kebumen dengan luas DAS
sebesar 567 km2. Sungai Luk Ulo meluap pada tahun 90an, sehingga mengakibatkan desa-desa di
sekitar Kecamatan Karangsambung tergenang air banjir, terutama di Desa Kaligending, tepatnya di
Dukuh Gayam. Tujuan penelitian ini adalah menanggulangi banji dengan pembuatan tanggul yang
direncanakan berdasarkan analisis hidrologi dan hidrolika.
Data-data yang digunakan adalah data curah hujan, geometri sungai dan mekanika tanah.
Metode yang digunakan untuk menghitung debit rancangan adalah Hidrograf Satuan Sintetik
(HSS) Gamma I, kapasitas penampang sungai menggunakan rumus hidrolika saluran terbuka
dengan asumsi aliran seragam dan kecepatan aliran berdasarkan rumus manning. Kapasitas
penampang sungai juga dianalisis dengan menggunakan program Hec-ras 4.1.0. Analisis stabilitas
tanggul dihitung dengan metode irisan (slices method).
Hasil dari penelitian ini adalah debit rancangan Q 2th = 465,55 m3/dtk, Q5th = 640,58 m3/dtk,
Q10th = 718,77 m3/dtk, Q25th = 864,50 m3/dtk, Q50th = 951,56 m3/dtk, Q100th = 1037 m3/dtk, kapasitas
penampang Sungai Luk Ulo QP0 = 1319,23 m3/dtk, QP1 = 325, 56 m3/dtk, QP2 = 665,36 m3/dtk, QP3
= 366,78 m3/dtk, QP4 = 568, 90 m3/dtk dan tanggul direncanakan dengan tinggi sebagai berikut:
Tinggi tanggul Profil 0 sebelah kiri tanggul yang sudah ada ditinggikan 2 meter, sebelah kanan
tanggul ditinggikan 1 meter. Tinggi tanggul Profil 1 sebelah kiri dan kanan adalah 4 meter. Tinggi
tanggul Profil 2 sebelah kiri dan kanan adalah 4 meter. Tinggi tanggul Profil 3 sebelah kiri adalah 4
meter, sebelah kanan adalah 4,5 meter. Tinggi tanggul Profil 4 sebelah kiri adalah 4 meter, sebelah
kanan adalah 4,5 meter. Tanggul banjir tersebut diharapkan dapat mencegah banjir seperti yang
pernah terjadi pada tahun 90an.

Kata kunci : Luk Ulo, Banjir, tanggul.


I. PENDAHULUAN I.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka
I.1 LATAR BELAKANG akan dirumuskan beberapa masalah, antara
Sungai Luk Ulo merupakan sungai yang lain :
melintasi Kota Kebumen dengan luas DAS 1. Berapakah debit rancangan yang dapat di
sebesar 567 km2 (SISDA BBWS Serayu- tampung Sungai Luk Ulo ?
Opak), di bawah pengelolaan BBWS Serayu- 2. Berapakah Kapasitas Sungai Luk Ulo dari
Opak dengan wilayah administrasi Bendung Kaligending sampai Desa
Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Widoro?
Kebumen. Sungai Luk Ulo merupakan sungai 3. Bagaimanakah cara penanggulangan
induk tempat bermuaranya sungai-sungai, banjir Sungai Luk Ulo dari Bendung
antara lain Kali Loning, Kali Paladadi, Kali Kaligending sampai Desa Widoro?
Pucangan, Kali Medana, Kali Lokidang, Kali
Cacaban, Kali Gebang dan Kali Welaran. I.3 TUJUAN
Sungai Luk Ulo membentang dari arah Berdasarkan rumusan masalah yang
utara menuju ke selatan melintasi wilayah telah ditetapkan, maka ditentukan tujuan dari
Kabupaten Kebumen. Daeraah Aliran Sungai penelitian ini adalah sebagai berikut :
(DAS) Luk Ulo di bagian hulu merupakan 1. Menghitung debit rancangan Sungai Luk
dataran tinggi yang terdiri dari pegunungan Ulo.
yang tidak teratur. Kondisi ini menjadikan 2. Menghitung kapasitas Sungai Luk Ulo
alur sungai berkelok-kelok diantara bukit- dari Bendung Kaligending sampai Desa
bukit yang tersusun dari batuan keras, Widoro.
sedangkan di bagian tengah merupakan 3. Merencanakan penanggulangan banjir
dataran rendah yang rata ( Tetuko .dkk, Sungai Luk Ulo dengan mendesain
2007). tanggul banjir.
Sungai Luk Ulo mempunyai debit yang
cukup besar ketika musim hujan, tetapi debit I.4 BATASAN MASALAH
kecil ketika musim kemarau. Debit yang Tugas akhir memiliki batasan masalah
cukup besar inilah yang sering mengakibatkan yaitu sebagai berikut :
banjir. Menurut pengamatan, banjir Sungai 1. Pengendalian banjir dilakukan di Sungai
Luk Ulo terjadi di kecamatan karangsambung, Luk Ulo dari Bendung kaligending sampai
terutama di Desa kaligending, tepatnya yaitu Desa Widoro.
di Dukuh Gayam pada tahun 90an, waktu itu 2. Debit rancangan dihitung dengan metode
banjir merusak sawah-sawah warga dan HSS Gamma I
rumah warga. Ketika hujan lebat juga terjadi 3. Debit rancangan mulai dari (2, 5, 10, 25,
banjir pada bagian tikungan sungai, yaitu di 50, 100) tahun.
Desa Seling yang mengakibatkan sawah 4. Tidak menghitung biaya.
warga tergenang. 5. Tidak Menganalisis dampak lingkungan.
Banjir merupakan permasalahan yang 6. Tidak menganalisis pelaksanaan teknis.
tidak mungkin dikaji atau dikendalikan oleh 7. Data hujan dari tahun 1988 sampai tahun
satu atau dua metode spesifik saja, oleh 2011
karena itu upaya penanggulangan banjir 8. Profil memanjang diperoleh dari analisis
Sungai Luk Ulo dengan cara pembuatan peta RBI Kecamatan Karangsambung.
tanggul yang merupakan salah satu metode 9. Profil melintang diketahui dengan
mengelola banjir secara struktural atau melakukan pengukuran di lapangan.
penanganan secara teknis. Banjir terjadi di
bagian tengah Sungai Luk Ulo yaitu di II. LANDASAN TEORI
Kecamatan Karangsambung, oleh karena itu II.1 HUJAN RANCANGAN
penanggulangan banjir dengan cara Menurut Br. Harto (1999), Hujan
pembuatan tanggul dilakukan dari Bendung rancangan adalah hujan rata-rata yang akan
Kaligending sampai Desa Widoro. disamai atau dilampaui sekali dalam T tahun.
T (tahun) ini disebut sebagai kala ulang
(retrurn period) yang dapat diperoleh dari 3. Waktu Dasar HSS (TB)
, , , ,
perhitungan Analisis frekuensi. Adapun TB = 27,4132TR S SN RUA
rumus dari hujan rancangan adalah sebagai 4. Koefisien Tampungan (K)
, , , ,
berikut ini. K = 0,5617A S SF D
Rt = Rrt + (Kt x σ) 5. Indeks Infiltrasi (⏀)
dengan : ⏀ = 10,4903 − 3,859. 10 A +
Rt = Hujan rancangan kala ulang tertentu 1,6985. 10
(mm)
6. Aliran Dasar (QB)
Rrt = Hujan rata-rata (mm)
QB = 0,4751A , D ,
Kt = Nilai faktor frekuensi
σ = Standar deviasi
Hidrograf Satuan Sintetik Gamma I
Rumus parameter statistik
∑ Dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Rrt =
(∑( ) )
σ=
cv =
∑( )
cs = ( ) (
x
)
∑( )
ck = ( ) ( ) (
x
)
dengan :
Rrt = Hujan rerata (mm)
n = Jumlah data hujan
Ri = Hujan maksimum tahun ke-i Gambar 2.1 Hidrograf Satuan Sintetik Gamma I
(Sumber: Hidrologi Terapan Triatmodjo, 2008)
σ = Standar deviasi
cv = Koefisien variasi
cs = Koefisien kemencengan III. METODOLOGI PENELITIAN
ck = Koefisien kurtosis Metodologi penelitian dilakukan sesuai
dengan bagan alir berikut ini
II.2 BANJIR RANCANGAN
Menurut Sulistiono B. (2010), banjir
rancangan adalah besaran debit yang dipakai
sebagai dasar perancangan bangunan air
(bendung, bendungan, pengendali baanjir,
pelimpah, drainasi, dan bangunan sipil yang
terkait dengan aliran) atau untuk mengontrol
bangunan sipil terhadap banjir.
Menurut Triatmodjo (2008), HSS Gama
I terdiri dari empat variabel pokok, yaitu
waktu naik (time of rise-TR), debit puncak
(Qp), waktu dasar (TB) dan sisi resesi yang
ditentukan oleh nilai koefisien tampungan (K)
yang mengikuti persamaan berikut ;
Q = Q e /
Persamaan – persamaan yang digunakan
dalam HSS Gama I adalah :
1. Waktu Puncak (TR)
TR = 0,43x + 1,0665SIM + 1,2775
2. Debit Puncak (Qp)
, , ,
QP = 0,1836xA TR JN
IV. ANALISIS DAN
PEMBAHASAN Tabel 4.3 Analisis HSS Gamma I
Sub
Parameter DAS
IV.1 PERHITUNGAN HUJAN HSS Luk
No Gamma I Simbol Satuan Ulo
RANCANGAN Waktu
Hujan rancangan ditentukan berdasarkan TR
1 Puncak Jam 1,843
jenis sebaran yang diperoleh. Berdasarkan Debit
Qp
2 Puncak m3/dtk 9,739
nilai cv dan cs diperoleh jenis sebaran
Waktu
Pearson type III. Hujan rancangan dihitung TB
3 Dasar jam 24,850
dengan rentang waktu (kala ulang) 5 sampai Koefisien
K
100 tahun. Hasil hitungan hujan rancangan 4 Tampungan jam 7,365
Aliran
untuk kala ulang 2th, 5th, 10th, 25th, 50th dan 5 Dasar
QB
m3/dtk 12,920
100th dapat dilihata pada Tabel 4.1. Indek

6 Infiltrasi mm/jam 10,185
Tabel 4.1 Hujan Rancangan Sumber : Hasil Perhitungan
T P Z KT Rt (mm)
2 0,5 0 -0,06 134,36 Setelah didapat parameter HSS Gamma
5 0,8 0,84 0,77 169,60
10 0,9 1,28 1,25 190,12
I, kemudian memasukan hitungan hidrofgraf
25 0,96 1,75 1,82 213,98 satuan, hingga di dapat debit puncak seperti
50 0,98 2,05 2,21 230,39 beikut ini
100 0,99 2,33 2,59 246,63
Sumber : Hasil Perhitungan Tabel 4.4 Banjir Rancangan HSS Gamma I
Debit Banjir HSS Gamma I
T
IV.2 PERHITUNGAN BANJIR (m3/dtk)
2 465,55
RANCANGAN 5 640,58
Banjir rancangan dihitung dengan 10 718,77
menggunakan hidrograf satuan sintetik 25 864,50
Gamma I. Berdasarkan pengukuran peta 50 951,56
100 1037,68
topografi Sub DAS Luk Ulo, diketahui
mempunyai besaran parameter sebagai Sumber : Hasil Perhitungan
berikut :
IV.3 KAPASITAS PENAMPANG
Tabel 4.2 Besaran Parameter Sub DAS Luk SUNGAI
Ulo Kapasitas penampang sungai Luk Ulo
Parameter Sub DAS dihitung berdasarkan rumus saluran terbuka
No DAS Simbol Satuan Luk Ulo asumsi aliran tetap seragam (steady uniform
1 Luas Sub DAS A Km2 290,290
Panjang flow), Q = A.V dengan Kecepatan aliran
2 Sungai Utama L Km 36,4
Kemiringan menurut formula Manning V = x R x I .
Rerata Sungai
3 Utama I - 0,0051
Perhitungan Kapasitas penampang profil 0
4 Faktor Sumber SF - 0,477 sampai profil 4 dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Frekuensi
5 Sumber SN - 0,494
6 Faktor Lebar WF - 0,733 Tabel 4.5 Perhitungan Kapasitas Penampang
Luas Sub DAS Sungai Luk Ulo.
7 sebelah Hulu RUA - 0,479
8 Faktor Simetri SIM - 0,351 A P R V Qp
Profil
Jumlah 2
(m ) (m) (m) (m/s) (m3/dtk)
Pertemuan
9 Sungai JN - 40 0 569,23 112,60 5,06 2,3 1319,23
Kerapatan
1 326,39 102,45 3,19 0,997 325,56
10 Jaringan Kuras D - 0,689
Sumber : Hasil Perhitungan 2 298,54 90,76 3,29 2,23 665,36
3 388,06 119,89 3,24 0,95 366,78

Berdasarkan Tabel 4.2 diperoleh parameter 4 356,30 100,15 3,56 1,60 568,90
HSS Gamma I sebagai berikut: Sumber : Hasil perhitungan
Setelah dibandingkan dengan debit banjir m, R2 = 7 m dan R3 = 8 m sehingga
rancangan beberapa profil tidak mampu menghasilkan faktor keamanan SF1 = 2,21,
menampung debit banjir rancangan tersebut, SF2 = 2,15, SF3 = 2,10 dan trial nilai jari-jari
sehingga perlu dibuat tanggul sesuai dengan busur lereng II yaitu r1 = 3 m, r2 = 4 m, r3 = 5
elevasi muka air banjir dan persaratan tinggi m, sehingga menghasilkan faktor keamanan
jagaan. Berikut adalah perbandingan debit SF1 = 2,96, SF2 = 3,37, SF3 =3,58. Analisis
banjir rancangan (Q50th) dengan kapasitas stabilitas tanggul pada lereng I dan II
penampang sungai. menghasilkan faktor keamanan (SF) ≥ 1,5,
maka tanggul tersebut aman terhadap longsor.
Tabel 4.6 Analisis kapasitas penampang dengan Q50th
Qp Q50th
Profil
(m3 /s) (m3/s)
Keterangan V. SIMPULAN & SARAN
0 1319,23 951,56 Qp > Q50th Aman
1 325,56 951,56 Qp < Q50th Banjir
2 665,36 951,56 Qp < Q50th Banjir V.1 SIMPULAN
3 366,78 951,56 Qp < Q50th Banjir Berdasarkan identifikasi dan analisis
4 568,90 951,56 Qp < Q50th Banjir pada bab v, bab vi dan bab vii, maka dapat
Sumber: Hasil Perhitungan ditarik simpulan tentang penelitian
penanggulangan banjir Sungai Luk Ulo dari
IV.4 PEMBUATAN TANGGUL BANJIR Bendung Kaligending sampai Desa Widoro di
Tanggul banjir akan di rencanakan Kecamatan Karangsambung, Kabupaten
dengan debit banjir kala ulang 50 tahun, lebar Kebumen sebagai berikut ini.
mercu tanggul 4 meter, kemiringan lereng
tanggul 1:1,5 dan bantaran sungai selebar 5 1. Debit banjir rancangan yang diperoleh dari
meter. Perhitungan tinggi tanggul dengan analisis data hujan harian maksimum
menggunakan program Hec-ras dapat dilihat tahunan dengan menggunakan HSS
pada tabel berikut. Gamma I adalah Q2th = 465,55 m3/dtk, Q5th
= 640,58 m3/dtk, Q10th = 718,77 m3/dtk,
Tabel 4.7 Perhitungan Tinggi Tanggul Q25th = 864,50 m3/dtk, Q50th = 951,56
Elevasi
bibir
Elevasi
bibir
Elevasi
Selisih Selisih
Tinggi Tinggi m3/dtk, Q100th = 1037 m3/dtk. Debit
MAB tanggul tanggul
Profil sungai sungai
Q50th
Kiri Kanan
Kiri Kanan rancangan yang tidak dapat ditampung
Kiri Kanan
oleh Sungai Luk Ulo dari ruas Bendung
0 36,69 38,07 37,61 -0,92 0,46 2 1
1 34,5 34,35 37,32 -2,82 -2,97 4 4
Kaligending sampai ruas Desa Widoro
2 34,22 34,18 37,14 -2,92 -2,96 4 4 adalah Q25th, Q50th dan Q100th.
3 34,7 33,43 36,71 -2,01 -3,28 4 4.5 2. Sungai Luk Ulo yang ditinjau atau
4 33,61 33,07 36,36 -2,75 -3,29 4 4.5 dianalisis terhadap banjir adalah ruas
Sumber: Hasil Perhitungan Bendung Kaligending sampai ruas Desa
Widoro di Kecamatan Karangsambung,
Perhitungan tinggi tanggul diatas Kabupaten Kebumen. Analisis dilakukan
sudah sesuai dengan persyaratan tinggi jagaan dengan menentukan profil pada bagian
yaitu 1m. tikungan sungai. Ada lima profil yang
dianalisis kapasitas penampangnya.
IV.5 STABILITAS TANGGUL Berikut adalah hasil analisis kapasitas
Tanggul yang direncanakan memiliki penampang untuk tiap profil ; Qp0 =
tinggi rata-rata 4 m, sehingga tanggul pada 1319,23 m3/dtk, Qp1 = 325, 56 m3/dtk,
profil 1 mewakili tanggul pada tiap profil Qp2 = 665,36 m3/dtk, Qp3 = 366,78
untuk dianalisis stabilitasnya terhadap m3/dtk, dan Qp4 = 568,90 m3/dtk.
longsor. Tanggul dibuat bertingkat, tingkat Berdasarkan hasil kapasitas penampang
pertama (I) setinggi 3 m dan tingkat kedua Sungai Luk Ulo dari Bendung Kaligending
(II) setinggi 1 m. Kestabilan lereng tanggul sampai Desa Widoro pada profil 1 sampe
tingkat I dan II direncanakan dengan profil 4 tidak dapat menampung debit
kemiringan 1:1,5, dihitung dengan metode banjir rancangan kala ulang 25 th sampai
irisan busur dengan lebar irisan (b) = 30 cm, kala ulang 100 tahun sehingga terjadi
trial nilai jari-jari busur lereng I yaitu R1 = 6 banjir.
3. Solusi yang diberikan untuk Diterbitkan). Universitas Islam
menanggulangi banjir adalah Indonesia.
penanggulangan banjir secara Aji, Sutiyono, L. dan Yomi. (2005).
struktural dengan pembutan tanggul di Modifikasi Bendung Kaligending
kiri dan kanan Sungai Luk Ulo dari Sungai Luk Ulo Kebumen Jawa
Bendung Kaligending sampai Desa Tengah. Undergraduate Thesis.
Widoro. Tanggul direncanakan (Tidak Diterbitkan). Universitas
dengan lebar mercu 4 meter dan Diponegoro.
kemiringan 1:1,5. Tinggi tanggul Anonim. (1980). Teknik Sungai. KMTS FT
direncanakan berdasarkan debit banjir UGM. Yogyakarta.
rancangan (QT) 50 tahun. Pada profil Chow, V.T. (1985). Hidrolika Saluran
0 sebelah kiri, tanggul yang sudah ada Terbuka. Erlangga. Jakarta.
di tambah 2 meter, sedangkan sebelah Hamid, Nurul. (2006). Komparasi Beberapa
kanan ditambah 1. Tinggi tanggul Metode Sebaran Hujan Sebagai Input
profil 1 sebelah kanan dan kiri adalah Dalam Analisis Banjir Rancangan.
4 meter. Tinggi tanggul profil 2 Tugas Akhir. (Tidak Diterbitkan).
sebelah kanan dan kiri adalah 4 meter. Universitas Islam Indonesia.
Tinggi tanggul profil 3 sebelah kiri Maryono, Agus. (2005). Eko-Hidraulik
adalah 4 meter, sedangkan sebelah Pembangunan Sungai,
kanan adalah 4,5 meter. Tinggi Menanggulangi banjir dan kerusakan
tanggul profil 4 sebelah kiri adalah 4 lingkungan wilayah sungai. MSTPP-
meter, sedangkan sebelah kiri adalah UGM. Yogyakarta.
4,5 meter. Nur, A.M. (2009). “Sungsi Meander Luk Ulo
Antara Kondisi Ideal dan Kenyataan”.
V.2 SARAN Jurnal Geografi. Volume 6 No.2.
Penelitian ini masih jauh dari sempurna, Nuryadin dan Rizal, S. (2009). Penanganan
sehingga penulis memberikan saran yang Sistem Drainase Sungai Kendal.
berguna untuk penelitian selanjutnya. Adapun Tugas Akhir. (Tidak Diterbitkan).
beberapa saran tersebut sebagai berikut ini. Universitas Diponegoro
1. Perlu adanya pengkajian yang lebih Pambudi, A. dan Agustiawan, H. (2005).
mendalam mengenai morfologi Sungai Studi Tentang Kondisi Daerah Aliran
Luk Ulo untuk mempertimbangkan solusi Sungai Gajah Wong Yogyakarta.
yang tepat dalam menanggulangi banjir Tugas Akhir. (Tidak Diterbitkan).
Sungai Luk Ulo. Universitas Islam Indonesia.
2. Perlu adanya penelitian penanggulangan Pamungkas, M. A. (2008). Penanggulangan
banjir dengan konsep kolaborasi, tidak Banjir Sungai Kedunggupit.
hanya dengan membuat tanggul banjir Perancangan Keairan. (Tidak
saja, tetapi dengan mempertimbangkan Diterbitkan). Universitas Islam
membuat sudetan. Seperti diketahui Indonesia.
bahwa Sungai Luk Ulo banyak terdapat Perdana, G.A. dan Sirait, P.O. (2008).
meander sehingga perlu dibuat sudetan Normalisasi Sungai Cimanuk Mukai
untuk menanggulangi terjadinya banjir. Bendung Rentang Hingga Muara
3. Perlu dilakukan penelitian mengenai Rambatan. Tugas Akhir. (Tidak
kerusakan-kerusakan Sungai Luk Ulo Diterbitkan). Universitas Diponegoro.
yang disebabkan oleh adanya Siswoko, (2007). “Banjir, Masalah banjir
penambangan pasir secara berlebihan. dan Upaya Mengatasinya”. (Online).
(http://bebasbanjir2025.wordpress.co
DAFTAR PUSTAKA m/10-makalah-tentang-banjir-
2/siswoko. Diakses 26 Desember
Achyar, S.N. (2012). Penanggulangan Banjir 2013).
Sungai Juwana (Kecamatan Margorejo Soemarto, C.D. (1995). Hidrologi teknik.
Kota Pati). Tugas Akhir. (Tidak Erlangga. Jakarta.
Sosrodarsono, Suyono. (1983). Hidrologi
Untuk Pengairan. Pradnya Paramitra.
Malang.
Sosrodarsono dkk. (1994). Perbaikan dan
Pengaturan Sungai, Pradnya Paramita.
Jakarta.
Sri Harto Br, (1999). Hidrologi. PT.Gramedia
Pustaka. Jakarta.
Subarkah, Imam. (1980). Hidrologi untuk
Perencanaan Bangunan Air. Idea
Dharma. Bandung.
Sudaryoko, Y. (1987). Pedoman
Penanggulangan Banjir. Badan
Penerbit Pekerjaan Umum.
Deparetemen Pekerjaan Umum.
Jakarta.
Sulistiono, Bambang. (2010). Hidrologi
Terapan. Diktat Kuliah. (Tidak
Diterbitkan). Universitas Islam
Indonesia.
Triatmodjo, Bambang. (2008). Hidrologi
Terapan. Betta offset. Yogyakarta.
Wahyudi, Dexy. (2009). Normalisasi Kali
Dluwang Bagian Hilir Situbondo.
Tugas Akhir. (Tidak Diterbitkan).
Institut Teknologi Sepuluh November
Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai