Anda di halaman 1dari 13

IX.

Perhitungan Intensitas Hujan

1. U m u m
Curah hujan jangka pendek dinyatakan dalam intensitas per jam yang disebut
intensitas curah hujan (mm/jam). Intensitas curah hujan rata-rata dalam t
jam dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
Ii =

Rt
t

Di mana Rt = curah hujan selama t jam


Besarnya intensitas curah hujan itu berbeda-beda yang disebabkan oleh
lamanya curah hujan atau frekwensi kejadiannya Ada berbagai metode
perhitungan intensitas hujan untuk perencanaan drainase, namun pada
pokoknya perhitungan Intensitas hujan terdiri dari :
a. Perhitungan tinggi hujan rencana
b. Perhitungan untuk mendapatkan hubungan antara intensitas hujan dan
durasi hujan.
Metode perhitungan tergantung pula pada data hujan yang tersedia. Yang
pertama, data hujan yang diukur dengan alat pencatat otomatis, sehingga kita
dapat mengetahui data hujan berjangka waktu pendek atau distribusi hujan
hariannya. Yang kedua, data hujan yang diukur dengan alat

penakar hujan,

dimana pengambilan data dilakukan setiap 24 jam, sehingga yang diperoleh


adalah curah hujan dalam sehari dimana distribusi hujan diabaikan.
2. Perhitungan Tinggi Hujan Rencana
Tinggi hujan rencana atau curah hujan rencana adalah curah hujan maksimum
yang terjadi 1x dalam suatu periode ulang tertentu. Cara-cara perhitungan
hujan rencana berdasarkan data hujan harian maksimum yang dicatat selama
beberapa tahun diantaranya adalah metode Gumbel, Log Pearson dsb. Besaran
ini diperlukan untuk merencanakan dimensi dan analisa kestabilan saluran dan
bangunan air.

-27-

SID Pengendalian Banjir & Perbaikan Sungai


KR. Tripa Kab. Nagan Raya (Lanjutan)

3.

Perhitungan Intensitas
Berjangka Waktu Pendek

Hujan

Untuk

Suatu

Data

Hujan

untuk menghitung intensitas hujan dari bacaan data hujan yang diperoleh dari
suatu stasiun penakar hujan otomatis sebagai berikut :

Tabel 4.1. Analisa durasi hujan dan intensitas hujan


Pencatatan hujan
Hubungan waktu dan
intensitas hujan
Waktu
Hujan
Interva
Hujan
Durasi
Total
Intensit
dari
kumula l waktu antara
hujan
hujan
as
awal
tif
interva
maksi
arithm
hujan
(min)
l
(min)
mum
atic
(min)
(mm)
(mm)
mean
(mm)
(mm/ja
m)
1
2
3
4
5
6
7
5
8
5
8
5
14
168
10
16
5
8
10
28
168
15
22
5
6
15
40
160
20
34
5
12
20
47
141
25
41
5
7
30
65
130
30
53
5
12
45
86
115
35
67
5
14
60
97
97
40
81
5
14
80
105
79
45
86
5
5
100
112
67
50
93
5
7
120
117
59
60
97
10
4
80
105
20
8
100
112
20
7
120
117
20
5
Tabel 1. di atas adalah catatan suatu kejadian hujan dari stasiun hujan X.
Kolom (1) sampai dengan (4) adalah hasil bacaan alat penakar hujan otomatis.
Keterangan :

Kolom (1) waktu dari awal hujan dipilih

Kolom (2) dibaca dari pencatatan alat penakar hujan otomatis untuk
waktu ybs.

Kolom (3) interval waktu dari kolom (1)

Kolom (4) hujan antara interval dari kolom (2), baris bawah baris atas.

-28-

SID Pengendalian Banjir & Perbaikan Sungai


KR. Tripa Kab. Nagan Raya (Lanjutan)

Kolom (5) durasi hujan yang dipilih.

Kolom (6) adalah hujan maksimum dari pencatatan, dihitung dari hargaharga pada kolom (4) yang dipilih harga maksimumnya dari suatu harga
atau kombinasi dari harga-harga yang ada menurut periode waktunya.
- Ambil harga terbesar dari kolom (4) : terbaca 14 mm
- 2 harga terbesar dari 3 harga yang berurutan : 14 + 14 = 28 mm
-

3 harga terbesar dari 4 harga yang berurutan : 14 + 14 + 12 = 40


demikian seterusnya.

Hasil perhitungan dimasukkan ke dalam kolom (6) yang bersesuaian


durasinya.

4.

Kolom (7) = 60 x Kolom (6)/Kolom (5)


Perhitungan Intensitas Hujan Rencana Menggunakan Data Hujan

Menitan.
Data yang diperlukan adalah data jumlah kejadian hujan untuk suatu
waktu/durasi tertentu selama n tahun pengamatan yang diperoleh dari hasil
pencatatan suatu stasiun hujan (otomatis). Cara ini membutuhkan perhitungan
dan pekerjaan yang banyak seperti pembacaan dan penyusunan data curah
hujan untuk setiap t pada kertas-kertas pencatat curah hujan otomatis
sepanjang pengamatan yang lalu.
Tabel 4.2. Jumlah kejadian hujan untuk suatu harga intensitas hujan
Intensit
as
mm/jam
Durasi
(min)
5
10
15
20
30
40
50
60

25

99
69
52
41

35

72
50
28
19

40

98
51
27
17
14

45

100
64
30
14
10
6

50

122
83
44
21
11
8
4
-29-

65

75

78
46
18
8
5
4
4

123
48
21
13
6
3
3
2

100 125 150 175


47
15
10
5
3
1

22
7
3
2
2

14
4
2
2

4
2
1

SID Pengendalian Banjir & Perbaikan Sungai


KR. Tripa Kab. Nagan Raya (Lanjutan)

80
100
120

18
13
8

13
4
2

4
1

2
1

Tabel 4.3. Intensitas hujan


Durasi
(min)
5
10
15
20
30
40
50
60
80
100
120

5.

T=2
T=5
T= 10
tahun
tahun
tahun
(mm/jam) (mm/jam) (mm/jam)
124.5
162.5
173.8
94.3
118.8
145.8
65.9
103.6
119.6
50.8
87.5
104.2
45.8
63.8
87.5
40.3
55
66.7
35.5
47.5
63.1
25.8
43.1
48.8
25.8
37.2
39.7
27.2
34.4

Perhitungan Intensitas Hujan Rencana Menggunakan Data Hujan


Berjangka Waktu Pendek

Hubungan antara intensitas hujan dan durasi hujan dapat dihitung dengan
beberapa perumusan, antara lain adalah dengan rumus Talbot (1881),
Sherman (1905), dan Ishiguro (1953), dimana ketiganya untuk curah hujan
jangka pendek. Satuan untuk waktu t adalah menit dan mm/jam untuk I
(intensitas).

Rumus

lainnya

dikembangkan

oleh

Mononobe

yang

menggunakan data hujan harian. Satuan waktu t dalam jam dan mm/jam untuk
I (intensitas) hujan. Besarnya intensitas curah hujan itu berbeda-beda yang
disebabkan oleh lamanya curah hujan atau frekwensi kejadiannya.
Waktu td yaitu lamanya hujan, diambil sama dengan waktu konsentrasi tc dari
daerah aliran (the watershed time of concentration). Waktu konsentrasi tc
didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan oleh titik air air untuk mengalir
dari tempat yang hidrolis terjauh di daerah alirannya ke suatu titik yang

-30-

SID Pengendalian Banjir & Perbaikan Sungai


KR. Tripa Kab. Nagan Raya (Lanjutan)

ditinjau (inlet), sehingga

td = tc, dengan pengertian pada saat itu seluruh

daerah aliran memberikan kontribusi aliran di titik tersebut. Dengan demikian


curah hujan rencana adalah hujan yang mempunyai durasi sama dengan
waktu konsentrasi.
Beberapa rumus intensitas curah hujan yang dihubungkan dengan hal-hal ini,
telah disusun sebagai rumus-rumus eksperimentil.

Rumus Talbot (1881)


a
t b

Rumus ini banyak digunakan karena mudah diterapkan dimana tetapantetapan a dan b ditentukan dengan harga-harga yang diukur.

Rumus Sherman (1905)

a
tn

Rumus ini mungkin cocok untuk jangka waktu curah hujan yang lamanya
lebih dari 2 jam.

Rumus Ishiguro (1953)


I

a
t b

Rumus Mononobe
I

R 24 24

24 t

di mana untuk rumus-rumus di atas :


I = intensitas curah hujan (mm/jam)
t = lamanya curah hujan (menit),
a, b, n, m = tetapan
R24 = curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm).
Tetapan / konstanta a, b, dan n dalam rumus-rumus di atas dihitung dengan
cara kwardat terkecil (least square) menggunakan data curah hujan menitan

-31-

SID Pengendalian Banjir & Perbaikan Sungai


KR. Tripa Kab. Nagan Raya (Lanjutan)

(jangka waktu pendek) yang diperoleh dari stasiun penakar otomatis, sebagai
berikut :

Rumus Talbot
I

a
t b

a
dan :

( I .t )( I ) ( I .t )( I )
N ( I ) ( I )( I )
( I )( I .t ) N ( I .t )
N ( I ) ( I )( I )

Rumus Sherman

a
tn

log a
dan

(log I ) [(log t ) 2 ] (log t log I )[(log t )]


N [(log t )] (log t )(log t )

(log I )(log t ) N (log t log I )


N [(log t )] (log t )(log t )

Rumus Ishiguro
I

a
t b

a=

( I t )( I ) ( I t )(I)
N ( I ) ( I)(I)

b=

( I )( I t ) ( I t )
N ( I ) ( I )( I )

dan

Perlu

diadakan

pemeriksaan

untuk

memilih

rumus

yang

paling

cocok

digunakan. Untuk masing-masing rumus dihitung intensitas hujan untuk setiap


waktu t. Deviasi antara harga-harga ini terhadap data intesitas hujan rencana
Dengan menelaah deviasi rata-rata M , dapat ditentukan bahwa untuk

-32-

SID Pengendalian Banjir & Perbaikan Sungai


KR. Tripa Kab. Nagan Raya (Lanjutan)

suatu rumus memberikan hasil yang optimum sebagai rumus intensitas curah
hujan.

6. Perhitungan Curah Hujan Rencana dan Intensitas Hujan Rencana


Berdasarkan Curah Harian Maksimum (R24)

Intensitas Hujan Rencana

Berikut ini disajikan metode Haspers untuk mendapatkan hubungan antara I-t
yang menggunakan hujan harian rencana R 24 yang diperoleh dari perhitungan
menggunakan data hujan harian.
a. Tinggi hujan antara 0-1 jam

a R24
R24 b

di mana :

R = hujan dengan suatu jangka waktu kurang dari 60 menit

(mm)
R24 = hujan harian rencana (mm)
a,b = konstanta untuk hujan dengan waktu tertentu

Tabel 4.4.
Konstanta a dan b untuk perhitungan hujan berjangka waktu kurang dari 60
menit
t (min)
1
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50

a
5.85
29.1
73.8
138
228
351
524
774
1159
1811
3131
-33-

b
21.6
116
254
424
636
909
1272
1781
2544
3816
6360

SID Pengendalian Banjir & Perbaikan Sungai


KR. Tripa Kab. Nagan Raya (Lanjutan)

55
59

7119
39083

13992
75048

b. Tinggi hujan antara 1-24 jam


100 R

R24

11300 t
t 3.12

di mana : R dan R24 dalam mm


t dalam jam
100 x R
dalam prosen
R 24

7.

Periode Ulang

Pada dasarnya besarnya hujan rencana dipilih berdasar pada pertimbangan


nilai urgensi dan nilai social ekonomi daerah yang diamankan. Untuk daerah
permukiman umumnya dipilih hujan rencana dengan periode ulang 5 15
tahun. Sedang untuk daerah pusat pemerintahan yang penting, daerah
komersial

dan

daerah

padat

dengan

nilai

ekonomi

tinggi

dapat

dipertimbangkan periode ulang antara 10 50 tahun. Perencanaan goronggorong jalan raya, lapangan terbang antara 3 15

tahun. Perencanaan

pengendalian banjir yang berkaitan dengan sungai antara 25 50 tahun.

-34-

SID Pengendalian Banjir & Perbaikan Sungai


KR. Tripa Kab. Nagan Raya (Lanjutan)

Tabel 4.5
Periode Ulang Hujan (PUH) untuk perencanaan saluran
kota dan bangunan-bangunannya
No
Distribusi
Puh (tahun)
1
Saluran Mikro Pada Daerah :
- Lahan rumah, taman,
2
kebun, kuburan, lahan tak
terbangun
Kesibukan
dan
5
perkantoran
- Perindustrian :
* Ringan
5
* Menengah
10
* Berat
25
* Super berat/proteksi
50
negara
2
Saluran Tersier :
- Resiko kecil
2
- Resiko besar
5
3
Saluran Sekunder :
- Tanda resiko
2
- Resiko kecil
5
- Resiko besar
10
4
Saluran Primer (Induk) :
- Tanda resiko
5
- Resiko kecil
10
- Resiko besar
25
Atau :
- Luas DAS (25 A 50) Ha
5
- Luas DAS (50 A 100) Ha
(5-10)
- Luas DAS (100 A 1300) Ha
(10-25)
- Luas DAS (1300 A 6500)
(25-50)
Ha
5
Pengendali Banjir Makro
100
6
Gorong-gorong :
- Jalan raya biasa
10
- Jalan by pass
25
-35-

SID Pengendalian Banjir & Perbaikan Sungai


KR. Tripa Kab. Nagan Raya (Lanjutan)

- Jalan ways
Saluran Tepian :
- Jalan raya biasa
- Jalan by pass
- Jalan ways

50
(5-10)
(10-25)
(25-50)

Catatan : Dikategorikan sebagai resiko besar, apabila pada hujan


periode
ulang setingkat di bawahnya menimbulkan genangan
yang
merugikan.

8.

Waktu Konsentrasi (Time of Concentration, tc)


Waktu konsentrasi dihitung dengan rumus di bawah ini :
tc = to + tf
Dimana : to =
waktu yang dibutuhkan untuk
mengalir di
permukaan
untuk mencapai inlet (overland flow time, inlet time)
tf =
waktu yang diperlukan untuk megalir di sepanjang
saluran

Perhitungan to :

a. Beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya to :


-

intensitas hujan

jarak aliran

kemiringan medan

kapasitas infiltrasi

adanya cerukan di atas permukaan tanah (depression storage)

b. Diusahakan agar aliran secepatnya dapat masuk ke inlet sistem


pembuangan. Untuk daerah urban normal disarankan untuk memakai
to : 4 menit dan kurang dari 5 menit untuk daerah permukiman yang
luas, dimana aliran dari atap, jalan, lapangan, jalan beraspal untuk
mencapai inlet.
c. Perumusan yang umum untuk menghitung t o :
* Rumus Kerby (1959)

t o 1,44 n d

0.467

s
-36-

SID Pengendalian Banjir & Perbaikan Sungai


KR. Tripa Kab. Nagan Raya (Lanjutan)

I < 400 m
di mana :

l = jarak dari titik terjauh ke inlet (m)


nd = koefisien setara koefisien kekasaran
s = kemiringan medan

Tabel 4.6. Harga koefisien hambatan, nd


Jenis Permukaan
Permukaan impervious dan licin
Tanah padat terbuka dan licin
Permukaan
sedikit
berumput,
tanah
dengan tanaman berjajar, tanah terbuka
kekasaran sedang
Padang rumput
Lahan dengan pohon-pohon musim gugur
Lahan dengan pohon-pohon berdaun,
hutan lebat, lahan berumput tebal

nd
0.02
0.10
0.20
0.40
0.60
0.80

Penentuan harga to dengan grafik


Ada dua grafik yang dapat dipakai untuk menentukan harga t o.

Kurva pada Gambar 2.1.1. untuk menetapkan harga waktu yang


dibutuhkan mengalir di atas

permukaan beberapa jenis lahan bila

diketahui panjang lintasan aliran dan kemiringan medan.

Gambar 2.1.1. Harga to

-37-

SID Pengendalian Banjir & Perbaikan Sungai


KR. Tripa Kab. Nagan Raya (Lanjutan)

Perhitungan tf :

tf

Lsaluran
Vsaluran

Gambar 2.1.2. Harga Vo

-38-

SID Pengendalian Banjir & Perbaikan Sungai


KR. Tripa Kab. Nagan Raya (Lanjutan)

Perhitungan tc secara langsung :


Rumus Kirpich (untuk luas lahan < 200 ha. di daerah pertanian atau
pedesaan)
t c 0.00025

di mana :

0.80

(jam)

l = panjang catchment menurut alur sungai terpanjang


s = kemiringan medan = H/l, dimana H adalah beda elevasi
antara
titik terjauh dengan outlet.

9.

Perhitungan debit sungai

Untuk menghitung debit suatu sungai yang melalui daerah perkotaan /


permukiman, dapat digunakan berbagai metode perhitungan. Diantaranya
metode :

Gabungan Rasional-Weduwen untuk luas daerah aliran 100 km 2

Weduwen untuk luas daerah aliran < 100 km 2

Rasional untuk luas daerah aliran < 1 km2

Dalam materi kuliah Drainase digunakan rumus Bayern untuk mengestimasi


waktu konsentrasi aliran dari suatu daerah aliran sebagai berikut :
H

W 72

di mana :

0, 6

km/jam

W = kecepatan aliran
H = beda tinggi/elevasi antara titik terjauh di daerah pengaliran
dengan titik yang ditinjau (m)
L = panjang sungai

tc

L
km/jam
W

-39-

SID Pengendalian Banjir & Perbaikan Sungai


KR. Tripa Kab. Nagan Raya (Lanjutan)

Anda mungkin juga menyukai