Anda di halaman 1dari 12

PERENCANAAN DAN DESAIN SALURAN DRAINASE PERMUKAAN JALAN

(Saluran Drainase Jalan Tanjung 21 B Kampus IPB)


Oleh :
Reskiana (F451120011)
Mahasiswa Pascasarjana Teknik Sipil dan Lingkungan, IPB
Email : rezqchan@gmail.com
a. Pendahuluan
Pembangunan suatu gedung atau infrastruktur sebaiknya perlu memperhatikan
infrastruktur pendukung seperti saluran drainase agar tidak mengganggu aktivitas dan
kenyamanan pengguna dan menyebabkan kerusakan pada gedung/infrastruktur itu sendiri.
Kelebihan air hujan pada suatu daerah dapat menimbulkan suatu masalah yaitu banjir atau
genangan air, sehingga diperlukan adanya saluran drainase yang berfungsi menampung air
hujan dan kemudian mengalirkannya ke kolam penampungan atau ke sungai.
Saluran drainase jalan di dalam kampus IPB masih belum diperhatikan, terbukti
masih adanya jalan-jalan tergenang pada saat hujan dengan intensitas yang tinggi dan
dalam durasi yang singkat. Salah satu ruas jalan yang sering tergenang adalah jalan
Tanjung 21 B kampus IPB Dramaga tepatnya depan SMA Kornita dan jalan menuju Asrama
Putra. Beberapa factor yang menyebabkan tergenangnya air di ruas jalan seperti
tersumbatnya screening saluran drainase akibat sampah dedaunan atau plastic, desain
saluran jalan yang tidak memperhatikan aspek hidrologi dan saluran drainase yang sudah
rusak.

Gambar 1. Ruas Jalan Tanjung 21 B tergenang dan Saluran Draianse yang meluap
b. Kondisi Saluran Drainase Permukaan Jalan di Wilayah Kampus IPB
Kondisi saluran drainase permukaan jalan di sekitar kampus IPB tepatnya pada titik
pengamatan Jalan Tanjung 21 B Kampus IPB Dramaga dapat dilihat pada Gambar berikut :

Gambar 2. Dimensi Saluran Drainase Jalan Tanjung 21 B Kampus IPB Dramaga

Gambar 3. Lokasi Pengamatan Saluran Drainase Jalan Tanjung 21 B Kampus IPB Dramaga
c. Analisa Saluran Drainase
Selokan (saluran) samping merupakan saluran yang dibuat pada sisi kanan dan kiri
jalan yang berfungsi untuk menampung dan mebuang air yang berasal dari permukaan jalan
dan daerah pengaliran sekitar jalan. Dalam merancang saluran samping jalan harus
diperhatikan pengaruh material untuk saluran tersebut dengan kecepatan rencana aliran
yang ditentukan oleh sifat hidrolis penampang saluran (kemiringan saluran). Dalam
merancang saluran samping pada suatu jalan harus sesuai dengan kriteria dalam
merancang suatu infrastruktur keairan dari segi analisis hidrologi dan hidrolika.
Saluran drainase dapat dibedakan menjadi dua yaitu saluran drainase permukaan
dan saluran drainase bawah permukaan. Pada studi kasus ini, saluran drainase yang
diamati adalah saluran drainase permukaan dengan bentuk penampang trapesium. Adapun
fungsi saluran drainase permukaan berdasarkan Petunjuk Desain Drainase Permukaan
Jalan NO. 008/T/BNKT/1990 DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DIREKTORAT
PEMBINAAN JALAN KOTA, yaitu
1. Mengalirkan air hujan/air secepat mungkin keluar dari permukaan jalan dan
selanjutnya dialirkan lewat saluran samping; menuju saluran pembuang akhir.

2. Mencegah aliran air yang berasal dari daerah pengaliran disekitar jalan masuk ke
daerah perkerasan jalan.
3. Mencegah kerusakan lingkungan di sekitar jalan akibat aliran air.
Dalam garis besar, perencanaan selokan atau saluran drainase samping mencakup
3 (tiga) tahap proses sebagai berikut:
a. Analisis hidrologi
b. Perhitungan hidrolika
c. Gambar Rencana
Analisis hidrologis dilakukan atas dasar data curah hujan, topografi daerah,
karakteristik daerah pengaliran serta frekuensi banjir rencana.
Hasil analisis hidrologi adalah besarnya debit air yang h arus ditampung oleh selokan
samping. Selanjutnya atas dasar debit yang kita peroleh maka dimensi selokan samping
dapat kita rencanakan berdasarkan analisa/perhitungan hidrolika.
Beberapa tahapan yang perlu dilakukan untuk analisis hidrologi sbb:
1. Analisa Data curah hujan selama beberapa tahun dari stasiun pencatat curah hujan.
a. Penentuan series data
Data maksimum tahunan (maximum annual series).
Data parsial (partial annual series)
b. Analisa frekuensi dengan kala ulang 2, 5, 10 tahun dst.
Distribusi Normal
Distribusi Log Normal
Distribusi Gumbel
Distribusi Log Pearson III
Frekuensi banjir rencana ditetapkan berdasarkan pertimbangan kemungkinankemungkinan kerusakan terhadap bangunan-bangunan di sekitar jalan akibat
banjir. Dengan asumsi "tingkat kerusakan sedang" masih dianggap wajar, maka
frekuensi banjir rencana untuk selokan samping dipilih 5 tahun.
2. Analisa intensitas hujan
Data curah hujan harian (Mononobe)

R24 24
24 tc

2/3

pers. 1

Keterangan :
I

= Intensitas Hujan (mm/jam)

R24

= curah Hujan Maksimum dalam 24 jam (mm)

Tc

= lamanya curah hujan (menit)

3. Perhitungan debit banjir

Analisa hidrologi untuk mengetahui besar debit puncak aliran genangan air banjir
dihitung dengan menggunakan metode Rasional.

Cs CIA ...Pers 2.

Dimana : Q

Cs

= Debit puncak aliran (m3/detik)

2 tc
2 tc td

..Pers 3.

= Koefisien Limpasan (Tabel 1)

= Intensitas hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam)

A = Luas Daerah Genangan air/banjir (m2)


4. Koefiesien Run Off/Limpasan (C)
Kocfisien pengaliran adalah kocfisicn yang besarnya tergantung pada kondisi
permukaan tanah, kemiringan medan, jenis tanah, lamanya hujan di daerah
pengaliran.
Table 1. Koefisien Pengaliran (C)

Sumber : Petunjuk Desain Drainase Permukaan Jalan NO. 008/T/BNKT/1990 DIREKTORAT


JENDERAL BINA MARGA DIREKTORAT PEMBINAAN JALAN KOTA.
5. Luas daerah Aliran (A)
Batas-batas daerah pengaliran ditetapkan berdasarkan peta topografi, pada
umumnya dalam skala 1 :50.000-1 : 25.000. Jika luas daerah pengaliran relatip kecil
diperlukan peta dalam skala yang lebih besar. Dalam praktek sehari-hari, sering
terjadi, tidak tersedia peta topography ataupun peta pengukuran lainnya yang
memadai sehingga menetapkan batas daerah pengaliran merupakan suatu pekejaan
yang sulit. Jika tidak memungkinkan memperoleh peta topography yang memadai,
asumsi. Berikut dapat dipakai sebagai bahan pembanding

= Batasdaerah pengaliran yang diperhitungkan

6. Waktu Konsentrasi
Penentuan waktu konsentrasi dengan menggunakan rumus empiris dari Kirpich
sebagai berikut :

tc

0.0195

Dimana :

L
S

0.77

.pers. 4

tc

= waktu konsentrasi (menit)

= Panjang Saluran (m)

= Kemiringan saluran (m)

Kemiringan saluran (S) diperoleh dari data elevasi pada peta kontur ataupun
perangkat lunak Google Aearth dan jarak horizontal yang didapatkan dari hasil
observasi di lapangan. Kemirigan saluran dapat dihitung dengan persamaan di
bawah ini :

X
100%
Y

Slope (S)
x

Dimana :
X

= beda elevasi (m)

= Jarak Horizontal

= Kemiringan Saluran

Y
Gambar 4. Kemiringan saluran

Analisis Dimensi Saluran dapat dilakukan dengan memperhitungkan hidrolika


saluran. beberapa tahap yang dilakukan :
1. Perhitungan kapasitas saluran drainase eksisting dan rencana
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus Manning yang merupakan
dasar dalam menentukan saluran.

1
R 2 / 3 S 1 / 2 .....................................Pers.5.
n
Q V A
.....................................Pers 6.
A
R
.....................................Pers 7.
P

Dimana :
V

= kecepatan aliran dalam saluran (m/detik)

= Koefisien Kehalusan

= Radius Hidrolis (m)

= Kemiringan saluran

= Luas Penampang Basah saluran (m2)

= Keliling basah saluran (m)

= Debit aliran (m3/detik)

= Koefisien kekasaran manning

Gambar 5. Penampang hidrolik saluran terbuka bentuk trapezium


Tabel 2. Elemen Geometri Penampang Hidrolik

Table 3. Nilai Koefisien Kekasaran Manning (n)

2. Perhitungan luas penampang basah saluran rencana


Tahapan perhitungan luas penampang basah saluran rencana sama seperti dengan
perhitungan kapasitas saluran drainase eksisting. Namun yang membedakannya
adalah dimensi saluran tersebut.

d. Desain Saluran Drainase Jalan


1. Perhitungan Curah Hujan dan Rencana
Data curah hujan yang digunakan yaitu data curah hujan Bogor tahun 2003 2012
dengan stasiun pengamatan di Lapangan Udara Atang Sanjaya, Kabupaten Bogor. Data
curah hujan tersebut cukup representatif karena jarak dari stasiun pengamatan ke Jalan
Tanjung 21 B Kampus Dramaga sekitar 29 km.
Curah hujan rencana dan curah hujan berdasarkan periode ulang tertentu diperoleh
dari perhitungan analisis frekuensi. Perhitungan analisis frekunsi yang dilakukan
menggunakan lima distribusi berbeda. Kelima jenis distribusi tersebut yaitu distribusi normal,
distribusi log normal, distribusi Pearson III, distribusi Log Pearson III dan distribusi Gumbel.
Hasil analisis dari kelima jenis distribusi tersebut disajikan pada Tabel 5 berikut :
Tabel 5. Rekapitulasi perhitungan curah hujan rencana dari analisis frekuensi

Sumber : Data Sekunder, 2013


Dari beberapa curah hujan rencana, hanya satu yang digunakan untuk dijadikan
input perhitungan berikutnya. Pada perhitungan ini, digunakan periode ulang 5 tahun.
Periode ulang 5 tahun dianggap wajar untuk menghindari kemungkinan kerusakan jalan
akibat genangan. Selanjutnya dipilih satu jenis distribusi yang memiliki rata-rata error dan
deviasi yang terkecil. Distribusi yang memiliki kedua nilai terkecil tersebut dianggap sebagai
distribusi yang mewakili di daerah Kabupaten Bogor. Nilai dari rata-rata error dan deviasi
dari masing-masing distribusi disajikan pada 6 berikut :

Gambar 6. Grafik yang menunjukkan rata-rata persentase error dan deviasi dari masingmasing distribusi.
Berdasarkan Gambar 6, terlihat bahwa distribusi Gumbel memiliki nilai rata-rata
persentase error dan deviasi yang lebih kecil. Berdasarkan data tersebut, distribusi Gumbel
merupakan distribusi yang representatif terhadap penyebaran curah hujan di Kabupaten
Bogor. Oleh karena itu, curah hujan rencana periode ulang 5 tahun yang digunakan yaitu
curah hujan distribusi Gumbel dengan nilai 44.60 mm/hari.
2. Perhitungan Kapasitas Saluran Drainase Eksisting
Berdasarkan hasil pengukuran saluran drainase di lapangan di dapat data
penampang saluran drainase seperti terlihat pada Gambar berikut :

Gambar. 7. Penampang Saluran Eksisting Drainase di Jalan


Kapasitas saluran eksisting daerah sekitar Jalan Tanjung 21 B Kampus Dramaga
IPB dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Manning yang merupakan dasar
dalam menentukan dimensi saluran.

Q V

x
100%
y

2
100%
30

0.067

1
R 2 / 3 S 1 / 2 dim ana A 0.161m 2 , dan n
n
1
R
y dim ana y 0.305m
2
R 0.153m
1
jadi V
x(0.153) 2 / 3 (0.067)1 / 2
0.011
V 6.69 m / det ik

6.69 m / det ik

1.077 m 3 / det ik

0.011

0.161 m 2

Berdasarkan hasil perhitungan, maka diperoleh debit saluran drainase yang ada
sebesar 1.077 m3/detik.
3. Perhitungan Debit Banjir Rencana
Perhitungan waktu aliran air di atas permukaan tanah sampai ujung saluran (td)

td

L
V

30 m
6.69 m / det ik

1
menit
60

4.48 det ik

0.075 menit

Perhitungan waktu konsentrasi (tc)

tc

0.0195

0.77

0.0195

0.77

30
0.067

0.76 menit

perhitungan Koefisien Cs

Cs

2tc
2tc td

2 0.76
(2 0.76 ) 0.075

0.95

Perhitungan Intensitas Hujan (I)


2/3

R24 24
24 tc

2/3

44.60 mm
24 jam

24

287 mm / jam
1
0.76 menit
jam
60
1
1
287 mm / jam
meter
det ik
7.97 10 5 m / det ik
1000
3600

Perhitungan Debit Banjir Rencana (Qp)


Luas tangkapan air pada daerah saluran drainase sekitar 31.300m2 diperoleh
dengan menggunakan perangkat lunak Google Earth kemudian dihitung luasnya
menggunakan website penghitung luas dengan alamat www.earthpoint.us.

Qp

Cs CIA

Qp

0.95 0.70 7.97 10

m / det ik 31.300 m 2

Qp 1.66 m 3 / det ik
Dari hasil perhitungan di atas diperoleh debit puncak (Qp) sebesar 1.66 m3/detik
sedangkan debit yang bisa ditampung oleh saluran drainase (Q) adalah 1.077 m3/detik,
berarti ada debit sebesar 0.583 m3/detik yang meluap dan menggenangi jalan pada saat
intensitas hujan tinggi. Oleh karena itu diperlukan desain saluran drainase yang bisa
menampung debit banjir puncak sebesar 1.66 m3./detik
4. Perhitungan Luas Penampang basah Saluran Rencana
Kapasitas saluran drainase rencana di Jalan Tanjung 21 B kampus IPB Dramaga
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan manning (5, 6 dan 7) yang merupakan
dasar dalam menentukan dimensi saluran.
Luas penampang basah saluran berbentuk trapezium (A) dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan :

b
h

h2

0.35 2

0.29 m 2

z)
(

0.15
2)
0.35

Keterrangan :
b

= lebar saluran drainase (cm)

= kedalaman saluran (cm)

keliling basah saluran berbentuk trapezium (P) dapat dihitung dengan menggunakan
rumus :

b 2h( 1 z 2 )

P 0.15 2(0.35)( 1 2 2
P 1.71 m
Berdasarkan perhitungan di atas, maka perhitungan radius hidrolis (R) dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan :

A
P

0.29 m 2
1.71 m

0.169 m

Berdasarkan uraian persamaan 5 di atas maka perhitungan kecepatan aliran ratarata dalam saluran (V) adalah :

V
V
V

1 2 / 3 1/ 2
R S
n
1
(0.169) 2 / 3 (0.067)1 / 2
0.011
7.09 m / det ik

Perhitungan debit saluran rencana (Q) daerah sekitar jalan Tanjung Kampus IPB
Dramaga dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 6 :

Q V

7.09 m / det ik 0.29 m 2

2.05 m 3 / det ik

Berdasarkan hasil perhitungan dimensi saluran drainase dengan luas penampang


basah saluran adalah 0.29 m2 sehingga debit maksimum yang bisa ditampung oleh saluran
drainase yang didesain adalah 2.05 m3/detik sedangkan debit puncak banjir periode 5 tahun
adalah 1.66 m3/detik. Dengan demikian dimensi ini bisa digunakan untuk saluran drainase.
Dimensi Desain Saluran Drainase (m)
A
b
y
h

0.5
0.15
0.35
0.50 53

Gambar 8. Penampang Melintang Desain Saluran Drainase Jalan


Kesimpulan
Banjir atau genangan yang terjadi di jalan Tanjung 21 B Kampus Dramaga IPB
disebabkan karena aliran permukaan pada saat intensitas hujan tinggi tidak tertampung oleh
saluran drainase yang ada dimana saluran tersebut hanya bisa menampung debit 1.077 m3/
detik sedangkan debit puncak pada periode ulang banjir 5 tahun adalah 1.66 m3/detik. Oleh
karena didesain saluran drainase yang memenuhi criteria debit banjir puncak dengan
dimensi tinggi saluran 50 cm atau 0.5 m dan lebar saluran bawah 15 cm atau 0.15 m serta

lebar saluran bagian atas 50 cm atau 0.5 m. Dengan dimensi tersebut maka debit yang bisa
ditampung saluran adalah 2.05 m3/detik. Hal ini sesuai dengan criteria drainase jalan yang
direkomendasikan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga Direktorat Pembinaan Jalan Kota
yang merekomendasikan saluran drainase dengan panjang saluran 100 m, maka
kedalaman saluran 50 cm.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Bina Marga . 1990. Petunjuk Disain Drainase Permukaan Jalan. Departemen
Pekerjaan Umum. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai