Gambar 1. Ruas Jalan Tanjung 21 B tergenang dan Saluran Draianse yang meluap
b. Kondisi Saluran Drainase Permukaan Jalan di Wilayah Kampus IPB
Kondisi saluran drainase permukaan jalan di sekitar kampus IPB tepatnya pada titik
pengamatan Jalan Tanjung 21 B Kampus IPB Dramaga dapat dilihat pada Gambar berikut :
Gambar 3. Lokasi Pengamatan Saluran Drainase Jalan Tanjung 21 B Kampus IPB Dramaga
c. Analisa Saluran Drainase
Selokan (saluran) samping merupakan saluran yang dibuat pada sisi kanan dan kiri
jalan yang berfungsi untuk menampung dan mebuang air yang berasal dari permukaan jalan
dan daerah pengaliran sekitar jalan. Dalam merancang saluran samping jalan harus
diperhatikan pengaruh material untuk saluran tersebut dengan kecepatan rencana aliran
yang ditentukan oleh sifat hidrolis penampang saluran (kemiringan saluran). Dalam
merancang saluran samping pada suatu jalan harus sesuai dengan kriteria dalam
merancang suatu infrastruktur keairan dari segi analisis hidrologi dan hidrolika.
Saluran drainase dapat dibedakan menjadi dua yaitu saluran drainase permukaan
dan saluran drainase bawah permukaan. Pada studi kasus ini, saluran drainase yang
diamati adalah saluran drainase permukaan dengan bentuk penampang trapesium. Adapun
fungsi saluran drainase permukaan berdasarkan Petunjuk Desain Drainase Permukaan
Jalan NO. 008/T/BNKT/1990 DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DIREKTORAT
PEMBINAAN JALAN KOTA, yaitu
1. Mengalirkan air hujan/air secepat mungkin keluar dari permukaan jalan dan
selanjutnya dialirkan lewat saluran samping; menuju saluran pembuang akhir.
2. Mencegah aliran air yang berasal dari daerah pengaliran disekitar jalan masuk ke
daerah perkerasan jalan.
3. Mencegah kerusakan lingkungan di sekitar jalan akibat aliran air.
Dalam garis besar, perencanaan selokan atau saluran drainase samping mencakup
3 (tiga) tahap proses sebagai berikut:
a. Analisis hidrologi
b. Perhitungan hidrolika
c. Gambar Rencana
Analisis hidrologis dilakukan atas dasar data curah hujan, topografi daerah,
karakteristik daerah pengaliran serta frekuensi banjir rencana.
Hasil analisis hidrologi adalah besarnya debit air yang h arus ditampung oleh selokan
samping. Selanjutnya atas dasar debit yang kita peroleh maka dimensi selokan samping
dapat kita rencanakan berdasarkan analisa/perhitungan hidrolika.
Beberapa tahapan yang perlu dilakukan untuk analisis hidrologi sbb:
1. Analisa Data curah hujan selama beberapa tahun dari stasiun pencatat curah hujan.
a. Penentuan series data
Data maksimum tahunan (maximum annual series).
Data parsial (partial annual series)
b. Analisa frekuensi dengan kala ulang 2, 5, 10 tahun dst.
Distribusi Normal
Distribusi Log Normal
Distribusi Gumbel
Distribusi Log Pearson III
Frekuensi banjir rencana ditetapkan berdasarkan pertimbangan kemungkinankemungkinan kerusakan terhadap bangunan-bangunan di sekitar jalan akibat
banjir. Dengan asumsi "tingkat kerusakan sedang" masih dianggap wajar, maka
frekuensi banjir rencana untuk selokan samping dipilih 5 tahun.
2. Analisa intensitas hujan
Data curah hujan harian (Mononobe)
R24 24
24 tc
2/3
pers. 1
Keterangan :
I
R24
Tc
Analisa hidrologi untuk mengetahui besar debit puncak aliran genangan air banjir
dihitung dengan menggunakan metode Rasional.
Cs CIA ...Pers 2.
Dimana : Q
Cs
2 tc
2 tc td
..Pers 3.
6. Waktu Konsentrasi
Penentuan waktu konsentrasi dengan menggunakan rumus empiris dari Kirpich
sebagai berikut :
tc
0.0195
Dimana :
L
S
0.77
.pers. 4
tc
Kemiringan saluran (S) diperoleh dari data elevasi pada peta kontur ataupun
perangkat lunak Google Aearth dan jarak horizontal yang didapatkan dari hasil
observasi di lapangan. Kemirigan saluran dapat dihitung dengan persamaan di
bawah ini :
X
100%
Y
Slope (S)
x
Dimana :
X
= Jarak Horizontal
= Kemiringan Saluran
Y
Gambar 4. Kemiringan saluran
1
R 2 / 3 S 1 / 2 .....................................Pers.5.
n
Q V A
.....................................Pers 6.
A
R
.....................................Pers 7.
P
Dimana :
V
= Koefisien Kehalusan
= Kemiringan saluran
Gambar 6. Grafik yang menunjukkan rata-rata persentase error dan deviasi dari masingmasing distribusi.
Berdasarkan Gambar 6, terlihat bahwa distribusi Gumbel memiliki nilai rata-rata
persentase error dan deviasi yang lebih kecil. Berdasarkan data tersebut, distribusi Gumbel
merupakan distribusi yang representatif terhadap penyebaran curah hujan di Kabupaten
Bogor. Oleh karena itu, curah hujan rencana periode ulang 5 tahun yang digunakan yaitu
curah hujan distribusi Gumbel dengan nilai 44.60 mm/hari.
2. Perhitungan Kapasitas Saluran Drainase Eksisting
Berdasarkan hasil pengukuran saluran drainase di lapangan di dapat data
penampang saluran drainase seperti terlihat pada Gambar berikut :
Q V
x
100%
y
2
100%
30
0.067
1
R 2 / 3 S 1 / 2 dim ana A 0.161m 2 , dan n
n
1
R
y dim ana y 0.305m
2
R 0.153m
1
jadi V
x(0.153) 2 / 3 (0.067)1 / 2
0.011
V 6.69 m / det ik
6.69 m / det ik
1.077 m 3 / det ik
0.011
0.161 m 2
Berdasarkan hasil perhitungan, maka diperoleh debit saluran drainase yang ada
sebesar 1.077 m3/detik.
3. Perhitungan Debit Banjir Rencana
Perhitungan waktu aliran air di atas permukaan tanah sampai ujung saluran (td)
td
L
V
30 m
6.69 m / det ik
1
menit
60
4.48 det ik
0.075 menit
tc
0.0195
0.77
0.0195
0.77
30
0.067
0.76 menit
perhitungan Koefisien Cs
Cs
2tc
2tc td
2 0.76
(2 0.76 ) 0.075
0.95
R24 24
24 tc
2/3
44.60 mm
24 jam
24
287 mm / jam
1
0.76 menit
jam
60
1
1
287 mm / jam
meter
det ik
7.97 10 5 m / det ik
1000
3600
Qp
Cs CIA
Qp
m / det ik 31.300 m 2
Qp 1.66 m 3 / det ik
Dari hasil perhitungan di atas diperoleh debit puncak (Qp) sebesar 1.66 m3/detik
sedangkan debit yang bisa ditampung oleh saluran drainase (Q) adalah 1.077 m3/detik,
berarti ada debit sebesar 0.583 m3/detik yang meluap dan menggenangi jalan pada saat
intensitas hujan tinggi. Oleh karena itu diperlukan desain saluran drainase yang bisa
menampung debit banjir puncak sebesar 1.66 m3./detik
4. Perhitungan Luas Penampang basah Saluran Rencana
Kapasitas saluran drainase rencana di Jalan Tanjung 21 B kampus IPB Dramaga
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan manning (5, 6 dan 7) yang merupakan
dasar dalam menentukan dimensi saluran.
Luas penampang basah saluran berbentuk trapezium (A) dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan :
b
h
h2
0.35 2
0.29 m 2
z)
(
0.15
2)
0.35
Keterrangan :
b
keliling basah saluran berbentuk trapezium (P) dapat dihitung dengan menggunakan
rumus :
b 2h( 1 z 2 )
P 0.15 2(0.35)( 1 2 2
P 1.71 m
Berdasarkan perhitungan di atas, maka perhitungan radius hidrolis (R) dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan :
A
P
0.29 m 2
1.71 m
0.169 m
Berdasarkan uraian persamaan 5 di atas maka perhitungan kecepatan aliran ratarata dalam saluran (V) adalah :
V
V
V
1 2 / 3 1/ 2
R S
n
1
(0.169) 2 / 3 (0.067)1 / 2
0.011
7.09 m / det ik
Perhitungan debit saluran rencana (Q) daerah sekitar jalan Tanjung Kampus IPB
Dramaga dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 6 :
Q V
2.05 m 3 / det ik
0.5
0.15
0.35
0.50 53
lebar saluran bagian atas 50 cm atau 0.5 m. Dengan dimensi tersebut maka debit yang bisa
ditampung saluran adalah 2.05 m3/detik. Hal ini sesuai dengan criteria drainase jalan yang
direkomendasikan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga Direktorat Pembinaan Jalan Kota
yang merekomendasikan saluran drainase dengan panjang saluran 100 m, maka
kedalaman saluran 50 cm.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Bina Marga . 1990. Petunjuk Disain Drainase Permukaan Jalan. Departemen
Pekerjaan Umum. Jakarta.