Abstract
Road/highway and bridge is vital transportation infrastructure to the isolation connectivities of district that one
way otherly. Development of reinforced concrete bridge by unfolding < 30 m quite a lot with various form of girder
and also immeasurable foundation type. Determination of this foundation type hardly determined from result of
investigation of soil (recommendation of the laboratory test). This research takes soil test result which has specified
foundation pit type reinforced concrete at development of Wai Timoya Bridge with length unfolds ( span of beam)
15 m. Dimension foundation of fairish pit of external diameter (outer ring, Rout) = 3500 mm, and inner diameter
(inner ring, Rinn) = 2900 mm Thick (d) = 300 mm. Result obtained for Concrete Compressive Strength, fc'=22.5 MPa
(K250) and Steel Tensile Strength, fy = 240 MPa (U24) and fy = 400 MPa (U32). Prime steel bar, 22-200, 16-200 and extra
steel bar, 12-200 and so the anchorage 25. Total steel bar weight is obtained, wtot = 10 370 kg, concrete K175 = 106 m3
and concrete K250 = 93 m3.
41
JURNAL SIMETRIK VOL 5, NO. 2 DESEMBER 2015, ISSN : 2302-9579
dimana, n : jumlah pondasi, bh dimana, A : luas area luar atau dalam beton, m2
D : diameter galian tanah, m D : diameter cincin luar atau dalam, m
d : tinggi galian, m
Volume Beton Pondasi, V
A : luas galian tanah, m2
V : volume galian, m3 V = APond.lPond.
A = (1/4).π.D2
Berat tulangan, w 3. Analisis bahan campuran beton
Beton terdiri dari campuran semen, aggregate
w = A.L.BJ.n
kasar/halus dan air. Dengan mutu beton yang berbeda
dimana, L : panjang total tulangan, m tentunya komposisi campuran beton juga akan berbeda
D : diameter tulangan, m sehingga diperlukan analisis yang pasti untuk kebutuhan
BJ : berat jenis baja, kg/m3 kerja di lapangan.
A : luas tulangan, m2
a. Komposisi Mutu Beton K250
w : berat tulangan, m3
Campuran beton K250 dinyatakan dalam satuan per
b. Beton satuan m3 dalam arti koefisien yang dinyatakan untuk 1
m3 campuran beton. Perbandingan campuran adalah PC
Untuk analisis terhadap beton dalam dua jenis analisis
yaitu terhadap beton K250 dan K125. Untuk beton K250 : Batu Pecah 1” : Batu Pecah ½” : Pasir.
diperuntukan untuk beton pondasi dan footing Portland Cement 50 kg = 9.268 x volume
Batu Pecah 1” = 0.341 x volume
abutment. Sedangkan untuk beton K125 yaitu untuk
Batu Pecah 1/2” = 0.249 x volume
beton siklop (isi sumuran). Analisis dapat dilakukan
Pasir = 0.308 x volume
dengan menggunakan formula-formula berikut.
b. Komposisi Mutu Beton K175
Beton K250 (Footing Abutment)
Campuran beton K175 dinyatakan dalam satuan per
Volume footing abutment, VFoot satuan m3 dalam arti koefisien yang dinyatakan untuk 1
m3 campuran beton. Perbandingan campuran adalah PC
VFoot = n .d . b . l
: Batu Kerikil : Pasir.
dimana, n : jumlah footing pondasi beton, bh Portland Cement 50 kg = 6.823 x volume
d : tebal footing pondasi beton, m Batu Kerikil = 0.601 x volume
b : lebar footing pondasi beton, m Pasir = 0.314 x volume
l : panjang footing pondasi beton, m
42
JURNAL SIMETRIK VOL 5, NO. 2 DESEMBER 2015, ISSN : 2302-9579
s As1+As’ Ts
b
Gambar.2.2. Momen Nominal Tulangan.
Analisis terhadap bagian atas jembatan yaitu untuk merupakan bahan konstruktif yang paling penting dan
balok gelagar untuk mengetahui besaran momen yang digunakan dalam berbagai bentuk untuk semua struktur
bekerja (Gbr. 2.2) seperti berikut. besar maupun kecil, bangunan, jembatan, perkakas jalan
dan kegunaan lainnya. Sifat –sifat beton bertulang
Mn1 = As1ƒy [ d – a/2 ] sangat penting bagi suatu perancangan struktur
Momen penahan kedua yang dihasilkan oleh tulangan
tarik tambahan dan tulangan tekan (As2 dan
3. METODOLOGI.
As’diperlihatkan pada gambar. 2.2 (c).
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian.
Mn2 = As’ƒy (d – d’)
Tempat dilakukan penelitian ini adalah jembatan beton
Sampai di sini, tulangan tekan diasumsikan telah
Wai Timoya yang berlokasi di Desa Karlutukara,
mencapai tegangan lelehnya. Jika kasusnya seperti ini,
kecamatan Seram Utara Barat, kabupaten Maluku
nilai As2 dan As’ akan sama karena penambahan T
Tengah dengan waktu pelaksanaan selama 2 (dua)
akibat As2ƒy harus sama dengan penambahan C akibat
bulan..
As’ƒy untuk mencapai keseimbangan. Jika demikian, As’
harus lebih besar dari pada As2’. Dengan
3.2. Data Jembatan.
menggabungkan kedua nilai ini, maka didapat ;
Data Jembatan Beton Wai Timoya yang
Mn = As1 ƒy [ d – a/2 ] + As’ ƒy (d - d’)
menghubungkan Desa Karlutukara dan Desa Pasanea di
Kec. Seram Utara Barat (MalTeng), meliputi ;
Dalam penelitian ini tidak dibahas bagian atas jembatan
* Panjang Bentang Jembatan : 15.00 meter.
tetapi hanya bagian bawah.
* Lebar Jembatan : 7.70 meter.
* Tinggi Total Jembatan : 8.80 meter.
2.2. Beton & Beton Bertulang.
* Tinggi Pondasi Sumuran : 4.00 meter.
Beton merupakan suatu campuran yang terdiri dari
* Tinggi Puncak Abutment : 8.80 meter.
pasir, kerikil, batu pecah, atau agregat – agregat lain
* Diameter Luar Pondasi Sumuran : 3.50 meter.
yang dicampur menjadi satu dengan suatu pasta yang
* Tebal Pondasi Sumuran : 0.30 meter.
terbuat dari semen dan air membentuk suatu massa-
* Mutu Beton, K-250 (fc’=22.5MPa) : 250 kg/cm2.
mirip- batuan. Terkadang, satu atau lebih bahan aditif
* Mutu Baja, U-24 (fy=240MPa) : 2400 kg/cm2.
ditambahkan untuk menghasilkan beton dengan
* Mutu Baja, U-32 (fy=400MPa) : 4000 kg/cm2.
karakteristik tertentu. Sedangkan beton bertulang juga
43
JURNAL SIMETRIK VOL 5, NO. 2 DESEMBER 2015, ISSN : 2302-9579
3.3. Teknik Pengumpulan Data. 3. Teknik kepustakaan, yaitu mendapatkan teori – teori
atau rumus- rumus dalam berbagai buku yang
1. Observasi / pengamatan, yaitu melihat dan memiliki kaitan langsung dengan permasalahan
mengamati langsung objek penelitian yang ada di dalam penelitian ini.
lokasi pekerjaan jembatan serta meneliti/mencatat
keadaan pekerjaan yang dilakukan untuk dijadikan
data/bahan penelitian. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN.
2. Wawancara, yaitu melakukan tanya-jawab dengan
tenaga kerja di lokasi pekerjaan untuk mengetahui 4.1. Analisis Galian Pondasi Jembatan.
kondisi pekerjaan yang sebenarnya dilakukan.
V = A.d
3.50 = 9.625 x 2.64
= 25.41 M3
Gambar.4.1. Penampang Galian Struktur - 1.
V = A.d
3.50 = 9.625 x 1.95
= 18.77 M3
Gambar.4.2. Penampang Galian Struktur - 2.
44
JURNAL SIMETRIK VOL 5, NO. 2 DESEMBER 2015, ISSN : 2302-9579
4.2. Analisis Baja Tulangan dan Beton. 3. Panjang Keseluruhan (total length), Ltot.
45
JURNAL SIMETRIK VOL 5, NO. 2 DESEMBER 2015, ISSN : 2302-9579
46
JURNAL SIMETRIK VOL 5, NO. 2 DESEMBER 2015, ISSN : 2302-9579
A12 = (1/4).π.D2
= 0.25x3.14x0.0122
Tulangan Vertical Footing Abutment
= 0.000113 m2
(Baja Tulangan U24 & U32)
A16 = (1/4).π.D2
= 0.25x3.14x0.0162
= 0.000201 m2
A25 = (1/4).π.D2
= 0.25x3.14x0.0252
= 0.000491 m2
Gambar.6.7. Analisis Tulangan Footing Abutment.
5. Berat Keseluruhan (total weight), wtot.
L1 = n1.L25 = 0.000113x266x7850x2
= 46x6.00 = 471.91 kg
= 276.00 m ≈ 472 kg
L2 = n2.L25 w16 = A16.L16.BJBaja.nabutm
= 46x5.00
= 0.000201x433x7850x2
= 230.00 m
= 1 367 kg
2. Baja Tulangan U24 : 12
w25 = A25.L25.BJBaja.nabutm
L3 = n3.L12 = 0.000491x506x7850x2
= 46x4.40 = 3 901 kg
= 203.00 m
Sehingga, diperoleh :
L4 = n4.L12
= 4x8.30 wTot = 5 740 kg
= 34.00 m
47
JURNAL SIMETRIK VOL 5, NO. 2 DESEMBER 2015, ISSN : 2302-9579
16-20
22-20
Penulangan ABUTMENT
22-20
22-20
12-20
22-20
48
JURNAL SIMETRIK VOL 5, NO. 2 DESEMBER 2015, ISSN : 2302-9579
49