Anda di halaman 1dari 6

33

ANALISA KOREKSI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PPH TERUTANG


PADA UD MEKAR JAYA

Rina Sofia Wassar 1) Wa Asrida 2) Sherlie Evabioni Latuamury 3)


1,2,3)
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ambon

ABSTRAK
Laporan laba rugi sangat penting bagi perusahaan yang disusun sedemikian rupa berdasarkan prinsip-
prinsip akuntansi sehingga memberikan informasi yang dapat dipercaya. Laporan keuangan fiskal dibuat hanya
untuk menghitung penghasilan kena pajak dan pajak penghasilan terutang. Salah satu faktor yang menyebabkan
adanya perbedaan tersebut adalah ketika suatu perusahaan membuat laporan keuangan per 31 desember ada
akun-akun yang tidak dimasukan, seperti biaya perjalanan, Sehingga perlu dilakukan koreksi fiskal.
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui besarnya jumlah koreksi fiskal positif dan negatif dari laporan
laba rugi untuk mengetahui PPh terutang pada UD Mekar jaya Ambon. Koreksi positif akan menambah
penghasila kena pajak dan koreksi negatif akan mengurangi penghasila kena pajak.
Dari hasil analisa yang dibuat penulis menggunakan teknik analisa komperatif yang menghitung laba
secara komersial penghasilan kena pajak Badan PPh Pasal 21 dan SPR untuk tahun depan.

Kata Kunci : Laporan Keuangan Komersial, koreksi fiskal, Pajak Terutang


PENDAHULUAN sebenarnya tidak sesuai dengan ketentuan mengenai
Laporan keuangan disusun oleh manajemen pengakuan biaya dalam undang-undang perpajakan.
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan bersama Namun
sebagian besar penggunanya. Dengan kata lain Berdasarkan uraian latar belakang diatas,
laporan keuangan tidak disusun secara khusus oleh peneliti ingin mengetahui, bagaimana koreksi fiskal
perusahaan hanya untuk satu atau dua pengguna saja dalam menghitung PPh Terutang pada UD Mekar
tetapi untuk keseluruhan pengguna laporan Jaya Ambon. Data yang digunakan dalam penelitian
keuangan itu sendiri. Pihak pihak yang ini adalah laporan laba bersih untuk periode tahun
berkepentingan atas laporan keungan perusahaan 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
diantaranya investor, kreditor, manajemen mengetahui bagaimana penerapan koreksi fiskal
perusahaan, suplayer, pelanggan, karyawan, dalam perhitungan PPh terutang pada UD Mekar
akademisi/peneliti, pemerintah dan masyarakat pada Jaya Ambon.
umumnya. Para pengguna laporan keuangan tersebut
mempunyai kepentingan yang berbeda atas laporan TINJAUAN PUSTAKA
keuangan perusahaan. Sehingga informasi yang Pajak sering didefenisikan sebagai salah satu
diperlukan juga berbeda satu sama lain. bentuk iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
Sebagai salah satu pengguna laporan keuangan Undang-Undang (sehingga dapat di paksa) dengan
pemerintah memerlukan informasi dari laporan tidak mendapat balas secara langsung. Secara Umum
keuangan perusahaan salah satunya adalah untuk pajak dapat diartikan sebagai punguta yang
kepentingan perpajakan. Sebab dengan sistem dilakukan oleh pemerintah yang didasari oleh
pemungutan pajak yang kita anut sekarang yaitu peraturan perundang-undangan yang hasilnya
sistem self assesment, wajib pajak (perusahaan) dilakukan untuk pembiayaan pemerintah.
diberi kewenangan penuh untuk menghitung,
membayar dan melaporkan pajak yang terutang. Berikut ini beberapa pengertian Pajak menurut para
Adapun dasar penghitungan besarnya pajak yang Ahli:
terutang adalah dari laba bersih sebelum pajak yang a. Pengertian pajak Menurut Santoso ( 2010,
terdapat dalam laporan keuangan perusahaan. halaman 5 ) Pajak adalah bantuan baik secara
Dengan kata lain besar kecilnya laba perusahaan langsung maupun tidak baik yang dipaksakan
dalam laporan keuangan menentukan seberapa besar oleh kekuasaas public dari penduxdik atau dari
pajak yang harus dibayar.
barang, untuk menutupi belanja pemerintah,
Apabila dilihat dari sudut pandang wajib pajak
(perusahaan) pajak adalah biaya atau beban. Oleh yang artinya pajak merupakan suatu pungutan
sebab itu perusahaan berusaha menekan seminimal dari masyarakat yang berguna untuk
mungkin pajak yang terutang agar bisa kepentingan Negara.
memaksimalkan laba bersih yang didapat. Dalam b. Pengertian Pajak Menurut Smeets ( 2004.
upaya menekan jumlah pajak yang terutang itu Hlaman 12 ) Pajak adalah prestasi kepada
perusahaan berusaha membuat perencanaan pajak pemerintah yang terutang melalui norma-
Atau dalam istilah lain juga disebut sebagai
norma umum, dan yang dapat di paksa, yang
manajemen pajak. Banyak cara dilakukan wajib
pajak mulai dari menunda pendapatan sampai dapat ditujukan dalam hal yang individu.
membiayakan semua jenis pengeluaran (biaya) yang
34

c. Pengertian Pajak Menurut Suparman (2004, atau timbulnya hutang (atau kombinasi
halaman 11 ) Pajak adalah iuran wajib berupa keduanya) selama satu periode yang berasal dari
barang yang dipungut oleh pengusaha penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan
jasa, atau dari pelaksanaan kegiatan lain yang
berdasarkan norma hukum, guna menutup
merupakan kegiatan utama badan usaha.
biaya produksi barang jasa kolektif dalam b. Menurut SAK dalam Kerangka Dasar
mencapai kesejatraan umum. Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan,
pegertian beban adalah penurunan manfaat
Fungsi Pajak ekonomis selama satu periode akuntansi dalam
Pajak dapat difungsikan sebagai: bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva
a. Fungsi Pendanaan atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan
Pajak sebagai fungsi dana bagi pemerintah penurunan ekuitas yang tidak menyangkut
untuk membiyai pengeluaran-pengeluarannya, pembagian kepada penanam modal.
yaitu pajak dimanfaatkan sebagai instrumen
pengumpulan dan guna membiayai Penghasilan dan Biaya Menurut UU Perpajakan
pengeluaran-pengeluaran pemerintahditujukan Menurut Judisseno (2001: 52) “Jumlah uang
dengan masuknya pajak kedalam Anggaran yang diterima atas usaha yang dilakukan orang
Pendapatan Belanja Negara (APB). perorangan, badan dan bentuk usaha lainnya yang
b. Fungsi Mengatur dapat digunakan untuk aktivitas ekonomi seperti
Pajak sebagai alat untuk mengatur mengkomsumsikan dan atau menimbun serta
melaksanakan kebijaksanaan pemerintah menambah kekayaan”
dalam bidang sosial ekonomi, restribusi Para ahli menyarankan agar definisi penghasilan
pendapatan, dan stabilitas ekonomi. yang terpakai hendaknya komprehensif tidak
Pajak Penghasilan (PPh) memandang sumbernya, artinya dari apa atau dari
Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang mana saja sumber tambahan kemampuan untuk
dikenakan terhadap subjek pajak (orang pribadi, menguasai barang dan jasa dapat dipakai memenuhi
badan, Bentuk Usaha Tetap (BUT)) atas penghasilan kebutuhan, legal atau illegal, halal atau haram,
yang diterima atau yang diperolehnya dalam tahun termasuk hadiah, pembebasan hutang, menang
pajak. undian dan lain-lain.
Dalam UU PPh No. 7 Tahun 1983 yang diubah
Penghasilan kena Pajak dengan UU PPh No. 17 Tahun 2000 pasal 4 ayat (1)
Penghasilan Kena Pajak adalah selisih yang yang menjadi objek pajak adalah peghasilan yaitu
didapat dari penghasilan yang merupakan objek setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
pajak penghasilan dikurangi dengan biaya yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang
diperkenankan sebagai pengurang penghasilan kena berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia,
pajak dan ditambah dengan penghasilan lainnya yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
yang merupakan objek pajak. (Djoko Muljono, 2010 menambah kekayaan Wajib Pajak yang
halaman 250) . bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk
Penghasilan kena pajak juga bisa dihitung dari laba apapun.
secara komersial dikurangi dengan koreksi fiskal. Menurut pajak, tidak semua biaya yang
Jika Penghasilan Kena Pajak sudah diketahui, maka dikeluarkan perusahaan dapat diakui sebagai
dapat langsung dihitung PPh Badan Terutang pada pengurang, meskipun biaya tersebut berkaitan
akhir tahun pajak dengan menerapkan tarif dalam dengan kegiatan usaha. Hal ini disebabkan karena
Pasal 17 UU PPh Tahun 2000 yang dilakukan secara meurut ketentuan pajak, biaya fiskal digolongkan
progresif tax. menjadi 2 (dua) macam, yakni biaya-biaya yang
boleh dikurangkan dari penghasilan bruto dan biaya-
Penghasilan dan Biaya Menurut SAK biaya yang tidak boleh dikurangkan dari penghasilan
Penghasilan adalah tambahan kemampuan bruto.
seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup
ekonomisnya dalam suatu periode tertentu, Koreksi Fiskal
sepanjang tambahan kemampuan ini berupa uang Yang membedakan antara laba secara
atau dapat dinilai dengan uang. komersial dengan penghasilan kena pajak adalah
Menurut PSAK No. 23, Pendapatan ialah arus dilakukan koreksi fiscal terhadap laba secara
masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari komersial. Hampir semua laba komersial yang
aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila dihasilkan oleh semua perusahaan, harus mengalami
arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas koreksi fiscal untuk mendapat penghasilan kena
yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. pajak, karena tidak semua ketentuan dalam semua
standar akuntasi keuangan digunakan dalam
Defenisi biaya nenurut para ahli peraturan perpajakan atau ketentuan perpajakan
a. Menurut Zaki Baridwan dalam buku, biaya yang tidak sama dengan standar akuntansi keuanagn.
adalah aliran keluar atau pemakaian lain aktiva
35

Terjadinya perbedaan antara standar akuntansi Teknik analisis data yang digunakan adalaha
keuanagn dengan peraturan peraturan perpajakan di komperetif yang menghitung laba secara komersial
sebabkan oleh karna adanya berbagai kepentingan dengan penhasilan kena pajak. Dengan
dari Negara dalam memenfaatkan sebagai salah satu menggunakan laporan laba rugi 2013
komponen kebijakan fiscal. Koreksi fiscal secara
akuntansi tidak memerlukan perlakuan jurnal khusus DATA DAN PEMBAHASAN
pada prinsipnya koreksi fiscal tidak mengubah Laporan Laba Rugi UD Mekar Jaya
besarnya saldo pada rekening nominal atau rekening Dalam hasil akhir proses Akuntansi, akan
rill pada neraca maupun laporan rugi laba. disajikan Laporan Keuangan yang dimana disusun
Perbedaan yang mungkin terjadi yaitu atas berdasrkan Standar Akuntansi Keuangan, Periode
besarnya pajak yang terhutang yang dilakui dalam akuntansinya dimulai tanggal 1 januari 2008 sampai
laporan laba rugi komersial dengan pajak yang dengan 31 Desember2013, laporan Keuangan UD
terutang menurut fiscus. Perbedaan pajak yang Mekar Jaya terdiri dari Neraca, Laba Rugi, Laporan
terutang itu sebenarnya tidak perlu terjadi apabila Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan, Dan
perhitungan pajak yang diakui dalam laporan laba dalam kaitannya dengan permasalahan penelitian ini,
rugi komersial di lanjutkan dengan perhitungan maka penulis hanya membahas Laporan Laba Rugi.
adanya koreksi fiscal. Laba Rugi adalah laporan yang menggambarkan
Apabila secara komersial wajib pajak dalam hasil usaha suatu perusahaan untuk suatu periode
perhitungan PPh yang terutang belum menghitung unsur- unsur yang berkaitan langsung adalah
koreksi fiscal srehinggah terjadi perbedaan dengan pendapatan dan beban.
perhitungan PPh terutang menurut fiscus, maka Berikut ini adalah Laporan Keuangan UD
besarnya PPh terutang akan mempengaruhi Mekar Jaya yang dibuat berdasarkan Standar
posisineraca secara laporan komersial dari wajib Akuntansi Keuangan untuk Periode tahun 2013.
pajak.
Koreksi Fiscal terjadi karena adanya perbedaan Tabel 4.1
pengakuan secara komersial dan secara fiscal. Laporan Laba Rugi
Perbedaan tersebut dapat berupa: Periode 01 January – 31 Desember
a. Beda tetap Penjualan 1.575.000
Beda tetap terjadi apabila terdapat transakasi Retur penjualan 126.000
yang di akui oleh wajib pajak sebagai Penjualan bersih 1.449.000
penghasilan atau sebagai biaya dalam akuntansi HPP 794.700
secara komersial yang diatur dalam SAK. Laba kotor 654.300
Namun demikian, berdasarkan ketentuan Biaya Usaha :
peraturan perpajakn, atas transaksi tersebut Biaya iklan 17.500
bukan merupakan biaya, atau sebagian Biaya gaji 120.000
merupakan penghasilan atau merupakan biaya.
Biaya perjalanan 35.000
b. Beda Waktu
Biaya listrik 32.500
Beda waktu terjadi karena adanya perbedaan Biaya PBB 7.000
pengakuan besarnya waktu secara akutansi
Biaya perolehan 8.000
komersial dibandingkan secara fiscal misalnya
Penyusustan kendaraan 25.600
dalam ketentuan masa manfaat dari aktuifa yang
Penyusustan peralatan 29.670
akan dilakukan penyusutan atau amortisasi.
Penyusutan gedung 38.000
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN Biaya asuransi gedung 6.500
TEKNIK ANALISA DATA Biaya telepon 42.500
Lokasi yang merupakan wilayah dan objek Biaya alat tulis 6.000
penelitian dapat didefinisikan sebagai berikut : Biaya sewa 10.000
Wilayah peneltian dilakukan padaUD Mekar Jaya Biaya sumbangan 20.000
Ambon Jln Raya Suli, Negeri Suli. Biaya kerugian piutang 14.490
UD Mekar Jaya berdiri pada tahun 2012, 437.760
perusahaan ini brgerak dibidang perikanan, . Usaha Laba usaha 180.540
ini bertempat dikota ambon lebih jelasnya desa suli Pendapatan lain-lain 65.000
(natsepa) dan telah memiki cabang didaerah lain. Laba bersih 245.540
Usaha ini menjual ikan tunah dan ikan segar lainnya.
Ikan – ikan tersebut didapat dari tangkapan dipulau Informasi tambahan
seram kemudian dibawa ke kota ambon dan 1. Retur penjualan
dikelolah, ikan tunah diambil isinya, sedangkan ikan Perusahaan menggunakan metode cadangan
segar lainnya langsung dikirim keberbagai cabang sebesar 1% dari penjualan bersih sebesar
dengan kualitas nomor satu. 1.575.000.000 X 1% = 157.500.000
Teknik Analisa Data 2. Penjualan bersih
36

Penjualan bersih didapat dari penjualan kurang penjualan yang terjadi adalah 1% x
retur penjualan 1.575.000.000 – 126.000.000 = 1.575.000.000 = 126.000.000 , sedangkan pada
1.449.000.000 faktanya retur yang terjadi hanyalah
3. HPP 72.500.000. nilai 75.000.000 ini lah yang
HPP didapat dari : merupakan jumlah retur penjualan yang akan
Persediaan awal Rp 200.000.000 dicatatat dalam kolom fiskal.
Pembelian Rp 875.000.000 c) Biaya gaji
Retur pembelian Rp 10.600.000 Dalam tahun perjalanan 2013 Ud Mekar jaya
Potongan pembelian Rp (5.300.000 ) membeli beras untuk di bagikan kepada
Pembelian bersih Rp. 869.700.000 kariyawan sebesar 16.000.000. ketika dikoreksi
Barang siap dijual Rp 1.069.700.000 pembelian beras tidak dimasukan dalam biaya
Persedian akhir Rp ( 275.000.000 ) gaji berati biaya gaji harus dikurangkan
HPP Rp 794.700.000 (120.000.000 – 16.000.000) 104.000.000, dan
4. Laba kotor ini yang akan dikoreksi secara fiskal
Laba kotor didapat dari penjualan bersih kurang d) Biaya perjalanan
HPP. 1.449.000.000–794.700.000 = Dalam tahun perjalanan 2013 pimpinan Ud
654.300.000 Mekar jaya melakukan perjalan luar kota
5. Biaya kerugian piutang besama istrinya dan perusahan membeli tiket
kepada istrinya sebesar 5.000.000 untuk 5X
Biaya kerugian piutang untuk keperluan
perjlanan dalam setahun, ini berati perlu
akuntansi perusahan menggunakan metode
dilakukan koreksi fiskal (35.000.000 –
cadangan 1% dari penjualan bersih (1% X
5.000.000) 30.000.000
1.449.000.000) 144.900.000
e) Biaya telepon
6. Laba usaha
Dalam tahun perjalanan 2013 Ud Mekar jaya
Laba usaha didapat dari laba kotor kurang membayar biaya telepon sebesar 42.500.000
biaya-biaya usaha 654.300.000 – 437.760.000 = termasuk pembelian pulsa kepada pimpinan dan
216.540.000 bagian pemasaran sebesar 18.500.000 dan ini
7. Laba bersih harus dikoreksi secara fiskal sebesar
Laba bersih didapat dari laba usaha tambah (42.500.000 – 18.500.00) 24.000.000
pendapatan lain-lain 180.540.000+65.000.000 = f) Biaya sumbangan
Rp 245.540.000 Dalam tahun perjalanan 2013 Ud Mekar jaya
meberi sumbangan sebesar 20.000.000
Transaksi – transaksi UD Mekar Jaya yang harus diantaranya 9.500.000 untuk pembangunan
dikoreksi : rumah ibadah dan 500.000 untuk kegiatan hari
a) Penjualan nasional, ketika dilakukan koreksi fiskal
Dalam tahun perjalanan 2013 Ud Mekar jaya .(4.500.000 + 500.000) 10.000.000
melakukan penjualan ke cabang lain seharga g) Biaya kerugian piutang
425.000.000 tetapi ketika kembali dijual Dalam tahun perjalanan 2013 Ud Mekar jaya
seharga 500.000.000. dan jika dicermati membayar kerugian piutang dengan metode
saksama nominal penjualan pada kolom cadangan sebesar 1% dari penjualan neto dan
akuntasi sebesar 1.575.000.000 dikoreksi untuk pada priode tersebut piutang yang tidak dapat
fikal (500.000.000 – 425.000.000) 75.000.000 ditagih 1.449.000.000 sehingga dilakukan
b) Retur penjualan koreksi fiscal 1% X1.449.000.000 =
Dalam tahun perjalanan 2013 Ud Mekar jaya 144.900.000 – 15.000.000 = 129.000.000
mengantisipasi retur penjualan dengan metode
cadangan sebesar 1% dari penjualan dan
Koreksi fiscal dan PPh terutang UD Mekar Jaya

Tabel 4.2
Koreksi fiscal terhadap laporan laba rugi UD Mekar Jaya Ambon
(dalam ribuan Rupiah)
Ket Menurut Koreksi Fiskal Fiskal
Akuntansi Positif negatif

Penjualan 1.575.000 75.000 - 1.650.000


Retur penjualan 126.000 53.500 - 72.500
Penjualan bersih 1.449.000 - - 1.449.000
HPP 794.700 - - 794.700
Laba kotor 654.300 - - 654.300
Biaya Usaha :
By iklan 17.500 - - 17.500
37

By gaji 120.000 16.000 - 104.000


By perjalanan 35.000 5.000 - 30.000
By listrik 32.500 - - 32.500
By PBB 7.000 - - 7.000
By perolehan 8.000 - - 8.000
Peny. kendaraan 25.600 - - 25.600
Peny peralatan 29/670 - - 29.670
Peny gedung 38.000 - - 38.000
By asuransi 6.500 - - 6.500
gedung
By telepon 42.500 (8.500 - 24.000
Biaya alat tulis 6.000 - - 6.000
By sewa 10.000 - - 10.000
By sumbangan 20.000 10.000 - 10.000
By kerugian 14.490 - - 14.490
piutang
437.760 - - 437.760
Laba usaha 180.540 - (510) 180.540
Pendapatan lain- 65.000 65.000
lain

Informasi Tambahan Perhitungan PKP (Penghasilan Kena Pajak)


1. Penjualan Badan UD Mekar Jaya
koreksi fiskal penjualan 75.000.000 ini Laba barsih komersial Rp 447.091.000
merupakan koreksi fiskal positif karena Koreksi Fiskal
mengurangi besarnya penjualan atau dengan Positif Rp 178.000.000
kata lain menambah penghasilan dipandang Negatif Rp 510.000
secara komersial. Penghasilan kena pajak Rp 624.581.000
2. Retur penjualan
Koreksi fiskal retur penjualan sebesar
53.500.000 yang mana merupakan koreksi PPh Terutang Pasal 21 UD Mekar Jaya
positif karena mengurangi besarnya retur Penghasilan Kena Pajak Orang Pribadi UD
penjualan atau dengan kata lainmenambah Me3kar Jaya
penghasilan dipandang secara komersial. PPh Terutang pasal 21
3. Biaya gaji Gaji pokok Rp 2.500.000
Tunjangan kesehatan Rp500.000
Koreksi fiskal biaya gaji 16.000.000, ini
Penghasilan bruto Rp 3.000.000
termasuk dalam koreksi fiskal positif karena
Pengurangan
mengurangi besarnya biaya atau dengan kata
Biaya jabatan 5%X 2.000.000 (Rp 100.000)
lain menambah penghasilan.
Penghasilan neto sebulan Rp 2.900.000
4. Biaya perjalanan
Penghasilan neto setahun X12 Rp 34.800.000
Koreksi fiskal biaya perjalanan 5.000.000, ini PTKP
termasuk dalam koreksi fiskal positif karena WP Rp 24.300.000
mengurangi besarnya biaya atau dengan kata Kawin Rp 2.025.000
lain menambah penghasilan. Rp (26.325.000)
5. Biaya telepo PKP setahun Rp 8.475.000
Koreksi fiskal biaya telepon 18.500.000,
merupakan koreksi fiskal positif karena PPh pasal 21 terutang setahun 5% X Rp 8.475.000
mengurangi besarnya biaya atau dengan kata = Rp 423.750
lain menambah penghasilan. PPh pasal 21 terutang sebulan Rp423.75 : 12
6. Biaya sewa = Rp 35.313
Koreksi fiskal biaya telepon 10.000.000
merupakan koreksi fiskal positif karena
mengurangi besrnya biaya atau dengan kata lain PPH Pasal 25 Berdasarkan SPT
menambah penghasilan. Dalam tahun 2013 Ud Mekar Jaya sesuai SPT
7. Biaya kerugian piutang tahunan yang diperoleh bulan desember 2013
Koreksi fiskal biaya kerugian piutang 510.000 sebesar 624.581.000 dari PPh pasal 25 sebesar
merupakan koreksi fiskal negatif menambah 7.500.000
besarnya biaya atau dengan kata lain Perhituingan PPh pasal 25 mulai oktober 2014
mengurangi penghasilan. Penghasilan Kena Pajak Rp 624.581.000
PPh 624.581.000 x 25% Rp 25.233.072
38

PPh yang harus dibayar Rp 599.347.928 lebih besar, atau mengurangi penghasilan. Yang
Angsuran PPh 25 mulai oktober 2014 adalaah termask dalam koreksi fiscal negative antara
599.347.928 : 12 = 49.945.661. lain biaya yang diakui lebih besar.

KESIMPULAN SARAN
Berdasarkan perbedaan antara laporan keuangan Berdasarkan kesimpulan yang telah dijabarkan
komersial dengan laporan keuangan fiskal pada diatas, maka penulis mencoba memberikan saran
laporan laba rugi UD Mekar Jaya tahun 2013, maka yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang terkait
penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: dalam pembuatan koreksi fiskal kususnya UD
1. Dalam melakukan koreksi fiscal terdapat dua Mekar Jaya yang menjadi tempat penelitian.
unsur yang penting yaitu koreksi fiscal positif 1. Perusahaan seharusnya bisa lebih rapi dalam
dan koreksi fiscal negative. Koreksi fiscal membuat akun-akun sesuai kualifikasi yang
positif terjadi karena mengurangi besarnya dibutuhkan. Seharusnya biaya pembelian tiket
biaya atau dengan kata lai menambah kepada istri dapat dimasukan dalam biay
penghasilan. Yang termasuka dalam koreksi perjalanan dinas tersebut serta biaya-biaya
fiscal positif antara lain biaya yang tidak lainnya.
berkaitan langsung dengan kegiatan usaha, 2. Secara umum hendaknya UD Mekar Jaya
sumbangan, biaya gaji, bonus, biaya telepon. harus tetap mengikuti dan memperhatikan
2. Sedangkan koreksi fiscal negative terjadi karena perkembangan aturan-aturan pajak yang
adanya penambahan biaya yang telah diakuai notabene sering terjadi perubahan hampir
dalam laporan laba rugi, komersial semakin setahun.

DAFTAR PUSTAKA

Atep Adya Barata, 2009, www. Slideshare.net/ guest841855.


Djoko Mulijono, 2006, Akuntasi Pajak 2006,Penerbit Andi Yogyakarta
Mardiasmo, 2006, Perpajakan, EdisiRevisi 2006, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Resmi, Siti, 2011, Perpajakan Teori dan Kasus Buku 1, Edisi 6, Salemba Empat, Jakarta.
Waluyo, 2010, Akuntansipajak, Edisi 3, SalembaEmpat, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai