Anda di halaman 1dari 8

JURNAL MANEKSI V0L 5, NO.

2, DESEMBER 2016

PENGARUH PENGENDALIAN INTERN AKUNTANSI DAN KOMPETENSI


SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KUALITAS INFORMASI
LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Audry Leiwakabessy
Politeknik Negeri Ambon
Email: audryleiwakabessy@gmail.com

ABSTRAK

Pengaruh pengendalian intern akuntansi dan kompetensi sumber daya manusia terhadap kualitas informasi
laporan keuangan pemerintah daerah. Studi ini bertujuan untuk menguji dan menganalisispengendalian intern
akuntansi dan kompetensi sumber daya manusia terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah
daerah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah pimpinan dan
manajer hotel di Kota Ambondan sampel adalah pimpinan dan manajer hotel bintang III, bintang II, bintang I.
Penyampelan atas responden dilakukan secara purposive. Purposive sampling digunakan karena informasi yang
akan diambil berasal dari sumber yang sengaja dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan peneliti. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa struktur organisasi pertanggungjawaban berpengaruh positif dan signifikan
(0.705) dengan nilai probabilitas 0.04 dan derajat signifikan yang digunakan adalah 0.05. Sedangkan anggaran
akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh positif dan tidak signifikan dengan nilai probabilitas 0.20 dan
derajat signifikan yang digunakan adalah 0.05.

Kata Kunci : Pengaruh Akuntansi, Laporan Keuangan

1. PENDAHULUAN hukum dan kejujuran, akuntabilitas manajerial,


Tantangan yang dihadapi oleh pemerintah akuntabilitas program, akuntabilitas kebijakan, dan
daerah dalam rangka memenuhi kewajibannya akuntabilitas finansial (keuangan).Terkait dengan
memberikan pertanggungjawaban publik adalah tugas untuk menegakkan akuntabilitas finansial,
menyediakan informasi mengenai kinerja pemerintah khususnya di daerah, pemerintah daerah bertanggung
daerah kepada para pemangku kepentingannya jawab untuk mempublikasikan laporan keuangan
(stakeholder). Sebagai perwujudan akuntabilitas, kepada
pemerintah daerah diwajibkan untuk menyusun pemangkukepentingannya(stakeholder).Governmental
laporan keuangan. Fenomena yang terjadi dalam Accounting Standards Board (1999) dalam Concepts
perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini Statement No. 1 tentang Objectives of Financial
adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas Reportingmenyatakan bahwa akuntabilitas merupakan
lembaga-lembaga publik, baik di pusat maupun dasar pelaporan keuangan di pemerintahan yang
daerah. Akuntabilitas dapat diartikan sebagai bentuk didasari oleh adanya hak masyarakat untuk
kewajiban. keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan mengetahui dan menerima penjelasan atas
misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran pengumpulan sumber daya dan penggunaannya.
yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui suatu Salah satu alat untuk memfasilitasi terciptanya
media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara transparansi dan akuntabilitas publik adalah melalui
periodik (Stanbury, 2003 dalam Mardiasmo, 2006). penyajian laporan keuangan pemerintah daerah yang
Akuntablitas publik telah menjadi tujuan komprehensif. Laporan keuangan tersebut pada
terpenting dari reformasi sektor publik di berbagai dasarnya merupakan asersi atau peryataan dari pihak
negara, bukan hanya di negara berkembang saja manajemen pemerintah daerah yang
namun negara yang sudah maju sekalipun terus menginformasikan kepada pihak lain. Laporan
berusaha memperbaiki praktek akuntabilitas lembaga keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang
sektor publik (Mahmudi, 2002). Permasalahan relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh
akuntabilitas publik sangat kuat disuarakan sejak transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan
dilaksanakan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. selama suatu periode pelaporan.Laporan keuangan
Tujuan utama pelaksanaan otonomi daerah dan mengandung informasi bagi pemakai yang berbeda-
desentralisasi fiskal tersebut adalah untuk beda, seperti anggota legislatif, kreditor,karyawan dan
menciptakan good governance, yaitu pemerintahan masyarakat umum. Para pemakai laporan keuangan
yang baik, yang ditandai dengan adanya transparansi, tersebut membutuhkan keterangan kebijakan
akuntabilitas publik, partisipasi, efesiensi dan akuntansi terpilih sebagai bagian dari informasi yang
efektivitas, serta penegakan hukum (Mahmudi, 2002). dibutuhkan, untuk membuat penilaian, keputusan
Dimensi akuntabilitas publik meliputi akuntabilitas keuangan dan keperluan lainnya.

30
JURNAL MANEKSI V0L 5, NO. 2, DESEMBER 2016

Permasalahan akuntabilitas publik muncul 4. Untuk menjamin bahwa laporan keuangan


apabila pemerintah daerah tidak mampu menyajikan disusun sesuai dengan standar akuntansi yang
informasi mengenai kinerja pemerintah secara berlaku (Standar Akuntansi Pemerintah/SAP).
relevan, handal, sederhana, dan mudah dipahami oleh 5.
masyarkat sebagai konstituennya. Di sisi lain, 6. Untuk Efisiensi dan Efektivitas Operasi
permasalahan juga bias muncul apabila masyarakat 7. Untuk Menjamin ditaatinya kebijakan
tidak memahami laporan kinerja yang disajikan oleh manajemen dan peraturan perundangan yang
pemerintah. Terhadap kemungkinan ini, pihak penyaji berlaku.
laporan keuangan tidak bisa dengan serta merta
menyalahkan masyarakat tidak mampu memahami 2.3. Unsur Pokok Pengendalian Intern
laporan keuangan pemerintah, karenapada umumnya 1. Struktur organisasi yang memisahkan
public membuhtuhkan informasi yang sederhana dan tanggungjawab fungsional secara tegas
langsung menyangkut kepentingan mereka. Harus 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang
disadari bahwa ada banyak pihak yang akan memberikan perlindungan yang cukup terhadap
mengandalkan informasi dalam laporan keuangan kekayaan, utang, pendapatan, dan fungsi
yang dipublikasikan oleh pemerintah daerah sebagai 3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas
dasar untuk pengambilan. dan fungsi setiap unit organisasi
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan
2. TINJAUAN PUSTAKA tanggung jawabnya
2.1. Pengertian Pengendalian Intern Akuntansi Banyak penulis yang mengemukakan
Definisi pengendalian intern menurut Mulyadi komponen atau unsur-unsur pokok yang termasuk
(2008) adalah :“suatu proses yang dijalankan oleh dalam pengendalian intern akuntansi. Wilkinson et
dewan komisaris, manajemen, dan personel lain yang al., (2000) menyebutkan sub komponen dari aktivitas
didesain untuk memberikan keyakinan memadai pengendalian yang berhubungan dengan pelaporan
tentang pencapaian tiga golongan tujuan antara lain: keuangan adalah (1) perancangan yang memadai dan
keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap penggunaan dokumen-dokumen dan catatan-catatan
hukum dan peraturan yang berlaku serta efektifitas bernomor; (2) pemisahan tugas; (3) otorisasi yang
dan efisiensi operasi.” memadai atas transaksi-transaksi; (4) pemeriksaan
Menurut Mahmudi (2010) pengertian sistem independen atas kinerja; dan (5) penilaian yang
pengendalian intern adalah : “proses yang integral sesuai/tepat atas jumlah yang dicatat.
dari tindakan dan kegiatan yang dilakukan oleh
manajemen (eksekutif) dan jajarannya untuk 2.4. KompetensiSumber Daya Manusia
memberikan jaminan atau keyakinan memadai atas Kompetensi sumber daya manusia adalah
tercapainnya tujuan organisasi melalui kegiatan yang kemampuan seseorang atau individu, suatu organisasi
efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, (kelembagaan), atau suatu sistem untuk melaksanakan
pengamanan asset Negara, dan ketaatan terhadap fungsi-fungsi atau kewenangannya untuk mencapai
peraturan perundang-undangan” tujuannya secara efektif dan efisien. Kapasitas harus
Pengendalian intern meliputi struktur organisasi, dilihat sebagai kemampuan untuk mencapai kinerja,
metoda, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menghasilkan keluaran-keluaran (outputs) dan
untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek hasil-hasil (outcomes).
ketelitian dan keterandalan data akuntansi, mendorong Menurut Tjiptoherijanto (2001) dalam
efisiensi, dan dipatuhinya kebijakan pimpinan. Alimbudiono & Fidelis (2004), untuk menilai
Menurut tujuannya, pengendalian intern dapat dibagi kapasitas dan kualitas sumber daya manusia dalam
menjadi dua yaitu pengendalian intern akuntansi melaksanakan suatu fungsi, termasuk akuntansi, dapat
(internal accounting control) dan pengendalian intern dilihat dari level of responsibility dan kompetensi
administratif (internal administrative control). sumberdaya tersebut.Tanggung jawab dapat dilihat
Pengendalian intern akuntansi yang merupakan dari atau tertuang dalam deskripsi jabatan.Deskripsi
bagian dari pengendalian intern yang berkaitan jabatan merupakan dasar untuk melaksanakan tugas
dengan tujuan pertama dan kedua sedangkan dengan baik.Tanpa adanya deskripsi jabatan yang
pengendalian intern administratif berkaitan dengan jelas, sumberdaya tersebut tidak dapat melaksanakan
tujuan ketiga dan keempat. tugasnya dengan baik.Sedangkan kompetensi dapat
dilihat dari latar belakang pendidikan, pelatihan-
2.2. Tujuan Pengendalian Intern pelatihan yang pernah diikuti, dan dari keterampilan
Adapun tujuan dibangunnya system yang dinyatakan dalam pelaksanaan tugas.
pengendalian intern adalah
1. Untuk melindungi asset (termasuk data) Negara 2.5. Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah
2. Untuk memelihara catatan secara rinci dan Pelaporan keuangan pemerintah daerah pada
akurat dasarnya merupakan asersi dari pihak manajemen
3. Untuk menghasilkan informasi keuagan yang pemerintah yang menginformasikan kepadapihak lain,
akurat, relevan dan andal yaitupara pemangku kepentingan (stakeholder),
tentang kondisikeuangan pemerintah (Indriasari dan

31
JURNAL MANEKSI V0L 5, NO. 2, DESEMBER 2016

Ertambang, 2007). Dengan diberlakukannya paket menentukan entitas pelaporan, yaitu sistem
Undang-Undang bidang keuangan negara (UU No 17 sentralisasi dan desentralisasi pelaporan keuangan
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No 1 pemerintah daerah. Namun, saat ini pemerintah
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan UU daerah diwajibkan menggunakan sistem desentralisasi
No 15 tentang Pemeriksaan Pertanggungjawaban dalam pelaporan keuangannya, sehingga baik satuan
Keuangan Negara), tata cara pelaporan keuangan kerja maupun bagian keuangan pemerintah daerah
pemerintah yang dirasakan kurang transparan dan melaksanakan akuntansi. Satuan kerja melaksanakan
akuntabel telah berubah, karena sebelumnya laporan akuntansi terhadap transaksi ekonomi (dan
keuangan tersebut belum sepenuhnya disusun menghasilkan laporan keuangan) yang terjadi pada
mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang bagiannya, dan bagian keuangan akan
sejalan dengan standar akuntansi sektor publik yang menggabungkan atau mengkonsolidasikan laporan
diterima secara internasional. Sejak saat itulah, keuangan semua satuan kerja (termasuk bagian
keseluruhan proses pelaporan keuangan pemerintah keuangan itu sendiri) untuk disusun menjadi laporan
mengacu pada standar akuntansi pemerintahan. keuangan pemerintah daerah secara keseluruhan.
Standar akuntansi pemerintahan tersebut sesuai
dengan ketentuan Pasal 32 Undang-undang Nomor 17 2.7. Peran dan Tujuan Pelaporan Keuangan
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menjadi acuan Salamun (2007) menyatakan bahwa laporan
bagi Pemerintah Pusat dan seluruh Pemerintah Daerah keuangan merupakan bagian dari pelaporan keuangan.
di dalam menyusun dan menyajikan Laporan Laporan keuangan disusun untuk menyediakan
Keuangan. informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan
Laporan keuangan dibuat untuk memberikan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas
informasi mengenai kondisi keuangan suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan
dalam suatu periode sebagai gambaran dari kinerja keuangan terutama digunakan untuk membandingkan
entitas yang bersangkutan.Laporan keuangan realisasi (pendapatan, belanja, transfer, dan
pemerintah daerah yang komprehensif dapat menjadi pembiayaan) dengan anggaran yang telah ditetapkan,
fasilitas dalam mewujudkan transparansi dan menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas
akuntabilitas publik.Laporan keuangan pemerintah dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu
daerah setidaknya terdiri dari neraca, laporan realisasi menentukan ketaatannya terhadap peraturan
anggaran, laporan arus kas, dan laporan perundang-undangan.
surplus/defisit. Bagi pihak eksternal, laporan Kelompok pengguna laporan keuangan
keuangan pemerintah daerah yang berisi informasi pemerintah meliputi: lembaga pemerintah, investor
keuangan daerah akan digunakan sebagai dasar dan kreditor, penyedia sumber daya, badan pengawas,
pertimbangan untuk pengambilan keputusan ekonomi, dan konstituen (Mardiasmo, 2007). Pengelompokan
sosial, dan politik. Sedangkan bagi pihak intern, yang kurang lebih sama dikemukakan oleh Bastian
laporan keuangan digunakan untuk penilaian kinerja, (2001) yaitu: legislatif dan manajemen pemerintah,
(Mardiasmo, 2004). masyarakat, investor dan kreditor, institusi
internasional, pengamat, dan aparat pemerintah.
2.6. Entitas Pelaporan Untuk menyederhanakan dan menyamakan
Salamun (2007) menyatakan bahwa unit persepsi tentang kelompok pengguna laporan
pemerintahan Pengguna Anggaran yang berkewajiban keuangan ini, kita gunakan Peraturan Pemerintah
menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
keuangan disebut sebagai Entitas Akuntansi. Pemerintahan sebagai acuan, yang menyebutkan
Bendahara Umum Daerah dan setiap Pengguna kelompok utama pengguna laporan keuangan
Anggaran di lingkungan pemerintah daerah pemerintah, namun tidak terbatas, yaitu: masyarakat,
merupakan Entitas Pelaporan. Unit pemerintahan para wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga
yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang pemeriksa, pihak yang memberi atau berperan dalam
berkewajiban menyampaikan laporan proses donasi, investasi, dan pinjaman serta
pertanggungjawaban berupa laporan keuangan disebut pemerintah.
sebagai Entitas Pelaporan. Jadi, laporan keuangan
yang disajikan oleh Entitas Pelaporan merupakan 2.8. Kualitas Laporan Keuangan
gabungan dari laporan keuangan beberapa Entitas Kualitas laporan keuangan adalah ukuran-ukuran
Akuntansi. Disebutkan bahwa dalam penetapan normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi
entitas pelaporan, perlu dipertimbangkan syarat akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya, (SAP,
pengelolaan, pengendalian, dan penguasaan suatu 2010). Menurut Mahmudi (2010) laporan keuangan
entitas pelaporan terhadap aset, yurisdiksi, tugas dan yang disajikan pemerintah daerah dinilai berkualitas
misi tertentu, dengan bentuk pertanggungjawaban dan apabilia memenuhi ciri-ciri berikut:
wewenang yang terpisah dari entitas pelaporan 1. Relevan
lainnya. 2. Andal
Berkaitan dengan entitas pelaporan, Halim 3. Dapat Dibandingkan
(2007) menyebutkan bahwa pada ketentuan terdahulu 4. Dapat Dipahami
terdapat dua pilihan bagi pemerintah daerah dalam

32
JURNAL MANEKSI V0L 5, NO. 2, DESEMBER 2016

2.9. Kerangka Pikir Penelitian


Berdasarkan pada telaah literatur dan beberapa
hasil penelitian sebelumnya, maka kerangka
pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut
H1
Kompetensi Sumber
Pengendalian Daya
Intern
Manusia
Akuntansi
Kualitas Informasi Laporan
Keuangan Pemerintah
Kompetensi Sumber Daya Daerah
Manusia
H2

Gambar 2.1.
Kerangka Pikir Penelitian
2.10. Hipotesis MSA (Measure of sampling adequacy) lebih dari 0.50
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka sehingga data yang dikumpulkan dapat dikatakan
dibangun hipotesis sebagai berikut : tepat untuk analisis faktor (Hair et al., 2006).
H1: Pengendalian Intern Akuntansi berpengaruh Uji reliabilitas dilakukan dengan cara
positif terhadap kualitas informasi laporan menghitung nilai cronbach alpha dari masing-masing
keuangan pemerintah daerah instrumen dalam suatu variabel. Nilai cut off untuk
H2: Kompetensi sumber daya manusia berpengaruh menentukan reliabilitas suatu instrumen adalah nilai
positif terhadap kualitas informasi laporan cronbach alpha lebih dari 0.60 (Nunnally, 1978).
keuangan pemerintah daerah.
3.2.2. Uji Asumsi Klasik
3. METODE PENELITIAN Uji asumsi klasik dilakukan untuk menguji
3.1. Populasi, Sampel dan Unit Analisa normalitas, heteroskedastisitas, multikolinieritas, dan
a. Populasi : bagian akuntansi/penatausahaan autokorelasi data penelitian (Hair et al., 2006;
keuangan pada SKPD di Kota Ambon dan Gujarati, 2003).
Seram Bagian Barat
b. Sampel :Penyampelan atas responden dilakukan 3.2.3. Pengujian Hipotesis
secara purposive. Purposive sampling digunakan Analisis regresi berganda dilakukan untuk
karena informasi yang akan diambil berasal dari mengetahui pengaruh tiap variabel independen
sumber yang sengaja dipilih berdasarkan kriteria terhadap variabel dependen. Persamaan regresi untuk
yang telah ditetapkan peneliti (Sekaran, 2003). menguji hipotesis yang diajukan dinyatakan dengan
Kriteria responden dalam penelitian ini adalah model sebagai berikut:
para pegawai yang melaksanakan fungsi
akuntansi/tata usaha keuangan pada SKPD. KIL= a + b1PIA + b2KSDM + e ..........................(3.1)
Responden dalam penelitian ini adalah yaitu
kepala dan staf subbagian Keterangan:
akuntansi/penatausahaan keuangan KIL : Kualitas Informasi Laporan Keuangan
c. Unit Analisa : Pengendalian intern akuntansi dan a : Konstanta
kompetensi sumber daya manusia pada sub b1,b2 : Koefisien regresi
bagian akuntansi/penatausahaan keuangan PIA : Pengendalian Intern Akuntansi
KSDM : Kompetensi Sumber Daya Manusia
3.2. Metode Analisis e : error
3.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas menggunakan analisis faktor 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan tujuan untuk mengetahui kevalidan butir-butir 4.1. Kualitas Informasi Laporan Keuangan
pertanyaan untuk masing-masing variabel atau untuk Variabel kualitas informasi laporan keuangan
mengetahui validitas konstruk (Chenhall & Morris, diukur dengan menggunakan instrumen yang terdiri
1986). Asumsi yang mendasari dapat tidaknya dari 7 pertanyaan. Seperti terlihat pada tabel 4.3, dari
digunakan analisis faktor adalah data matrik harus 94 responden dihasilkan rentang aktual 20-35 artinya
memiliki korelasi yang cukup (sufficient correlation). tingkat kualitas informasi laporan keuangan yang
Alat uji yang digunakan untuk mengukur tingkat kurang andal berada pada kisaran 20 dan tingkat
interkorelasi tersebut adalah Kaiser-Meyer-Olkin kualitas informasi laporan keuangan yang andal
Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA). berada pada kisaran 35. Sedangkan rentang yang
Masing-masing instrumen harus memiliki nilai KMO mungkin terjadi adalah antara 7 (menunjukkan
kualitas informasi yang tidak andal) sampai 35
33
JURNAL MANEKSI V0L 5, NO. 2, DESEMBER 2016

(menunjukkan perilaku kualitas informasi yang sangat untuk variabel kompetensi sumber daya manusia
andal). Rata-rata aktual (mean) tingkat kualitas adalah sebesar 3,081. Hal ini berarti bahwa variansi
informasi laporan keuangan untuk seluruh responden data relatif kecil karena standar deviasi lebih kecil
adalah 27,27 sedangkan rata-rata teoritisnya adalah daripada mean.
21. Karena rata-rata aktual lebih tinggi daripada rata-
rata teoritis, dapat disimpulkan bahwa kualitas 5. PENUTUP
informasi laporan keuangan memiliki kecenderungan 5.1. Kesimpulan
bersifat andal. Standar deviasi menunjukkan ukuran Dari hasil pengujian hipotesis dengan
variasi data terhadap mean (jarak rata-rata data menggunakan regresi berganda (multiple regression)
terhadap mean). Standar deviasi untuk variabel disimpulkan bahwa:
kualitas informasi laporan keuangan adalah sebesar 1. Dilihat dari nilai ttestdan probabilitasnya, hipotesis
3,449. Hal ini berarti bahwa variansi data relatif kecil H1 yang diajukanditerimadengan ttest 0.159 dan
karena standar deviasi lebih kecil daripada mean. probabilitas 0.001 <α 0.05. Hasil pengujian
hipotesis H1menunjukkan bahwa Pengendalian
4.2. Pengendalian Intern Akuntansi intern akuntansi berpengaruh positif dan signifikan
Variabel pengendalian intern akuntansi diukur terhadap kualitas informasi laporan keuangan.
dengan menggunakan instrumen yang terdiri dari 9 Tindakan pengendalian diperlukan untuk
pertanyaan. Seperti terlihat pada tabel 4.3, dari 94 memberikan keyakinan yang memadai
responden dihasilkan rentang aktual 24-45, artinya (reasonable assurance) terhadap pencapaian
tingkat pengendalian intern akuntansi yang kurang efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan
memadai berada pada kisaran 24 dan tingkat penyelenggaraan pemerintahan negara.
pengendalian intern akuntansi yang lebih memadai Pengendalian intern akan menciptakan keandalan
berada pada kisaran 45. Sedangkan rentang yang pelaporan keuangan. Jika penerapan pengendalian
mungkin terjadi adalah antara 9 (menunjukkan intern berjalan dengan baik maka laporan
pengendalian intern akuntansi yang paling tidak keuangan yang dihasilkan akan mempunyai nilai
memadai) sampai 45 (menunjukkan pengendalian informasi yang handal begitu juga sebaliknya.
intern akuntansi yang paling memadai). Rata-rata 2. Dilihat dari nilai ttestdan probabilitasnya, hipotesis
aktual (mean) pengendalian intern akuntansi untuk H2 yang diajukanditerimadengan ttest 0.812 dan
seluruh responden adalah 35,21 sedangkan rata-rata probabilitas 0.00 <α 0.05. Hasil pengujian
teoritisnya adalah 27. Karena rata-rata aktual lebih hipotesis H2menunjukkan bahwa bahwa terdapat
tinggi daripada rata-rata teoritis, sehingga dapat hubungan positif dan signifikan kompetensi
disimpulkan bahwa pengendalian intern akuntansi sumber daya manusia terhadap kualitas informasi
memiliki kecenderungan lebih memadai. Standar laporan keuangan pemerintah daerah.
deviasi menunjukkan ukuran variasi data terhadap Kompetensi adalah karakteristik yang mendasari
mean (jarak rata-rata data terhadap mean). Standar seseorang mencapai kinerja yang tinggi dalam
deviasi untuk variabel pengendalian intern akuntansi pekerjaannya. Pegawai yang mempunyai
adalah sebesar 4,697. Hal ini berarti bahwa variansi pengetahuan yang cukup dan skill yang memadai akan
data relatif kecil karena standar deviasi lebih kecil bekerjaefektif dan efisian sehingga laporan keuangan
daripada mean. yang dihasilkan berkulitas yaitu andal dan tepat
waktu.
4.3. Kompetensi Sumber Daya Manusia
Variabel kompetensi sumber daya manusia 5.2. Saran
diukur dengan menggunakan instrumen yang terdiri 1. Penelitian ini dilakukan hanya di dua wilayah
dari 7 pertanyaan. Seperti terlihat pada tabel 4.3, dari Propinsi Maluku, yaitu Kota Ambon dan
94 responden dihasilkan rentang aktual 21-34, artinya Kabupaten Seram Bagian Barat sehingga hasil
tingkat kompetensi sumber daya manusia yang kurang penelitian belum dapat digeneralisir ke semua
berada pada kisaran 21 dan tingkat kompetensi objek. Dengan kata lain validitas eksternal dari
sumber daya manusia yang tinggi berada pada kisaran hasil penelitian ini masih rendah. Disarankan
34. Sedangkan rentang yang mungkin terjadi adalah untuk penelitian selanjutnya agar lebih
antara 7 (menunjukkan tingkat kompetensi sumber memperluas objek penelitian.
daya manusia yang rendah) sampai 35 (menunjukkan 2. Perlunya pendampingan untuk memberikan
tingkat kompetensi sumber daya manusia yang pemahaman kepada responden terhadap
tinggi). Rata-rata aktual (mean) tingkat kompetensi pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner serta sikap
sumber daya manusia untuk seluruh responden adalah kepedulian dan keseriusan dalam menjawab semua
26,71 sedangkan rata-rata teoritisnya adalah 21. pertanyaan-pertanyaan yang ada karena masalah
Karena rata-rata aktual lebih tinggi daripada rata-rata subjektivitas dari responden dapat mengakibatkan
teoritis, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini rentan terhadap biasnya
kompetensi sumber daya manusia memiliki jawaban responden.
kecenderungan lebih kompeten. Standar deviasi
menunjukkan ukuran variasi data terhadap mean
(jarak rata-rata dataterhadap mean). Standar deviasi

34
DAFTAR PUSTAKA Jones, Rowan & Maurice Pendlebury. 1996. Public
Alimbudiono, Ria Sandra & Fidelis Arastyo Andono. Sector Accounting. Fifth Edition. London:
2004. Kesiapan Sumber Daya Manusia Pitman
Sub Bagian Akuntansi Pemerintah Daerah Jurnali, Teddy & Bambang Supomo. 2002. Pengaruh
“XYZ” dan Kaitannya Dengan Faktor Kesesuaian Tugas-Teknologi dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah Pemanfaatan TI terhadap Kinerja Akuntan
Kepada Masyarakat: Renungan Bagi Publik. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.
Akuntan Pendidik. Jurnal Akuntansi dan Vol. 5 No. 2 Hal. 214-228
Keuangan Sektor Publik.Vol. 05 No. Mardiasmo. 2006. Perwujudan Transparansi dan
02.Hal. 18 Akuntabilitas Publik Melalui Akuntansi
Badan Pemeriksa Keuangan RI. 2006. Konsep Sektor Publik: Suatu Sarana Good
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara Governance. Jurnal Akuntansi
Chenhall, RH. & Morris, D. 1986. The Impact of Pemerintah, Vol. 2 No. 1, Hal. 1-17.
Structure, Environment, and Nunnally, J.C. 1978. Psychometric Theory. New
Interdependence on Perceived Usefulness York, Mc Graw-Hill.
of Management Accounting Systems. The Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 17
Accounting Review, Vol.61, pp.16-35 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Dinata, Anton Mulhar. 2004. Tinjauan Atas ------------, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
Kesiapan SDM pada Instansi Pemerintah 2005 tentang Standar Akuntansi
Kota Palembang dalam Penerapan Pemerintahan.
Akuntansi Daerah Menuju Terciptanya -------------, Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun
Good Governance di Era Otonomi 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan
Daerah. Skripsi, Universitas Sriwijaya, Daerah.
Indralaya ------------, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
Forum Dosen Akuntansi Sektor Publik. 2006. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Standar Akuntansi Pemerintahan: Telaah Pengelolaan Keuangan Daerah
Kritis PP Nomor 24 Tahun 2004. BPFE, Sekaran, Uma. 2003. Research Methods For
Yogyakarta Business: A Skill-Building Approach. John
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Wiley and Sons Inc, New York.
dengan Program SPSS. Edisi 3. Badan Sugijanto. 2002. Peranan Sistem Akuntansi
Penerbit Universitas Diponegoro, Pemerintah Pusat Dalam Meningkatkan
Semarang. Akuntabilitas Keuangan dan Implikasi UU
Governmental Accounting Standards Boards No. 22/25 Tahun 1999. Lintasan Ekonomi.
(GASB). 1999. Concepts Statement No. 1: Volume XIX Nomor 1.Hal. 50-66.
Objectives of Financial Reporting in Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan
Governmental Accounting Standards Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga. BPFE,
Boards Series Statement No. 34: Basic Yogyakarta.
Financial Statement and Management Tim GTZ-USAID/CLEAN Urban. Januari 2001.
Discussion and Analysis for State and Pengembangan Kapasitas bagi
Local Government. Norwalk. Pemerintahan Daerah-Suatu Kerangka
Gujarati, Damodar N. 2003. Basic Econometrics. Kerja bagi Pemerintah dan Dukungan
McGraw-Hill, Inc. New York. Donor. Laporan Akhir: Studi Pengkajian
Hair, J.F., Black, William C. Babin, Barry J. Kebutuhan Pengembangan Kapasitas bagi
Anderson, Rolph E. Tatham, & Ronald L. Pemerintah Daerah dan DPRD.
2006. Multivariate Data Analysis. Sixth www.gtzsfdm.or.id.
Edition. Upper Saddle River, Prentice Hall Tim GTZ-Support for Decentralization
International, Inc. Measures/P4D. Mei, 2005. Pengembangan
Henley, D., A. Likierman, J. Perrin, M. Evans, I. Kapasitas Pemerintahan Daerah
Lapsley, & J. Whiteoak. 1992. Public Kabupaten Kutai Kartanegara. Jilid II:
Sector Accounting and Financial Control. Sumber Daya Manusia Aparatur dan
Fourth Edition. Chapman & Hall. Kelembagaan Pemerintah.
Hevesi, G. Alan. 2005. Standards for Internal Wahana Komputer. 2003. Panduan Aplikatif Sistem
Control in New York State Government. Akuntansi Online Berbasis Komputer.
www.osc.state.ny.us. Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Imelda. 2005. Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Wilkinson, W. Joseph, Michael J. Cerullo, Vasant
Akuntansi Keuangan Daerah (SIAKD) Raval, & Bernard Wong-On-Wing. 2000.
Terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah Accounting Information Systems:
pada Pemerintah Provinsi Sumatera Essential Concepts and Applications.
Selatan. Skripsi, Universitas Sriwijaya, Fourth Edition. John Wiley and Sons. Inc.
Indralaya.

35
World Bank. Maret, 2007. Pengelolaan Keuangan
Publik di Aceh: Mengukur Kinerja
Pemerintah Daerah di Aceh.

36

Anda mungkin juga menyukai