Anda di halaman 1dari 6

6

REVALUASI TERHADAP ASSET TETAP BERWUJUD MESIN KONPRESOR


PADA PT. SAMUDRA SAKTI SEPAKAT
1)
Romita 2) Mersyia F. aponno 3)Semy Pesireron
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ambon

ABSTRAK

PT. Samudra Sakti Sepakat merupakan perusahaan swasta nasional yang bergerak dalam bidang
perikanan .Aset tetap yang dimiliki oleh PT. Samudra Sakti Sepakat untuk mendukung kelancaran proses
produksi salah satunya adalah mesin. PT. Samudra Sakti Sepakat telah melakukan perbaikan terhadap mesin
yang digunakan. Dengana danya perbaikan mesin yang menambah umur ekonomi dan harga perolehan, maka
nilai buku dari asset tetap tersebut tidak lagi mencerminkan nilai wajar pada neraca. Hal ini mendorong
perusahaan untuk merevaluasi asset tetapnya agar bisa mencerminkan nilai aset yang sesungguhnya. Ada pun
tujuan dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui berapa nilai mesin setelah dilakukan revaluasi mesin
padaPT. Samudra Sakti Sepakat
Data yang diperoleh dar iPT. Samudra Sakti Sepakat berupa sejarah singkat perusahaan, struktur
organisasi, data mesin, harga perolehan mesin, dan data perbaikan mesin. Metode penelitian yang digunakan
untuk melakukan revaluasi mesin adalah metode garis lurus dengan menggunakan objek penelitian PT. Samudra
Sakti Sepakat
Berdasarkan hasil analisa penulis, dengan adanya perbaikan mesin, apa bila PT. Samudra Sakti Sepakat
melakukan revaluasi, maka harga perolehan dan taksiran umur mesin tersebut bertambah. Dan bertambahnya
harga perolehan dan taksiran umur mesin, mengakibatkan depresiasi untuk tahun – tahun sesudah revaluasi lebih
kecil dibandingkan dengan depresiasi tahun – tahun sebelum dilakukannya revaluasi.

Kata kunci :Revaluasi Aset Tetap dan Metode Garis Lurus

PENDAHULUAN diperhitungkan dengan nilai yang sebenarnya. Harga


Pedoman penyelenggaraan akuntansi atas perolehan hanya dicatat sebesar harga beli saja. Hal
aset tetap tersebut adalah prinsip-prinsip akuntansi ini menyebabkan nilai asset tetap menjadi kurang
yang telah diterima umum agar informasi yang saji yang selanjutnya biaya penyusutan aset tiap
dihasilkan dapat berguna bagi para pemakainya dan periode akan lebih kecil sehingga laba tahun berjalan
tidak menimbulkan salah penafsiran serta dapat perusahaan akan lebih besar dari yang sebenarnya.
dijadikan dasar pengambilan keputusan oleh pihak- Berdasarkan hal dimaksud, penulis ingin melakukan
pihak yang berkepentingan. Saat perolehan, aset penelitian lebih lanjut dengan judul Revaluasi Aset
tetap diakui sebesar pengorbanan sumber ekonomis Tetap Pada PT Samudera Sakti Sepakat Ambon.
yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memperoleh/menciptakan aset tetap sampai aset TINJAUAN PUSTAKA
tetap tersebut dapat digunakan dalam kegiatan Pengertian Aset
operasional perusahaan, yaitu dengan cara mendebet Defenisi aset berdasarkan perspektif ilmu
rekening aset yang bersangkutan. ekonomi secara komprehensif, diantaranya : Paton
PT. Samudera Sakti Sepakat Ambon mendefinisikan aset sebagai kekayaan baik dalam
merupakan unit usaha yang bergerak dalam bidang bentuk fisik atau bentuk lainnya yang memiliki nilai
perikanan. Dalam memperlancar kegiatan usahanya, bagi suatu entitas. Sementara itu, Vatter lebih
PT. Samudera Sakti Sepakat memiliki beberapa aset merinci lagi dengan meninjau aset dari sisi manfaat
tetap berwujud seperti, tanah, bangunan (kantor), yang dihasilkan dengan mendefinisikan aktiva
kendaraan (mobil dan motor), mesin-mesin dan sebagai manfaat ekonomi masa yang akan datang
inventaris kantor (meja, kursi, komputer, printer, dalam bentuk potensi jasa yang dapat diubah,
lemari, dll). Selama aset-aset tersebut digunakan, ditukar atau disimpan.
dan untuk mempertahankannya dalam kondisi baik, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) juga
perusahaan telah beberapa kali melakukan beberapa memberikan definisi aset sebagai manfaat ekonomi
kali perbaikan khususnya untuk mesin konpresor. masa depan yang terwujud dalam aset, yang mana
Perlakuan yang tepat untuk asset yang dilakukan potensi aset tersebut memberikan sumbangan, baik
perbaikan adalah perusahaan seharusnya melakukan langsung maupun tidak, arus kas dan setara kas
penilaian kembali dalam rangka menentukan nilai kepada perusahaan. Sejalan dengan itu, Financial
aset secara baik. Accounting Standard Board pada 1980
Namun perlakuan akuntansi atas aset tetap mendefinisikan aset sebagai manfaat ekonomi yang
perusahaan belum dilakukan dengan tepat. mungkin terjadi di masa mendatang yang diperoleh
Pelaporan aset masih tetap menggunakan harga atau dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai
perolehannya saat diperoleh awal. Biaya-biaya yang akibat transaksi atau peristiwa masa lalu.
berhubungan dengan perbaikan aset tetap tidak
1,2,3
.Politeknik Teknik Negeri
7

Selanjutnya Aset didefinisikan oleh konsep penguasaan lebih penting daripada


berbagai pihak, diantaranya : FASB mendefinisi aset konsep pemilikan.
sebagai berikut : Aset adalah manfaat ekonomi yang c. Timbul akibat transaksi masa lalu
mungkin terjadi dimasa mendatang yang diperoleh
Suatu unit usaha dapat mengakui suatu aset
atau dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai
akibat transasksi atau peristiwa masa lalu. apabila telah terjadi transaksi atau peristiwa lain
Selanjutnya menurut PSAK ( kerangka yang menyebabkan suatu entitas memiliki hak
dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan, atau pengendalian terhadap manfaat dari aset
prg 49 ) : Aset adalah sumber daya yang dikuasai tersebut. Dengan kata lain, aset tersebut dapat
oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa diakui apabila terdapat transaksi yang benar-
lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa depan benar terjadi bukan berasal dari transaski yang
diharapkan akan diperoleh perusahaan.
bersifat hipotesis.
Karakteristik Asset
Pengukuran Aset
Karakteristik aset berkaitan dengan kriteria
Pengukuran dalam akuntansi adalah proses
yang dapat digunakan untuk menentukan apakah
memberikan jumlah moneter kuantitatif yang
hasil dari transaksi tertentu diakui sebagai elemen
berarti pada objek atau peristiwa yang berkaitan
aset dalam laporan keuangan. Karakteristik tersebut
dengan suatu badan usaha, dan diperoleh
berhubungan dengan definisi aset yang akan
sedemikian rupa sehingga jumlah itu sesuai untuk
digunakan untuk mengidentifikasi peristiwa
agregasi atau disagregasi seperti yang disyaratkan
ekonomi yang harus diukur, diakui dan dilaporkan
untuk situasi-situasi tertentu ( Hendriksen, van
dalam Neraca.
Breda 2002, hal 44). Pengukuran aset berkaitan
Mengacu pada definisi Aset oleh FASB dan
dengan masalah penentuan makna yang ingin
IAI ( PSAK ) dan berbagai definisi lainnya,
disampaikan pada pemakai laporan keuangan
meskipun ada perbedaan dalam definisi tersebut,
terhadap suatu aset yang harus relevan dengan
pada dasarnya dapat disimpulkan bahwa terdapat
tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu,
tiga karakteristik utama yang harus dipenuhi agar
pengukuran harus didasarkan pada nilai pertukaran
suatu objek atau pos dapat disebut aset yaitu :
atau konversi.
a. Manfaat Ekonomik dimasa mendatang
Agar dapat disebut sebagai aset, suatu objek Tujuan Pengukuran
harus mengandung manfaat ekonomi di masa Adapun tujuan pengukuran aset adalah sebagai
datang yang cukup pasti. Ini mengisyaratkan berikut :
bahwa manfaat tersebut terukur dan dapat 1. Sebagai salah satu langkah dalam pengukuran
dikaitkan dengan kemampuannya untuk laba
mendatangkan pendapatan atau aliran kas di 2. Sebagai salah satu langkah dalam proses
penyajian posisi keuangan
masa datang. Sejalan dengan APB, FASB
3. Memenuhi kebutuhan informasi yang ingin
menyatakan bahwa aset adalah sumber ekonomi dicapai dalam pelaporan keuangan
karena potensi jasa atau utilitas yang melekat 4. Memenuhi kebutuhan informasi khusus yang
didalamnya yaitu suatu daya atau kapasitas yang memerlukan penilaian untuk kepentingan
dapat dimanfaatkan kesatuan usaha dalam manajemen.
upayanya untuk mendatangkan pendapatan
Dasar Pengukuran
melalui kegiatan ekonomi yaitu konsumsi, Pengukuran aset berkaitan dengan
produksi, dan pertukaran. penentuan nilai pertukaran dari aset tersebut.
b. Dikuasai atau dikendalikan oleh entitas Hendriksen (1992) membahas konsep dan dasar
Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek penilaian aset untuk tujuan pelaporan keuangan dari
atau pos tidak harus dimiliki oleh entitas tetapi dua dimensi yaitu arah aliran aset dan waktu. Karena
cukup dikuasai oleh entitas. Artinya unit usaha aset merupakan komponen penentu posisi keuangan
pada saat tertentu, basis pengukuran untuk menilai
tertentu dapat menggunakan manfaat aset
aset pada saat tersebut yang paling valid adalah
tersebut dan menguasainya sehingga dapat harga atau nilai pertukaran. Nilai pertukaran itu
mengendalikan askes pihak lain terhadap sendiri dapat dipandang dari dua sisi yaitu
terhadap aset tersebut. Pemilikan mempunyai pertukaran dalam pemanfaatan aset (dikonsumsi atau
makna yuridis atau legal. Maksudnya, untuk dijual) yang disebut nilai masukan (input values)
memiliki suatu objek diperlukan proses yang dan Nilai yang diperoleh dari pertukaran
disebut transfer hak milik. Bila pemilikan pemanfaatan yang disebut nilai keluaran (ouput
values).
menjadi kriteria aset, akan banyak pos yang
Nilai keluaran menunjukkan aliran dana
tidak masuk sebagai aset sehingga tidak dapat (kas) yang diperkirakan akan diterima perusahaan
dilaporkan dalam neraca. Oleh karena itu, dimasa mendatang sesuai dengan pertukaran
8

ouput/produk yang dihasilkan perusahaan. memperoleh aset yang akan digunakan dalam
Sedangkan nilai masukan menunjukkan jumlah kegiatan operasi perusahaan.
rupiah yang harus dikeluarkan perusahaan untuk

DASAR
PENILAIAN

ALIRAN KAS
MASA MENDATANG Tujuan yang akan dicapai

Dapat diukur Tidak dapat diukur


dengan cukup pasti dengan cukup pasti

OUTPUT VALUE INPUT VALUES


Gambar. Dasar Pengukuran Aset

Walaupun penyajian aset adalah untuk saat Hendriksen dan van Breda (1992) yaitu : kos historis
tertentu yang dalam dimensi waktu dapat diletakkan (historical costs), kos pengganti (replecement costs)
sebagai titik sekarang (current), nilai pertukaran atau Kos Masukan Terkini (current input cots), kos
yang dapat dijadikan basis penilaian yaitu nilai harapan (expected costs) atau Discounted Future
pertukaran masa lalu (past) atau masa mendatang Cost , harga jual masa lalu (past selling prices),
(future). Dimensi waktu dan arah menghasilkan harga jual sekarang (current selling prices), dan nilai
enam basis pengukuran sebagaimana dikemukakan terealisasi harapan (expected realizable values).
Basis pengukuran dalam dimensi waktu dan aliran aset
NILAI MASUKAN NILAI KELUARAN
Masa Lalu Kos historis Harga jual masa lalu
Sekarang Kos pengganti Harga jual sekarang
Masa datang Kos harapan Nilai terealisasi harapan

Pengelompokan Aset Tetap A. Perolehan Aset Tetap


Pengelompokan aset tetap berwujud menurut Zaki Definisi harga perolehan menurut Zaki
Baridwan (2004:272) adalah sebagai berikut : Baridwan (2004:273) adalah :
a). Aset tetap yang umurnya tidak terbatas seperti “semu i y y ng dikelu rk n untuk
tanah untuk perusahaan, pertanian, dan memperoleh aset tetap tersebut berada ditempat
peternakan. dan siap dipakai untuk kegiatan operasional
b). Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila perus h n”
sudah habis masa penggunaannya bisa diganti B. Penggunaan Aset Tetap
dengan aktiva sejenis, misalnya bangunan, Menurut Zaki Baridwan (2004:272) perlakuan
mesin-mesin, alat-alat, mebel, kendaraan dan akuntansi terhadap pengeluaran-pengeluaran
lain-lain. yang berhubungan dengan perolehan dan
c). Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila penggunaan aset tetap dapat dibagi menjadi dua,
sudah habis penggunaannya tidak dapat yaitu :
digantikan dengan aset yang sejenis, misalnya a). Pengeluaran modal (capital expenditures)
sumber-sumber alam seperti tambang, hutan dan adalah pengeluaran-pengeluaran untuk
lain-lain. memperoleh suatu manfaat yang akan
dirasakan lebih dari satu periode akuntansi.
Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap b). Pengeluaran pendapatan (revenue
Menurut Ikatan Akuntansi Keuangan dalam expenditures) adalah pengeluaran-
Standar Akuntansi Keuangan (2004:PSAK:2) : pengeluaran untuk memperoleh suatu
“diny t k n hw l por n keu ng n y ng lengk p manfaat yang hanya dirasakan dalam
biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan periode akuntansi yang bersangkutan. Oleh
perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan karena itu pengeluaran-pengeluaran seperti
dalam berbagai cara seperti misalnya sebagai itu dicatat dalam rekening biaya.
l por n rus k s ”
Perlakuan akuntansi terhadap aset tetap
meliputi bagaimana aset tersebut diakui dan dicatat. C. Penghentian Aset Tetap
Perlakuan akuntansi terhadap aset tetap perusahaan Tentang masalah penghapusan ini juga
biasanya meliputi perolehan, penggunaan, dan diungkapkan oleh Harnanto (2001:561) yaitu :
penghentian aset tetap. “P d s tny kel k set tet p h rus
9

diberhentikan dalam pemakaiannya, berbagai Sumber Data


keadaan dan alasan perusahaan memberhentikan Data adalah sesuatu yang terjadi dan dapat
aset tetapnya antara lain adalah : penjualan aset dijadikan fakta atau bukti untuk mendukung dalam
tetap, pertukaran dengan aset lainnya, pembahasan masalah yang ada. Menurut Nur
berakhirnya masa kegunaan aset tetap sehingga Indriantoro dan Bambang Supomo (2002:146),
perlu dig nti deng n set y ng ru” menyatakan bahwa data ditinjau dari cara
D. Pengakuan Aset memperolehnya yaitu :
Suatu jumlah rupiah diakui sebagai aset apabila a). Data Primer
jumlah rupiah tersebut timbul akibat transaksi, Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari
kejadian, atau keadaan yang mempengaruhi objek yang diteliti. Data primer juga disebut
aset. Pada umumnya pengakuan aset dilakukan data asli atau baku.
dilakukan bersamaan dengan adanya transaksi, b). Data Sekunder
kejadian, atau keadaan tersebut. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber
data sekunder, di mana penulis memperoleh
FASB (1984) dalam Statement of Financial data yang disajikan oleh objek penelitian.
Accounting Concepts No.5 menyatakan pengakuan Misalnya: data asset tetap berwujud. Menurut
suatu pos didasarkan pada empat kriteria pengakuan Nur Indriantoro (2002:147) yang
sebagai berikut : mengemukakan tentang data sekunder
a). Definisi (definition) menyatakan b hw ; “D t sekunder merup k n
Suatu pos akan masuk dalam struktur akuntansi sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
apabila memenuhi definisi elemen laporan keuangan secara tidak langsung melalui media perantara.
b). Keterukuran (measurability) Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan
Suatu pos harus memiliki makna tertentu yang atau laporan historis yang telah tersusun dalam
relevan dan dapat diukur dengan reliabilitas yang arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan
tinggi d n y ng tid k dipu lik sik n”
c). Relevansi (relevance)
Informasi yang terdapat dalam pos tersebut Teknik Analisis
memiliki kemampuan untuk membuat suatu Dalam menganalisis data, metode
perbedaan dalam keputusan yang diambil penelitian yang digunakan oleh penulis adalah
pemakai laporan keuangan analisis kuantitatif yaitu data yang diperoleh dan
d). Reliabilitas (reliability) dikumpulkan kemudian dianalisis berdasarkan
Informasi yang dihasilkan harus sesuai dengan metode yang telah ditetapkan. Langkah-langkah
keadaan yang digambarkan atau analisis antara lain:
direpresentasikan, dapat diuji kebenarannya dan a. Melakukan penilaian terhadap aset tetap
netral. berwujud didasarkan atas pengalokasian biaya
reparasi dan perbaikan yang dikeluarkan
METODOLOGI PENELITIAN
terhadap aset dimaksud dengan rumusan:
Identifikasi dan Pengukuran Variabel
Dalam penelitian ini, variable yang Nilai Buku Aset:
digunakan adalah; Variabel Bebas (Independent Harga Perolehan Awal Rp. xxx
Variable). Variabel bebas adalah variabel yang Akumulasi Penyusutan (Rp. xxx)
mempengaruhi atau menjadi penyebab timbulnya Rp. xxx
variabel dependent (terikat). Adapun yang menjadi Biaya Reparasi dan Perbaikan Rp. xxx
variabel independent dalam penelitian ini adalah aset Nilai asset setelah revalusi Rp. xxx
tetap berwujud mesin. b. Menghitung kembali besarnya biaya penyusutan
Jenis Data untuk periode setelah penyusutan dengan
Adapun jenis data yang dipakai dalam penelitian ini metode garis lurus. (biaya penyusutan = HP-
meliputi: NR/UE).
a. Data Kualitatif; data yang diperoleh dengan cara
PEMBAHASAN
wawancara atau tanya jawab dengan pihak-
Data Mesin
pihak yang berhubungan dengan penelitian ini. Mesin yang digunakan untuk pembuatan es batu di
b. Data Kuantitatif; data yang diperoleh dalam PT. Samudra Sakti Sepakat sebanyak 3 jenis.
bentuk dokumen-dokumen maupun referensi- Berikut ini data mesin yang digunakan dalam
referensi perusahaan yang disajikan dalam memproduksikan es batu seperti pada Tabel 4.1
bentuk angka-angka. berikut ini :
10

Tabel 4.1
Data Mesin
No Jenis Jumlah Unit Tahun Perolehan
1. Konpresor 1 2003
2. Grasio 1 2005
Sumber : PT. Samudra sakti Sepakat

. Dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa metode garis lurus yang telah di pakai oleh
asset tetap yang di miliki oleh perusahaan yaitu perusahaan
konpresor sebanyak 2 unit, dengan harga perolehan
sebesar Rp. 9000.000. Aset di mana selama di Perhitungan Biaya Penyusutan Aset Tetap
gunakan telah di lakukan perbaikan. Harga perolehan asset tetap mesin untuk
jenis Konpresor yang di miliki oleh PT. Samudra
Penilaian Kembali Asset Tetap Mesin pada PT. Sakti Sepakat adalah sebesar Rp 9.000.000,- mesin
SAMUDRA SAKTI SEPAKAT ini di beli pada tahun 2003 dan ditaksir oleh PT.
Pemasalahan yang dialami oleh Samudra Sakti Sepakat umur manfaatnya 12 tahun,
PT.Samudra Sakti Sepakat adalah berapa besar asset tanpa nilai sisa. Dengan data di atas maka dapat
tetap setelah di lakukan penilaian kembali. PT. dihitung besarnya penyusutan setiap tahun dengan
Samudra Sakti Sepakat masih menggunakan harga menggunakan metode garis lurus.
perolehan yang lama tetapi sepanjang waktu berjalan Depresiasi = HP – NS
telah dilakukannya reparasi ataupun perbaikan N
terhadap mesin tersebut yang prinsipnya menambah = Rp. 9.000.000,00
umur manfaat asset maupun harga perolehannya. 12
Permasalahannya perusahaan belum menilai hal itu, = Rp. 750.000,00
perusahaan masih mencatatnya dengan harga Nilai tersebut merupakan biaya
perolehan yang lama. Konsekuensinya aset yang depresiasi pertahun, mulai dari tahun perolehan
dicantumkan dalam neraca tidak mencerminkan nilai mesin sampai mesin tersebut ditaksir untuk 12
yang sesungguhnya. Oleh karena itu, PT. Samudra tahun. Dan jika disusun dalam bentuk tabel maka
Sakti Sepakat perlu melakukan revisi kembali perhitungan depresiasi dan akumulasi sebelum
terhadap nilai penyusutan dengan menggunakan adanya revaluasi seperti pada Tabel 4.2 berikut ini :
Tabel 4.2
Perhitungan Biaya Depresiasi Mesin
Sebelum Revaluasi
Debit Kredit Total Nilai Buku
Tahun Depresiasi Akumulasi Akumulasi
Asset
Depresiasi Depresiasi
Rp 9.000.000,00
2003 Rp 750.000,00 Rp 750.000,00 Rp 750.000,00 Rp 8.250.000,00
2004 Rp 750.000,00 Rp 750.000,00 Rp 1.500.000,00 Rp 7.500.000,00
2005 Rp 750.000,00 Rp 750.000,00 Rp 2.250.000,00 Rp 6.750.000,00
2006 Rp 750.000,00 Rp 750.000,00 Rp 3.000.000,00 Rp 6.000.000,00
2007 Rp 750.000,00 Rp 750.000,00 Rp 3.750.000,00 Rp 5.250.000,00
2008 Rp 750.000,00 Rp 750.000,00 Rp 4.500.000,00 Rp 4.500.000,00
2009 Rp 750.000,00 Rp 750.000,00 Rp 5.250.000,00 Rp 3.750.000,00
2010 Rp 750.000,00 Rp 750.000,00 Rp 6.000.000,00 Rp 3.000.000,00
2011 Rp 750.000,00 Rp 750.000,00 Rp 6.750.000,00 Rp 2.250.000,00
2012 Rp 750.000,00 Rp 750.000,00 Rp 7.500.000,00 Rp 1.500.000,00
2013 Rp 750.000,00 Rp 750.000,00 Rp 8.250.000,00 Rp 750.000,00
2014 Rp 750.000,00 Rp 750.000,00 Rp 9.000.000,00 Rp -
Rp 9.000.000,00 Rp 9.000.000,00

Setelah mesin digunakan selama 8 tahun. Pada tahun Sehingga sisa umur mesin adalah ( 12 – 11) + 3 =
2013 diadakan perbaikan terhadap mesin tersebut 4 tahun. Maka dapat dihitung nilai buku yang baru,
dengan biaya perbaikan Rp 2.360.000,- dan biaya dan perhitungan depresiasi per tahun setelah adanya
tersebut memperpanjang umur mesin 3 tahun. perbaikan adalah :

Harga PerolehanMesin (awal) Rp. 9.000.000,00


Akum. Depresiasi sampai tahun 2014 = (Rp. 8. 250.000.00)
Rp. 750.000.00
11

Perbaikan Mesin ( Rp. 2.360.000,00 )

Nilai 4 tahun Rp. 3.110.000,00

Maka depresiasi tiap tahun menjadi :


= Rp. 3.110.000,00
4
= Rp. 7.775.00
Biaya perbaikan mesin Rp. 2.360.000,00 Dengan adanya perbaikan terhadap mesin
yang dapat menambah umur 3 tahun di atas dicatat tersebut, yang mempengaruhi nilai biaya depresiasi
dengan jurnal sebagai berikut : pertahun maka perhitungan depresiasi dan akumulasi
Akumulasi depresiasi mesin Rp. 2.360.000,00 setelah adanya revaluasi seperti pada Tabel 4.3
Kas Rp. 2.360.000,00 berikut ini :

Tabel 4.3
Perhitungan Biaya Depresiasi Mesin Setelah Revaluasi
Tahun Debit Depresiasi Kredit Ak. Total Ak. Nilai Aset
Depresiasi Depresiasi
2014 - Rp 7.775 Rp 7.775 Rp 3.110.000
2015 Rp 7.775 Rp 7.775 Rp 1.555.000 Rp 2.850.333
2016 Rp 7.775 Rp 7.775 Rp 2.332.500 Rp 1.298.335
2017 Rp 7.775 Rp 7.775 Rp 138.668.000 -
Rp 7.775
Rp 3.110.000 Rp 3.110.000

Dengan demikian, maka besarnya depresiasi untuk 2. Bertambahnya harga perolehan dan taksiran
tahun 2014 dan berikutnya adalah sebesar Rp. umur mesin, mengakibatkan depresiasi untuk
7.775.00 Sedangkan untuk depresiasi tahun – tahun tahun – tahun sesudah reparasi lebih kecil di
yang sudah lewat tidak dilakukannya koreksi.
bandingkan dengan depresiasi tahun – tahun
PENUTUP sebelum dilaku kannya revaluasi.
Kesimpulan
Dari pembahasan yang dibuat maka dapat Saran
disimpulkan bahwa : Perusahaan seharusnya melakukan penilaiant
1. Reparasi mesin logam yang dilakukan oleh PT. terhadap asset yang diperbaiki, sehingga dapat
menunjukan nilai asset yang sesungguhnya.
Samudra Sakti Sepakat mengakibatkan
bertambahnya harga perolehan dan taksiran
umur ekonomis mesin tersebut

Anda mungkin juga menyukai