Aprilia Vivin Khoirunisa, Cindy Putri Yunika, Endang Safitri, Nurrizqiani Adelya
aksuinril@gmail.com
ABSTRACT
This article aims to describe the basic concepts of fixed assets. Definition, measurement,
valuation, recognition, disclosure and presentation based on Statement of Financial Accounting
Standards No. 16 regarding fixed assets. This writing uses a qualitative descriptive approach
and is carried out using an Itbrary research technique which is literature such as sourced from
books and SAK IAI which is accessed online.
Keywords: Fixed Assets, PSAK Number 16, Basic Concept of Fixed Assets
ABSTRAK
Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep dasar asset tetap: Pengertian, pengukuran,
penilaian, pengakuan, pengungkapan dan penyajian berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan Nomor 16 tentang asset tetap. Penulisan ini menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif dan dilaksanakan menggunakan teknik library research yang merupakan literature
(kepustakaan) baik bersumber dari buku maupun SAK IAI yang diakses secara online.
Kata Kunci: Aset Tetap, PSAK Nomor 16, Konsep Dasar Aset Tetap.
PENDAHULUAN
Financial statement adalah informasi mengenai keuangan yang merupakan penerapan dari ilmu
akuntansi oleh perusahaan dalam catatan aktivitas keuangan serta posisi keuangan dari perusahaan
tersebut. Elemen-elemen statement keuangan merupakan gambaran yang terdapat dalam laporan
keuangan atas kegiatan perusahaan sehingga pengguna laporan dapat mengetahui bagaimana
kondisi keuangan entitas tanpa harus menyaksikannya secara langsung.
Teori elemen statement keuangan tidak hanya tentang penalaran secara definisi, namun juga
penalaran terhadap pengukuran, penilaian, pengakuan, penyajian serta pengungkapan. Menurut
SFAC (Statement of Financial Accounting Concepts) No.6, (Elements of Financial Statements; A
Replacement of FASB Concepts Statements No.3 Also Incorporating an Amandement of FASB
Concepts Statement No.2) menetapkan terdapat 10 elemen utama dalam laporan keuangan, yaitu:
Aktiva, kewajiban, ekuitas, investasi oleh pemilik, distribusi kepada pemilik, laba komprehensif,
pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian.
Ketika sebuah perusahaan berdiri, maka pemilik menanamkan modal atau dana ke dalam
perusahaannya sebagai upaya menghasilkan pendapatan, maka dilakukan penyediaan barang
maupun jasa yang melibatkan pemerolehan asset. Asset merupakan salah satu elemen statement
keuangan, yang menjadi elemen pada neraca yang membentuk informasi semantic berupa posisi
keuangan apabila dihubungkan dengan kewajiban dan ekuitas.
Demi kelancaran operasional perusahaan, asset tetap memiliki peran yang sangat penting, oleh
sebab itu diperlukan kebijakan yang tepay dalam pengelolaannya. Dalam implementasinya,
perusahaan harus mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16 tentang
Akuntansi Aset Tetap. PSAK Nomor 16 terdiri dari enam poin, yaitu Pengakuan Aset, Pengeluaran
Aset Tetap, Pengukuran, Penyusutan,, Penghentian dan Pelepasan, Penyajian serta Pengungkapan
Aset Tetap. Pernyataan ini dibuat bertujuan untuk mengatur perlakuan atas asset tetap, sehingga
pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas dalam asset
tetap dan bagaimana perubahan asset tetap tersebut.
PEMBAHASAN
Untuk dapat dikatakan sebagai asset, suatu objek harus memiliki manfaat ekonomik di masa
yang akan datang dengan cukup pasti. Ini artinya, manfaat ini dapat diukur dan mampu untuk
mendatangkan pendapatan atau aliran kas di masa mendatang.
Agar disebut sebagai asset, maka objek harus dikuasai oleh entitas meski tidak dimiliki oleh
entitas. Kepemilikan mempunyai makna yang legal. Konsep penguasaan (kendali) lebih penting
dibandingkan dengan konsep kepemilikan. Hal ini didasari oleh konsep subtansi mengungguli
bentuk yuridis. Penguasaan disini artinya kemampuan entitas untuk mendapatkan, memelihara,
menukarkan, memanfaatkan umur ekonomis dan dapat mencegah akses pihak lain terhadap
manfaat tersebut.
Kriteria yang satu ini sebenarnya sebagai penyempurna kriteria penguasaan sekaligus
menjadi kriteria atau tes pertama pengakuan objek sebagai asset tetap tetapi tidak cukup untuk
mengakui secara resmi dalam sistem pembukuan. FASB menjadikan transaksi atau kejadian
sebagai kriteria karena hal ini dapat menimbulkan atau menambah dan meniadakan asset.
Berdasarkan PSAK Nomor 16 dijelaskan bahwa prinsip pengakuan ini seluruh biaya
perolehan asset tetap diakui entitas pada saat terjadinya transaksi. Biaya tersebut terdiri dari biaya
awal perolehan dan biaya selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti, maupun
memperbaikinya.
Meskipun asset tetap diperoleh tidak langsung meningkatkan manfaat ekonomik masa
depan dari asset tetap tertentu yang ada, tetapi kemungkinan diperlukan oleh entitas untuk
memperoleh masa ekonomik pada asset lain. Asset tetap memenuhi syarat pengakuan, karena
memungkinkan entitas memperoleh manfaat ekonomik yang lebih besar jika dibandingkan apabila
seandainya asset tersebut tidak diperoleh.
Biaya Selanjutnya
Entitas tidak mengakui biaya yang dikeluarkan untuk perawatan sehari-hari sebagai bagian
dari asset tetap tersebut, tetapi biaya tersebut akan diakui sebagai beban dalam laba rugi pada saat
terjadinya. Entitas mengakui biaya penggantian komponen asset tetap dalam jumlah tercatat asset
tetap ketika biaya tersebut terjadi apabila pengeluaran tersebut memenuhi kriteria.
Pengukuran tidak termasuk ke dalam kriteria untuk mendefinisikan asset, tetapi termasuk
ke dalam kriteria pengakuan asset. Pengukuran merupakan penentuan jumlah rupiah yang harus
dilekatkan pada suatu objek asset pada saat terjadinya, dan menjadi data dasar pada aliran fisis
objek tersebut.
a. Variabilitas dalam rentang pengukuran nilai wajar yang rasional untuk asset tersebut adalah
tidak signifikan.
b. Probabilitas dari beragam estimasi dalam rentang tersebut dapat dinilai secara rasional dan
digunakan dalam mengukur nilai wajar.
D. Penilaian
Penilaian biasanya digunakan untuk menunjuk proses penentuan jumlah rupiah yang harus
diikutkan pada setiap elemen atau pos statemen keuangan pada saat penyajian. Penilain kembali
aset tetap perusahaan yang diakibatkan adanya kenaikan nilai aset tetap di pasar ataupun karena
nilai aset tetap yang rendah disebabkan devaluasi maupun faktor lainnya. Sehingga, nilai aset tetap
dalam laporan keuangan tidak lagi mencerminkan nilai wajar. Penilaian kembali aset tetap hanya
dilakukan pada kelompok kendaraan oprasional yang ingin dilihat nilai aset tetap secara wajar
karena kendaraan operasional akan dijual pada periode yang akan datang.
a. Nilai Masukan
Nilai ini didasarkan atas jumlah rupiah yang harus dikeluarkan untuk memperoleh aset atau
objek jasa tertentu yang masuk dalam unit usaha.tujuannya untuk menunjukkan aliran kas yang
akan keluar dari unit usaha.
b. Kos Historis
Kos historis merupakan nilai kesepakatan terendah bagi pembeli karena dianggap tidak dapat
memperoleh barang atau jasa yang sama di tempat yang lain dengan nilai lebih rendah. Salah satu
keunggulan kos historis dari sudut konsep penilaian adalah dapat diujinya hasil penilaian, karena
terjadi dari hasil kesepakatan dua pihak yang independen.
Kos bijaksana adalah kos selayaknya yang manajemen bijaksana/hati-hati bersedia membayarnya
untuk suatu objek, tidak termasuk kos yang merepresentasi ketidaknormalan atau
ketidakbijaksanaan seperti pemborosan, manipulasi, salah urus, atau kurang kompetennya
manajemen.
Beberapa jenis piutang jangka pendek dan persediaan barang disajikan sebesar nilairealisasi bersih.
Nilai realisasi bersih merupakan jumlah rupiah kas atau setaranya yangakan diterima +tanpa didiskon
dari aset tersebut dikurangi dengan pengorbanan +kos yang diperlukan untuk mengon=ersi aset tersebut
menjadi kas atau setaranya.
e. Nilai Sekarang atau diskon dari arus kas masa depan (Present or discounted value of future cash
flows)
Piutang dan investasi jangka panjang disajikan sebesar nilai sekarang penerimaan kas dimasa
mendatang sampai piutang terlunasi dengan tarif diskon implisit dikurangi dengan tambahan kos yang
mungkin diperlukan untuk mendapatkan penerimaantersebut.
E. Pengungkapan
Apabila sebagian atau seluruh bunga dikapitalisasi, tentu saja akan terdapat
sebagianinformasi yang hilang. Sehingga diperlukan adanya pengungkapan mengenai hal ini
sehingga laporan keuangan dapat dipercaya dan tidak menyesatkan para penggunanya. Agar
laporan keuangan tetap informatif, hal-hal yang harus diungkapkan sebagai penjelas
laporankeuangan adalah sebagai berikut:
Apabila tidak ada kos bunga yang dikapitalisasi, total bunga yang terjadi selama periode
dibebankan sebagai biaya perioda tersebut. Apabila sebagian kos bunga dikapitalisasi, bunga total
yang terjadi menjadi bagian yang dikapitalisasi.
F. Penyajian
Prinsip akuntansi yang diterima umum, terutama standar akuntansi, menetapkan penyajian
dan pengungkapan tiap pos-pos aset. Meskipun aset didefinisikan secara umum sebagai manfaat
ekonomis masa depan yang dikuasai dan dikendalikan oleh entitas dan yang benar-benar timbul
dari transaksi yang sah, tiap pos aset diidentifikasi lebih lanjut dan spesifik sesuai dengan sifat pos
tersebut. Pengungkapan dan penyajian pos-pos aset harus dipelajari dari standar yangmengatur
tiap pos. Secara umum, prinsip akuntansi yang diterima umum memberi pedoman penyajian dan
pengungkapan aset sebagai berikut.
1. Aset disajikan di sisi debit atau kiri dalam neraca berformat akun atau di bagian atasdalam
neraca berformat laporan
2. Aset diklasifikasi menjadi aset lancar dan tetap.
3. Aset diurutkan penyajiannya atas dasar likuiditas atau kelancarannya, yang palinglancar
dicantumkan pada urutan pertama.
4. Kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan pos-pos tertentu harus diungkapkan+misalnya
metoda depresiasi aset dan dasar penilaian sediaan barang.
KESIMPULAN
Untuk dapat dikatakan sebagai asset, suatu objek harus memiliki manfaat ekonomik di masa
yang akan datang dengan cukup pasti. Ini artinya, manfaat ini dapat diukur dan mampu untuk
mendatangkan pendapatan atau aliran kas di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntan Indonesia. 2021. Standar Akuntansi Keuangan “PSAK 16: Aset Tetap”.
https://sak.iaiglobal.or.id