Anda di halaman 1dari 6

UJIAN AKHIR SEMESTER

PASAR MODAL SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN RADEN INTAN LAMPUNG

JL.Letnan.Kolonel H. Endro Suratmin, Sukarame, Kec. Sukarame Bandar Lampung

SOAL!
Nama : Ahnas Abi Hamsyah

NPM : 1951030217

Dosen Pengampu : Sinta Ayu Purnamasari.,M.S.I

Jurusan : Akuntansi Syariah

Semester : V (LIMA)

Tanggal : 10 Januari 2022

1. Investasi adalah salah satu tolak ukur untuk menentukan masa depan karena investasi bisa
diartikan dalam bidang apapun. Dalam hal ini, investasi bergerak dalam bidang keuangan
yang dilihat dari Pasar Modal. Jual Beli Saham lebih memiliki risiko dibanding dengan
membeli Obligasi dan Sukuk, Jelaskan secara Konvesional dan Syariah!
Saham yakni surat berharga yang menjadi bukti seseorang dalam kepemilikan suatu
perusahaan dan berhak atas sebagian asset dari perusahaan tersebut. Dalam proses jual beli
saham nilai ataupun harga saham bisa sewaktu-waktu berubah sesuai dengan keadaan dan
kondisi pada saat itu. Berubahnya nilai atau harga saham ini akan mempengaruhi modal
yang disetorkan oleh para investor sehingga akan memungkinkan kerugian modal (capital
loss). Terdapat juga pihak-pihak yang melakukan trading atau jual beli saham sewaktu
harga saham berubah drastic. Jika dilihat dari perspektif Islam hal ini bisa memungkinan
resiko kerugian yang lebih besar karena melakukan transaksi dengan harga yang
imajinasikan/belum jelas.

2. Pasar Modal memberikan Instrumen Produk dengan pilihan sesuai keingan dan kebutuhan
para investor, sekiranya dengan adanya instrumen dalam produk Obligasi dan Sukuk bisa
membawa perkembangan Indonesia lebih baik. Oleh karena itu, ada beberapa Instrumen
Produk Obligasi dan Sukuk? Jelaskan perbedaannya!
Jawab:
Berikut intrumen produk sukuk :
Sukuk BerdasarkanPenerbit
Sukuk Korporasi
Sukuk Negara
Sukuk Daerah
Sukuk Berdasarkan Underlying Asset
Asset Based Sukuk
Asset Backed Sukuk

Lalu perbedaanya yakni Obligasi dan sukuk memiliki perbedaan pada sifat instrumennya.
Pada investasi obligasi konvensional perdagangan obligasi dinilai sebagai surat utang
(pernyataan utang). Sedangkan sukuk menilainya sebagai sertifikat atas kepemilikan atau
karena pembelian asset.

3. Ber Investasi menjadi suatu keinginan seseorang mendapatkan profit, akan tetapi terkadang
ada untung dan rugi yang didapatkan dalam ber Investasi. Maka dari itu Keuntungan apa
yang di dapatkan dan transaksi yang dilarang dalam Ber Investasi Sukuk!
Jawab:
Untuk keuntungan yang didapatkan adalah:
-Dijamin oleh Negara berdasarkan UU no. 19 tahun 2018 tentang SBSN, sehingga SBSN
Ritel tidak mempunyai risiko gagal bayar (no default risk).
-Menguntungkan. Tingkat imbal hasil SUKUK Ritel kompetitif dan lebih tinggi dari imbal
hasil deposito perbankan
-Pajak lebih rendah. Imbal hasil SUKUK dikenakan pajak hanya 15%, lebih rendah
dibandingkan pajak terhadap bunga Deposito yaitu 20%.
-Sesuai ketentuan Syariah. Diterbitkan sesuai Fatwa dan mendapat opini dari DSN - MUI
(Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia).
-Imbal hasil tetap setiap bulan. Imbal hasil SUKUK Ritel dibayar dalam jumlah tetap
setiap bulan hingga jatuh tempo.
-Kenyamanan investasi selama 3 tahun. Selama 3 tahun, investor menerima imbal hasil
tetap setiap bulannya dan di akhir periode akan menerima kembali nominal pokok
investasi 100% dijamin pemerintah.
-Likuid, dapat dicairkan kapan saja sesuai kebutuhan setelah holding period (distribusi
imbal hasil pertama)
-Capital Gain, berpotensi untuk memperoleh keuntungan atas kenaikan harga sukuk negara
ritel di perdagangan pasar sekunder.
-Terjangkau, dengan nominal investasi mulai dari IDR 1jt berlaku kelipatannya.

Lalu untuk transaksi yang dilarang diantaranya yakni :


Riba dimana mendapat tambahan atas pertukaran atau jual beli efek, bai almadum
(melakukan oenjualan atas barang efek syariah yang belum dimiliki secara penuh), Taghrir
(Melakukan transaksi dengan cara mempengaruhi orang lain baik dengan ucapan ataupun
tindakan yang mengandung kebohongan)

4. Perkembangan Pasar Modal dimana salah satu lembaga keuangan Non Bank yang
berkembang dengan pesat, menunjukan bahwa kinerja dan manajemen sangat baik
khususnya Pasar Modal Syariah. Regulasi yang berubah-rubah dengan kebijakan dan
manajemen yang berjalan sesuai. Jelaskan Regulasi Pasar Modal Syariah dari tahun 1995-
2011!
Jawab:
Untuk regulasi pasar modal syariah, Pada UU No. 8 Tahun 1995 itu membahas tentang
Pasar modal lalu pada UU No. 21 Tahun 2011 itu membahas tentang otoritas jasa
keuangan.
5. Pasar Modal Syariah memiliki instrumen sama seperti yang dimiliki Pasar Modal
Konvensional yaitu Obligasi dan Sukuk. Secara definisi Obligasi adalah bentuk Surat
Utang Negara yang berbasis Tingkat Suku Bunga, sedangkan Sukuk memiliki definisi?
Jelaskan Karakteristik Sukuk! dan Bagaimana Proses Screening System yang dimiliki
Pasar Modal Syariah untuk para Emiten yang ingin bergabung ke lantai Bursa!
Jawab:
Sukuk adalah Surat Berharga Negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai
bukti atas bagian penyertaan terhadap asset SBSN. SBSN merupakan instrumen investasi
yang dapat memberikan potensi imbal hasil tetap dengan tingkat risiko yang relatif rendah.
Lalu Untuk salah satu Karakteristiknya adalah Bukti kepemilikan bersama atas suatu aset
berwujud tertentu/ nilai manfaat atas aset yang sudah ada maupun yang akan ada/ jasa/ aset
proyek tertentu/ kegiatan investasi Bukan berupa surat hutang saja tapi harus ada
underlying asset .
Untuk proses screening system nya Proses Business Screening: memastikan tidak ada
kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah, seperti:
•Perjudian dan sejenisnya
•Perdagangan yang dilarang
•Jasa keuangan ribawi
•jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan/atau judi (maisir)
•Produksi/distribusi barang haram
•Transaksi suap
Proses Financial Screening: memastikan dalam utang berbasis bunga dibandingkan total
aset tidak lebih dari 45% dan pendapatan non-halal dibandingkan total pendapatan tidak
lebih dari 10%.

6. Perusahaan A bergabung kedalam kegiatan Investasi Obligasi, akan tetapi perusahaan A


ketika mendapatkan Deviden ingin melakukan Cleasing Factor secara konsep Syariah yang
dalam hal ini disebut dengan Pemutihan Pendapatan. Ketika Pendapatan Total yang
dimiliki sebesar Rp 200.000.000 dan memiliki Pendapatan Non Halal Rp 40.000.000.
Perusahaan A mendapatkan Capital Gain Rp 5.000.000 dan mendapatkan Deviden sebesar
Rp 6.500.000. Berapa total yang didapatkan Perusahaan dari masing-masing Capital Gain
dan Deviden dan Berapa yang di Infakan!
Jawab:
Diketahui :
Pendapatan Total : Rp 200.000.000
Pendapatan Non Halal : Rp 40.000.000
Mendapatkan Capital gain Rp 5.000.000
Mendapatkan Dividen : Rp 6.500.000
Jawaban:
Cleasing Factor = Pendapatan non halal/Total pendapatan
= Rp.40.000.000/Rp.200.000.000 x 100
= 20%
Jika perusahaan mendapatkan capital gain Rp.5.000.000, maka capital gain halalnya:
= Rp. 5.000.000 − (20% x Rp.5.000.000)
= Rp. 4.000.000 (infak dari capital gain)
Jika perusahaan mendapatkan deviden Rp. 6.500.000, maka deviden halalnya:
= Rp.6.500.000 − (20% x Rp. 6.500.000)
= Rp. 5.200.000 (Infak dari deviden)

7. Dalam sebuah lembaga perlu adanya Konsep untuk menentukan suatu target yang ingin
tercapai. Maka dari itu Lembaga Keuangan Non Bank yaitu Pasar Modal Syariah perlu
adanya konsep khusus agar dapat ter implementasikan sesuai dengan Al Qur’an dan Hadits.
Jelaskan Konsep Pasar Modal Syariah dan transaksi secara Syariah!
Jawab:
Konsep pasar modal sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal (UUPM) adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan
perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya,
serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. Berdasarkan definisi tersebut,
terminologi pasar modal syariah dapat diartikan sebagai kegiatan dalam pasar modal
sebagaimana yang diatur dalam UUPM yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
Oleh karena itu, pasar modal syariah bukanlah suatu sistem yang terpisah dari sistem pasar
modal secara keseluruhan.
Secara umum kegiatan Pasar Modal Syariah tidak memiliki perbedaan dengan pasar modal
konvensional, namun terdapat beberapa karakteristik khusus Pasar Modal Syariah yaitu
bahwa produk dan mekanisme transaksi tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
Penerapan prinsip syariah di pasar modal tentunya bersumberkan pada Al Quran sebagai
sumber hukum tertinggi dan Hadits Nabi Muhammad SAW. Selanjutnya, dari kedua
sumber hukum tersebut para ulama melakukan penafsiran yang kemudian disebut ilmu
fiqih. Salah satu pembahasan dalam ilmu fiqih adalah pembahasan tentang muamalah,
yaitu hubungan di antara sesama manusia terkait perniagaan. Berdasarkan itulah kegiatan
pasar modal syariah dikembangkan dengan basis fiqih muamalah.Terdapat kaidah fiqih
muamalah yang menyatakan bahwa Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh
dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya. Konsep inilah yang menjadi prinsip
pasar modal syariah di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai