Anda di halaman 1dari 18

KONSEP DASAR

BERINVESTASI DI PASAR
MODAL SYARIAH
Disusun oleh:
Kelompok 5
• Rizka Fadilah (1908203051)
• Fany Nurhanifah Putri (1908203063)
• Putri Fakhira Septianti (1908203064)
• Nadia Imania (1908203074)
• Intan Noer Afifah (1908203077)
PENGERTIAN PASAR MODAL
﹡ Secara umum, pengertian pasar modal adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli saham untuk
melakukan suatu transaksi dalam rangka memperoleh modal. Penjual dalam pasar modal ialah suatu perusahaan
yang membutuhkan modal (emiten), dengan cara menjual efek-efek. Pembeli atau investor adalah pihak yang ingin
membeli modal pada perusahaan yang menurutnya akan mendatangkan keuntungan. Pasar modal juga dikenal
dengan nama bursa efek (Kasmir, 2004).

﹡ Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995, pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

﹡ Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik
dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Pasar modal merupakan juga pasar untuk untuk surat berharga jangka
panjang. Sedangkan, pasar uang merapakan pasar surat berharga jangka pendek. Baik pasar modal maupun pasar
uang merupakan bagian dari pasar keuangan (Sudarsono, 2007).

3
INSTRUMEN PASAR MODAL
Dalam suatu transaksi di pasar biasanya terdapat barang atau jasa yang diperjualbelikan. Demikian juga pada pasar
modal, barang yang diperjualbelikan dinamakan dengan instrumen pasar modal. Instrumen pasar modal yang
diperdagangkan berbentuk surat-surat berharga yang dapat diperjualbelikan kembali oleh pemiliknya, baik
instrumen pasar modal bersifat kepemilikan atau hutang. Instrumen pasar modal yang bersifat kepemilikan
berbentuk saham dan yang bersifat hutang bentuknya adalah obligasi (Kasmir, 2004).

Intrumen pasar modal syariah berbeda dengan instrumen pasar modal konvensional. Sejumlah instrumen syariah di
pasar modal sudah diperkenalkan kepada masyarakat. Saham yang memenuhi kriteria syariah adalah saham yang
dikeluarkan perusahaan yang bergerak di bidang usaha yang sesuai dengan syariah. Instrumen-instrumen pasar
modal yang diperjualbelikan di pasar modal konvensional adalah surat-surat berharga (securities) seperti saham,
obligasi (Kasmir, 2004). dan instrumen turunannya (derivatif) seperti opsi, waran, dan reksa dana (Sholahuddin,
2006).

4
Lanjutan…
Sedangkan instrumen yang diperdangankan pada pasar modal syariah adalah saham, obligasi syariah dan reksa dana
syariah (Sholahuddin, 2006).
Saham (stock)
Saham adalah surat berharga yang bersifat kepemilikan terhadap suatu perusahaan. Maksudnya, si pemilik saham
merupakan pemilik perusahaan. Semakin banyak saham yang ia miliki, maka semakin besar pula kekuasaan dan
wewenangnya pada perusahaan tersebut. Keuntungan yang diperoleh dari saham adalah deviden. Pembagian deviden
ini ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Yang dimaksud dengan saham dalam pasar modal
syariah dengan pasar modal konvensional tidak ada bedannya. Hanya saja, saham yang diperdagangkan pada pasar
modal syariah harus datang dari emiten yang memenuhi kriteria-kriteria syariah.
Suatu saham dapat dikategorikan sebagai saham syariah jika saham tersebut diterbitkan oleh:
﹡ Emiten dan Perusahaan Publik yang secara jelas menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha
Emiten dan Perusahaan Publik tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah.
﹡ Emiten dan Perusahaan Publik yang tidak menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten
dan Perusahaan Publik tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah, namun memenuhi kriteria sebagai
berikut: kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip syariah sebagaimana diatur dalam peraturan IX.A.13;
rasio total hutang berbasis bunga dibandingkan total ekuitas tidak lebih dari 82%; dan rasio total pendapatan
bunga dan total pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan total pendapatan usaha dan total pendapatan
lainnya tidak lebih dari 10%.

5
Lanjutan…
Obligasi syariah atau Sukuk
Di pasar modal modal, obligasi merupakan instrumen hutang bagi perusahaan yang hendak memperoleh modal. Secara
prinsip, obligasi syariah adalah obligasi yang dikeluarkan oleh emiten yang baik bisnis maupun laporan keuangannya
memenuhi ketentuan prinsip syariah. Dalam Investasi syariah, istilah obligasi syariah disebut juga dengan Sukuk.
Sukuk secara terminologi merupakan bentuk jamak dari kata "sakk" dalam bahasa Arab yang berarti sertifikat atau
bukti kepemilikan.

Obligasi di pasar modal syariah berbeda dengan obligasi di pasar modal konvensional. Obligasi di pasar modal
konvensioanal merupakan suatu jenis produk keuangan yang tidak dibenarkan oleh Islam karena menggunakan sistem
bunga. Menurut Muhammad al-Amin yang dikemukakan oleh Sholahuddin, bahwa instrumen obligasi syariah dapat
diterbitkan menggunakan prinsip mudharabah, musyarakah, ijarah, istishna’, salam dan murabahah. Dengan
menggunakan prinsip-prinsip ini, obligasi syariah menjadi tergantung kepada prinsip mana yang digunakan emiten
(Sholahuddin, 2006).

6
Lanjutan…
Reksa dana syariah
Reksa Dana adalah wadah dimana sekumpulan investor menyetorkan dana untuk selanjutnya dikelola oleh Manajer
Investasi di instrument pasar modal yaitu saham, obligasi dan pasar uang. Reksadana (mutual fund) adalah sertifikat
yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan reksadana, untuk digunakan
sebagai modal berinvestasi baik di pasar modal maupun di pasar uang. Perusahaan reksadana akan menghimpun dana
dari investor untukkemudian diinvestasikan dalam bentuk portofolio yang dibentuk oleh manajer investasi

Reksa dana syariah merupakan sarana investasi campuran yang menggabungkan saham dan obligasi syariah dalam
satu produk yang dikelola oleh manajer investasi. Manajer investasi menawarkan reksa dana syariah kepada investor
yang berminat. Dana investor tersebut kemudian dikelola oleh manjer investasi untuk ditanamkan dalam saham atau
obligasi syariah yang dinilai menguntungkan (Sholahuddin, 2006).

7
MEKANISME PERDAGANGAN DI PASAR
MODAL
Dalam transaksi di pasar modal, investor dapat langsung meneliti dan menganalisa keuntungan masing-
masing perusahaan yang menawarkan modal. Apabila investor mengetahui adanya kemungkinan
mendapatkan keuntungan dari jual beli saham, ia dapat langsung membeli saham tersebut dan menjualnya
kembali ketika harganya naik pada pasar yang sama. Jadi, investor dapat pula menjadi penjual saham kepada
investor yang lain (Kasmir, 2004).
Pasar modal syariah sejatinya harus bebas dari transaksi-transaksi yang tidak beretika dan bermoral, seperti
insider trading dan shrot selling. Menurut al-Habsyi yang dikemukakan oleh Sholahuddin, idealnya pasar
modal syariah tidak mengandung transaksi ribawi, gharar dan saham perusahaan yang bergerak pada jenis
usaha yang tidak dilarang syariah (Sholahuddin, 2006).
Sementara itu Obeidillah yang yang juga dikutip oleh Sholahuddin, mengemukakan beberapa etika di pasar
modal. Menurutnya, pasar modal syariah harus mencakup kriteria-kriteria di bawah ini (Sholahuddin, 2006)
• Setiap orang bebas melakukan transaksi (freedom contrac) selama tidak bertentangan dengan syariah;
• Bentuk transaksi harus bersih dari unsur riba, gharar dan judi;
• Harga terbentuk secara fair;
• Terdapat informasi yang sempurna.

8
Lanjutan…
Oleh karena itu, pasar modal syariah harus membuang jauh-jauh setiap transaksi yang
mengandung unsur spekulasi. Hal inilah yang membedakannya dengan pasar modal
konvensional yang salah satu cara untuk mendapat keuntungannya dengan menggunakan
spekulasi. Walaupun diakui, dalam kasus-kasus tertentu seperti insider trading dan
manipulasi pasar dengan membuat laporan yang palsu dilarang pada pasar modal
konvensional (Sholahuddin, 2006).
Dalam mekanisme transaksi produk di pasar modal syariah, Irfan Syuqi mengemukakan
wacana pembelian dan penjualan saham tidak boleh dilakukan secara langsung. Dalam pasar
modal konvensional, investor dapat membeli atau menjual saham secara langsung dengan
menggunakan jasa broker atau pialang. Keadaan ini memungkinkan bagi para spekulan
untuk memainkan harga saham. Dampaknya, perubahan harga saham ditentukan oleh
kekuatan pasar bukan oleh nilai intrinsiknya. Untuk itu, dalam pasar modal syariah, emiten
memberikan otoritas kepada agen di lantai bursa. Selanjutnya, agen tersebut bertugas untuk
mempertemukan emiten dengan calon investor, tetepi bukan untuk kenjual dan membeli
saham secara langsung. Kemudian, saham tersebut dijual atau dibeli karana sahamnya
memang tersedia berdasarkan first come-firs served.

9
Lanjutan…
Dalam perdagangan obligasi syariah, menurut Muhammad Gunawan, tidak boleh diterapkan harga
diskon atau harga premium yang lazimnya dilakukan pada obligasi konvensional. Prinsip transaksi
obligasi syariah adalah al-hiwalah, yaitu transver service atau pengalihan piutang dengan tanggungan
bagi hasil. Oleh karena itu, jual beli obligasi syariah hanya boleh pada harga nominal pelunasan jatuh
tempo obligasi (Sholahuddin, 2006).

Sedangkan dalam perdagangan reksa dana syariah, manajer investasi menawarkan kepada pembeli
reksa dana syariah baik yang bersifat jangka panjang atau jangka pendek. Reksa dana syariah jangka
panjang ditawarkan di pasar saham dan reksa dana syariah di tawarkan di pasar uang. Keuntungan
investor dari reksa dana syariah tergantung bagaimana manajer investasi menginvestasikan dana yang
dikelolanya (Sholahuddin, 2006).

10
TEKNIK BERINVESTASI DI PASAR
MODAL
Menjadi investor dipasar modal syariah bukanlah hal yang sulit. Kemudahan dengan adanya
perkembangan teknologi yang semakin pesat dengan dapat memperoleh informasi yang begitu
banyak mengenai teknik menjadi invstor di pasar modal syariah. adapun langkah-langkah untuk
memulai berinvestasi dipasar modal syariah yakni:
﹡ Memiliki rekening saham sekuritas syariah
﹡ Cek indeks saham syariah
﹡ Melihat fundamental dan analisis teknikal
﹡ Perluas wawasan tentang saham syariah
﹡ Pastika saham benar-benar mematuhi aturan syriah
Langkah- langkah diatas dapat menjadi dasar jika seseorang akan belajar menjadi investor dalam
pasar modal syariah.

11
Dalam memulai investasi dipasar modal terdapat langkah-langkah yang harus dipenuhi ketika
ingin berinvestasi yang diantaranya yaitu:
﹡ Memiliki modal yang akan diinvestasikan
﹡ Sipakan e-KTP,NPWP dan Buku tabungan
﹡ Membuka rekening efek

Produk-produk yang terdapat dalam pasar modal di indonesia terdapat beberapa produk
diantaranya yaitu:
﹡ Saham
﹡ Obligasi
﹡ Reksa dana
﹡ Produk derivatif

12
﹡ SAHAM
Adalah produk paling populer di pasar modal. Sederhananya adalah surat bukti kepemilikan atas
suatu perusahaan. Saham diterbitkan oleh perusahaan yang ingin mendapatkan modal melalui
proses Initial Public Offering (IPO).

﹡ OBLIGASI
Selain dari menjual saham, perusahaan juga bisa mendapat modal di pasar modal melalui
penerbitan surat utang atau obligasi. Bedanya investasi di obligasi dengan saham, yaitu: Besaran
imbal hasil (return) obligasi pasti dan Tidak seperti saham, ada jatuh tempo di obligasi.

﹡ REKSA DANA
Ada empat produk reksa dana yang lazim di pasar modal Indonesia. Keempatnya yakni reksa dana
saham, reksa dana obligasi, reksa dana pasar uang, dan reksa dana campuran.

13
Keuntungan Investasi dipasar modal diantaranya yaitu:
﹡ Pencairan mudah dan praktis
﹡ Tingkat keuntungan cukup besar
﹡ Bisa dimulai dengan modal kecil
﹡ Nilai investasi bisa terus meningkat
﹡ Dapat digunakan sebagai jaminan

Startegi berinvestasi untuk pemula jika ingin menjadi investor yang berbasis syariah harus
memperhatikan beberapa strategi yaitu:
﹡ Pilih perusahaan yang berbasis syariah
﹡ Lakukan analisis saham syariah sebelum invstasi
﹡ Memulai dari modal kecil untuk meminimalisisr kerugian
﹡ Pahami aturan investasi saham syariah

14
STRATEGI INVESTASI DI PASAR
MODAL
Keuntungan (capital gain) dan kerugian (capital loss) bagi investor sangat dipengaruhi oleh kemampuannya
dalam menganalisis keadaan harga saham dan kemungkinan turun naiknya harga di Bursa. Beberapa strategi
dalam melakukan investasi di Bursa Efek (khususnya dalam bentuk saham) sebagai berikut.
﹡ Mengumpulkan beberapa jenis saham dalam satu portofolio. Strategi ini dapat memperkecil risiko
investasi karena risiko akan disebar ke beberapa jenis saham. Peluang untuk mendapatkan keuntungan
cukup besar. Kerugjan pada salah satu jenis saham dapat tertutupi oleh keuntungan pada jenis saham
lainnya.
﹡ Beli dan simpan. Strategi ini dapat digunakan apabila investor memiliki keyakinan berdasarkan analisis
bahwa perusahaan yang bersangkutan memiliki prospek untuk berkembang yang cukup pesat beberapa
tahun mendatang sehingga sahamnya diharapkan akan mengalami kenaikan yang cukup besar. Keuntungan
yang dapat diperoleh dari strategi ini di samping dividen juga capital gain.
﹡ Beli saham tidur. Saham tidur adalah saham yang jarang atau tidak pernah ada transaksi. Saham tidur ini
dapat disebabkan karena jumlah saham yang dicatatkan terlalu sedikit atau dikuasai oleh investor institusi
dan pemilik saham lama (pendiri perusahaan). Atau dapat pula disebabkan oleh kinerja perusahaan yang
bersangkutan kurang baik atau prospek usahanya masih kurang cerah sehingga kurang mendapat perhatian
pemodal.

15
Lanjutan…
﹡ Beli di pasar perdana dan dijual begitu dicatatkan di bursa.
﹡ Strategi berpindah dari saham yang satu ke saham yang lain. Investor yang memilih strategi
ini cenderung bersifat lebih spekulatif. Investor seperti ini harus senantiasa mengikuti
pergerakan atau perubahan harga-harga saham di Bursa.
﹡ Konsentrasi pada industri tertentu. Strategi ini lebih cocok bagi investor yang benar-benar
menguasai kondisi suatu jenis industri sehingga mengetahui prospek perkembangannya di
masa yang akan datang. Investor dapat memilih beberapa saham perusahaan yang bank yang
memiliki bisnis dalam sektor industri yang bersangkutan.
﹡ Reksa dana. Melakukan investasi dengan membeli unit penyertaan atau saham yang
diterbitkan oleh reksa dana. Strategi ini cocok bagi investor yang tidak memiliki cukup waktu
melakukan analisis pasar atau tidak ada akses informasi. Biasanya investor pemula cenderung
memilih.

16
REFERENSI
﹡ Kasmir. (2004). Bank & Lembaga Keuangan Lainnya.
Jakarta: Bank & Lembaga Keuangan Lainnya.
﹡ Sholahuddin. (2006). Lembaga Ekonomi dan Keuangan
Islam. Surakarta: Muhammadiyah University.
﹡ Sudarsono, H. (2007). Bank dan Lembaga Keuangan Syariah
Deskripsi dan Ilustrasi. Yogyakarta: Ekonosia.
﹡ Pakpahan, K. (2003). Strategi investasi di pasar modal. The
Winners, 4(2), 138-147.
﹡ https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/pages/pasar-modal-sy
ariah.aspx

17
TERIMAKASIH…

Anda mungkin juga menyukai