Anda di halaman 1dari 11

Nama : Puspita Sari

NPM : 0219104049
Kelas : Manajemen Reg.2B-B
Mata Kuliah : Pasar Modal

PASAR MODAL SYARIAH

1. PENGERTIAN
Pasar modal syariah merupakan pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah
sesuai dengan aturan agama islam yakni megacu pada Al-Qur’an dan Hadist.Pasar
modal syariah merupakan bagian dari industri keuangan syariah yang diatur oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Menurut Fatwa DSN-MUI No.40/DSN-MUI/X/2003 mendefinisikan pasar modal adalah


pasar modal yang seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten, jenis
efek yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya dipandang telah sesuai
dengan syariah apabila telah memenuhi prinsip-prinsip syariah (Pasal 2 Ayat (1)).

Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995, pasar modal adalah kegiatan
yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan
publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek.

2. SEJARAH
Tonggak lahirnya pasar modal syariah Indonesia dimulai dengan penerbitan reksa dana
syariah pertama pada tahun 1997. Disusul dengan peluncuran Jakarta Islamic Index (JII)
sebagai indeks saham syariah pertama, yang terdiri dari 30 besar saham syariah yang
likuid di Indonesia pada tahun 2000. Pada tahun 2001, DSN MUI mengeluarkan fatwa
nomor 20 tentang pedoman pelaksanaan investasi reksa dana syariah, dan pada tahun
2003 DSN MUI mengeluarkan fatwa nomor 40 tentang pasar modal dan pedoman
umum penerapan prinsip syariah di sektor pasar modal Amerika Serikat. . Peraturan
OJK (saat itu masih Bapepam dan LK) tentang pasar modal syariah pertama kali
diterbitkan pada tahun 2006, diikuti dengan penerbitan Daftar Efek Syariah (DES) pada
tahun 2007. DES merupakan alat bantu bagi pelaku pasar dalam pemilihan saham yang
sesuai dengan prinsip syariah.
Era kebangkitan pasar modal syariah Indonesia dimulai pada tahun 2011 ketika banyak
terobosan terobosan diluncurkan, antara lain Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI),
Fatwa DSN MUI nomor 80 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme
Perundingan nilai pendapatan variabel di pasar reguler. pasar bursa. serta Sharia Online
Trading System (SOTS). SOTS merupakan sistem pertama di dunia yang dikembangkan
untuk memudahkan investor syariah dalam melakukan transaksi saham sesuai dengan
prinsip syariah.
Sejak saat reaktivasi, pasar modal syariah memiliki energi baru untuk terus tumbuh dan
untuk dapat terus menetapkan tonggak baru, antara lain:

● Peluncuran Rekening Dana Nasabah (RDN) Syariah pertama di tahun 2013;


● Peluncuran Roadmap pertama Pasar Modal Syariah dan Berdirinya Galeri Investasi
Syariah (GIS) pertama di tahun 2015;
● BEI pertama kali meraih penghargaan internasional The Best Supporting Institution in
Islamic Finance dari GIFA di tahun 2016;
● Peluncuran Zakat Saham Pertama dan Peluncuran Jakarta Islamic Index 70 (JII 70) di
tahun 2017;
● Peluncuran Wakaf Saham Pertama, peluncuran fatwa DSN-MUI No.124 terkait
kesesuaian syariah dalam Layanan Jasa Penyimpanan dan Penyelesaian di KSEI, serta
BEI meraih pertama kali penghargaan The Best Islamic Capital Market Award dari GIFA
di tahun 2019;
● Selanjutnya di tahun 2020, untuk makin menyempurnakan landasan kesyariahan di
Pasar Modal, DSN MUI menerbitkan Fatwa No. 135 tentang Saham dan Fatwa No. 138
terkait kesesuaian syariah dalam Mekanisme Kliring dan Penjaminan di KPEI.
3. PRINSIP-PRINSIP DASAR PASAR MODAL SYARIAH
Lembaga yang mengatur tentang penerapan prinsip syariah di pasar modal Indonesia
adalah Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dalam bentuk
penerbitan fatwa yang berhubungan dengan kegiatan investasi di pasar modal syariah
Indonesia. Fatwa pertama tentang pasar modal syariah yang diterbitkan DSN-MUI pada
tahun 2001 adalah fatwa No. 20 tentang penerbitan reksa dana syariah. Pada tahun
2003, DSN-MUI menerbitkan fatwa no. 40 tentang pasar modal dan pedoman umum
penerapan prinsip syariah di bidang pasar modal. Kemudian pada tahun 2011, DSN-MUI
menerbitkan fatwa no. 80 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme
Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek.

Agar penerapan prinsip-prinsip syariah di pasar modal Indonesia menjadi lebih mengikat
dan mempunyai kepastian hukum, OJK mengonversi prinsip-prinsip syariah di pasar
modal Indonesia ke dalam peraturan OJK no. 15/POJK.04/2015 tentang penerapan
prinsip syariah di pasar modal.

4. INSTRUMEN PASAR MODAL SYARIAH


Sebuah transaksi di pasar umumnya tentang barang atau jasa. Barang yang
diperdagangkan di pasar modal disebut dengan instrumen pasar modal.
Instrumen pasar modal adalah surat-surat berharga yang dapat diperjualbelikan oleh
pemiliknya, terlepas dari apakah instrumen pasar modal itu adalah properti atau utang.
Instrumen pasar yang dimiliki dalam bentuk saham dan utang dalam bentuk obligasi.
Berikut adalah instrumen yang dapat diperdagangkan dalam pasar modal syariah yaitu:
● Saham Syariah adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang memenuhi
kriteria berdasarkan fatwa DSN-MUI, dan tidak termasuk saham yang memiliki
hak-hak istimewa.
● Obligasi syariah adalah surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip
syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang
mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi
syariah.
● Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif (KIK) Reksa Dana Syariah Adalah
suatuukuran yang menunjukkan bagian kepentingan setiap pihak dalam
portofolio investasi suatu KIK Reksa Dana Syariah.
● Efek Beragun Aset (KIK EBA) syariah adalah efek yang diterbitkan oleh kontrak
investasi kolektif EBA Syariah yang portofolionya terdiri atas aset keuangan
berupa tagihan yang timbul dari surat berharga komersial.
● Surat Berharga Komersial Syariah adalah surat pengakuan atas suatu
pembiayaan dalam jangka waktu tertentu yang sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah. 6) Surat berharga syariah lainnya.(Nurhayati dan Wasilah, 2015 : 353).

Adapun Efek syari’ah dalam fatwa DSN MUI No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang
Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syari’ah di Pasar Modal
adalah :
● Efek Syariah mencakup Saham Syariah, Obligasi Syariah, Reksa Dana
Syariah, Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) Syariah,
dan surat berharga lainnya yang sesuai dengan Prinsip-prinsip Syariah.
● Saham Syariah adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang
memenuhi kriteria prinsip syariah, dan tidak termasuk saham yang
memiliki hak-hak istimewa.
● Obligasi Syariah adalah surat berharga jangka panjang berdasarkan
Prinsip Syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi
Syariah yang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada
pemegang Obligasi Syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar
kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
● Reksa Dana Syariah adalah Reksa Dana yang beroperasi menurut
ketentuan dan prinsip Syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara
pemodal sebagai pemilik harta (sahib al-mal/rabb al-mal) dengan Manajer
Investasi, begitu pula pengelolaan dana investasi sebagai wakil shahib
al-mal, maupun antara Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal
dengan pengguna investasi.
● Efek Beragun Aset Syariah adalah Efek yang diterbitkan oleh kontrak
investasi kolektif EBA Syariah yang portofolio-nya terdiri dari aset
keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga komersial,
tagihan yang timbul di kemudian hari, jual beli pemilikan aset fisik oleh
lembaga keuangan, Efek bersifat investasi yang dijamin oleh pemerintah,
sarana peningkatan investasi/arus kas serta aset keuangan setara, yang
sesuai dengan Prinsip-prinsip Syariah.
● Surat berharga komersial Syariah adalah surat pengakuan atas suatu
pembiayaan dalam jangka waktu tertentu yang sesuai dengan
Prinsip-prinsip syariah.

5. PERBEDAAN PASAR MODAL SYARIAH DAN KONVENSIONAL


Adapun perbedaan pasar modal syariah dan konvensional adalah sebagai berikut :
● Efek yang diperdagangkan di pasar modal syariah harus berasal dari
perusahaan yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip syariah,
Namun di pasar modal biasa tidak ada peraturan yang mengatur tentang
kegiatan operasional perusahaan.
● Landasan hukum pasar modal syariah pada hakekatnya adalah Al-Qur'an dan
Hadist yang ditegaskan oleh fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN), sedangkan
pasar modal konvensional adalah Hukum Pasar Modal, yaitu UU No. 8 Tahun
1995.
● Dalam pelaksanaannya, kegiatan pasar modal syariah diawasi oleh Dewan
Syariah Nasional (DSN), sedangkan di pasar modal konvensional tidak demikian.
● Indeks harga saham konvensional antara lain IHSG, LQ45, Kompas 100, dll. dan
indeks harga saham syariah adalah JII (Jakarta Islamic Index) dan DES (Daftar
Saham Syariah ).
● Instrumen-instrumen pasar modal yang diperjualbelikan di pasar modal
konvensional 9 adalah surat-surat berharga (securities) seperti saham, obligasi
dan instrumen turunannya (derivatif) seperti opsi, waran, dan reksa dana
(Sholahuddin, 2006: 163). Sedangkan instrumen yang diperdagangkan pada
pasar modal syariah adalah saham, obligasi syariah dan reksa dana syariah.

6. PERAN PASAR MODAL SYARIAH TERHADAP PEREKONOMIAN


Terwujudnya pasar modal syariah ini juga sebagai bagian penggerak perekonomian
Indonesia yang tangguh dan berdaya saing juga khususnya dalam membangkitkan
ekonomi Islam. Pada dasarnya sistem pasar modal syariah secara keseluruhan tidak
jauh berbeda dari pasar modal konvensional, hanya saja ada beberapa karakteristik
khusus dalam pasar modal syariah yaitu pada mekanisme dan produk di dalamnya tidak
bertentangan dengan prinsip syariah dan fiqih muamalah.
Melalui instrumen pasar modal syariah yang saat ini berkembnag, seperti halnya saham
syariah, perusahaan-perusahaan mengincar saham demi menarik investor untuk
menjaga posisi keuangan perusahaan tersebut. Hal ini menggambarkan bahwa saham
syariah dapat mempengaruhi pembangunan ekonomi nasional karena disaar harga
saham naik maka pengaruhnya adalah pendapatan saham syariah. Begitu pula dengan
obligasi syariah atau sukuk, turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi melalui
produknya yang berguna bagi perusahaan tidak hanya dari negara tetapi juga
perusahaan swasta. Pemerintah yang menerbitkan sukuk digunakan untuk membiayai
APBN baik dalam pembangunan proyek, industri-industri bahkan sektor lainnya.
Dikatakan berpengaruh karena apabila sukuk mengalami peningkatan maka
pertumbuhan ekonomi juga mengalami kenaikan.
Pertumbuhan ekonomi yang dipengaruhi oleh pasar modal syariah ini berasal dari
investasi, karena kegiatan investasi merupakan bagian dari pendapatan negara, dan
ketika pendapatan negara meningkat maka tingkat perekonomian suatu negara pun juga
meningkat. Dan ketika perekonomian Indonesia meningkat maka akan membawa
kemakmuran kepada masyarakatnya yang artinya ada peningkatan pendapatan dari
masyarakat tersebut sehingga orang memiliki dana lebih dapat menginvestasikannya ke
berbagai bentuk investasi atau instrumen-instrumen pasar modal syariah, baik saham
syariah, obligasi syariah, reksadana syariah atau instrumen pasar modal syariah lainnya.

7. Kriteria pasar modal syariah


Dewan Syariah Nasional(DSN) suatu lembaga di bawah MUI (Majelis Ulama Indonesia)
yang dibentuk tahun 1999 melalui Fatwa DSN Nomor : 40/DSNMUI/X/2003 Tanggal 4
Oktober 2003 Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di bidang
Pasar Modal, telah menentukan kriteria produk-produk investasi sesuai ajaran
Islam,antara lain :
● Jenis usaha, produk barang dan jasa diberikan serta cara pengelolaan
perusahaan emiten tidak bertentangan dengan prinsip syariah seperti usaha
perjudian atau permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang.
● Pelaksanaan transaksi harus dilakukan menurut prinsip kehati-hatian tidak boleh
mengandung unsur gharar, riba naisir, risywah,maksiat dan kezaliman.

8. KARAKTERISTIK PASAR MODAL SYARIAH


Menurut Mokhtar Muhammad Metwally (Rifai, 2009) karakteristik pasar modal syariah
adalah:
● Semua saham harus diperjualbelikan pada bursa efek.
● Bursa perlu mempersiapkan pasca perdagangan dimana saham dapat
diperjualbelikan melalui pialang.
● Semua perusahaan yang mempunyai saham yang dapat diperjualbelikan di
bursa efek diminta menyampaikan informasi tentang perhitungan (account)
keuntungan dan kerugian serta neraca keuntungan kepada komite manajemen
bursa efek, dengan jarak tidak lebih dari tiga bulan sekali.
● Komite manajemen menerapkan harga saham tertinggi (HST) tiap tiap
perusahaan dengan interval tidak lebih dari tiga bulan sekali.
● Saham tidak boleh diperjual belikan dengan harga lebih tinggi dari HST .
● Saham dapat dijual dengan harga dibawah HST.
● Komite manajemen harus memastikan bahwa semua perusahaan yang terlibat
dalam bursa efek itu mengikuti standar akuntansi syariah.

9. AKAD YANG DIGUNAKAN


Dalam penerbitan efek syariah di pasar modal harus sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 53/POJK.04/2015 Tentang Akad
Yang digunakan Dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal. Dalam peraturan ini
yang dimaksud dengan:
● Ijarah adalah perjanjian (akad) antara pihak pemberi sewa atau pemberi jasa
(mu’jir) dan pihak penyewa atau pengguna jasa (musta’jir) untuk memindahkan
hak guna (manfaat) atas suatu objek Ijarah yang dapat berupa manfaat barang
dan/atau jasa dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa dan/atau upah
(ujrah) tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan objek Ijarah itu sendiri.
● Istishna adalah perjanjian (akad) antara pihak pemesan atau pembeli
(mustashni’) dan pihak pembuat atau penjual (shani’) untuk membuat objek
Istishna yang dibeli oleh pihak pemesan atau pembeli (mustashni’) dengan
kriteria, persyaratan, dan spesifikasi yang telah disepakati kedua belah pihak.
● Kafalah adalah perjanjian (akad) antara pihak penjamin (kafiil/guarantor) dan
pihak yang dijamin (makfuul ‘anhu/ashiil/orang yang berhutang) untuk menjamin
kewajiban pihak yang dijamin kepada pihak lain (makfuul lahu/orang yang
berpiutang).
● Mudharabah (qiradh) adalah perjanjian (akad) kerjasama antara pihak pemilik
modal (shahib al-mal) dan pihak pengelola usaha (mudharib) dengan cara
pemilik modal (shahib al-mal) menyerahkan modal dan pengelola usaha
(mudharib) mengelola modal tersebut dalam suatu usaha.
● Musyarakah adalah perjanjian (akad) kerjasama antara dua pihak atau lebih
(syarik) dengan cara menyertakan modal baik dalam bentuk uang maupun
bentuk aset lainnya untuk melakukan suatu usaha.
● Wakalah adalah perjanjian (akad) antara pihak pemberi kuasa (muwakkil) dan
pihak penerima kuasa (wakil) dengan cara pihak pemberi kuasa (muwakkil)
memberikan kuasa kepada pihak penerima kuasa (wakil) untuk melakukan
tindakan atau perbuatan tertentu.

10. INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI)


Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang diluncurkan pada 12 Mei 2011 merupakan
indeks gabungan dari saham-saham Syariah yang tercatat di BEI. ISSI merupakan salah
satu indikator kinerja pasar modal syariah Indonesia. Komponen ISSI adalah seluruh
saham Syariah yang tercatat di BEI dan termasuk dalam Daftar Nilai Syariah (DES)
yang diterbitkan oleh OJK. Artinya BEI tidak akan memilih saham syariah yang masuk
dalam ISSI.
Berikut yang termasuk indeks saham syariah :

● JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)


Jakarta Islamic Index (JII) adalah indeks saham syariah yang pertama kali
diluncurkan di pasar modal Indonesia pada tanggal 3 Juli 2000. Konstituen JII
hanya terdiri dari 30 saham syariah paling likuid yang tercatat di BEI. Sama
seperti ISSI, review saham syariah yang menjadi konstituen JII dilakukan
sebanyak dua kali dalam setahun, Mei dan November, mengikuti jadwal review
DES oleh OJK.

BEI menentukan dan melakukan seleksi saham syariah yang menjadi konstituen
JII. Adapun kriteria likuiditas yang digunakan dalam menyeleksi 30 saham
syariah yang menjadi konstituen JII adalah sebagai berikut:
- Saham syariah yang masuk dalam konstituen Indeks Saham Syariah Indonesia
(ISSI) telah tercatat selama 6 bulan terakhir
- Dipilih 60 saham berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar tertinggi selama
1 tahun terakhir
- Dari 60 saham tersebut, kemudian dipilih 30 saham berdasarkan rata-rata nilai
transaksi harian di pasar reguler tertinggi
- 30 saham yang tersisa merupakan saham terpilih.

● JAKARTA ISLAMIC INDEX 70 (JII70)


Jakarta Islamic Index 70 (JII70 Index) adalah indeks saham syariah yang diluncurkan
BEI pada tanggal 17 Mei 2018. Konstituen JII 70 hanya terdiri dari 70 saham syariah
paling likuid yang tercatat di BEI. Sama seperti ISSI, review saham syariah yang menjadi
konstituen JII dilakukan sebanyak dua kali dalam setahun, Mei dan November, mengikuti
jadwal review DES oleh OJK.
BEI menentukan dan melakukan seleksi saham syariah yang menjadi konstituen JII 70.
Adapun kriteria likuiditas yang digunakan dalam menyeleksi 70 saham syariah yang
menjadi konstituen JII 70 adalah sebagai berikut:
- Saham syariah yang masuk dalam konstituen Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
telah tercatat selama 6 bulan terakhir
- Dipilih 150 saham berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar tertinggi selama 1
tahun terakhir
- Dari 150 saham tersebut, kemudian dipilih 70 saham berdasarkan rata-rata nilai
transaksi harian di pasar reguler tertinggi.
- 70 saham yang tersisa merupakan saham terpilih.

● IDX-MES BUMN 17
Indeks yang mengukur kinerja harga dari 17 saham syariah yang merupakan Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) dan afiliasinya yang memiliki likuiditas baik dan kapitalisasi
pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik. IDX-MES BUMN
17 merupakan kerja sama antara PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Perkumpulan
Masyarakat Ekonomi Syariah (MES).
BEI menentukan dan melakukan seleksi saham syariah yang menjadi konstituen
IDX-MES BUMN 17. Adapun kriteria yang digunakan dalam menyeleksi 17 saham
syariah yang menjadi konstituen IDX-MES BUMN 17 adalah sebagai berikut:
- Saham syariah yang masuk dalam konstituen Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
- Saham BUMN atau afiliasinya
- Dari saham semesta yang ada, dipilih 17 saham konstituen berdasarkan likuiditas dan
fundamentalnya
DAFTAR PUSTAKA

● Batubara, Y. (2020, Juni-Desember). Analisis Maslahah: Pasar Modal Syariah Sebagai


Instrumen Investasi Di Indonesia. HUMAN FALAH, 7(2), 7-10. http://jurnal.uinsu.ac.id/
● Bursa Efek Indonesia. (2018). Indeks Saham Syariah. IDX Syariah. Retrieved Oktober
20, 2021, from https://www.idx.co.id/idx-syariah/indeks-saham-syariah/
● Fadilla. (2018, Februari). PASAR MODAL SYARIAH DAN KONVENSIONAL. ISLAMIC
BANKING, 3(2), 6-8.
https://media.neliti.com/media/publications/287394-pasar-modal-syariah-dan-konvension
al-bcca9a02.pdf
● Faozan, A. (2013). Konsep Pasar Modal Syariah. Muqtasid: Jurnal Ekonomi dan
Perbankan Syariah, 4(2), 287-310.
https://www.neliti.com/id/publications/154648/konsep-pasar-modal-syariah
● Indonesia Stock Exchange. (2020, November 30). PASAR MODAL SYARIAH. IDX
ISLAMIC. Retrieved Oktober 20, 2021, from
https://idxislamic.idx.co.id/edukasi-pasar-modal-syariah/pasar-modal-syariah/
● Otoritas Jasa Keuangan. (2017). Pasar Modal Syariah. Pasar Modal. Retrieved Oktober
20, 2021, from https://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/pages/syariah.aspx
● Toha, M., & Manaku, A. C. (2020). Perkembangan dan Problematika Pasar Modal
Syariah di Indonesia. Al-Tsaman : Jurnal Ekonomi Dan Keuangan Islam, 2(1), 135-144.
https://ejournal.inaifas.ac.id/index.php/Al-tsaman/article/view/312

Anda mungkin juga menyukai