Semua ini dapat diterbitkan oleh perusahaan swasta. Pasar modal syariah menjadikan
transaksi pasar modal haruslah berbasis syariah atau berbasis prinsip Islam.
Selain itu, di pasar modal tersebut para pemilik modal atau biasa disebut supplier of fund
dengan para pengguna dana atau disebut user of fund. Jika dilihat memang syariah dan
konvensional untuk pasar modal tidaklah jauh berbeda. Hanya saja yang membedakan
tentunya pedoman aturan yang digunakan haruslah berbasis syariah.
Setelah prinsip yang membedakan pasar modal syariah dan pasar modal konvensional
yaitu akad yang digunakan dalam transaksi maupun surat berharga yang diterbitkannya.
Jika sebuah perusahaan ingin mendapatkan pembiayaan dengan penerbitan surat
berharga pada syariah, maka perusuhaan tersebut haruslah memenuhi kriteria
penerbitan efek syariah yang sudah ditetapkan oleh Indonesia.
Istilah pasar modal dipakai sebagai terjemahan dari kata “stock market.”, Menurut
Rosenberg (1983): Pasar modal merupakan tempat pembelian dan penjualan surat
berharga (efek) dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan bagi kedua belah pihak
dari sekuritas yang diperdagangkan.
Menurut ketentuan fiqh, istilah modal dapat diartikan sebagai “Segala sesuatu
(kepemilikan harta) yang memungkinkan dapat menghasilkan harta lain” (Syafei,
2004:41).
Sedangkan yang dimaksud dengan pasar modal syariah adalah pasar modal yang
menerapkan prinsip-prinsip syariah. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:
Terdapat perbedaan yang fundamental antara pasar modal konvensional dengan pasar
modal syariah. Pasar modal syariah tidak mengenal kegiatan perdagangan samacam
short selling, beli atau jual dalam waktu yang sangat singkat untuk mendapatkan
keuntungan antara selisih jual dan beli. Pemegang saham syariah merupakan pemegang
saham untuk jangka waktu relatif panjang.
Pola pemilikan saham yang demikian membawa dampak positif. Perusahaan tentunya
akan mendapatkan pemegang saham yang jelas lebih menaruh perhatian dan
mempunyai rasa memiliki, ini akan menjadi kontrol yang efektif. Perusahaan dan
pemegang saham merupakan mitra yang saling menghargai dan mengingatkan,
sehingga komunikasi kedua pihak akan bertemu pada upaya mencapai kebaikan bagi
kedua belah pihak. Karakteristik pemilikan saham syariah yang hanya mengutamakan
pencapaian keuntungan yang akan dibagi atau kerugian yang akan ditanggung bersama
(profit-loss sharing), tidak akan menciptakan fluktuatif kegiatan perdagangan yang tajam
dan bersifat spekulasi.
Perbedaan mendasar lainnya antara pasar modal konvensional dan pasar modal syariah
dapat dilihat pada instrumen dan mekanisme transaksinya, sedangkan perbedaan nilai
indeks saham syariah dengan nilai indeks saham konvensional terletak pada kriteria
saham emiten yang harus memenuhi prinsip-prinsip dasar syariah.
Pasar modal syariah adalah pasar modal yang di dalamnya ditransaksikan instrumen
keuangan atau modal yang sesuai dengan syariat Islam dan dengan cara-cara yang
berlandaskan syariah pula atau pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah
antara lain melarang setiap transaksi yang mengandung unsur ketidak jelasan dan
instrumen yang diperjualbelikan harus memenuhi kriteria halal.
Pasar modal syariah secara sederhana dapat diartikan sebagai pasar modal yang
menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi dan terlepas dari
hal-hal yang dilarang seperti: riba, perjudian, spekulasi dan lain-lain.
Momentum berkembangnya pasar modal berbasis syariah di Indonesia dimulai pada
tahun 1997, yakni dengan diluncurkannya Danareksa Syariah pada 3 Juli 1997 oleh PT.
Danareksa Investment Management. Selanjutnya Bursa Efek Indonesia bekerjasama
dengan PT. Danareksa Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII)
pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menanmkan
dananya secara syariah dan Indeks Saham Syariah Indonesia pada tanggal 12 Mei 2011.
Pasar modal syariah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme kegiatannya terutama
mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya
telah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Sedangkan yang dimaksud dengan efek
syariah adalah efek sebagaimana dimaksud dalam peraturan peundang-undangan di
bidang Pasar Modal yang akad, pengelolaan perusahaan maupun cara penerbitannya
memenuhi prinsip-prinsip syariah.
B. PRINSIP-PRINSIP PASAR MODAL SYARIAH.
Adapun prinsip yang dimiliki oleh pasar modal syariah diantaranya :
1. Pembiayaan atau investasi hanya bisa dilakukan jika aset atau kegiatan usaha yang
dilakukan termasuk usaha halal, spesifik serta bermanfaat. Dengan sesuai syarat
maka investasi bisa dilakukan.
2. Dalam pasar modal syariah, uang merupakan pertukaran nilai yang bisa digunakan.
Selama pemilik dana atau pemilik modal memberikan investasinya, maka ia akan
memperoleh keuntungan dari bagi hasil usaha tersebut. Hal ini juga mengharuskan
pembiayaan dan investasi harus pada mata uang yang sama dengan pembukuan
kegiatan. (Baca: Sistem Keuangan Syariah)
3. Sesuai prinsip yang pertama, pasar modal syariah mengharuskan adanya akad atau
perjanjian yang sangat jelas antara pemilik serta harta dengan emiten yang jelas.
4. Baik pemilik harta ataupun emiten tidak bisa mengambil resiko yang melebihi
kemampuan, karena hal ini bisa menimbulkan kerugian yang tinggi baik di satu pihak
maupun di kedua belah pihak.
5. Adanya penekanan pada mekanisme yang sangat wajar dan prinsip kehati-hatian
terutama pada investor ataupun kepada eminten. Hal ini menghindari adanya salah
paham dan hal buruk ketika melakukan transaksi.
Pasar modal secara umum merupakan tempat bertemu para penjual modal atau
dana dan pemberi modal. Secara resmi pasar modal syariah sudah menjadi program
yang legal dilakukan di Indonesia pada tahun 2003, namun untuk instrumen pasar
modal syariah sendiri sudah ada sejak 1997.
Sesuai dengan kaidah ushul fikih (kaidah dasar-dasar hukum fikih), dalam masalah
ibadah, hukum asal sesuatu adalah terlarang, kecuali ada perintah yang
membolehkannya. Sedangkan dalam masalah muamalat, hukum asal sesuatu adalah
diperbolehkan, kecuali ada larangannya.
Dengan demikian, berdasarkan syariah Islam, pada prinsipnya segala perikatan adalah
diperbolehkan kecuali ada nash yang melarangnya. Perikatan-perikatan yang berkaitan
dengan kerja sama usaha, penanaman modal, utang-piutang, pinjam-meminjam, jual beli,
dan sebagainya, pada dasarnya boleh dilakukan seorang muslim dengan anggota
masyarakat lainnya, sepanjang dalam perikatan tersebut tidak terdapat hal-hal yang
dilarang.
Berdasarkan pertimbangan dari badan pelaksana harian, DSN MUI mengeluarkan fatwa
Nomor: 40/DSN-MUI/X/2003 Tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan
Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
transaksi/perdagangan efek yang dilarang ialah:
a.) Pelaksanaan transaksi harus dilakukan menurut prinsip kehati-hatian serta tidak
diperbolehkan melakukan spekulasi dan manipulasi yang di dalamnya mengandung
unsur dharar, gharar, riba, maisir, risywah, maksiat dan kezhaliman.
b.) Transaksi yang mengandung unsur dharar, gharar, riba, maisir, risywah, maksiat dan
kezhaliman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
1) Perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang.
2) Menyelenggarakan jasa keuangan yang menerapkan konsep ribawi, jual beli risiko
yang mengandung gharar dan atau masysir.
barang dan atau jasa yang haram karena zatnya (haram li-dzatihi);
barang dan atau jasa yang haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi)
yang ditetapkan oleh DSN-MUI; dan atau
barang da atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
4) Melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi tingkat (nisbah)
hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan dari modalnya,
kecuali investasi tersebut dinyatakan kesyariahannya oleh DSN-MUI.
Pasar modal yang efisien diharapkan melaksanakan berbagai fungsi antara lain:
a. Menyajikan mekanisme mobilisasi sumber daya yang mengarah kepada alokasi
sumber daya keuangan yang efisien dalam ekonomi,
b. Menyediakan likuiditas dalam pasar dengan harga paling murah, yaitu berbiaya
transaksi paling rendah atau penawaran rendah menyebar pada sekuritas yang
diperdagangkan di pasar, untuk memastikan transparansi dalam penentuan harga
sekuritas dengan menentukan harga premi risiko, yang merefleksikan tingkat risiko
sekuritas tersebut, menyediakan peluang menyusun portofolio yang terdiversifikasi
dengan baik dan untuk mengurangi level risiko melalui diversifikasi lintas batas
geografis dan waktu.
F. Dasar Hukum Pasar Modal Syariah
Dasar hukum pasar modal syariah sudah tentu semua hal yang dijadikan pedoman oleh
agama Islam, dimana pasar modal syariah sudah dijelaskan dalam Al-Quran dan Al
Hadist. Selain itu, landasan fatwa juga dikeluarkan oleh MUI mengenai pasar modal dan
transaksi syariah di Indonesia. MUI telah mengeluarkan 14 fatwa yang berkaitan dengan
pasar modal syariah, diantaranya :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa Riba
(yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman” (Q.S Al-Baqarah :278)
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) yang berhubungan dengan
pasar modal syariah Indonesia sejak tahun 2001, yang meliputi antara lain :
Juga terdapat 3 (tiga) Peraturan Bapepam & LK yang mengatur tentang efek syariah
sejak tahun 2006, yaitu:
Selain UU No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal yang menjadi landasan hukum
pasar modal syariah, juga terdapat Undang-Undang yang mengatur tentang SBSN
(Surat Berharga Syariah Negara), yaitu UU No. 19 Tahun 2008 tentang Surat
Berharga Syariah Negara.
G. Pelaku Pasar Modal Syariah
1. Emiten
2. Investor
Memperoleh dividen, yakni keuntungan yang bisa diperoleh investor yang telah
dibayarkan oleh emiten
Ketika harga sedang tinggi, para investor bertugas sebagai pedagang dimana
mereka menjual harga saham yang tinggi agar memperoleh keuntungan
Kepemilikan perusahaan bisa dialihkan kedalam investasi atau saham, dimana
semakin banyak menanam saham maka semakin besar keuntungan yang bisa
didapatkan.
3. Perusahaan Investasi
4. Reksa Dana
Reksa dana yakni wadah yang biasa digunakan untuk membantu menghimpun dana
masyarakat yang ingin menjadi pemodal untuk bisa menanamkan investasi dalam
portofolio efek oleh manajer investasi. Reksa dana disediakan juga oleh para lembaga
keuangan syariah seperti bank syariah.