Bank Garansi adalah jaminan pembayaran dari Bank yang diberikan kepada pihak
penerima jaminan (bisa perorangan maupun perusahaan dan biasa
disebut Beneficiary ) apabila pihak yang dijamin (biasanya nasabah bank
penerbit dan disebut Applicant ) tidak dapat memenuhi kewajiban atau cidera janji
(Wanprestasi). Jadi artinya bank menjamin nasabahnya (si terjamin/Applicant)
memenuhi suatu kewajiban kepada pihak lain sesuai dengan persetujuan atau
berdasarkan suatu kontrak perjanjian yang disepakati.
Di dalam hal Bank mengeluarkan garansi bank artinya Bank membuat suatu
pengakuan tertulis, yang isinya Bank penerbitmengikat diri kepada penerima
jaminan (Beneficiary) dalam jangka waktu dan syarat-syarat tertentu apabila
dikemudian hari ternyata nasabahnya (si terjamin/Applicant) tidak memenuhi
kewajibannya kepada si penerima jaminan (Beneficiary). Di Bank Syariah Bank
garansi disebut ‘Al Kafalah’ yang artinya bank memberi bank garansi sebagai
jaminan pelaksanaan proyek. Pihak yang dijamin (Applicant) menyetor
sejumlah uang dengan prinsip ‘Al Wadiah’
Perbedaan dari kedua pasal tersebut adalah bahwa jika Bank menggunakan pasal
1831 KUH Perdata, apabila timbul cidera janji, si penjamin dapat meminta benda-
benda si berhutang disita dan dijual terlebih dahulu. Sedangkan jika menggunakan
pasal 1832 KUH Perdata, Bank wajib membayar Garansi Bank yang bersangkutan
segera setelah timbul cidera janji dan menerima tuntutan pemenuhan kewajiban
(klaim).
Bunyi Narasi (Wording) atau suatu pengikatan tertulis bank dalam Bank Garansi,
Bank wajib mencantumkan ketentuan yang dipilihnya dalam Bank Garansi yang
bersangkutan, agar pihak yang dijamin maupun pihak yang menerima garansi
(Beneficiary) mengetahui dengan jelas ketentuan mana yang dipergunakan.
Jadi dalam pemberian Bank Garansi ada tiga pihak yang terlibat , yaitu
sebagai berikut :
1. Bank sebagai pihak pemberi jaminan disebut Penjamin( Bank
penerbit / Issuing Bank )
Apa keuntungan bank atas pemberian Bank Garansi ? Atas pemberian Bank
Garansi terhadap nasabahnya atau si terjamin, Bank akan menerima imbalan jasa
dari si terjamin (Applicant) berupa sejumlah uang tertentu yang disebut
dengan ‘provisi’. Biasanya provisi dihitung atas dasar persentase tertentu dari
jumlah Nominal Bank Garansi dan untuk jangka waktu tertentu, bisa triwulan,
semester atau satu tahun dan sebagainya.
Bank Garansi untuk Penerimaan Uang Muka Kerja (Advance Payment Bond)
Sebagai contoh saya berikan ilustrasi sebagai berikut. Misalkan anda akan membuat
sebuah rumah yang baru, lalu anda akan mencari kontraktor atau pemborong untuk
melaksanakan proses pembangunan rumah anda, akan tetapi anda merasa ragu
dengan si kontraktor tersebut, yang anda takutkan jika anda memberikan uang untuk
membangun rumah anda kepada si kontraktor atau pemborong, si kontraktor
tersebut tidak melaksanakan pembangunan rumah anda atau berhenti di jalan, atau
si kontraktor membawa lari uang yang anda berikan, sehingga anda akan
menanggung resiko. Dan sebaliknya si kontraktor juga misalkan ragu sama si
pemilik proyek atau anda, kontraktor ragu karena jika dia mengerjakan
pembangunan rumah anda dan setelah selesai dikhawatirkan ternyata anda tidak
sanggup membayar pekerjaan pembangunan yang telah diselesaikan oleh si
kontraktor.
Hal penting yang harus di ingat ! *Dalam menerbitkan Garansi Bank, bank terikat
oleh suatu ketentuan-ketentuan maupun larangan-larangan yang ditaati, antara lain :
2. Ketentuan bahwa Garansi Bank boleh diubah atau dibatalkan secara sepihak
(Revocable/Irrevocable).
Bank dilarang memberikan Garansi Bank untuk kredit yang diberikan atau
unuk dana yang diterima oleh bank lain. Alasannya Garansi Bank sesungguhnya
berfungsi pokok sebagai alat untuk memperlancar lalu lintas barang_barang dan
jasa.
Dalam memberikan Garansi Bank ini, Bank juga dikenakan pembatasan dalam hal
jumlah (nilai) yang bolah dikeluarkan. Maksimal pemberian Garansi Bank diambil
dari jumlah yang tertinggi dari perhitungan : 40% x dana pihak ketiga (giro, deposito,
tabungan dalam rupiah maupun valuta asingt), atau dari 2 X modal sendiri.
Untuk satu proyek, jumlah Garansi Bank tidak boleh melebihi 50% x modal sendiri.
Untuk memperoleh Garansi Bank, pihak pemohon juga diwajibkan memberikan
kontrak jaminan yang berupa jaminan kebendaan maupun perorangan (borgbtocbt).
Sebab bagaimanapun juga bank tetap memikl resiko untuk membayar tuntutan
(Claim). Selama masa berlakunya Garansi Bank, pada umumnya pemohon harus
menyetor sejumlah uang yang di deponir, yang lazimnya kita sebut sebagai “setoran
jaminan”. Setoran jaminan umumnya 10% x nilai Garansi Bank yang diminta. Selain
itu pemohon dikenakan provisi.*(*Buku KELEMBAGAAN PERBANKAN edisi ketiga
hal 67)
3. Bank Garansi dalam valuta asing diberikan untuk kepentingan peserta tender
di luar negeri yang diadakan oleh pihak-pihak di Indonesia dalam rangka project
aid dan pembelian-pembelian pemerintah non-project aid atas permintaan dan
tanggungan bank di luar negeri yang bonafide.