BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sudah merupakan rahasia umum, bahwa modal dalam bentuk uang walaupun bukan
merupakan segala galanya, adalah mutlak diperlukan untuk berbagai tahap kegiatan. Modal
dalam bentuk uang dapat diberikan dalam bentuk uang tunai atau semacam jaminan dalam surat-
surat berharga.
Jaminan semacam ini biasanya diberikan oleh bank dengan catatan terlebih dulu nasabah
harus menyediakan jaminan lawan dimana besarnya jaminan lawan besarnya melebihi nilai
proyek. Hal ini dilakukan untuk menjamin nasabah apabila akan mengerjakan suatu proyek
tertentu atau untuk mengikuti tender diinstansi tertentu pula. Jaminan ini merupakan bukti bahwa
nasabah memiliki sejumlah uang sehingga si pemberi proyek mersa yakin tidak akan dirugikan,
jika proyeknya dijalankan, jaminan ini dikenal dengan nama Bank Garansi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bank garansi melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan ?
2. Bagaimana prosesnya bank garansi ?
3. Bagaimana yang dimaksud dengan jaminan lawan ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dirumuskan,maka tujuan
penulisan ini adalah :
1. Untuk menganalisis tentang bank garansi.
2. Untuk dapat memahami tentang berbagai hal yang ada sangkut pautnya dengan bank garansi
3. Untuk memahami bagaimana biaya-biaya yang dikeluarkan oleh bank garansi.
BAB II
PEMBAHASAN
Setelah persyaratan dipenuhi maka bank akan menerbitkan surat garansi bank yang
kemudian akan diberikan kepada nasabah pemohon (terjamin). Selanjutnya terjamin
menandatangani surat perjanjian garansi bank serta membayar lunas biaya-biaya yang telah
ditetapkan.[4]
Surat garansi yang diterbitkan oleh bank hendaknya memuat hal-hal minimal sebagai
berikut :
1. Judul garansi bank atas bank garansi
2. Nama dan alamat bank pemberi bank garansi
3. Nama dan alamat terjamin
4. Nama dan alamat penerima jaminan
5. Macam transaksi antara terjamin dan penerima jaminan
6. Tanggal penerbitan surat bank garansi
7. Jumlah uang yang dijaminkan oleh bank
8. Batas waktu untuk mengajukan claim kepada bank
9. Pernyataan bahwa penjamin (bank) akan memenuhi pembayaran hingga suatu jumlah tertentu
dengan terlebih dulu menyita dan menjual lebih dulu benda-benda milik terjamin yang dijadikan
jaminan lawan.
10. Jangka waktu pembayaran oleh bank kepada penerima jaminan terhitung saat bank menerima
tuntutan.
11. Tandatangan pihak bank pemberi garansi
Disamping bank garansi biasanya nasabah juga diminta untuk melengkapinya dengan
surat refrensi bank. Refrensi bank merupakan sejenis surat untuk menunjukkan bahwa yang
diberi refrensi mempunyai tindak tanduk baik selama menjadi nasabah bank yang memberikan
refrensi bank. Refrensi bank ini diberikan kepada nasabah untuk keperluan tertentu misalnya
mengikuti tender.
Sebelum pemberian refrensi ini bank terlebih dulu melihat catatan tentang nasabah
dibank yang bersangkutan. Nasabah pemohon refrensi bank haruslah nasabah bank tersebut.
Penelitian tentang kondite nasabah yang memohon surat refrensi bank juga dilakukan dari
sumber diluar bank itu sendiri, misalnya dari catatan bank lainnya atau dari pihak berwajib.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bank garansi adalah merupakan jaminan pembayaran yang diberikan oleh bank kepada
suatu pihak, baik perorangan, perusahaan atau badan/lembaga lainnya dalam bentuk surat
jaminan. Jaminan semacam ini biasanya diberikan oleh bank dengan catatan terlebih dulu
nasabah harus menyediakan jaminan lawan dimana besarnya jaminan lawan besarnya melebihi
nilai proyek. Hal ini dilakukan untuk menjamin nasabah apabila akan mengerjakan suatu proyek
tertentu atau untuk mengikuti tender diinstansi tertentu pula.
Disamping bank garansi biasanya nasabah juga diminta untuk melengkapinya dengan
surat refrensi bank. Refrensi bank merupakan sejenis surat untuk menunjukkan bahwa yang
diberi refrensi mempunyai tindak tanduk baik selama menjadi nasabah bank yang memberikan
refrensi bank. Refrensi bank ini diberikan kepada nasabah untuk keperluan tertentu misalnya
mengikuti tender.
Sebelum pemberian refrensi ini bank terlebih dulu melihat catatan tentang nasabah
dibank yang bersangkutan. Nasabah pemohon refrensi bank haruslah nasabah bank tersebut.
Penelitian tentang kondite nasabah yang memohon surat refrensi bank juga dilakukan dari
sumber diluar bank itu sendiri, misalnya dari catatan bank lainnya atau dari pihak berwajib.
B. Saran
Demikian pembahasan yang dapat kami sampaikan. Harapan kami, dengan adanya
tulisan ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kita, semoga bermanfaat bagi para
pembaca dan sudilah memberi motivasi, kritik, saran yang selalu penulis nantikan untuk
membebani karya-karya tulis yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
[2] Muhammad Syafe’i antonio. 2001. “Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik”. Gema Insani.