Anda di halaman 1dari 10

Akuntansi Bank Garansi

Di Susun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Akuntansi Perbankan
Dosen Pengampu : R. Adhi Sampoerno, S.E.,M.S.Ak.,Akt., C.A.

Disusun Oleh :
Kelompok 6

Stefany Celsilia NPM.16021001


Yuliana NPM.16021006
Sheren Meigiarti NPM.16021015
Yolanda Oktaviani NPM.16021016
Silvia Oktaviana NPM.16021023

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG ( UBL )
BANDAR LAMPUNG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sudah merupakan rahasia umum, bahwa modal dalam bentuk uang adalah
mutlak diperlukan untuk berbagai tahap kegiatan. Modal dalam bentuk uang
dapat diberikan dalam bentuk uang tunai atau semacam jaminan dalam surat-
surat berharga.
Jaminan semacam ini biasanya diberikan oleh bank dengan catatan terlebih
dulu nasabah harus menyediakan jaminan lawan dimana besarnya jaminan
lawan besarnya melebihi nilai proyek. Hal ini dilakukan untuk menjamin
nasabah apabila akan mengerjakan suatu proyek atau untuk mengikuti tender
diinstansi tertentu. Jaminan ini merupakan bukti bahwa nasabah memiliki
sejumlah uang sehingga si pemberi proyek merasa yakin tidak akan dirugikan,
jika proyeknya dijalankan, jaminan ini dikenal dengan nama Bank Garansi.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana bank garansi melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan?
1.2.2 Bagaimana proses bank garansi?
1.2.3 Bagaimana maksud dari jaminan lawan ?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk menganalisis tentang bank garansi.
1.3.2 Untuk dapat memahami tentang berbagai hal yang ada sangkut pautnya
dengan bank garansi.
1.3.3 Untuk memahami bagaimana biaya-biaya yang dikeluarkan oleh bank
garansi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bank Garansi


Bank garansi adalah jaminan pembayaran yang diberikan oleh bank
kepada suatu pihak, baik perorangan, perusahaan, atau badan/lembaga lainnya
dalam bentuk surat jaminan. Pemberian jaminan dengan maksud bank menjamin
akan memenuhi (membayar) kewajiban – kewajiban dari pihak yang dijaminkan
kepada pihak yang menerima jaminan, apabila yang dijamin dikemudian hari
ternyata tidak memenuhi kewajiban kepada pihak lain sesuai dengan yang
diperjanjikan atau cendera janji.

2.2 Pihak-Pihak yang Terlibat


Penerbitan bank garansi oleh bank melibatkan berbagai pihak yang
berkepentingan. Adapun pihak pihak yang terlibat dalam proses pemberian
fasilitas bank garansi adalah sebagai berikut :
1. Pihak penjamin (bank)
Bank merupakan pihak yang mengeluarkan bank garansi yang diinginkan oleh
nasabah.
2. Pihak terjamin
Merupakan pihak yang meminta jaminan kepada bank untuk membiayai suatu
usaha atau proyek.
3. Pihak penerima jaminan (pihak ketiga)
Merupakan pihak yang memberikan pekerjaan kepada nasabah untuk
mengerjakan suatu proyek.

2.3 Proses Bank Garansi


Tahap tahap atau proses penerbitan sampai dengan pencairan bank garansi
adalah sebagai berikut :
Pertama pihak kontraktor (PT. Angkasa) mengajukan bank garansi ke Bank ABC
dengan maksud pihak kontraktor hendak melaksanakan pekerjaan milik PT.
Mentari. Pekerjaan milik PT. Mentari ini merupakan proyek pemasangan kabel
sejauh 5 Km. Nilai proyek adalah sebesar Rp 10 miliyar dengan jangka waktu 3
bulan.
Kedua untuk mengerjakan proyek tersebut pihak PT. Mentari meminta jaminan
bank garansi kepada nasabah (PT. Angkasa). Untuk memperoleh bank garansi PT.
Angkasa mengajukan pemohonan kepada Bank ABC dan bank akan menerbitkan
garansi bank jika kontraktor memenuhi syarat seperti yang telah dipersyaratkan,
termasuk telah menyetor jaminan lawan.
Ketiga sertifikat bank garansi yang telah diterbitkan diberikan kepada nasabah dan
bank garansi asli diserahkan oleh kontraktor kepada pihak PT. Mentari sebagai
pemilik proyek.
Keempat jika telah terjadi sesuatu yang tidak diinginkan atau yang dapat
merugikan pihak PT. Mentari, misalnya kontraktor ingkar janji, maka pihak PT.
Mentari dapat langsung membawa garansi asli yang dipegangnya di Bank ABC
untuk dicairkan.
Kelima pihak Bank ABC akan memberikan ganti rugi dengan cara mencairkan
jaminan lawan yang diserahkan oleh kontraktor sebelumnya. Penggantian akan
dilakukan setelah melalui penelitian bahwa benar si nasabah telah ingkar janji.
Keenam jika dalam pelaksanaan proyek tidak terjadi masalah dalam
pekerjaannya, maka pihak PT. Mentari akan segera mengembalikan garansi asli
ke kontraktor, sehinga kontraktor dapat mengembalikannya ke bank dan
mencairkan jaminan lawan.

2.4 Tujuan Bank Garansi


Tujuan pemberian bank garansi oleh pihak bank kepada si penerima
jaminan atau yang dijaminkan adalah sebagai berikut :
1. Bagi bank tujuannya adalah memberikan bantuan fasilitas dan kemudahan
dalam memperlancar transaksi nasabah dalam hal untuk mengerjakan suatu
usaha/proyek atau mau mengikuti tender. Dengan adanya bank garansi maka
nasabah dapat menjalankan usaha atau proyek.
2. Bagi pemegang jaminan (pemberi pekerjaan) bank garansi bertujuan untuk
memberikan keyakinan bahwa pemegang jaminan tidak akan menderita
kerugian bila pihak yang dijaminkan melalaikan kewajibannya, karena
pemegang akan mendapat ganti rugi dari pihak perbankan yang menerbitkan
bank garansi.
3. Menumbuhkan rasa saling percaya antara pemberi jaminan, yang dijaminkan
dan yang menerima jaminan.
4. Memberikan rasa aman dan ketentraman dalam berusaha, baik bagi bank
maupun bagi pihak lainnya.
5. Bagi bank disamping keuntungan yang diatas juga akan memperoleh
keuntungan dari biaya-biaya yang harus dibayar nasabah serta jaminan lawan
yang diberikan.

2.5 Jenis-Jenis Bank Garansi


Dalam praktiknya bank garansi yang diterbitkan oleh bank memiliki
beberapa jenis. Jenis bank garansi dibuat berdasarkan tujuannya antara lain :
1. Bank garansi untuk penangguhan bea masuk
Merupakan bank garansi yang diberikan kepada kantor bea cukai untuk
kepentingan pemilik barang guna penangguhan pembayaran bea masuk atau
barang yang dikeluarkan oleh pelabuhan.
2. Bank garansi untuk pita cukai tembakau
Merupakan bank garansi yang diberikan kepada kantor bea cukai untuk
kepentingan yang dijamin (pengusaha pabrik rokok) guna penangguhan
pembayaran pita cukai tembakau atas rokok-rokok yang akan dikeluarkan dari
pabrik untuk peredaran..
3. Bank garansi untuk tender dalam negeri
Yaitu bank garansi yang diberikan kepada bouwheer (yang memberikan
pekerjaan) untuk kepentingan kontraktor yang akan mengikuti tender dalam
negeri.
4. Bank garansi untuk pelaksanaan pekerjaan
Merupakan bank garansi yang diberikan kepada bouwheer untuk
kepentingan kontraktor guna menjamin pelaksanaan pekerjaan yang diterima dari
bouwheer.
5. Bank garansi untuk uang muka pekerjaan
Merupakan bank garansi yang diberikan kepada bouwheer untuk
kepentingan kontraktor untuk menerima pembayaran uang muka dari yang
memberikan pekerjaan.
6. Bank garansi untuk tender luar negeri
Merupakan bank garansi yang diberikan untuk kepentingan kontraktor
yang akan mengikuti tender pemborong yang mana bouwheer adalah pihak luar
negeri.
7. Bank garansi untuk perdagangan
Merupakan bank garansi yang diberikan kepada agen atau dealer
perdagangan atau depot-depot perdagangan.
8. Bank garansi untuk penyerahan barang
Merupakan bank garansi yang diberikan kepada nasabah yang akan
melakukan penyerahan barang, baik yang dibiayai oleh bank ataupun tidak.

2.6 Biaya-Biaya Yang Dikeluarkan


Biaya biaya ini merupakan kompensasi dari resiko yang akan dihadapi
bank yang mungkin akan terjadi di kemudian hari. Biaya biaya yang dimaksud
adalah :
1. Biaya provisi
Merupakan sejumlah uang yang wajib dibayar oleh terjamin kepada bank
sebagai balas jasa untuk pemberian bank garansi.
2. Biaya administrasi
Merupakan biaya yang lazim dipungut berhubungan untuk pelaksanaan
administrasi. Jumlah yang dikenakan terhadap terjamin tergantung bank masing-
masing.
3. Bea materai
Merupakan biaya materai yang dilekatkan pada surat perjanjian bank
garansi yang ditandatangani oleh bank dan pihak terjamin.
2.7 Jaminan Lawan
Jaminan lawan yang akan diberikan oleh nasabah kepada bank sebagai
jaminan terhadap resiko yang mungkin timbul dikemudian hari. Dalam
menentukan besarnya jaminan pihak bank selalu berpedoman pada ketentuan
bank sentral dan kelaziman yang berlaku di dunia perbankan. Oleh karena bank
garansi mengandung suatu tingkat resiko, maka pertimbangan tentang resiko ini
perlu di perhatikan. Pihak pemohon dituntut untuk menyediakan jaminan lawan
atau disebut counter guarantee.
Adapun bentuk jaminan lawan yang diberikan antara lain dapat berupa :
1. Uang tunai
2. Giro atau tabungan yang dibekukan
3. Sertifikat deposito
4. Surat-surat berharga, seperti saham, dan obligasi
5. Sertifikat tanah

Setelah persyaratan dipenuhi maka bank akan menerbitkan surat garansi


bank yang kemudian akan diberikan kepada nasabah pemohon (terjamin).
Selanjutnya terjamin menandatangani surat perjanjian garansi bank serta
membayar lunas biaya-biaya yang telah ditetapkan.
Surat garansi yang diterbitkan oleh bank hendaknya memuat hal-hal
minimal sebagai berikut :
1. Judul garansi bank atas bank garansi
2. Nama dan alamat bank pemberi bank garansi
3. Nama dan alamat terjamin
4. Nama dan alamat penerima jaminan
5. Macam transaksi antara terjamin dan penerima jaminan
6. Tanggal penerbitan surat bank garansi
7. Jumlah uang yang dijaminkan oleh bank
8. Batas waktu untuk mengajukan claim kepada bank
9. Pernyataan bahwa penjamin (bank) akan memenuhi pembayaran hingga
suatu jumlah tertentu dengan terlebih dulu menyita dan menjual lebih dulu
benda-benda milik terjamin yang dijadikan jaminan lawan.
10. Jangka waktu pembayaran oleh bank kepada penerima jaminan terhitung
saat bank menerima tuntutan.
11. Tandatangan pihak bank pemberi garansi

Disamping bank garansi biasanya nasabah juga diminta untuk


melengkapinya dengan surat refrensi bank. Refrensi bank merupakan sejenis surat
untuk menunjukkan bahwa yang diberi refrensi mempunyai tindak-tanduk baik
selama menjadi nasabah bank yang memberikan refrensi bank. Refrensi bank ini
diberikan kepada nasabah untuk keperluan tertentu misalnya mengikuti tender.
Sebelum pemberian refrensi ini bank terlebih dulu melihat catatan tentang
nasabah dibank yang bersangkutan. Nasabah pemohon refrensi bank haruslah
nasabah bank tersebut. Penelitian tentang kondisi nasabah yang memohon surat
refrensi bank juga dilakukan dari sumber diluar bank itu sendiri, misalnya dari
catatan bank lainnya atau dari pihak berwajib.
BAB III
KESIMPULAN dan SARAN

3.1 Kesimpulan
Bank garansi merupakan jaminan pembayaran yang diberikan oleh bank
kepada suatu pihak (perorangan, perusahaan atau badan/lembaga lainnya) dalam
bentuk surat jaminan. Jaminan semacam ini biasanya diberikan oleh bank dengan
catatan terlebih dulu nasabah harus menyediakan jaminan lawan di mana besarnya
melebihi nilai proyek. Hal ini dilakukan untuk menjamin nasabah apabila akan
mengerjakan suatu proyek atau mengikuti tender diinstansi tertentu.
Disamping bank garansi biasanya nasabah juga diminta untuk
melengkapinya dengan surat refrensi bank (untuk menunjukkan bahwa yang
diberi refrensi mempunyai tindak-tanduk baik selama menjadi nasabah bank).
Sebelum memberikan refrensi bank menyelidiki catatan nasabah yang
bersangkutan, dapat juga melalui catatan bank lainnya, serta dari pihak berwajib.

3.2 Saran
Dalam rangka memberikan bank garansi, bank (pihak pemberi jaminan) harus
menyelidiki setiap catatan nasabah/pihak yang dijaminkan secara detail dan
terperinci apakah nasabah tersebut memiliki catatan yang baik/tidak. Hal ini
sangat penting agar tercipta rasa saling percaya antar semua pihak yang terlibat
yaitu pihak pemberi jaminan, pihak yang dijaminkan, serta pihak yang menerima
jaminan.
DAFTAR PUSTAKA

http://aas-sv.blogspot.com/2017/04/bank-garansi.html
https://karmilawati15.blogspot.com/2017/11/makalah-bank-garansi.html?m=1
http://ilmuperbankan.blogspot.com/2011/05/mengenal-bank-garansi.html
http://danar-pake.blogspot.com/2012/03/jasa-jasa-perbankan-bank-garansi.html

Anda mungkin juga menyukai