Anda di halaman 1dari 7

3.

11 Menerapkan Letter of credit (L/C), Leasing syariah( ijarah muntahiya


bittamlik) dan bank garansi

1. Pengertian Letter of Credit


Letter of Credit atau sering disingkat menjadi L/C, LC, atau LOC, adalah sebuah cara
pembayaran internasional yang memungkinkan eksportir menerima pembayaran tanpa
menunggu berita dari luar negeri setelah barang dan berkas dokumen dikirimkan keluar
negeri (kepada pemesan).
Letter of Credit (L/C) Letter of Credit Merupakan salah satu jasa bank yang diberikan
kepada masyarakat untuk memperlancar arus barang (ekspor-impor) termasuk barang
dalam negeri (antarpulau). Kegunaan Letter of Credit adalah untuk menampung dan
menyelesaikan kesulitan-kesulitan dari pihak pembeli (importer) maupun penjual (eksportir)
dalam transaksi dagangannya. Pengertian secara umum Letter of Credit merupakan suatu
pernyataan dari bank atas permintaan nasabah (biasanya importer) untuk menyediakan dan
membayar sejumlah uang tertentu untuk kepentingan pihak ke tiga (penerima Letter of
Credit atau eksportir). Letter of Credit sering disebut dengan kredit berdokumen.
Pembukaan Letter of Credit oleh importer dilakukan nasabah melalui bank yang disebut
Opening Bank atau Issuing Bank sedangkan bank eksportir merupakan bank pembayar
terhadap barang yang diperdagangkan. Dalam hal ini eksportir berhubungan dengan bank
pembayar atau disebut Advising Bank.
A. Jenis – Jenis Letter of Credit
 Revocable L/C
Adalah L/C yang sewaktu-waktu dapat dibatalkan atau diubah secara sepihak
oleh openeratau oleh issuing bank tanpa memerlukan persetujuan dari beneficiary.

 Irrevocable L/C

Irrevocable L/C adalah L/C yang tidak bisa dibatalkan selama jangka berlaku (validity)
yang ditentukan dalam L/C tersebut dan opening bank tetap menjamin untuk menerima
wesel-wesel yang ditarik atas L/C tersebut. Pembatalan mungkin juga dilakukan, tetapi
harus atas persetujuan semua pihak yang bersangkutan dengan L/C tersebut.

 Irrevocable dan Confirmed L/C


L/C ini diangggap paling sempurna dan paling aman dari sudut penerima L/C
(beneficiary) karena pembayaran atau pelunasan wesel yang ditarik atas L/C ini dijamin
sepenuhnya oleh opening bank maupun oleh advising bank, bila segala syarat-syarat
dipenuhi, serta tidak mudah dibatalkan karena sifatnya yang irrevocable.
 Clean Letter of Credit
Dalam L/C ini tidak dicantumkan syarat-syarat lain untuk penarikan suatu wesel. Artinya,
tidak diperlukan dokumen-dokumen lainnya, bahkan pengambilan uang dari kredit yang
tersedia dapat dilakukan dengan penyerahan kuitansi biasa.

 Documentary Letter of Credit


Penarikan uang atau kredit yang tersedia harus dilengkapi dengan dokumen-dokumen
lain sebagaimana disebut dalam syarat-syarat dari L/C.

 Documentary L/C dengan Red Clause


Jenis L/C ini, penerima L/C (beneficiary) diberi hak untuk menarik sebagian dari
jumlah L/C yang tersedia dengan penyerahan kuitansi biasa atau dengan penarikan
wesel tanpa memerlukan dokumen lainnya, sedangkan sisanya dilaksanakan seperti
dalam haldocumentary L/C. L/C ini merupakan kombinasi open L/C dengan documentary
L/C.

 Revolving L/C
L/C ini memungkinkan kredit yang tersedia dipakai ulang tanpa mengadakan
perubahan syarat khusus pada L/C tersebut. Misalnya, untuk jangka waktu enam bulan,
tidak peduli apakah jumlah itu dipakai atau tidak.

 Back to Back L/C


Dalam L/C ini, penerima (beneficiary) biasanya bukan pemilik barang, tetapi hanya
perantara. Oleh karena itu, penerima L/C ini terpaksa meminta bantuan banknya untuk
membuka L/C untuk pemilik barang-barang yang sebenarnya dengan menjaminkan L/C
yang diterimanya dari luar negeri.

 Transferable L/C
Beneficiary berhak memnita kepada bank yang diamanatkan untuk melakukan
pembayaran/akseptasi kepada setiap bank yang berhak melakukan negosiasi, untuk
menyerahkan hak atas kredit sepenuhnya/sebagian kepada pihak ketiga.

 Stand by Letter of Credit


Suatu jaminan khusus yang biasa nya dipakai sebagai "stand by" oleh pihak
beneficiary atau bank atas nama nasabah nya. Dalam hal ini apabila pihak applicant
gagal untuk melaksanakan suatu kontrak/gagal untuk membayar pinjaman/memenuhi
pinjamannya, maka Bank yang bersangkutan akan membayar kepada pihak beneficiary
atas penyerahan selembar sight draft & surat pernyataan dari pihak beneficiary yang
menyatakan bahwa applicant atau kontraktor tidak dapat melaksanakan kontrak yang di
setujui, membayar pinjaman/memenuhi kewajibannya
2. Pengertian Bank Garansi

Bank Garansi adalah jaminan pembayaran yang diberikan kepada pihak penerima
jaminan, apabila pihak yang dijamin tidak memenuhi kewajibannya. Biasayan transaksi atau
proyek dalam nilai yang besar mempersyaratkan penyertaan Jaminan Bank (Bank
Guarantee). Untuk memenuhi kebutuhan bisnis ini, pihak bank dapat mengeluarkan Bank
Garansi/Standby LC. Anda dapat memilih jenis Bank Garansi yang sesuai dengan
kebutuhan usaha Anda.

A, Tujuan Bank Garansi :


1. Memberikan bantuan fasilitas dan kemudahan dalam memperlancar transaksi
nasabah,
2. Bagi pemegang jaminan bank garansi adalah untuk memberikan keyakinan bahwa
pemegang jaminan tidak akan menderita kerugian bila pihak yang dijaminkan
melalaikan kewajibannya,karena pemegang akan mendapat ganti rugi,
3. Menumbuhkan rasa saling percaya antara pemberi jaminan, yang
dijaminkan dan yang menerima jaminan.
4. Memberikan rasa aman dan ketenteraman dalam berusaha baik, bagi bank maupun
pihak lainnya,
5. Bagi bank disamping keuntungan yang diatas juga akan memperoleh keuntungan dari
biaya-biaya yang harus dibayar nasabah serta jaminan lawan yang diberikan.
B. Proses Penerbitan Bank Garansi
1. Surat Permohonan penerbitan Kontra Bank garansi,
2. Dokumen-dokumen standard proyek lengkap,
3. Company profile Principal .

Selanjutnya Surety Company akan melakukan verifikasi data dan analisa data, dan
bila perlu survey ke lokasi Principal maupun proyek yang akan dikerjakan.
Berdasarkan verifikasi dan survey tersebut akan dilakukan analisa 5C:
1. Character,
merupakan watak, sifat, kebiasaan Principal sangat berpengaruh pada pemberian
Jaminan. Surety company dapat meneliti apakah calon Principal/debitur masuk ke dalam
Daftar Orang Tercela (DOT) atau tidak. Untuk itu Surety Company juga dapat meneliti
biodatanya dan informasi dari lingkungan usahanya. Informasi dari lingkungan usahanya
dapat diperoleh dari supplier dan customer Principal. Selain itu dapat pula diperoleh dari
Informasi Bank Sentral, namun tidak dapat diperoleh dengan mudah oleh masyarakat
umum, karena informasi tersebut hanya dapat di akses oleh pegawai Bank bidang
perkreditan dengan menggunakan password dan komputer yang terhubung secara on-
line dengan Bank sentral
2. Capacity
atau Kapasitas adalah berhubungan dengan kemampuan Principal untuk
mengembalikan pinjaman. Untuk mengukurnya, Surety Company dapat meneliti
kemampuan Principal dalam bidang keuangan, manajemen, pemasaran, dan lain lain
3. Capital atau modal,
atau Dengan melihat banyaknya modal yang dimiliki Principal atau melihat berapa
banyak modal yang ditanamkan Principal dalam usahanya, Surety Company dapat
menilai modal Principal. Semakin banyak modal yang ditanamkan, Principal akan
dipandang semakin serius dalam menjalankan usahanya.
4. Condition,
atau Keadaan perekonomian di sekitar tempat tinggal calon Principal juga harus
diperhatikan untuk memperhitungkan kondisi ekonomi yang akan terjadi di masa datang.
Kondisi ekonomi yang perlu diperhatikan antara lain masalah daya beli, masyarakat
luas, pasar, persaingan, perkembangan tehnologi, bahan baku, pasar modal, dan lain
sebagainya
5. Collateral,
atau Jaminan. Namun, Kontra Bank Garansi merupakan unconditional bond atau
jaminan tanpa syarat, dimana Surety Company harus membayar kerugian yang diajukan
oleh Bank Penerbit Garansi Bank atas pencairan yang diajukan oleh Obligee kepada
Bank sebagai akibat dari wanprestasi Principal kepada Obligee.
7

Dengan demikian sebagai pengganti collateral maka harus dipastikan bahwa Principal
memiliki good performance serta proyek yang dikerjakan adalah layak. dan  didukung pula
oleh indemnity agreement to surety atau penggantian klaim yang diajukan oleh bank
penerbit Bank Garansi kepada surety company yang ditanda tangani oleh Principal. Setelah
Surety Company menyetujui untuk menjamin Principal, maka selanjutnya Surety Company
merekomendasikan Principal kepada Bank agar dapat diterbitkan Bank Garansi yang
nantinya akan diserahkan ke Obligee.

Berdasarkan penerbitan Bank Garansi tersebut kemudian Surety Company


menerbitkan Kontra Bank Garansi untuk diserahkan kepada Bank. Seperti proses
pemberian kredit bank kepada debitur umumnya, maka Principal juga harus melengkapi
persyaratan administrasi yang disyaratkan oleh Bank terkait. Hal ini dikarenakan status
Principal adalah bagian dari portofolio Bank yang akan dilaporkan ke Bank Indonesia.
C. Jenis - Jenis Bank Garansi :
 Bank Garansi untuk Tender (Bid Bond/Tender Bond).
 Bank Garansi untuk Penerimaan Uang Muka Kerja (Advance Payment Bond)
 Bank Garansi untuk Pelaksanaan Pekerjaan (Performance Bond).
 Bank Garansi untuk Pemeliharaan (Retention Bond).
 BankGaransi kepada Maskapai Pelayaran (ShippingGuarantee).
 Bank Garansi untuk Perdagangan (Agen, Dealer).
 Bank Garansi untuk Penangguhan Bea Masuk.
 Bank Garansi untuk Pembelian Aktiva Tetap.
 Bank Garansi kepada Departemen Pertambangan dan Energi.
 Bank Garansi untuk menjamin Pemberi Kredit.
 Bank Garansi untuk Pembelian/Pengadaan Bahan Baku.

3. Pengertian Ijarah
Ijarah adalah hak untuk memanfaatkan barang/jasa dengan membayar imbalan tertentu.
Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional, ijarah adalah akad pemindahan hak guna
(manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran
sewa/upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Dengan
demikian, dalam akad ijarah tidak ada perubahan kepemilikan, tetapi hanya perpindahan
hak guna saja dari yang menyewakan kepada penyewa
Dasar hukum Ijarah:                    
Pengertian Ijarah Muntahiya Bit – Tamlik (IMBT)
Al-Bai’ wal Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) merupakan rangkaian dua buah akad, yakni
akad al-Bai’ dan akad Ijarah Muntahiya Bit-tamlik (IMBT). Al-Bai’ merupakan kombinasi
antara sewa - menyewa (ijarah) dan jual beli atau hibah di akhir masa sewa. Dalam Ijarah
Muntahiya Bit-tamlik, pemindahan hak milik barang terjadi dengan salah satu dari dua cara
berikut ini:
1. Pihak yang menyewakan berjanji akan menjual barang yang disewakan tersebut pada
akhir masa sewa.
2.  Pihak yang menyewakan berjanji akan menghibahkan barang yang disewakan tersebut
pada akhir masa sewa.
Pilihan untuk menjual barang di akhir masa sewa (alternatif 1) biasanya diambil bila
kemampuan finansial penyewa untuk membayar sewa relatif kecil. Karena sewa  yang
dibayarkan relative kecil, akumulasi nilai sewa yang sudah dibayarkan sampai akhir periode
sewa belum mencukupi harga beli barang tersebut dan marjin laba yang ditetapakan oleh
bank. Karena itu, untuk menutupi kekurangan tersebut, bila pihak penyewa ingin memiliki
barang tersebut, ia harus membeli barang itu diakhir periode.
Pilihan untuk menghibahkan barang di akhir masa sewa (alternatif 2) biasanya diambil
bila kemampuan finansial penyewa untuk membayar sewa relatif lebih besar. Karena sewa
yang dibayarkan relative besar, akumulasi sewa di akhir periode sewa sudah mencukupi
untuk menutup harga beli barang dan marjin laba yang ditetapkan oleh bank. Dengan
demikian, bank dapat menghibahkan barang tersebut di akhir masa periode sewa kepada
pihak penyewa.
Pada Al-Bai’ wal Ijarah Muntahiya Bit-tamlik (IMBT) dengan sumber pembiayaan dari
Unrestricted Investment Account (URIA), pembayaran oleh nasabah dilakukan secara
bulanan. Hal ini disebabkan karena pihak bank harus mempunyai cash in setiap bulan untuk
memberikan bagi hasil kepada para nasabah yang dilakukan secara bulanan juga.
RUKUN DAN SYARAT IJARAH
Rukun Ijarah:
a.    ‘Aqid yaitu mu’jir (orang yang menyewakan) dan Musta’jir (orang yang menyewa)
b.   Sighat, yaitu ijab dan qabul
c.    Ujrah (uang sewa atau upah)
d.   Manfaat, baik manfaat dari suatu barang yang disewa atau jasa dan tenaga dari orang
yang bekerja.
Syarat-syarat Ijarah:
a.    Syarat terjadinya akad (syarat in’iqad)
b.   Syarat nafadz (berlangsungnya akad)
c.    Syarat sahnya akad
d.   Syarat mengikatnya akad (syarat luzum).
PRAKTIK PEMBIAYAAN IJARAH MUNTAHIYA BIT-TAMLIK (IMBT)
            Ijarah Muntahiya Bit-tamlik (IMBT) pada dasarnya merupakan perpaduan antara
ijarah dengan jual beli. Semakin jelas dan kuat komitmen untuk membeli barang di awal
akad, maka hakikat IMBT pada dasrnya lebih bernuansa jual beli. Namun, apabila komitmen
untuk membeli barang di awal akad tidak begitu kuat dan jelas (walaupun opsi membeli
tetap terbuka), maka hakikat IMBT akan lebih bernuansa ijarah. Dari sisi ijarah, perbedaan
IMBT terletak dari adanya opsi untuk membeli barang dimaksud pada akhir periode.
Sedangkan manfaat barang dimaksud terlebih dahulu melalui akad sewa (ijarah), sebelum
transaksi jual beli dilakukan. Berdasarkan kompilasi SOP yang disampaikan oleh Bank
Syariah, tahapan pelaksanaan IMBT adalah seperti pada Tabel 47.
Tabel 47. Ringkasan Tahapan Akad  IMBT Menurut SOP Bank Syariah.
No. Tahapan
1. Adanya permintaan untuk menyewa beli barang tertentu dengan
spesifikasi yang jelas, oleh nasabah kepada bank syariah.
2. Wa’ad antara bank dan nasabah untuk menyewa beli barang
dengan harga sewa dan waktu sewa yang disepakati.
3. Bank Syariah mencari barang yang diinginkan untuk disewa beli
oleh nasabah.
4. Bank Syariah membeli barang tersebut dari pemilik barang.
5. Bank Syariah membayar tunai barang tersebut.
6. Barang diserahterimakan dari pemilik barang kepada bank syariah.
7. Akad antara bank dan nasabah untuk sewa beli.
8. Nasabah membayar sewa secara angsuran.
9. Barang diserahterimakan dari bank syariah kepada nasabah.
10. Pada akhir periode dilakukan jual beli antara bank syariah dan
nasabah.
Sumber: Buchori, et.al. (2005)
Contoh :
Bapak Kholid akan membuka usaha dan membutuhkan mobil tapi belum mampu
untuk membelinya. Kemudian Bapak Kholid mengajukan pembiayaan ke bank syariah.
Dalam kesepakatan Bapak Kholid akan menerima sebuah mobil dengan harga
Rp.150.000.000,- (seratus lima puluh juta) yang akan dibeli oleh bank kepada diller mobil
yang telah menjadi mitra bank syariah. Disepakati Bapak Kholid akan menyewa selama 15
blan, dengan ongkos sewa Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah) per bulan. Sehingga dalam 15
bulan tersebut, Bapak Kholid akan membayar total sewa sebesar Rp.75.000.000,- (tujuh
puluh lima juta rupiah). Konsekuensi akad ijarah muntahiya Bittamlik bagi Bapak Kholid
adalah kewajiban membayar hrga barang yang disewa yaitu Rp.150.000.000,- dianagsur
selama waktu perjanjian yaitu 15 bulan.

Anda mungkin juga menyukai