Irrevocable L/C
Irrevocable L/C adalah L/C yang tidak bisa dibatalkan selama jangka berlaku (validity)
yang ditentukan dalam L/C tersebut dan opening bank tetap menjamin untuk menerima
wesel-wesel yang ditarik atas L/C tersebut. Pembatalan mungkin juga dilakukan, tetapi
harus atas persetujuan semua pihak yang bersangkutan dengan L/C tersebut.
Revolving L/C
L/C ini memungkinkan kredit yang tersedia dipakai ulang tanpa mengadakan
perubahan syarat khusus pada L/C tersebut. Misalnya, untuk jangka waktu enam bulan,
tidak peduli apakah jumlah itu dipakai atau tidak.
Transferable L/C
Beneficiary berhak memnita kepada bank yang diamanatkan untuk melakukan
pembayaran/akseptasi kepada setiap bank yang berhak melakukan negosiasi, untuk
menyerahkan hak atas kredit sepenuhnya/sebagian kepada pihak ketiga.
Bank Garansi adalah jaminan pembayaran yang diberikan kepada pihak penerima
jaminan, apabila pihak yang dijamin tidak memenuhi kewajibannya. Biasayan transaksi atau
proyek dalam nilai yang besar mempersyaratkan penyertaan Jaminan Bank (Bank
Guarantee). Untuk memenuhi kebutuhan bisnis ini, pihak bank dapat mengeluarkan Bank
Garansi/Standby LC. Anda dapat memilih jenis Bank Garansi yang sesuai dengan
kebutuhan usaha Anda.
Selanjutnya Surety Company akan melakukan verifikasi data dan analisa data, dan
bila perlu survey ke lokasi Principal maupun proyek yang akan dikerjakan.
Berdasarkan verifikasi dan survey tersebut akan dilakukan analisa 5C:
1. Character,
merupakan watak, sifat, kebiasaan Principal sangat berpengaruh pada pemberian
Jaminan. Surety company dapat meneliti apakah calon Principal/debitur masuk ke dalam
Daftar Orang Tercela (DOT) atau tidak. Untuk itu Surety Company juga dapat meneliti
biodatanya dan informasi dari lingkungan usahanya. Informasi dari lingkungan usahanya
dapat diperoleh dari supplier dan customer Principal. Selain itu dapat pula diperoleh dari
Informasi Bank Sentral, namun tidak dapat diperoleh dengan mudah oleh masyarakat
umum, karena informasi tersebut hanya dapat di akses oleh pegawai Bank bidang
perkreditan dengan menggunakan password dan komputer yang terhubung secara on-
line dengan Bank sentral
2. Capacity
atau Kapasitas adalah berhubungan dengan kemampuan Principal untuk
mengembalikan pinjaman. Untuk mengukurnya, Surety Company dapat meneliti
kemampuan Principal dalam bidang keuangan, manajemen, pemasaran, dan lain lain
3. Capital atau modal,
atau Dengan melihat banyaknya modal yang dimiliki Principal atau melihat berapa
banyak modal yang ditanamkan Principal dalam usahanya, Surety Company dapat
menilai modal Principal. Semakin banyak modal yang ditanamkan, Principal akan
dipandang semakin serius dalam menjalankan usahanya.
4. Condition,
atau Keadaan perekonomian di sekitar tempat tinggal calon Principal juga harus
diperhatikan untuk memperhitungkan kondisi ekonomi yang akan terjadi di masa datang.
Kondisi ekonomi yang perlu diperhatikan antara lain masalah daya beli, masyarakat
luas, pasar, persaingan, perkembangan tehnologi, bahan baku, pasar modal, dan lain
sebagainya
5. Collateral,
atau Jaminan. Namun, Kontra Bank Garansi merupakan unconditional bond atau
jaminan tanpa syarat, dimana Surety Company harus membayar kerugian yang diajukan
oleh Bank Penerbit Garansi Bank atas pencairan yang diajukan oleh Obligee kepada
Bank sebagai akibat dari wanprestasi Principal kepada Obligee.
7
Dengan demikian sebagai pengganti collateral maka harus dipastikan bahwa Principal
memiliki good performance serta proyek yang dikerjakan adalah layak. dan didukung pula
oleh indemnity agreement to surety atau penggantian klaim yang diajukan oleh bank
penerbit Bank Garansi kepada surety company yang ditanda tangani oleh Principal. Setelah
Surety Company menyetujui untuk menjamin Principal, maka selanjutnya Surety Company
merekomendasikan Principal kepada Bank agar dapat diterbitkan Bank Garansi yang
nantinya akan diserahkan ke Obligee.
3. Pengertian Ijarah
Ijarah adalah hak untuk memanfaatkan barang/jasa dengan membayar imbalan tertentu.
Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional, ijarah adalah akad pemindahan hak guna
(manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran
sewa/upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Dengan
demikian, dalam akad ijarah tidak ada perubahan kepemilikan, tetapi hanya perpindahan
hak guna saja dari yang menyewakan kepada penyewa
Dasar hukum Ijarah:
Pengertian Ijarah Muntahiya Bit – Tamlik (IMBT)
Al-Bai’ wal Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) merupakan rangkaian dua buah akad, yakni
akad al-Bai’ dan akad Ijarah Muntahiya Bit-tamlik (IMBT). Al-Bai’ merupakan kombinasi
antara sewa - menyewa (ijarah) dan jual beli atau hibah di akhir masa sewa. Dalam Ijarah
Muntahiya Bit-tamlik, pemindahan hak milik barang terjadi dengan salah satu dari dua cara
berikut ini:
1. Pihak yang menyewakan berjanji akan menjual barang yang disewakan tersebut pada
akhir masa sewa.
2. Pihak yang menyewakan berjanji akan menghibahkan barang yang disewakan tersebut
pada akhir masa sewa.
Pilihan untuk menjual barang di akhir masa sewa (alternatif 1) biasanya diambil bila
kemampuan finansial penyewa untuk membayar sewa relatif kecil. Karena sewa yang
dibayarkan relative kecil, akumulasi nilai sewa yang sudah dibayarkan sampai akhir periode
sewa belum mencukupi harga beli barang tersebut dan marjin laba yang ditetapakan oleh
bank. Karena itu, untuk menutupi kekurangan tersebut, bila pihak penyewa ingin memiliki
barang tersebut, ia harus membeli barang itu diakhir periode.
Pilihan untuk menghibahkan barang di akhir masa sewa (alternatif 2) biasanya diambil
bila kemampuan finansial penyewa untuk membayar sewa relatif lebih besar. Karena sewa
yang dibayarkan relative besar, akumulasi sewa di akhir periode sewa sudah mencukupi
untuk menutup harga beli barang dan marjin laba yang ditetapkan oleh bank. Dengan
demikian, bank dapat menghibahkan barang tersebut di akhir masa periode sewa kepada
pihak penyewa.
Pada Al-Bai’ wal Ijarah Muntahiya Bit-tamlik (IMBT) dengan sumber pembiayaan dari
Unrestricted Investment Account (URIA), pembayaran oleh nasabah dilakukan secara
bulanan. Hal ini disebabkan karena pihak bank harus mempunyai cash in setiap bulan untuk
memberikan bagi hasil kepada para nasabah yang dilakukan secara bulanan juga.
RUKUN DAN SYARAT IJARAH
Rukun Ijarah:
a. ‘Aqid yaitu mu’jir (orang yang menyewakan) dan Musta’jir (orang yang menyewa)
b. Sighat, yaitu ijab dan qabul
c. Ujrah (uang sewa atau upah)
d. Manfaat, baik manfaat dari suatu barang yang disewa atau jasa dan tenaga dari orang
yang bekerja.
Syarat-syarat Ijarah:
a. Syarat terjadinya akad (syarat in’iqad)
b. Syarat nafadz (berlangsungnya akad)
c. Syarat sahnya akad
d. Syarat mengikatnya akad (syarat luzum).
PRAKTIK PEMBIAYAAN IJARAH MUNTAHIYA BIT-TAMLIK (IMBT)
Ijarah Muntahiya Bit-tamlik (IMBT) pada dasarnya merupakan perpaduan antara
ijarah dengan jual beli. Semakin jelas dan kuat komitmen untuk membeli barang di awal
akad, maka hakikat IMBT pada dasrnya lebih bernuansa jual beli. Namun, apabila komitmen
untuk membeli barang di awal akad tidak begitu kuat dan jelas (walaupun opsi membeli
tetap terbuka), maka hakikat IMBT akan lebih bernuansa ijarah. Dari sisi ijarah, perbedaan
IMBT terletak dari adanya opsi untuk membeli barang dimaksud pada akhir periode.
Sedangkan manfaat barang dimaksud terlebih dahulu melalui akad sewa (ijarah), sebelum
transaksi jual beli dilakukan. Berdasarkan kompilasi SOP yang disampaikan oleh Bank
Syariah, tahapan pelaksanaan IMBT adalah seperti pada Tabel 47.
Tabel 47. Ringkasan Tahapan Akad IMBT Menurut SOP Bank Syariah.
No. Tahapan
1. Adanya permintaan untuk menyewa beli barang tertentu dengan
spesifikasi yang jelas, oleh nasabah kepada bank syariah.
2. Wa’ad antara bank dan nasabah untuk menyewa beli barang
dengan harga sewa dan waktu sewa yang disepakati.
3. Bank Syariah mencari barang yang diinginkan untuk disewa beli
oleh nasabah.
4. Bank Syariah membeli barang tersebut dari pemilik barang.
5. Bank Syariah membayar tunai barang tersebut.
6. Barang diserahterimakan dari pemilik barang kepada bank syariah.
7. Akad antara bank dan nasabah untuk sewa beli.
8. Nasabah membayar sewa secara angsuran.
9. Barang diserahterimakan dari bank syariah kepada nasabah.
10. Pada akhir periode dilakukan jual beli antara bank syariah dan
nasabah.
Sumber: Buchori, et.al. (2005)
Contoh :
Bapak Kholid akan membuka usaha dan membutuhkan mobil tapi belum mampu
untuk membelinya. Kemudian Bapak Kholid mengajukan pembiayaan ke bank syariah.
Dalam kesepakatan Bapak Kholid akan menerima sebuah mobil dengan harga
Rp.150.000.000,- (seratus lima puluh juta) yang akan dibeli oleh bank kepada diller mobil
yang telah menjadi mitra bank syariah. Disepakati Bapak Kholid akan menyewa selama 15
blan, dengan ongkos sewa Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah) per bulan. Sehingga dalam 15
bulan tersebut, Bapak Kholid akan membayar total sewa sebesar Rp.75.000.000,- (tujuh
puluh lima juta rupiah). Konsekuensi akad ijarah muntahiya Bittamlik bagi Bapak Kholid
adalah kewajiban membayar hrga barang yang disewa yaitu Rp.150.000.000,- dianagsur
selama waktu perjanjian yaitu 15 bulan.