A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3472)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3790), untuk
selanjutnya disebut Undang-Undang Perbankan, BPR merupakan salah satu jenis bank yang
kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dan menyalurkan Kredit.
Kredit merupakan sumber pendapatan utama bagi BPR guna kesinambungan usahanya, sehingga
BPR harus senantiasa menjaga kualitas kreditnya. Untuk itu, dalam pemberian kredit, BPR harus
menerapkan prinsip kehatian-hatian dan asas-asas perkreditan yang sehat agar kualitas kredit yang
diberikan senantiasa lancar. Apabila BPR tidak mampu menjaga kualitas kreditnya dengan baik
maka hal tersebut akan mempengaruhi kinerja BPR khususnya kinerja keuangan yang dapat
mengakibatkan kemampuan BPR untuk memenuhi kewajibannya kepada nasabah penyimpan
menjadi terganggu. Oleh karena berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.
33/POJK/03/2018, agar penerapan prinsip kehati-hatian dan asas-asas perkreditan yang sehat
tersebut dilaksanakan secara konsisten maka BPR harus memiliki Pedoman Kebijakan Perkreditan
BPR ( PKPB )
2. Tujuan
2.1 Agar BPR menerapkan prinsip kehati-hatian dan asas-asas perkreditan yang sehat
secara konsisten dan berkesinambungan dalam rangka mitigasi risiko atas setiap
pemberian kredit.
2.2 Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan wewenang oleh berbagai pihak dalam
pemberian kredit yang dapat merugikan BPR.
2.3 Untuk mencegah terjadinya praktek pemberian kredit yang tidak sehat.
BAB II
PEDOMAN KEBIJAKAN PERKREDITAN BPR
A. KEBIJAKAN POKOK
I. PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERKREDITAN
1. Pemberian kredit kepada nasabah harus menerapkan prinsip kehati-hatian berupa penilaian
terhadap penerapan kebijakan perkreditan, pemenuhan PPAP, BMPK, pemberian kredit
kepada pihak terkait, debitur grup dan/atau debitur besar, penanganan Kredit bermasalah,
yang terdiri dari Restrukturisasi Kredit, pengambilalihan agunan, hapus buku, dan/atau
hapus tagih. Hal ini dikarenakan dana yang disalurkan kepada nasabah tersebut bersumber
dari pihak ketiga ( nasabah, bank lain, lembaga keuangan dsbnya ) dan pemegang saham
yang menuntut tanggung jawab yang besar.
2. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara BPR dan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam (debitur) untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga.
3. Bentuk kredit terbagi dalam 2 (dua) bagian antara lain :
a. Kredit yang digunakan untuk membiayai 1 (satu) Debitur atau 1 (satu) proyek atau usaha
yang sama pada BPR yang sama, antara lain seperti,
3.1 Kredit pengelolaan (Executing) adalah kredit yang seluruh atau sebagian
dananya berasal dari pemerintah atau pihak penyedia dana lainnya dan sebagian
lagi berasal dari BPR. Dalam hal ini BPR bertindak sebagai pengelola atas seluruh
kredit tersebut. Sumber dana dan risiko kredit yang ditanggung BPR, ditetapkan
berdasarkan perjanjian;
3.2 Kredit penerusan kredit (Channeling) adalah kredit yang seluruh dananya berasal
dari pemerintah atau pihak penyedia dana lainnya dan diberikan untuk sektor usaha
/ debitur tertentu yang ditetapkan oleh pihak penyedia dana. BPR tidak
menanggung risiko atas kredit dan untuk tugas tersebut BPR menerima imbalan jasa
berupa fee atau bagian dari bunga. Kredit Channeling diatur tersendiri;
3.3 Kredit yang Dijamin adalah bagian kredit yang dananya berasal dari BPR dan resiko
kredit dijamin oleh pemerintah, asuransi kredit atau pihak lain.
b. yang diberikan oleh lebih dari 1 (satu) BPR secara bersama-sama yang digunakan untuk
membiayai 1 (satu) Debitur atau 1 (satu) proyek atau usaha yang sama berdasarkan
perjanjian Kredit Bersama yang disebut Kredit Sindikasi (Syndicated Loans), dimana
kredit yang diberikan secara bersama-sama oleh dua bank atau lebih dengan pembagian
dana, risiko dan pendapatan (bunga dan provisi/komisi) sesuai porsi kepesertaan masing-
masing anggota sindikasi. Kredit sindikasi disebut juga kredit dalam rangka pembiayaan
bersama. Kredit sindikasi umumnya digunakan pada situasi pembiayaan kredit yang
sangat besar. Sindikasi memungkinkan sebuah bank memberikan kredit yang besar dan
mempertahankan prinsip kehati-hatian dan manajemen resiko kredit yang terkendali
dikarenakan bank yang bersangkutan bukan satu-satunya kreditur. Kredit Sindikasi diatur
tersendiri dalam sebuah sistem dan prosedur
4. Tujuan Pemberian Kredit
Setiap pengajuan kredit oleh calon debitur harus memiliki tujuan penggunaan yang jelas dan
sesuai dengan besarnya kebutuhan dana secara keseluruhan, sehingga tidak terjadi salah
penggunaan dana ( tindakan spekulasi ) yang akan berakibat pada ketidakmampuan debitur
dalam membayar kewajiban / angsuran.
Kredit berdasarkan tujuannya adalah sebagai berikut :
4.1 Modal kerja
Kredit Modal Kerja yaitu merupakan kredit yang diberikan kepada debitur untuk
membiayai keperluan modal kerja.
Contoh : Untuk membeli bahan baku produksi, piutang dagang, persediaan
barang dagangan.
4.2 Investasi
Kredit Investasi yaitu merupakan kredit untuk pembelian barang-barang modal dan
jasa yang diperlukan guna rehabilitasi, modernisasi, ekspansi dan relokasi proyek
atau pendirian usaha baru.
Contoh : Untuk pembelian / pembangunan tempat usaha, membeli pabrik,
pembelian mesin, kendaraan operasional.
4.3 Konsumtif
Kredit konsumtif yaitu kredit yang diberikan bank untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi nasabah, seperti kredit kendaraan bermotor, kredit pemilikan rumah,
biaya pendidikan sekolah, dan sebagainya.
Contoh : KPR untuk tempat tinggal, pendidikan, renovasi rumah, pernikahan,
kesehatan, liburan dan kebutuhan lainya.
5. Penilaian kualitas kredit terbagi kedalam 5 (lima) kualitas, antara lain :
a. Lancar
Tidak terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga
b. Dalam Perhatian Khusus
Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga lebih dari 30 (tiga puluh) hari sejak
tanggal jatuh tempo angsuran tetapi tidak lebih dari 90 (sembilan puluh) hari sejak tanggal
jatuh tempo angsuran; dan/atau
c. kurang lancar
Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga lebih dari 90 (sembilan puluh) hari
sejak tanggal jatuh tempo angsuran tetapi tidak lebih dari 180 (seratus delapan puluh) hari
sejak tanggal jatuh tempo angsuran; dan/atau
d. diragukan
Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga lebih dari 180 (seratus delapan
puluh) hari sejak tanggal jatuh tempo angsuran tetapi tidak lebih dari 360 (tiga ratus enam
puluh) hari sejak tanggal jatuh tempo angsuran
e. macet.
Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga lebih dari 360 (tiga ratus enam
puluh) hari sejak tanggal jatuh tempo angsuran
6. Unsur-unsur Kredit
Unsur dalam pemberian Kredit terdiri dari :
1. Kreditur adalah pihak yang memberikan dana pinjaman kepada pihak lain/ debitur
2. Debitur adalah Adalah orang perseorangan, perusahaan, atau pihak yang memperoleh
fasilitas penyediaan dana dari debitur antara lain : Perorangan, PD, Firma, CV, PT,
Koperasi, dan Yayasan.
3. Kepercayaan yang merupakan penilaian terhadap karakter dan kemampuan bayar debitur.
4. Kebutuhan yang digunakan untuk modal kerja Investasi dan konsumsi
5. Perjanjian Kredit minimal memuat :
a. Penentuan Plapon kredit yaitu penentuan jumlah maksimum fasilitas kredit yang
diberikan kepada nasabah sesuai dengan hasil analisa usaha dan kesepakatan yang
diperjanjikan.
b. Besarnya nominal pemberian kredit disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.
Kredit diakui pada saat pencairannya sebesar pokok kredit
Kredit dalam rangka pembiayaan bersama diakui sebesar pokok
kredit yang merupakan porsi tagihan bank yang bersangkutan
Pengertian pokok kredit adalah tidak termasuk bunga, provisi dan biaya lainnya
c. Kesepakatan suku bunga kredit baik besaran maupun sistem perhitungannya (Flat Rate,
Anuitas, Menurun)
d. Jangka waktu Kredit yang diberikan BPR berjangka waktu 1 s.d. 60 bulan dan nilai
pokok kredit sesuai dengan aturan dan kebijakan pemberian kredit serta menyebar
ke berbagai sektor usaha. Hal ini untuk meminimalkan resiko kredit yang mungkin
terjadi.
e. Cara Pembayaran Pemberian Fasilitas Kredit terdiri dari
Fasilitas Kredit bulanan dengan Angsuran adalah fasilitas kredit dengan
pembayaran angsuran pokok dan bunga secara bersamaan sesuai dengan
jadwal pembayaran sampai kredit lunas.
Fasilitas Kredit Berjangka adalah fasilitas kredit dengan pembayaran
angsuran bunga terlebih dahulu dan pokok kredit dibayar pada saat jatuh tempo
f. Agunan dan jaminan yang diserahkan oleh nasabah kepada BPR
6. Uang yang merupakan sebagian besar berasal dari masyarakat dan bank lain yang bekerja
sama dengan BPR dalam rangka lingkage program.
7. Bunga yang dihitung dalam bentuk persentase (%) secara tahunan (p.a)
8. Jangka waktu pengembalian kredit
9. Resiko kredit yang merupakan suatu resiko kerugian yang disebabkan oleh
ketidakmampuan (gagal bayar) dari debitur atas kewajiban pembayaran hutangnya,
baik utang pokok maupun bunganya
3. Capital (Modal)
Capital adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh calon debitur. Hal ini bisa dilihat dari
neraca, laporan rugi-laba, dan struktur permodalan, Dari kondisi-kondisi tersebut bisa dinilai
apakah layak calon debitur diberifasilitas kredit dan berapa besar plafon yang akan
diberikan.
Pemberian kredit diberikan kepada setiap debitur yang memenuhi kapasitas permodalan
dan mampu memikul beban pembiayaan yang dibutuhkan serta terdapat kesungguhan
dalam mengelola usaha dan keuangannya. Kapasitas modal diatur di peraturan kredit.
4. Collateral / Jaminan
Collateral adalah agunan yang dapat disita apabila ternyata calon debitur benar-benar tidak
bisa memenuhi kewajibannya ( Wan Prestasi ).
Setiap kredit hanya dapat diberikan oleh Bank, jika Bank telah memiliki keyakinan penuh,
bahwa debitur mampu dan mau melunasi pinjamannya. Namun demikian untuk mengatasi
resiko yang akan terjadi, maka setiap debitur wajib diminta jaminannya baik berupa barang
tidak bergerak ataupun barang bergerak. Jaminan pokok adalah usaha yang dibiayai,
sedangkan jaminan tambahan adalah harta tetap atau harta bergerak.
5. Condition Of Economic ( Kondisi Ekonomi )
i. Direksi BPR harus mempunyai pengetahuan yang baik / informasi yang akurat tentang
kondisi perekonomian, situasi perdagangan, tata niaga komoditi tertentu, letak
geograpis, Kultur, dan komposisi penduduk di masing-masing wilayah kerjanya;
ii. Analisa Kondisi Ekonomi dapat dikaji dari berbagai sumber, antara lain :
1. Kebijakan Pemerintah yang terbaru;
2. Bagaimana keadaan penduduk sekitar dan karakteristik masyarakat setempat;
3. Trend tingkat bunga ( BI );
4. Perkembangan harga ( BPS );
5. Pendapatan per kapita (BPS).
iii. Seluruh data tersebut harap dikumpulkan BPR dari PEMDA maupun kantor dinas
pemerintah setempat untuk kemudian diolah oleh BPR sesuai dengan kegunaannya dan
tertuang dalam analisa ekonomi tahunan dan rencana kerja tahunan BPR.
6. Constraint (Hambatan)
Constraint adalah hambatan-hambatan yang terjadi dalam kegiatan usaha yang
mempengaruhi pendapatan dan keberlangsungan usaha debitur
7. Cashflow (Arus Kas)
Cashflow adalah arus penerimaan dan pengeluran kas dari usaha debitur harus diprediksi
dan dihitung secara benar dan akurat
8. Legalitas (Keabsahan)
Legalitas adalah menilai keabsahan dari semua dokumen kredit yang diserahkan kepada
BPR
8. Debitur BPR
Kredit diberikan kepada calon debitur dan debitur lama lancar yang telah melalui proses
penilaian kelayakan (asessment) oleh BPR.
BPR wajib melakukan pengenalan terhadap calon debitur secara baik, meliputi: jenis usaha,
domisili yang jelas ( usaha dan tempat tinggal ) serta diyakini memiliki
karakter yang baik mengacu kepada Prinsip 7CL dalam pemberian kredit.
Implementasi prinsip 7 CL ini harap mengikuti aturan proses pemberian kredit seperti tertuang
dalam peraturan kredit.
10. Pemberian Kredit kepada pihak terkait dengan BPR, Debitur grup, dan/atau Debitur besar
harus mengacu pada
a. persentase jumlah maksimum penyediaan fasilitas Kredit yang diberikan kepada pihak
terkait dengan BPR, Debitur grup, dan/atau Debitur besar terhadap jumlah keseluruhan
Kredit atau jumlah modal BPR, dengan berdasarkan pada perhitungan KPMM BPR;
b. persentase jumlah maksimum penyediaan fasilitas Kredit kepada pihak terkait dengan
BPR, Debitur grup, dan/atau Debitur besar dengan mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan mengenai batas maksimum pemberian kredit bank perkreditan rakyat;
c. pemberian Kredit kepada pihak terkait dengan BPR yang harus disetujui oleh paling
sedikit 1 (satu) orang anggota Direksi dan 1 (satu) orang anggota Dewan Komisaris;
d. pemberian Kredit kepada Debitur grup, dan/atau Debitur besar, yang akan disindikasikan
dan berbagi risiko (risk-sharing) dengan bank lain yaitu harus disetujui oleh paling sedikit
1 (satu) orang anggota Direksi;
e. memelihara daftar nama pihak terkait dengan BPR, Debitur grup, dan/atau Debitur besar
untuk menjamin efektivitas penerapan batas maksimum penyediaan keseluruhan fasilitas
Kredit yang diberikan oleh BPR kepada pihak terkait dengan BPR, Debitur grup, dan/atau
Debitur besar;
f. kriteria pihak terkait dengan BPR dan Debitur grup dengan mengacu pada Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan mengenai batas maksimum pemberian kredit bank perkreditan
rakyat, serta kriteria Debitur besar yang ditetapkan oleh Direksi. BPR wajib memelihara
daftar nama pihak terkait dengan BPR, debitur grup, dan / atau debitur besar dalam
rangka menjamin efektifitas penerapan BMPK.
11. BPR dilarang memberikan kredit kepada sektor ekonomi, kegiatan usaha , lokasi usaha,
tujuan penggunaan, dan debitur yang mengandung risiko tinggi, seperti :
a. Komoditi yang harganya berfluktuasi tinggi;
b. Sektor ekonomi atau kegiatan usaha yang banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal,
misalnya faktor cuaca dan lain-lain;
c. Sektor ekonomi atau kegiatan usaha yang diluar keahlian dan kemampuan BPR;
d. Lokasi usaha yang berada di daerah tertentu misalnya daerah konflik / kerusuhan atau
rawan bencana;
e. Debitur yang tergolong Politically Exposed Person (PEP) yaitu orang yang mendapatkan
kepercayaan untuk memiliki kewenangan publik diantaranya adalah Penyelenggara
Negara sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai Penyelenggara Negara, dan / atau orang yang tercatat sebagai anggota partai
politik yang memiliki pengaruh terhadap kebijakan dan operasional partai politik;
f. Usaha yang akan dibiayai bersifat spekulatif seperti judi, jual beli saham dan yang
lainnya;
g. Usaha yang banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal misalnya faktor cuaca dan lain-lain;
h. Usaha diluar keahlian dan kemampuan BPR;
i. Kondisi usahanya sedang bangkrut;
j. Informasi keuangan yang diberikan calon debitur diragukan kebenarannya karena
berbeda dengan data keuangan yang diperoleh dari hasil survey lapangan;
k. Kredit untuk usaha yang nyata-nyata merusak lingkungan hidup;
l. Kredit untuk partai politik;
m. Kredit kepada perusahaan yang pemilik / pengurusnya masuk dalam daftar hitam;
n. Pemberian kredit kepada debitur melalui perantara pihak ke tiga karena independensi,
transparansi, dan keakurasian data kurang dapat dipastikan;
o. Pemberian kredit kepada calon debitur yang melakukan usaha Pelepas Uang ( Rentenir );
p. Pemberian kredit tanpa surat perjanjian tertulis;
q. Mengambil alih ( take over ) kredit yang telah bermasalah pada bank lain seperti jual beli
atau pengalihan portofolio pinjaman;
r. Kredit untuk usaha yang tidak sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku;
s. Kredit kepada pihak yang sesuai hasil pemeriksaan Informas Debitur (IDEB)memiliki
catatan kredit macet di BPR atau Bank Umum
6.3 Agunan barang tidak bergerak atas nama pihak ketiga hanya dapat diterima apabila :
6.3.1 Dibuktikan dengan atas hak atau bukti peralihan hak seperti kepemilikan
berupa surat pengakuan tanah adat yang disertia akta jual beli (AJB), dan
ditambah dengan surat pernyataan dari debitur bahwa akan dilakukan proses
balik nama dalam jangka waktu maksimal 6 (enam) bulan;
6.3.2Pemilik agunan tersebut ada hubungan keluarga dengan debitur berupa
hubungan garis lurus sampai derajat ke satu ( orang tua dan anak kandung)
dan satu derajat kesamping;
6.3.3Pemilik agunan merupakan pengurus, komisaris atau pemegang saham dari
perusahaan yang bersangkutan apabila calon debitur adalah badan hukum.
7. Pada umumnya agunan yang diberikan hanya untuk mendukung 1( satu ) proposal kredit, tetapi
tidak menutup kemungkinan untuk mendukung 2 ( dua ) proposal kredit pada BPR yang sama
dan mempunyai hubungan keluarga berupa hubungan garis lurus sampai derajat satu ( orang
tua/mertua dan anak kandung ), dan satu derajat kesamping.
8. Nilai agunan barang tidak bergerak yang diagunkan ke BPR nilai likuidasinya tidak melebihi 5
(lima) kali plapond awal.
9. Agunan yang bernilai di atas Rp.500 juta wajib di taksasi oleh penilai independen.
10.Nilai Agunan yang tidak digunakan sebagai faktor pengurang PPAP adalah
o Tidak dilakukan penilaian oleh BPR
o agunan yang tidak ada dan tidak jelas keberadaannya,
o agunan tidak dapat dieksekusi
11. Nilai agunan berupa tanah dan bangunan yang diperhitungkan sebagai pengurang dalam
pembentukan PPAP pada Kredit dengan kualitas macet adalah
o ditetapkan paling tinggi sebesar 50% (lima puluh persen) dari nilai agunan yang
diperhitungkan setelah jangka waktu 1 (satu) tahun sampai dengan 2 (dua) tahun sejak
penetapan kualitas Kredit menjadi macet;
o tidak dapat diperhitungkan sebagai faktor pengurang dalam pembentukan PPAP setelah
jangka waktu 4 (empat) tahun sejak penetapan kualitas Kredit menjadi macet.
12. Nilai agunan berupa Kendaraan yang diperhitungkan sebagai pengurang dalam pembentukan
PPAP pada Kredit dengan kualitas macet adalah
o ditetapkan paling tinggi sebesar 50% (lima puluh persen) dari nilai agunan yang
diperhitungkan setelah jangka waktu 1 (satu) tahun sampai dengan 2 (dua) tahun sejak
penetapan kualitas Kredit menjadi macet;
o tidak dapat diperhitungkan sebagai faktor pengurang dalam pembentukan PPAP setelah
jangka waktu 2 (dua) tahun sejak penetapan kualitas Kredit menjadi macet.
13. Agunan yang tidak ada dan tidak jelas keberadaannya, serta tidak dapat dieksekusi tidak dapat
digunakan sebagai faktor pengurang PPAP, antara lain :
11.1 Agunan yang telah digunakan untuk fasilitas umum yang tidak dapat dikembalikan
fungsinya, misalnya digunakan sebagai tempat pemakaman umum;
11.2 Agunan dalam sengketa;
11.3 Agunan yang disita oeh negara;
11.4 Agunan yang saat ini tidak dapat diketahui keberadaanya, misalnya kendaraan yang
fisiknya sudah tidak ada;
11.5 Agunan yang sudah tidak memiliki nilai ekonomis karena sebab tertentu, misalnya
kebakaran, kecelakaan, dan lain-lain.
14.Calon Debitur wajib melampirkan Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) pada satu tahun
terakhir untuk agunan berupa tanah dan/atau bangunan dengan bukti kepemilikan surat
pengakuan tanah adat berupa Surat Girik ( Letter C ) atau yang dipersamakan dengan itu,
yang disertai akta jual beli (AJB) yang dibuat oleh notaris atau pejabat lainnya yang
berwenang.
13.Yang dimaksud dengan SPPT satu tahun terakhir (minimal) pada saat calon debitur mengajukan
kredit.
14.Verifikasi keabsahan agunan kredit harus dilakukan untuk mengetahui kelengkapan dan
keabsahan dokumen atau bukti kepemilikan barang jaminan, sebagai berikut :
14.1 Tanah dan atau Bangunan :
14.1.1 Verifikasi keaslian sertifikat dilakukan dengan cara meminta informasi /
mengecek ke kantor BPN setempat atau instansi lainnya yang terkait tentang
keaslian, keabsahan sertifikat tanah yang bersangkutan;
14.1.2 Verifikasi keaslian tanah yang belum bersertifikat seperti : surat pengakuan
tanah adat berupa Surat Girik ( Letter C ), SK. Gubernur, SK Camat dan lain
sebagainya dilakukan dengan cara meminta informasi ke Kantor Gubernur,
Kantor Camat, Kantor Lurah, dan instansi lainnya yang mengeluarkan surat-
surat keterangan kepemilikan tanah dan atau bangunan;
14.1.3 Advice planning tata kota atau Rencana Umum Tata Ruang ( RUTR ) untuk
mengetahui rencana pemerintah atas penggunaan area / lokasi tanah
tersebut. Verifikasi dapat dilakukan dengan meminta informasi ke kantor
Dinas Tata Kota setempat atau sumber lainnya yang berkaitan dengan tanah
tersebut.
14.2 Kendaraan Bermotor
Verifikasi kendaraan bermotor dilakukan di Kantor Samsat setempat.
14.3 Jaminan Surat Berharga
Termasuk dalam jenis jaminan ini adalah Deposito Berjangka yang diterbitkan oleh
BPR yang akan memberikan fasilitas kredit. Dokumen jaminan yang harus diverifikasi
kebenaran dan kelengkapannya adalah :
14.3.1 Bilyet deposito harus atas nama calon debitur;
14.3.2 Status perpanjangan deposito harus ARO;
14.3.3 Apabila bilyet deposito bukan atas nama calon debitur maka harus
diverifikasi kepemiliknya dan lihat peraturan kredit.
14.4 Verifikasi Ulang
Dokumen agunan dan benda agunan yang telah diverifikasi kemudian dipinjamkan
kepada debitur untuk suatu keperluan tertentu, wajib diverifikasi.
17.Dalam hal agunan bukan milik debitur, maka pemilik agunan dan istri (bagi yang sudah menikah)
harus hadir sebagai penghadap untuk menandatangani akta-akta perjanjian sebagai avalis
atau penjamin.
18.Pengikatan Perjanjian Kredit dan agunan baru dapat dilaksanakan apabila semua dokumen yang
berhubungan telah lengkap dan sah secara hukum.
19.Untuk Penilaian Agunan dapat digunakan :
19.1 Nilai Pasar, yaitu nilai rata-rata dari barang jaminan sejenis yang dipasarkan dipasar
umum;
19.2 Nilai Taksasi / Penilaian adalah kegiatan penyelidikan dan penilaian yang dilakukan oleh
penilai untuk memberikan suatu estimasi nilai dan opini atas kebenaran /
keabsahan / kelayakan suatu data, dokumen, bukti agunan, fisik agunan dan calon
debitur;
19.3 Nilai Likuidasi, yaitu nilai likuid/lancar/mudah dijual atas agunan, yang nilainya diatur
dalam SK Direksi yang diketahui komisaris.
21.Pengolahan data pasar untuk menilai kendaraan bermotor / mesin-mesin harus memperhatikan
faktor-faktor sbb :
Kondis Barang, Merek, Tahun Pembuatan, Kapasitas Mesin, Jenis / Model, kemudahan
mendapatkan spare part yang murah, dan trend harga jual.
26.Dokumen Agunan
26.1 Tanah atau Tanah dan Bangunan
Kredit Mikro dan Kredit Kecil
1. Sertifikat Tanah berupa : surat pengakuan tanah adat , SHM, SHGB, SHGU, SHP;
2. IMB ( Jika ada );
3. SPPT –PBB dan Bukti lunas PBB tahun terakhir ;
4. Sertifikasi dalam proses balik nama WAJIB disertai covernote dari notaris yang
menjadi rekanan BPR dengan mencantumkan maksimal jangka waktu
pengurusan;
5. Jika pernah terjadi pengalihan hak, maka bukti tanah dilengkapi dengan bukti
pengalihan yang terakhir yang berupa AJB / Akta Hibah / Akta Pembagian Hak
Bersama;
surat pengakuan tanah adat berupa Girik, Letter C yang disertai AJB harus
dilengkapi dokumen legalisasi dari dari SK Camat yaitu :
- Surat keterangan bebas sengketa & daftar riwayat tanah;
- Denah gambar situasi/bentuk tanah;
26.2 Toko/Lapak/Kios atau dipersamakan dengan itu
Kredit Mikro Max Plapond sd 50 juta; kredit Kecil Max Plapond sd 100 jua
1. Atas nama calon debitur atau atas nama pihak ketiga : suami/istri calon debitur
2. Surat bukti hak pakai / sewa atas kios dilengkapi dengan Surat Keterangan
kepemilikan yang mencantum hak dapat dialihkan dari pengelola pasar atau
dokumen lain sesuai yang disyaratkan pada persetujuan analisa pasar.
3. Bukti kepemilikan dalam proses balik Nama / atau perpanjangan / daftar ulang
WAJIB disertai covernote dari pengelola pasar / instansi yang berwenang
4. Jumlah kios / los / dasaran / lapak yang dijaminkan maksimal 4 buah
DEWAN KOMISARIS
DIREKSI
INTERNAL
KOMITE KREDIT
CONTROL
KABAG KABAG
KABAG MARKETING
OPERASIONAL PENAGIHAN
MARKETING KOLEKTOR
CUSTOMER
SERVICE
TELLER REMEDIAL
KANTOR KAS
ADMINISTRASI
KREDIT
CREDIT
SUPPORT
AKUNTING
TEKNOLOGI
INFORMASI
3. Komite Kredit :
Komite Kredit merupakan komite yang membantu Direksi dalam mengevaluasi dan / atau
memutuskan permohonan kredit sesuai dengan jumlah dan jenis kredit yang ditetapkan oleh
Direksi.
1. Solisitasi
1.1. Pre-Assessment
1.1.1Adalah proses seleksi dan penilaian awal calon debitur terhadap kepatuhan /
kesesuaian dengan ketentuan kebijakan kredit BPR, yang meliputi :
1.1.1.1 Identitas / data pribadi;
1.1.1.2 Data usaha dan kondisi keuangan;
1.1.1.3 Jaminan ( bila dipersyaratkan ).
1.1.2AO didalam melaksanakan tugasnya akan mengacu kepada dokumen atau SK
Direksi mengenai kebijakan penyaluran kredit dan keputusan mengenai
segmen pasar yang akan digarap yang sebelumnya telah dibuat oleh Direksi
BPR dan Tim Marketing;
1.1.3 BPR mengutamakan calon debitur-debitur yang telah disolisit oleh Account
Officer atau calon debitur yang langsung datang ke BPR, dimana calon
tersebut diupayakan menjadi nasabah penabung terlebih dahulu;
1.1.4 Proses penyelesaian credit pre-assessment dilakukan oleh AO. Dalam
pelaksanaannya AO mengacu pada mapping / pemetaan potensi area yang
sudah dibuat oleh Direktur BPR dan target yang tahunan yang ditetapkan.
1.2.6 BPR memeriksa kemampuan atau kapasitas membayar calon debitur dengan
menggunakan perhitungan rasio angsuran dimana rasio yang baik adalah
minimal 175 %.
1.2.7 BPR juga dapat memeriksa kemampuan atau kapasitas calon debitur dengan
memperhitungkan repayment capacity (RC) maksimal 80 % dari Net Cash
Flow.
Rumus :
NCF X RC = Maksimal Angsuran
Status
tempat Bisa sewa / kontrak / milik sendiri
usaha
Status tempat Kepemilikan atas nama debitur / pasangan / orang tua
tinggal (untuk kandung / anak kandung
jaminan ) Bertempat tinggal tetap atau tidak menyewa / mengontrak.
Persyaratan Yang Dokumen yang wajib dilengkapi calon debitur :
Debitur
No Keterangan
PR UD FA CV PT KOP YAY
1 Foto Copy KTP √
2 Kartu Keluarga √
3 Surat Nikah √
4 Surat Keterangan Domisili √ √ √
5 Photocopy Rekening Tabungan / √* √ √ √ √ √ √
Giro minimal 3 Bln Terakhir.
6 Akte Pendirian √ √ √ √ √ √
7 Surat ijin Usaha dari instansi √ √ √ √ √ √
terkait
8 Surat ijin Tempat Usaha √ √ √ √ √ √
9 Surat Tanda Daftar Perusahaan √ √ √ √ √ √
(TDP)
10 KTP dari Pengurus / Ketua / √ √ √ √ √ √
Penanggung Jawab
11 NPWP (sesuai dengan peraturan) √* √ √ √ √ √ √
12 Anggaran dasar /ART / Akta √ √ √ √ √
Perubahan Terakhir
* > = 25 juta ** > = 50 juta
PR=Perorangan
UD=Usaha Dagang
FA = Firma
CV=Comanditaire Venootschap
PT=Perseroan Terbatas
KOP=Koperasi
YAY=Yayasan
2.4 Tahap pengumpulan data oleh BPR yang berhubungan dengan permohonan kredit
yang diajukan calon debitur, baik data yuridis dan ekonomis dan melakukan
verifikasi;
2.5 Persyaratan seorang calon debitur memenuhi prinsip Jaminan :
2.5.1 Memenuhi persyaratan Rasio Pinjaman terhadap Nilai jaminan. Rasio
pinjaman terhadap jaminan atas tanah, kendaraan bermotor, Deposito,
dll.;
2.5.2 Lolos verifikasi jaminan :
2.5.2.1 Keberadaan jaminan sesuai dokumen yang diberikan;
2.5.2.2 Verifikasi kepemilikan jaminan saat kunjungan;
2.5.2.3 Foto jaminan agar meliputi calon debitur yang menunjuk arah
jaminan.
2.6 BPR wajib memiliki kebijakan yang mengatur wewenang (limit) survey atau verifikasi
data yang diatur melalui SK Direksi.
2.7 BPR memeriksa :
2.7.1 Dokumen-dokumen asli agunan, keabsahan, dan keaslian dokumen;
2.7.2 Fisik agunan, dan melakukan taksasi agunan yang dijaminkan ( Perhitungan
nilai wajar / taksasi lihat penjelasan mengenai Jaminan) Mencatat hasil
perhitungan bank akan jaminan pada formulir hasil pemeriksaan barang
jaminan;
2.7.3 Membuat peta lokasi jaminan.
2.8 Legal checking wajib dilakukan terhadap fisik jaminan tanah & bangunan dan
kendaraan untuk kredit diatas Rp 50 juta;
2.9 BPR wajib melakukan pemeriksaan atau peninjauan langsung atas kebenaran data
atau informasi mengenai usaha dan tempat tinggal calon debitur dengan melakukan :
2.9.1 Interview / on the spot calon debitur;
2.9.2 Meminta informasi dari Ketua RT / Kepala Desa;
2.9.3 Melakukan Cross Cek : Informasi Pesaing, Informasi Tetangga Usaha,
Informasi Supplier, Riwayat Pinjaman;
2.9.4 Memeriksa Track Record (SID) bagi BPR yang telah menjadi peserta SID BI;
2.9.5 Meminta data Keuangan: Cash flow ( 3 bulan ), Omzet Usaha, Inventory,
Transaksi Usaha dan Biaya Rumah Tangga.
2.10 Pejabat bank yang melakukan verifikasi haruslah sesuai dengan peraturan limit
survey BPR;
2.11 Untuk pinjaman sampai dengan 20 juta, debitur tidak wajib menyampaikan laporan
keuangan dan diatas 20 juta debitur wajib menyampaikan laporan keuangan;
2.12 Jika nasabah bukan badan usaha, AO bekerja sama dengan nasabah dalam membuat
laporan keuangan.
6. Realisasi Kredit
6.1 Perjanjian Kredit :
Setiap kredit yang telah disetujui wajib dituangkan dalam perjanjian kredit ( akad
kredit ) secara tertulis. Bentuk, format, dan isi perjanjian kredit harus :
6.1.1Memenuhi keabsahan dan persyaratan hukum yang dapat melindungi
kepentingan BPR dan debitur;
6.1.2Memuat jumlah, jangka waktu, suku bunga, tujuan penggunaan, tata cara
pembayaran kembali kredit serta persyaratan-persyaratan kredit lainnya
sebagaimana ditetapkan dalam keputusan persetujuan kredit;
6.1.3Perjanjian kredit minimum dibuat dalam rangkap 2 ( dua ) dan salah satunya
disampaikan kepada debitur.
6.2 Penjelasan Dalam Perjanjian Kredit :
6.2.1Dalam melakukan pengikatan perjanjian dan jaminan kredit, BPR harus
memperhatikan aspek yuridis atau semua legalitas orang perorangan dan
perusahaan ( badan usaha ) cakap mengadakan perjanjian kredit menurut
hukum, sebab apabila aspek yuridis tidak sah maka semua ikatan perjanjian
kredit yang dilaksanakan menjadi
“cacat” menurut hukum;
6.2.2Seorang subyek hukum dianggap cakap untuk melakukan tindakan hukum, yaitu
apabila yang bersangkutan memenuhi syarat sebagai berikut :
6.2.2.1 Telah dewasa, yaitu telah mencapai usia 21 tahun, atau telah
menikah walaupun usianya belum mencapai 21 tahun;
6.2.2.2 Tidak berada dibawah pengawasan perwalian;
6.2.2.3 Tidak berada dibawah pengampuan;
6.2.2.4 Selain harus memenuhi syarat tersebut, apabila seseorang telah
menikah mengadakan perjanjian kredit, maka wajib mendapat
persetujuan dari suami / istri yang bersangkutan, kecuali ada akta
perjanjian pemisahan harta antara suami & istri;
6.2.2.5 Setiap pemberian fasilitas kredit kepada nasabah harus
dilakukan pengikatan perjanjian kredit dan jaminan.
Fasilitas kredit tidak dapat cair apabila pengikatan belum
dilaksanakan.
6.3 Pengikatan Jaminan
Setiap jaminan yang diagunkan harus diikat sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
antara lain : Fiducia, Akta Pemasangan Hak Tanggungan (APHT) , Surat Kuasa
Memasang Hak Tanggungan (SKMHT).
Pengikatan oleh pejabat Bank harus memenuhi ketentuan :
6.3.1 Calon debitur cakap mengadakan perjanjian kredit;
6.3.2 Badan hukum yang digunakan untuk menjalankan usaha tersebut telah
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Prosedur pengikatan perjanjian dan jaminan kredit dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku
6.4 Pencairan Kredit
6.4.1 Persetujuan Pencairan Kredit
Pencairan atas kredit yang telah disetujui didasarkan prinsip sebagai
berikut :
6.4.1.1 Pencairan kredit hanya disetujui apabila seluruh syarat-syarat yang
ditetapkan dalam surat persetujuan pemberian kredit dan
perjanjian kredit telah dipenuhi oleh pemohon kredit;
6.4.1.2 Sebelum pencairan kredit dilakukan, harus dipastikan bahwa
seluruh aspek yuridis yang berkaitan dengan kredit telah
diselesaikan dan telah memberikan perlindungan yang memadai
bagi BPR maupun debitur.
6.4.2. Sebelum pencairan tersebut di lakukan pejabat bank / notaris wajib terlebih
dahulu membacakan Perjanjian Kredit di hadapan debitur. Jika debitur
menyetujuinya, maka kedua belah pihak menandatangani Perjanjian Kredit.
Untuk pihak bank Perjanjian Kredit harus ditanda tangani oleh Direktur /
Pejabat Bank;
6.4.3. Dalam membacakan Perjanjian Kredit ( akad kredit ) Direktur BPR / Pejabat
Bank harus menyampaikan 6 (enam) hal berikut :
6.4.3.1. Menyampaikan kepada debitur bahwa kepercayaan BPR untuk
memberikan kredit sebesar Rp... , jangka waktu ...
bulan, suku bunga ... %, agar dimanfaatkan oleh debitur sesuai
dengan tujuan permohonan kredit yang diajukannya.
6.4.3.2. Bahwa uang yang digunakan untuk pemberian kredit ini adalah
uang masyarakat ( amanah ) dalam bentuk Tabungan dan Deposito
yang pada suatu ketika harus dikembalikan kepada masyarakat.
Untuk itu debitur harus menjaga kepercayaan yang diberikan dan
membayar / mengembalikan kredit ini sesuai dengan jangka waktu
yang diperjanjikan secara tepat waktu;
6.4.3.3. Oleh karena uang ini adalah uang masyarakat yang harus dibayar
bunganya oleh bank, maka kredit yang diterima oleh debitur juga
harus di bayar bunganya oleh debitur. Debitur memahami bahwa
bunga yang dibebankan cukup besar dan mahal, untuk itu kepada
debitur dilarang memberikan apapun kepada Direktur, Kepala
Cabang, Account Officer atau Pejabat Bank lainnya sebagai ucapan
terima kasih. Pemberian dalam bentuk apapun melanggar
peraturan BPR yang berlaku;
6.4.3.4. Memberitahukan kepada Debitur bahwa Debitur wajib menyetor
angsuran ke bank baik secara langsung ataupun melalui transfer via
rekening BPR di Bank Umum atau melalui petugas yang ditunjuk
oleh BPR secara tepat jumlah dan tepat waktu;
B. TRANSPARANSI
Dalam rangka meningkatkan Good Governance, BPR harus menerapkan transparansi informasi
mengenai setiap jenis ( produk ) kredit yang akan ditawarkan kepada debitur / calon debitur secara
memadai, jelas, akurat, dan dapat diperbandingkan antara produk satu dengan produk lainnya
sesuai dengan hak dan kebutuhan debitur / calon debitur. Informasi yang disampaikan tersebut
harus mudah dan dapat dipahami oleh debitur.
I. PRODUK KREDIT
Informasi mengenai karakteristik kredit yang ditawarkan, antara lain :
1. Nama produk;
2. Manfaat dan risiko dan kredit yang ditawarkan kepada nasabah secara utuh khususnya risiko
yang akan timbul jika calon debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya sebagaimana
tercantum dalam perjanjian kredit antara lain pengenaan pinalti, denda, pengambilalihan
agunan dan lain-lain;
3. Persyaratan kredit termasuk persyaratan yang mencakup antara lain dokumen yang
diperlukan, mekanisme dan prosedur pengajuan kredit dan persyaratan agunan;
4. Biaya-biaya yang melekat yang akan dibebankan kepada debitur, antara lain biaya
administrasi, provisi, pinalti, denda, dan asuransi sehingga debitur memperoleh kejelasan
mengenai biaya yang akan dibebankan dan memiliki keyakinan atas kemampuan dan
kesanggupannya untuk memenuhi kewajibannnya kepada bank;
5. Informasi tentang suku bunga antara lain mencakup metode perhitungan, cara perhitungan,
pembebanan, dan penyesuaian suku bunga kredit sesuai suku bunga pasar. Cara perhitungan
bunga tersebut harus dilengkapi pula dengan perkiraan atau simulasi bunga yang akan
dibebankan kepada debitur selama jangka waktu kredit;
6. Jangka waktu masing-masing produk yang ditawarkan dan jadwal angsuran.
Informasi mengenai karakteristik produk harus disampaikan oleh BPR kepada debitur / calon
debitur sebelum penandatanganan perjanjian kredit.
CONTOH 1
Persyaratan : - KTP
- Kartu Keluarga
- Surat Nikah
- Bukti Kepemilikan Agunan
- Data Keuangan
- Tujuan Penggunaan
Keterangan :
Kredit Modal Kerja merupakan kredit yang diberikan kepada debitur untuk membiayai keperluan modal
kerja.
Contoh : Untuk membeli bahan baku produksi, piutang dagang, persediaan barang dagangan.
CONTOH 2
Persyaratan : - KTP
- Kartu Keluarga
- Surat Nikah
- Bukti Kepemilikan Agunan
- Data Keuangan
- Tujuan Penggunaan
Keterangan :
Kredit Investasi diberikan kepada debitur untuk pembelian barang-barang modal dan jasa yang
diperlukan guna rehabilitasi, modernisasi, ekspansi dan relokasi proyek atau pendirian usaha baru.
Contoh : Untuk pembelian / pembangunan tempat usaha, membeli pabrik, pembelian mesin, kendaraan
operasional.
CONTOH 3
Persyaratan : - KTP
- Kartu Keluarga
- Surat Nikah
- Bukti Kepemilikan Agunan
- Data Keuangan
- Tujuan Penggunaan
Keterangan :
Kredit konsumtif diberikan bank untuk memenuhi kebutuhan konsumsi nasabah, seperti kredit
kendaraan bermotor, kredit pemilikan rumah, biaya pendidikan sekolah, dan sebagainya.
Contoh : KPR untuk tempat tinggal, pendidikan, renovasi rumah, pernikahan, kesehatan, liburan dan
kebutuhan lain
II. BENTUK & ISI PERJANJIAN KREDIT DAN PENGIKATAN JAMINAN
1. PERJANJIAN KREDIT
PERJANJIAN KREDIT
NO : …………………………………….
Perjanjian kredit ini dibuat pada hari …………….tanggal …………………….., bertempat di Gedung PT.
BPR Nusantara Bona Pasogit ……. selanjutnya disebut “Perjanjian” oleh dan antara
1. Nama : ……………………………………………………….
Dalam kedudukannya selaku Direktur Utama/Direktur Perseroan Terbatas PT.Bank
Perkreditan Rakyat Nusantara Bona Pasogit ..., dari dan oleh karena itu bertindak untuk
dan atas nama Perseroan Terbatas PT. BPR .....…..., yang berkedudukan
di. ............................. yang Anggaran Dasarnya dimuat dalam Berita Negara Republik
Indonesia, tertanggal ………….(……….). tambahan Nomor dan Anggaran………..Dasar
telah, mengalami beberapa kali perubahan antara lain tetapi tidak terbatas pada Akta
Pernyataan Keputusan Rapat tertanggal …………….. (…………..dibuat dihadapan) Nomor
……… ……………………………, Sarjana Hukum, Notaris di …………mendapat persetujuan
dari (dan telah menerima bukti pelaporan) dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia Republik In (…………………), Nomor : …… .
Selanjutnya akan disebut “Bank”
2. Nama : ……………………………..
Tempat Tgl Lahir : ……………………………..
Pekerjaan : ……………………………..
Alamat : ……………………………..
Warga Negara Indonesia, dalam hal ini bertindak untuk diri sendiri dan
telah mendapat persetujuan dari suami/istrinya,
Nama : ……………………………..
Tempat Tgl Lahir : ……………………………..
Pekerjaan : ……………………………..
Alamat : ……………………………..
yang turut hadir dan ikut menandatangani perjanjian ini.
Selanjutnya akan disebutPEMINJAM“”
PASAL 2
JANGKA WAKTU
1. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu …… (……………………..bulan,) terhitung mulai tanggal
………….. (……………………) sampaitanggal dengan
……………. (………………………….).
2. Perjanjian ini akan tetap berlaku selama Peminjam masih belum membayar lunas seluruh
kewajiban kepada Bank baik hutang pokok, bunga, dan/atau denda.
PASAL 3
BUNGA, PROVISI DAN BIAYA LAINNYA
1. PEMINJAM setuju membayar kepada BANK bunga sebesar…% (………..persen) per tahun,
yang dihitung secara rata/tetap (flat) dari jumlah pokok pinjaman.
Perhitungan bunga untuk 1 (satu) tahun adal Rp. ………….sehingga, bunga setiap bulannya
adala yaitu sebesar Rp………………., yang dibayarkan be angsuran pokoknya.
2. PEMINJAM setuju untuk membayar biaya imbalan/provisi kepada Bank sebesar
…... % ( ………… persen)daripokok pinjaman atau sebesar Rp (…………….
Rupiah)yangdibebankan hanya 1 (satu) kali dan dibayarkan sebelum atau pada saat
kredit direalisasikan.
3. PEMINJAM setuju untuk membayar biaya administra % (………….. persen)
dariataupokoksebesarpinjamanRp. …… (……………. Rupiah)yangdibebankan hanya 1 (satu)
kali dan dibayarkan sebelum atau pada saat kredit direalisasikan.
4. Selain biaya sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dan 3, PEMINJAM setuju
untuk membayar biaya lainnya melalui BANK yaitu :
4.a. Biaya pengikatan agunan dan legalisasi perjanjian, dengan tarif yang
berlaku pada Kantor Notaris yang telah dipilih/ditentukan oleh
PEMINJAM ;
4.b. Biaya Premi Asuransi Jiwa Kredit, dengan tarif yang berlaku pada
perusahaan asuransi yang telah dipilih/ditentukan oleh PEMINJAM.
Seluruhnya rincian biaya tersebut akan tertera di dalam kwitansi dari
pemberi jasa dimaksud.
PASAL 4
PEMBAYARAN KEMBALI & BESAR ANGSURAN
1. Pembayaran kembali pinjaman uang beserta bunganya dilakukan PEMINJAM kepada BANK
secara mengangsur selama jangka waktu sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Perjanjian ini.
2. PEMINJAM menyatakan sanggup membayar secara bulanan angsuran pokok pinjaman
sebesar Rp.______,-(________) dari hasil perhitungan Rp.______,-dibagi __ bulan, dan
ditambah membayar biaya bunga yaitu sebesar Rp.______,-( ____) sehingga menjadi Rp.
______,- (_____) secara sama jumlahnya setiap bulan, yang cara perhitungan dan jadwal
angsuran tertera pada Jadwal Angsuran yang merupakan lampiran dan menjadi satu
kesatuan dengan perjanjian ini.
3. Pembayaran angsuran harus dilakukan PEMINJAM secara tepat baik jumlahnya
maupun tanggalnya, setiap tanggal ………………………
seluruh pinjaman utang pokok berikut bunganya terbayar lunas dan untuk pertama
kalinya dibayarkan pada tanggalsehingga angsuran…………………………
terakhir akan jatuh tempo pada tanggal …………
4. Apabila PEMINJAM membayar angsuran tidak tepat tanggal atau jumlah yang dibayarkan
kurang dari jumlah seharusnya sebagaimana disebutkan dalam ayat 2 (dua) dan 3 (tiga),
maka PEMINJAM setuju pembukuan atas jumlah yang dibayarkan tersebut akan dicatat
oleh Bank sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
5. PEMINJAM menyetujui bahwa pembukuan BANK selalu menjadi dasar untuk menetapkan
jumlah hutang yang wajib dibayar oleh PEMINJAM pada BANK berdasarkan Perjanjian
Kredit ini, baik jumlah pokok, bunga, denda, provisi dan biaya-biaya lainnya dan
PEMINJAM akan menerima baik perhitungan yang dibuat dan diberikan oleh BANK
sebagaimana diuraikan di atas, dengan tanpa mengurangi hak PEMINJAM untuk
membuktikan sebaliknya, dan apabila ada catatan BANK yang tidak benar, BANK akan
melakukan pembetulan.
6. Untuk setiap pembayaran angsuran, PEMINJAM berhak mendapat bukti pembayaran yang
sah dari BANK, atau apabila PEMINJAM melakukan pembayaran dengan cara
sebagaimana dimaksud pada Pasal 7ayat 2, maka bukti setoran yang telah divalidasi
tersebut adalah sebagai bukti pembayaran.
PASAL 5
DENDA KETERLAMBATAN
Apabila PEMINJAM terlambat melakukan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga, maka
PEMINJAM setuju untuk membayar denda keterlambatan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Keterlambatan membayar angsuran bulanan dikenakan denda ………..% (……………..
persen)darijumlahangsuran tertunggak, per hari keterlambatan.
2. Keterlambatan pelunasan dikenakan denda ……… % (…………….. persen)dari jumlah angsuran
per bulan, per hari keterlambatan.
PASAL 6
PELUNASAN DIPERCEPAT
Apabila PEMINJAM akan melunasi pinjaman sebelum tanggal jatuh tempo sebagaimana
dimaksud pada Pasal 2 ayat 1 berakhir, maka PEMINJAM wajib untuk membayar seluruh sisa
hutang pokok dan hutang bunga kredit pada bulan berjalan dan setuju untuk dikenakan penalty
sebesar …… % (………… daripersen)seluruhsisa hutang bunga.
PASAL 7
TEMPAT PEMBAYARAN
1. Semua pembayaran atas pembayaran pokok, bunga, denda, dan biaya lainnya kepada BANK
berdasarkan perjanjian ini, dilakukan di kantor pusat Jl……………........., kantor cabang
Jl...................., kantor kas Jl................................., dilakukan pada saat jam operasional kas
BANK.
2. Menyimpang dari ketentuan pasal 7 ayat 1 perjanjian ini, pembayaran kembali atas
pembayaran pokok, bunga, dan biaya lain-lainnya kepada BANK berdasarkan perjanjian
ini, dimungkinkan di bayar melalui petugas BANK yang ditugaskan untuk itu atau melalui
transfer ke nomor rekening BANK yang ada di :
2.a. Bank……………… dengan nomor………………….rekeningan…. PT. Bank Perkreditan Rakyat
Nusantara Bona Pasogit …….
2.b. Bank …………… dengan nomor rekening………………. an………. PT. Bank Perkreditan
Rakyat Nusantara Bona Pa
3. PEMINJAM setuju untuk memberitahukan dan menyampaikan bukti transfer pembayaran
angsuran sebagaimana dimaksud pada ayat 2 kepada BANK melalui
fax dengan nomor …… atau melalui telepon de
4. Apabila PEMINJAM melakukan pembayaran angsuran tersebut melalui petugas BANK yang
ditugaskan, maka PEMINJAM wajib memastikan petugas tersebut adalah benar petugas
BANK serta PEMINJAM setuju dan bersedia memastikan kembali kepada BANK atas
angsuran yang telah dibayarkan tersebut dengan
melakukan konfirmasi kepada BANK melalui …………..
5. PEMINJAM dan BANK setuju apabila tanggal pembayaran angsuran jatuh pada hari libur
maka PEMINJAM setuju melakukan pembayaran sebelum hari libur.
6. Untuk setiap pembayaran angsuran, PEMINJAM setuju untuk menyimpan bukti pembayaran
dan setuju untuk menyimpan bukti pembayaran tersebut sampai pinjaman lunas.
PASAL 8
SURAT PERINGATAN DAN PENGAMANAN AGUNAN
1. PEMINJAM setuju dengan pemberian Surat Peringatan (selanjutnya akan disebut
denganSP”)“ oleh BANK dengan kondisi: sebagai be
a. Apabila 7 (tujuh) hari setelah jatuh tempo PEMINJAM belum melakukan
pembayaran, maka BANK memberikan SP pertama (SP-1) ;
b. Apabila 7 (tujuh) hari setelah pemberian SP-1 PEMINJAM belum melakukan
pembayaran, maka BANK memberikan SP Kedua (SP-2) ;
c. Apabila 7 (tujuh) hari setelah pemberian SP-2 PEMINJAM belum melakukan
pembayaran, maka BANK memberikan SP Ketiga (SP-3).
2. PEMINJAM setuju atas tindakan yang akan diambil oleh BANK dalam rangka pengamanan
agunan yang telah diikat sempurna sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, yang
dilakukan oleh BANK karena PEMINJAM menunggak dan telah ditagih serta diberikan
surat peringatan oleh BANK, tindakan dimaksud adalah namun tidak terbatas pada
pemberian surat pengamanan agunan yang akan diberikan BANK kepada PEMINJAM
apabila :
a. Setelah 3 (tiga) hari sejak pemberian SP-3 PEMINJAM masih belum membayar
kewajibannya, maka PEMINJAM setuju agunan yang diberikan untuk diamankan
oleh BANK dan PEMINJAM masih diberikan toleransi waktu selama 7 (tujuh) hari
untuk menyelesaikan kewajibannya. Adapun bentuk pengamanan agunan benda
tidak bergerak (tanah dan bangunan), PEMINJAM setuju dan bersedia apabila BANK
melakukan pengamanan fisik agunan untuk jenis agunan barang bergerak dan
pemberian tanda untuk
jenis agunan barang tidak bergerak
contoh : penyemprotan pada tembok bangunan yang Tanah bertuliskan dan
Bangunan merupakan“ Agunan pada PT. BPR ........”).
b. Setelah 7 (tujuh) hari sejak pengamanan agunan dilakukan namun PEMINJAM masih
belum membayar kewajiban, maka PEMINJAM setuju atas langkah-langkah yang
dilakukan BANK untuk melunasi seluruh kewajiban PEMINJAM sesuai ketentuan
yang berlaku.
3. PEMINJAM setuju untuk menanggung biaya yang timbul dalam rangka pengamanan agunan
yang dapat diperhitungkan dari hasil penjualan agunan tersebut atau dibayarkan
tersendiri apabila hasil penjualan agunan tidak mencukupi untuk membayar biaya
tersebut.
PASAL 9
AGUNAN KREDIT
1. Untuk lebih menjamin pembayaran kembali seluruh hutang dan kewajiban PEMINJAM
berdasarkan perjanjian ini, maka PEMINJAM dengan ini menyerahkan agunan kepada
BANK berupa :
a. Sebidang tanah beserta bangunan diatasnya yang dibuktikan dengan kepemilikan
Sertifikat sebagai berikut :
2. Dalam melakukan penyerahan agunan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 tersebut diatas,
PEMINJAM setuju dan bersedia untuk menandatangani dokumen-dokumen guna
memenuhi persyaratan untuk pengikatan agunan, antara lain namun tidak terbatas pada
Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan, Akta Pemberian Hak Tanggungan, Akta
Jaminan Fidusia, Perjanjian Gadai dan/atau Akta Kuasa menjual, dan seluruh dokumen
tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan perjanjian ini.
3. Khusus untuk agunan berupa kios, PEMINJAM setuju untuk menyerahkan sepenuhnya hak
untuk mengurus, memegang dan menguasai dokumen-dokumen kepemilikan kios apabila
terjadi pemugaran dan atau pembongkaran kios atau pasar yang dilakukan oleh pengelola
pasar, dinas pasar dan atau pemilik kios dan setuju untuk membayar dan menanggung
biaya yang timbul atas pelaksanaannya.
4. Khusus untuk agunan berupa tabungan atau Deposito milik PEMINJAM yang ada di Bank,
PEMINJAM menyetujui dan memberikan kuasa sepenuhnya kepada Bank bilamana
PEMINJAM menunggak atau tidak melakukan pelunasan atas hutang PEMINJAM, yaitu
untuk melakukan pencairan maupun penarikan terhadap tabungan atau Deposito
sejumlah angsuran yang tertunggak atau sejumlah sisa hutang PEMINJAM apabila untuk
melakukan pelunasan.
PASAL 10
KEWAJIBAN-KEWAJIBAN PEMINJAM
Selama PEMINJAM masih mempunyai pinjaman kepada BANK maka PEMINJAM setuju dan
berjanji untuk :
1. Menggunakan fasilitas kredit sesuai dengan tujuan penggunaan yang telah di sampaikan
pada saat permohonan kredit.
2. Mengijinkan dan menyetujui wakil-wakil dari BANK dan atau orang-orang yang ditunjuk oleh
BANK, sewaktu-waktu dan atau pada jam kerja, memeriksa pembukuan-pembukuan
sehubungan dengan usaha PEMINJAM serta tempat usaha PEMINJAM ;
3. Mengijinkan dan menyetujui wakil-wakil dari BANK untuk melakukan seluruh rangkaian
tindakan sehubungan dengan kegiatan pengamanan barang agunan, seperti memasuki
pekarangan/halaman rumah peminjam, membuat tanda pada barang agunan yang
diamankan ;
4. PEMINJAM mengetahui dan setuju bahwa penutupan asuransi jiwa, pada
Polisnya akan dipasang syarat BANKER’syaituapabilaClauseadapembayaran dari asuransi
akan diterima terlebih dahulu oleh BANK untuk membayar jumlah seluruh hutang
PEMINJAM, apabila ada kelebihan akan dikembalikan kepada ahli waris PEMINJAM,
apabila terjadi kekurangan maka BANK berhak menagih kekurangannya kepada ahli
waris PEMINJAM.
5. PEMINJAM berjanji untuk tidak membebankan dengan cara apapun, menggadaikan, menjual,
dan/atau mengalihkan barang-barang agunan yang telah diserahkan berdasarkan
perjanjian ini serta janji-janji yang tertuang dalam dokumen lainnya yang merupakan satu
kesatuan dengan perjanjian ini.
6. Meminta persetujuan terlebih dahulu kepada Bank, dalam hal :
a. PEMINJAM menerima suatu pinjaman uang atau fasilitas kredit atau leasing
berupa apapun dari pihak lain.
b. PEMINJAM mengikat diri sebagai penjamin untuk pinjaman uang pihak lain.
c. PEMINJAM menyewakan baik sebagian maupun seluruhnya barang-barang jaminan.
7. Menanggung dan membayar semua biaya-biaya yang timbul seperti pembebanan provisi,
bunga, administrasi, denda, premi asuransi, akta notaris, penjabat pembuat akta tanah,
pemasangan hak tanggungan dan atau pengikat jaminan lainnya, biaya penagihan, komisi
pengacara, biaya lelang dan biaya-biaya lainnya yang berhubungan dengan perjanjian ini
yang mana kesemua biaya tersebut timbul dikarenakan adanya kelalaian atau
pelanggaran janji yang dilakukan PEMINJAM, misalnya PEMINJAM menunggak membayar,
agunan hilang, dan lain sebagainya.
8. PEMINJAM setuju untuk tunduk pada semua ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan
serta kebiasaan-kebiasaan yang berlaku pada BANK yang berlaku umum dan lazim dalam
industri perbankan, yang sekarang ada maupun yang akan ada dikemudian hari, yang
terlebih dahulu diberitahukan BANK kepada PEMINJAM dengan tenggang waktu 30 hari
melalui surat, telepon, sms, pengumuman di media cetak, dan/atau pengumuman di
papan informasi BANK.
PASAL 11
KUASA
Kuasa-kuasa yang diberikan PEMINJAM yang terdapat dalam perjanjian ini merupakan bagian
yang terpenting dan tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini, dan perjanjian ini tidak akan
dibuat tanpa adanya kuasa-kuasa tersebut, oleh karenanya maka kuasa-kuasa tersebut tidak
dapat ditarik kembali dan juga tidak akan berakhir bilamana peminjam dan penjamin yang
memberi kuasa meninggal dunia atau karena sebab atau peristiwa apapun juga, demikian para
pihak dengan ini melepaskan segala hak-hak istimewa yang tercantum dalam pasal 1430, 1813,
1814, 1816, 1831, 1833, 1834, 1837, 1847, 1848, 1849 KUH perdata yang berlaku di Indonesia
yang mengakhiri suatu kuasa.
PASAL 12
PENGAKHIRAN PERJANJIAN
Menyimpang dari ketentuan pasal 2 dan pasal-pasal lainnya dari perjanjian ini, PEMINJAM
menyetujui bahwa Bank berhak sewaktu-waktu menghentikan perjanjian ini dengan
mengesampingkan Pasal 1266 & Pasal 1267 kitab undang-undang hukum perdata, sehingga
tidak diperlukan surat pemberitahuan (somasi) atau surat juru sita atau surat lainnya yang
serupa itu, dalam hal demikian PEMINJAM harus melunasi seketika dan sekaligus seluruh apa
yang PEMINJAM berhutang kepada BANK baik yang berupa pokok, bunga, denda dan biaya-
biaya lainnya, apabila terjadi salah satu kejadian dibawah ini :
a. Bilamana PEMINJAM dan atau penjamin meninggal dunia, dilikuidasi atau bubar, maka
kewajiban pelunasan pinjaman PEMINJAM akan dibebankan kepada ahli waris PEMINJAM
dan atau penjamin;
b. Bilamana PEMINJAM dan atau penjamin mengajukan permohonan/dinyatakan pailit oleh
instansi yang berwenang;
c. Bilamana PEMINJAM dan atau penjamin meminta penundaan kewajiban pembayaran utang;
d. Bilamana PEMINJAM dan atau penjamin oleh instansi yang berwenang dinyatakan dibawah
pengampuan;
e. Bilamana pengguna fasilitas kredit tidak sesuai dan menyimpang dari maksud dan tujuan
semula;
f. Bilamana PEMINJAM dan atau penjamin lalai atau tidak memenuhi ketentuan atau
kewajibannya atau dalam keadaan sebagaimana tercantum dalam perjanjian ini dan atau
perubahannya dan perjanjian pengikat jaminannya atau perjanjian lainnya yang
merupakan satu kesatuan dengan perjanjian ini, baik yang telah ada maupun yang aka
nada di kemudian hari;
g. Bilamana harta kekayaan PEMINJAM dan atau penjamin, baik sebagian maupun seluruhnya
dinyatakan sita jaminan atau disita oleh pihak yang berwenang;
h. Bilamana PEMINJAM dan atau penjamin tanpa persetujuan Bank mengalihkan atau
mengontrakan atau menyewakan sebagian maupun seluruh barang-barang jaminannya
secara diam-diam kepada pihak lain;
i. Bilamana barang-barang jaminan yang telah diserahkan kepada BANK berdasarkan perjanjian
ini dan atau perjanjian-perjanjian lainnya yang merupakan satu kesatuan dengan
perjanjian ini musnah, berkurang nilai/jumlah baik sebagian maupun seluruhnya.
j. Bilamana menurut pertimbangan BANK keadaan keuangan, Bonafiditas dan Solvabilitas
PEMINJAM mundur sedemikian rupa sehingga BANK meragukan pengembalian atau
pelunasan uangnya.
k. Bilamana PEMINJAM memberikan keterangan-keterangan yang kebenarannya diragukan
oleh BANK.
PASAL 13
LAIN-LAIN
1. Apabila PEMINJAM tidak menyelesaikan pinjamannya, PEMINJAM menyetujui atas tindakan-
tindakan hukum BANK berupa apapun juga dan dengan cara apapun yang dianggap baik
diharuskan oleh ketentuan dan/atau Otoritas Jasa Keuangan dan/atau ketentuan Undang-
Undang/Pemerintah yang berlaku.
2. PEMINJAM menyetujui seluruh tindakan beserta seluruh akibat hukumnya, yaitu tindakan
yang diambil oleh BANK untuk menjaminkan Hak Tagih BANK kepada Pihak Ketiga dalam
rangka pinjaman yang diterima BANK dari Pihak Ketiga tersebut.
3. Apabila PEMINJAM meninggal dunia, maka semua pinjaman PEMINJAM kepada BANK yang
timbul karena perjanjian ini, dan atau perubahan dan atau tambahannya ataupun surat-
surat lainnya yang terkait, tetap merupakan satu kesatuan pinjaman uang dari para ahli
waris PEMINJAM dan atau penjamin yang tidak dapat dibagi-bagi
4. Semua catatan-catatan pada halaman belakang perjanjian ini, merupakan pula satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini.
5. Ketentuan-ketentuan/hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian ini, akan ditetapkan
kemudian oleh BANK dan akan diberitahukan kepada PEMINJAM dan dalam masa waktu
30 (tiga puluh) hari PEMINJAM akan memberikan persetujuan, namun apabila masa 30
(tiga puluh) hari telah lampau akan tetapi PEMINJAM tidak memberikan tanggapan maka
PEMINJAM setuju akan ketentuan/hal yang baru ditetapkan tersebut, dan dokumen-
dokumen dimaksud merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
6. Apabila terdapat klausul dalam perjanjian ini yang dinyatakan batal demi hukum atau
dibatalkan oleh pengadilan, maka pembatalan atas klausul dimaksud tidak membatalkan
keseluruhan perjanjian ini, dan perjanjian ini tetap berlaku dan mengikat Para Pihak
sampai masa waktu perjanjian berakhir atau seluruh hutang PEMINJAM lunas.
7. Semua surat-surat atau pemberitahuan-pemberitahuan dikirim langsung atau
melalui ekspedisi /pos ke alamat PEMINJAM di …………………………… atau sms ke nomor
telepon……. Atau melalui email ke a
PASAL 14
DOMISILI
Mengenai perjanjian ini dan segala akibatnya, PARA PIHAK memilih kediaman hukum yang
umum dan tidak berubah dikantor panitera Pengadilan Negeri ................. dengan tidak
mengurangi hak BANK untuk memilih domisili lain.
Demikian perjanjian kredit ini dibuat dan di tandatangani dengan kata sepakat dan kehendak
bebas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan keadaan sehat jasmani
dan rohani.
.................. ,…………………………………………
BANK, PEMINJAM,
Materai 6000
................................. ( ……………………………… )
Direktur Utama
2. PENGIKATAN JAMINAN
Bentuk-bentuk pengikatan jaminan yang bersifat kebendaan ( barang ) :
1.1 Barang Tidak Bergerak :
1.1.1Tanah dan atau Bangunan diikat dengan Hak Tanggungan;
1.1.2Besarnya nilai Hak Tanggungan diatur dengan Surat Keputusan Direksi BPR
dan sesuai dengan peraturan yang berlaku;
1.1.3Yang tidak bersertifikat dilakukan pengikatan dengan Akta Pengakuan
Hutang dengan Kewajiban Menjual ( Akta Notaris )
1.2 Barang Bergerak :
1.2.1Jaminan-jaminan kendaraan bermotor, persediaan barang, mesin-mesin,
peralatan, diikat dengan FEO / Fidusia Dibawah Tangan dan Surat Kuasa
Jual;
1.2.2Jaminan Surat Berharga diikat dengan Gadai, Surat Kuasa untuk mencairkan /
mengalihkan.
1.3 Jaminan Immateriil :
1.3.1 Jaminan yang bersifat immateriil seperti jaminan pribadi atau jaminan
perusahaan diikat dengan Borgtocht / Garansi;
1.3.2 Pihak Penjamin ( jaminan pribadi/perusahaan ) harus pihak ketiga yang
tidak terlibat dalam perjanjian pokok.
1.4 Khusus untuk agunan Cash Collateral dapat diikat dibawah tangan.
1.5 Dalam hal agunan bukan milik debitur, maka pemilik agunan dan istri (bagi yang
sudah menikah) harus hadir sebagai penghadap untuk menandatangani akta-akta
perjanjian.
1.6 Pengikatan Perjanjian Kredit dan agunan baru dapat dilaksanakan apabila semua
dokumen yang berhubungan telah lengkap dan sah secara hukum.