Anda di halaman 1dari 11

KREDIT SINDIKASI

I. LATAR BELAKANG

 Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya pasti membutuhkan pembiayaan,


dimana pembiayaan tersebut dapat bersumber dari internal maupun eksternal
Perusahaan tersebut. Pembiayaan yang bersumber dari Eksternal salah satunya ialah
Kredit yang diberikan oleh bank atau lembaga keuangan lainnya. Penerima Kredit
disebut dengan Debitur dan pemberi kredit disebut dengan Kreditur.
 Terdapat tiga macam cara bagi seorang debitur dalam memperoleh kredit untuk
keperluan usahanya dari lembaga pemberi kredit
1. Debitur memperoleh kredit hanya dari satu lembaga pemberi kredit bagi seluruh
kebutuhan kreditnya
2. Debitur menerima kredit dari beberapa pemberi kredit secara terpisah guna
memperoleh seluruh jumlah kebutuhan kreditnya
 terdapat beberapa perjanjian kredit bilateral antara debitur dan masing-masing
lembaga pemberi kredit tersebut.
 secara hukum, masing-masing perjanjian kredit itu tidak berhubungan satu sama
lain kecuali apabila di dalam masing-masing perjanjian kredit dicantumkan cross
default clause, yaitu suatu klausul yang berisi pernyataan hukum yang mengikat para
pihak bahwa apabila debitur mengalami kemacetan kredit yang diperoleh dari
lembaga pemberi kredit yang lain, maka kredit yang diterima debitur berdasarkan
perjanjian tersebut menjadi demi hukum default dan dengan demikian pemberi kredit
berhak untuk seketika dan sekaligus menagih seluruh kredit sekalipun jangka waktu
kredit belum berakhir atau masa penyicilan belum tiba saatnya.
3. Debitur memperoleh kredit dari suatu sindikasi yang anggotanya terdiri atas
lembaga-lembaga pemberi kredit.
 terdapat satu perjanjian kredit saja, yaitu perjanjian antara debitur dengan
sindikasi sebagai pemberi kredit.
 Saat perusahaan makin besar, serta permasalahan makin kompleks, maka struktur
organisasi juga makin besar. Di satu sisi kebutuhan akan pembiayaan juga makin besar.
Misalkan sebuah perusahaan menang tender untuk membiayai pembangunan
infrastruktur, yang jelas membutuhkan biaya sangat besar. Di satu sisi, masing-masing
Bank mempunyai batasan Legal Lending Limit, berapa maksimal pinjaman yang boleh
diberikan pada satu debitur atau satu grup usaha.
 Salah satu penyebab dari kegagalan usaha bank antara lain adalah penyediaan dana
yang tidak didukung oleh kemampuan bank mengelola konsentrasi penyediaan dana
secara efektif. Dalam rangka mengurangi potensi kegagalan usaha bank sebagai akibat
dari konsentrasi penyediaan dana tersebut maka bank wajib menerapkan prinsip kehati-
hatian, antara lain dengan melakukan penyebaran dan diversifikasi portofolio penyediaan
dana terutama melalui pembatasan penyediaan dana, baik kepada pihak terkait maupun
kepada pihak bukan terkait sebesar persentase tertentu dari modal bank atau yang
dikenal dengan batas maksimum pemberian kredit (BMPK).
 Mengingat terdapat hubungan yang signifikan antara kegagalan usaha bank dengan
konsentrasi penyediaan dana maka bank dilarang untuk memberikan penyediaan dana
yang mengakibatkan pelanggaran batas maksimum pemberian kredit (BMPK).
 Mengingat peranan dalam perekonomian nasional khususnya sebagai lembaga
intermediasi, maka meski terdapat pembatasan dalam penyediaan dananya, bank tetap
perlu didorong untuk mendukung pertumbuhan ekonomi melalui langkah-langkah
penyaluran dana kepada sektor riil dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.

 Penetapan langkah pengendalian untuk mengatasi konsentrasi penyediaan dana salah


satunya adalah dengan cara sindikasi.

II. DEFENISI

 Pemberian kredit oleh sekelompok bank kepada satu debitur, yang jumlah kreditnya
terlalu besar apabila diberikan oleh satu bank saja (loan syndication) (menurut Bank
Indonesia)
 Pinjaman yang diberikan oleh beberapa kreditur sindikasi, yang biasanya terdiri dari
bank-bank dan/atau lembaga-lembaga keuangan lainnya kepada seorang debitur, yang
biasanya berbentuk badan hukum; untuk membiayai satu atau beberapa proyek milik
debitur.

Definisi tersebut di atas mencakup semua unsur-unsur yang penting dari suatu kredit
sindikasi, yaitu :
 Pertama, kredit sindikasi melibatkan lebih dari satu lembaga pembiayaan dalam
suatu fasilitas sindikasi
 Kedua, defInisi tersebut  menyatakan  bahwa  kredit  sindikasi  adalah  kredit  yang
diberikan berdasarkan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang sama bagi
masing-masing peserta sindikasi.
 Ketiga, defenisi tersebut menegaskan bahwa hanya ada satu dokumentasi kredit,
karena dokumentasi inilah yang menjadi pegangan semua bank peserta sindikasi
secara bersama-sama.
 Keempat, sindikasi tersebut diadministrasikan oleh satu agen yang sama bagi
semua bank peserta sindikasi. Bila tidak demikian halnya maka terpaksa harus ada
serangkaian fasilitas bilateral yang sama tetap mandiri, antara masing-masing bank
peserta dengan nasabah.

III. DASAR HUKUM

1. Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/33/UPK tanggal 3 Oktober 1973 mengenai Pembiayaan
Bersama oleh Bank-Bank Pemerintah (Konsorsium)
2. Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/26/UPK yang dikeluarkan pada tahun 1979 tentang
Pembiayaan Secara Konsorsium oleh Bank Pemerintah
3. SK Direksi BI No. 26/21/KEP/DIR tanggal 29 Mei 1993 tentang Batas Maksimum Pemberian
Kredit (BMPK)

4. Peraturan Bank Indonesia No. 7/3/PBI/2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit
Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 8/13/PBI/2006 Tahun 2006
Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/3/PBI/2005 Tentang Batas Maksimum
Pemberian Kredit Bank Umum

IV. CIRI-CIRI UTAMA KREDIT SINDIKASI

Ada beberapa ciri-ciri utama dari suatu kredit sindikasi yang perlu diketahui, antara lain:
1. Terdiri atas lebih dari satu pemberi kredit
Kredit sindikasi selalu diberikan oleh lebih dari satu pemberi kredit sebagai peserta dari
sindikasi kredit.
2. Besarnya jumlah kredit
Kredit sindikasi adalah suatu teknik bagi suatu bank untuk dapat menyebarkan resiko
dalam pemberian kredit. Oleh karena itu biasanya tidak cocok untuk kredit yang
jumlahnya kecil, dimana tidak ada alasan bagi bank tersebut untuk tidak membiayai
sendiri seluruh jumlah kredit yang kecil itu.
Namun ada keadaan – keadaan dimana suatu pinjaman mencapai suatu jumlah
sedemikian rupa besarnya sehingga dirasakan terlalu besar bagi bank tersebut untuk
dapat memikulnya sendiri. Apabila bank tersebut merasa bahwa resikonya terlalu besar
bagi bank tersebut bila seluruh permintaan sesuatu nasabah tertentu dipikul sendiri,
sekalipun mungkin dari segi ketentuan legal lending limit atau batas maksimum
pemberian kredit (BMPK) dari bank tersebut belum terlampaui.
3. Jangka Waktu
Pada umumnya kredit sindikasi berjangka waktu menengah (medium term) atau
berjangka waktu panjang (long-term), sekalipun tidak ada alasan mengapa tidak mungkin
kredit sindikasi diberikan juga dalam jangka waktu pendek (short-term). Dalam
termonologi kredit sindikasi belum ada kesamaan mengenai apa yang dimaksudkan
short, medium dan long. Namun pada umumnya short berarti sampai dengan 1 tahun,
medium berarti antara 1- 5 tahun dan long berarti diatas 5 tahun.
4. Bunga
Pada umumnya bunga dari kredit sindikasi bersifat mengambang (floating rate) yang
disesuaikan setiap jangka waktu tertentu, misalnya setiap 3 bulan sekali. Untuk
menetapkan bunga kredit sindikasi dalam kurs rupiah yaitu berpatokan pada JIBOR
(Jakarta Interbank Offered Rate). Sekalipun bunga dari kredit sindikasi bersifat
mengambang (floating rate), namun dimungkinkan pula bagi pemberian kredit sindikasi
dengan bunga yang tetap sepanjang jangka waktu kredit.

Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 6/11/PBI/2004, JIBOR adalah bank-bank yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia yang menjadi acuan dalam menetapkan suku bunga
JIBOR.
Sekalipun pada umumnya bunga dari kredit sindikasi bersifat mengambang namun
dimungkinkan pula bagi pemberian kredit sindikasi dengan bunga yang ditetapkan
secara tetap sepanjang waktu kredit. Penetapan bunga dengan cara mengambang
dipandang  lebih adil bagi bank-bank peserta kredit sindikasi dan nasabah, di samping itu
juga bagi bank dapat lebih memberikan kepastian dalam kaitannya dengan kemampuan
bank itu untuk memperoleh dana yang harus disediakan bagi debitur.
Oleh karena dana yang diperoleh bank berjangka waktu pendek dan setiap kali berbeda-
beda tingkat bunganya, maka adalah lebih baik bunga kredit ditetapkan secara
mengambang dari waktu ke waktu sesuai dengan tingkat bunga perolehan dananya.
5. Tanggung Jawab Berbagi
Meskipun suatu fasilitas kredit sindikasi adalah suatu totalitas dan bukannya kombinasi
dari sejumlah fasilitas bilateral, namun bertanggung jawab dari masing – masing bank
peserta dalam sindikasi itu tidak bersifat tanggung renteng. Artinya, bahwa masing –
masing bank peserta hanya bertanggung jawab untuk bagian jumlah kredit yang menjadi
komitmennya. Tanggung jawab dari masing – masing bank di dalam sindikasi tidak
merupakan tanggung jawab dimana suatu bank menjamin bank lainnya.
6. Dokumentasi Kredit
Dokumentasi kredit tersebut adalah dasar bagi administrasi kredit sindikasi tersebut
selama jangka waktunya. Untuk mencapai keseragaman dalam pelaksanaannya di
antara bank – bank peserta sindikasi, maka ditunjuklah satu bank diantara bank-bank
peserta itu sebagai agen (agent bank) untuk bertindak sebagai kuasa dari bank-bank
peserta sindikasi dengan tugas mengadministrasikan kredit tersebut setelah perjanjian
kreditnya ditandatangani.
7. Publisistas
Ciri lain yang membedakan antara pinjaman bilateral dengan kredit sindikasi adalah
keharusan bagi kredit sindikasi itu untuk dipublikasikan (diketahui oleh umum). Publisitas
ini dilakukan setelah perjanjian kredit sindikasi ditandatangani.

V. FUNGSI KREDIT SINDIKASI

A. Bagi Debitur:
1. Dapat memperoleh fasilitas kredit dalam jumlah besar tanpa harus berhubungan dengan
banyak bank.
2. Administrasi kredit tidak perlu dilakukan oleh masing-masing bank peserta namun cukup
oleh agen.
3. Ketentuan dan persyaratan kredit untuk semua bank sama artinya bahwa debitur tidak
perlu dipusingkan syarat yang beda dari masing-masing bank.
4. Meningkatkan jalinan bisnis debitur dengan bank lain yang semula belum kenal.
5. Meningkatkan kredibilitas debitur artinya bahwa masyarakat maupun mitra bisnisnya
lebih percaya karena debitur mendapat fasilitas kredit dari beberapa bank

B. Bagi Kreditur

1.  Pembentukan sindikasi dalam pemberian kredit memungkinkan bagi suatu bank untuk
mengatasi masalah BMPK.;
2.  Kredit sindikasi memungkinkan bagi suatu bank untuk menyebarkan resiko dengan cara
berbagi resiko dengan bank-bank lain;
3. Analisa kredit akan makin cermat, karena adanya banyak bank yang terjun ke kredit
sindikasi, tentu menciptakan analisa yang makin tajam bila dibandingkan dengan bila
hanya dianalisa sendiri;
4. Meningkatkan hubungan antara pihak debitur dengan peserta sindikasi. Peluang bak
untuk membiayai proyek-proyek besar akan menumbuhkan dan meningkatkan
kepercayaan terhadap kualitas kemampuan bank-bank nasional baik dalam negeri
maupun lintas Negara;
5.  Meningkatkan feed based income bagi kreditur. Bank dapat mencari sumber pendapatan
selain dari suku bunga yaitu dengan cara menjadi arrangers kredit sindikasi.
VI. PARA PIHAK

1. Debitur : nasabah peminjam kredit sindikasi


2. Kreditur : pihak yang memberikan pinjaman, yang pada umumnya adalah bank-bank
yang ikut serta membiayai kredit sindikasi.
3. Arranger : bank yang mengatur segala proses perjanjian kredit sindikasi, mulai dari
dimulainya proses kredit, menawarkan keikutsertaan kepada bank-bank lain, memonitor
perjanjian kredit sampai dengan penandatanganannya. Dalam menjalankan tugasnya ini,
arranger mendapat fee yang lebih besar dibandingkan pihak lain dalam kredit sindikasi.
4. Lead Manager : merupakan bank yang memimpin sindikasi yang jumlah memiliki jumlah
pemberian kredit yang besar. Ada kalanya Lead Manager dirangkap dengan peranan
arranger dan dipegang oleh satu bank saja. Namun, jika dibedakan, Lead Manager hanya
bertugas untuk mengumpulkan bank-bank peserta sindikasi atau menawarkan suatu proyek
kepada bank-bank tersebut, dimana untuk tahap arrangement diserahkan pada bank lain
yang berperan sebagai arranger. Hal ini dimaksudkan agar bank lead dapat berkonsentrasi
pada proyek-proyeknya yang lain.
5. Agen Fasilitas : pihak yang mengelola pelaksanaan kredit sindikasi dan administrasinya
setelah Perjanjian Kredit Sindikasi ditandatangani. Agen ini bertugas untuk memberitahukan
kepada bank-bank peserta kredit sindikasi mengenai waktu pencairan dana pinjaman atau
pembayaran bunga ke rekening Facility Agen yang selanjutnya dana tersebut akan
disalurkan ke rekening Debitur.
6. Agen Jaminan : pihak yang bertanggung jawab atas pengikatan jaminan dan
dokumentasinya. Dalam hal terdapat suatu jaminan dalam kredit sindikasi, maka tugas Agen
Jaminan adalah mengadministrasikan jaminan (security sharing agreement) dan bertindak
mewakili para Kreditur dalam mengeksekusi atau melakukan tindakan-tindakan hukum atas
jaminan-jaminan yang bersangkutan. Biasanya, didaftarkannya dokumen jaminan menjadi
atas nama agen jaminan.

7. Agen Escrow / Agen Penampungan : pihak yang bertanggungjawab atas pengelolaan


escrow account (rekening penampungan) dari para peserta sindikasi

VII. PROSES PERJANJIAN KREDIT SINDIKASI

Proses terjadinya kredit sindikasi adalah sebagai berikut:


1. Pembentukan Arranger
Arranger adalah lembaga yang menerima mandat dari calon debitur untuk dan atas nama
debitur, mengatur dan mencarikan sumber dana untuk pembiayaan kredit sindikasi.

Kedudukan arranger ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama dalam pembentukan


organisasi sindikasi, sponsor/calon debitur melakukan pendekatan kepada calon arranger
dengan memberikan informasi tentang rencana pembiayaan yang akan ditawarkan antara
lain:
 Profil Perusahaan
 Kredit yang dibutuhkan dan penggunaannya

 Proposal pembiayaan proyek


Lead manager adalah sebuah bank atau lebih yang jumlah keikutsertaanya (share) terbesar,
sering kali lead manager bertindak sebagai arranger. Tugas dari lead manager tidak ringan
disamping harus mempertaruhkan reputasinya dalam membentuk sindikasi bagi fasilitas
yang diinginkan debitur. Apabila gagal akan mempengaruhi dan menyebar dipasar sindikasi,
kabar tentang kegagalan ini akan sangat mempengaruhi reputasi dari lead manager dan sulit
mendapat kepercayaan lagi dikemudian hari untuk membentuk sindikasi. Baik dari debitur
sekarang dan debitur yang akan datang.
2. Pembagian Tugas Di Antara Arranger
Apabila yang menjadi arranger adalah sekelompok bank, sehingga yang dibentuk sindikasi
kredit itu disebut managing group atau bidding group,yang secara bersama-sama medapat
mandate dari debitur, maka yang harus dikerjakan dari para arranger adalah pembagian
tugas dan peranan diantara para anggota kelompok itu.
3. Penyampaian Offer Oleh Arranger dan Penyampaian Acceptance Oleh Debitur.
Tugas yang paling utama dalam proses pembagian sindikasi pada tahap pre-Mandate Phase
adalah melakukan kegiatan yang disebut Running The Book. Apabila hanya satu arranger,
maka semua tugas yang dilakukan oleh arranger tunggal itu sendiri, namun apabila arranger
terdiri dari beberapa Bank, maka tugas Running The Book dilakukan oleh Bank yang
memperoleh penunjukan oleh para arranger Bank tersebut disebut Bookrunner atau
Syndicating Bank. Tugas bookrunner menyampaikan penawaran atau tawaran kepada
debitur dengan mengirimkan suatu dokumen yang disebut Term Sheet atau Offer Document
apabila tawaran tersebut disetujui maka oleh debitur, baik dengan atau tanpa perubahan
mengenai syarat-syarat yang diajukan oleh Bookrunner, maka debitur akan menyampaikan
persetujuan yang istilah hukum nya yang tunduk pada common law sistem tersebut disebut
acceptance
4. Pemberian Mandat oleh Debitur
Setelah ada pihak yang menjadi arranger atau arranger (bidding group) yang akan
membentuk sindikasi kredit, langkah berikut nya dalam proses pembentukan kredit sindikasi
adalah yang diperolehnya mandate oleh arranger atau (bidding group) dari debitur. Mandate
adalah kewenangan yang diperoleh oleh arranger atau bidding group untuk membentuk
sindikasi yang nantinya memberikan Sindikasi kepada debitur. Mandate diperoleh oleh
arranger atau bidding group dari debitur setelah terlebih dahulu arranger atau bidding group
menyampaikan penawaran pembiayaan kepada debitur penawaran tersebut disampaikan
oleh arranger atau bidding group dengan mengeluarkan offer document atau term sheet
5. Penyiapan Draf Dokumentasi Kredit
Hal penting lainnya yang dilakukan adalah persiapan draft dokumentasi. Draft dokumentasi
ini antara lain kontrak kredit, akte pengikatan jaminan, dan akta-akta lainnya. Draft
dokumentasi ini memegang peranan penting karena penerimaan atas penawaran kredit
sindikasi kadang masih dibuat bersyarat dan tergantung pada dokumen ini. Draft
dokumentasi ini kemudian dibahas dalam suatu rapat sindikasi (legal meeting) yang dihadiri
oleh arranger, debitur, kreditur, calon agent, notaris didampingi oleh lawyer.
6. Penunjukan Agen Bank
Setelah penandatangan Perjanjian Kredit Sindikasi Ditandatangani oleh para pihak
operasional dan adminitrasi dari penggunaan kredit sindikasi tersebut harus dilakukan oleh
suatu Bank yang berperan Sebagai agent Bank. Oleh karena Itu para peserta kredit sindikasi
harus menyepakati siapa yang harus ditunjuk atau bertindak sebagai agent bank.
7. Penyiapan dan Penandatanganan Dokumentasi Kredit
Apabila sindikasi sudah terbentuk dan kreditur besedia mengucurkan dana bagi Debitur
maka selanjutnya adalah menyiapkan dokumen kredit untuk kemudian ditandatangani
bersama-sama, agar perjanjian ini mempunyai kekuataan dan mengikat, perjanjian kredit
tersebut haruslah ditandatangani oleh pihak yang terlibat didalamnya
8. Penandatanganan Perjanjian Kredit Sindikasi
Apabila sekelompok bank bertindak sebagai arranger, maka diantaranya ada yang ditunjuk
untuk mengatur upacara penandatangan perjanjian kredit sindikasi Karena upacara ini
merupakan kejadian yang sangat penting dalam kredit sindikasi sudah menjadi keharusan
dari pihak yang terlibat untuk hadir di acara loan signing ceremony
9. Publisitas

Setelah ditandatanganinya Perjanjian Kredit Sindikasi langkah berikutnya adalah publisitas


bagi pemberian kredit sindikasi, Publisitas ini untuk kepentingan debitur, kreditur dan bagi
publik. Tugas ini dilaksanakan oleh bank yang secara khusus ditunjuk oleh bank untuk
peserta kredit sindikasi, biasa nya hal ini dilakukan oleh Lead Manager bentuk dari publisitas
bisa berupa Press Conference bisa ditindak lanjutin dengan tombstone yang akan dibagi-
bagikan dan pemasangan iklan

VIII. SISTEMATIKA PERJANJIAN KREDIT SINDIKASI


 Awal Perjanjian/Kepala Akta
a. Judul dan nomor perjanjian
Judul perjanjian dalam kredit sindikasi ialah Perjanjian Kredit Sindikasi. Di bawah judul
tersebut ada nomor perjanjian yang lain.
b. Tempat dan Waktu Kontrak diadakan
Isinya yaitu tempat dan waktu yang diadakan kontrak.
 Isi Perjanjian/Badan Akta
a. Komparisi
Berisi mengenai identitas para pihak yang terlibat dalam kontrak kredit sindikasi ini
meliputi nama, jabatan, kewenangan melakukan tindakan hukum, anggaran dasar atau
akta badan hukum yang diwakili.
b. Recital
Merupakan penjelasan dari latar belakang mengapa sampai terjadi perjanjian kredit
secara sindikasi tersebut. Recitals mencantumkan sebab debitur meminjam uang, jumlah
fasilitas kredit yang diberikan, dan permohonan debitur dan syarat yang dipenuhi.
c. Isi/pasal-pasal dalam perjanjian
1) Definisi
Pasal ini berisi mengenai pengertian-pengertian dari istilah-istilah yang dipergunakan
dalam perjanjian kredit sindikasi. Dalam pasal ini biasanya memuat defenisi dan
pengertian, seperti pengertian: agen, agen fasilitas, agen jaminan, agen
penampungan, baki debet, biaya operasional, bunga, debitur, denda, dokumen
jaminan, dokumen transaksi, fasilitas kredit masa konstruksi, hari kerja, hutang,
jaminan, kejadian kelalaian, komitmen, konsultasn pengawas, kredit, masa
konstruksi, masa penarikan, masa tenggang para pemegang saham, paripassu,
pendapatan, periode berlakunya bunga, perjanjian kredit, perjanjian pembagian hasil
jaminan, proyek, rencana anggaran biaya, rekening debitur (rekening fasilitas,
rekening penghasilan, rekening pembayaran hutang, rekening operasional), rupiah,
surat pernyataan kelalaian, surat permohonan bunga, tanggal efektif, tanggal
penetapan bunga, tanggal penyelesaian proyek, tanggal pengoperasian, dan lain-
lain.
2) Jumlah dan Tujuan Penggunaan Kredit
Pasal ini biasanya mengatur mengenai:
a) Menyatakan berapa besarnya kredit maksimum yang diberikan kreditur
kepada debitur disertai pembagian penyertaan masing-masing bank. Jumlah
kredit yang diberikan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan untuk
pembiayaan debitur sebagaimana telah dicantumkan dan disetujui bersama
dalam SPPKB (Surat Penawaran Pemberian Kredit Bersama)
b) Yang dimaksud dari tujuan adalah maksud dari penggunaan kredit itu
sendiri, seperti untuk kredit investasi
3) Bentuk dan Jenis Kredit
4) Bunga Kredit
Pasal ini mengatur mengenai ketentuan bunga dan pembayarannya. Jenis bunga
dan perhitungan suku bunga yang digunakan, serta kewajiban untuk
memindahbukukan oleh agen fasilitas.
5) Jangka Waktu Kredit
Jangka waktu perjanjian kredit sindikasi biasanya sekitar 2-5 tahun atau lebih.
Pemberian batas waktu bagi debitur untuk melunasi pinjamannya harus benar-benar
diperhatikan karena apabila debitur tidak bisa membayar atau melunasi utangnya ia
bisa dinyatakan ingkar janji (default).
6) Pembayaran Fee dan Denda
Pasal ini berisi tentang ketentuan pembayaran fee yaitu biaya-biaya apa saja yang
harus dikeluarkan debitur kepada agen. Denda dikenakan kepada debitur apabila
debitur melakukan kelalaian dalam pembayaran utang, baik utang pokok maupun
biaya lainnya.
7) Syarat dan Tata Cara Penarikan Kredit
Syarat yang diatur dalam Perjanjian kredit biasanya terdiri dari syarat
penandatanganan (pada bagian recitals), syarat efektif perjanjian, dan syarat
penarikan kredit.
8) Pembayaran
Berisi ketentuan tentang kewajiban dan ketentuan pembayaran utang debitur kepada
bank. Pembayaran kembali ini dilakukan debitur melalui agen yang telah ditetapkan
dalam perjanjian kredit ini (biasanya agen penampungan). Pembayaran kembali
utang debitur meliputi utang pokok, bunga dan denda (jika ada).
9) Pembayaran Kembali (Angsuran) yang Dipercepat
Debitur dapat melakukan pembayaran angsuran yang dipercepat sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan. Klausul ini juga mengatur mengenai tata cara
pembayaran kembali yang dipercepat oleh debitur serta ditetapkan denda yang
harus dibayar oleh debitur atas angsuran yang dipercepat tersebut karena harus
dengan persetujuan kreditur.
10) Jaminan
Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 8 ayat (1) uu No. 10 tahun 1998 tentang
Perbankan mengatur mengenai jaminan dan Surat Keputusan Direksi Bank
Indonesia No. 23/69/KEP/DIR tahun 1991 tentang Jaminan Pemberian Kredit bahwa
jaminan yang menjadi sumber pelunasan hutang dan biaya-biaya lain yang timbul
berdasarkan dokumen transaksi menjadi penting. Adapun Jaminan dalam kredit
sindikasi dapat berupa jaminan kebendaan ataupun jaminan non-kebendaan.
jaminan kebendaan berupa jaminan fidusia, hak tanggungan, gadai, dan cessie.
sedangkan jamianan non kebendaan dapat berupa jaminan perseorangan atau
badan seperti corporate guarantee. untuk Jaminan Fidusia, harus didaftarkan paling
lambat 30 hari setelah penandatanganan akta jaminan fidusia.
11) Asuransi
Pasal ini mengatur mengenai klausula atas kewajiban debitur untuk menutup atau
menyuruhlakukan penutupan asuransi pada perusahaan asuransi atau bank atas
proyek dan seluruh kekayaan debitur diluar proyek. Debitur wajib menyerahkan asli
polis asuransi kepada agen jaminan. Setiap dan seluruh polis asuransi tersebut
diatasnamakan pada agen jaminan.
12) Pernyataan dan Jaminan Debitur
Berupa klausula yang berisi pernyataan-pernyataan yang harus dinyatakan oleh
debitur selama berlakunya perjanjian kredit tersebut. Pernyataan-pernyataan
tersebut biasanya telah ditetapkan dalam SPPKB yang telah disetujui bersama
sebelumnya. Klausul ini merupakan dasar bagi kewajiban bank-bank peserta
sindikasi untuk menyediakan fasilitas kredit bagi debitur.
13) Covenants
Ketentuan ini biasanya terdiri dari Affirmative covenant (hal-hal yang harus dilakukan
oleh debitur) dan Negative covenant (hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh
debitur).
14) Kejadian Tidak Terduga
Ketentuan ini berisi tentang hal-hal yang tidak terduga yang mungkin akan muncul
selama pelaksanaan perjanjian kredit sindikasi. Misalnya keadaan mengenai
perubahan peraturan yang ada dan lain-lain.
15) Keagenan
Klausul ini berisi mengenai ketentuan-ketentuan tentang keagenan yang terdiri dari
agen fasilitas dan agen jaminan, serta agen penampungan.
16) Biaya-Biaya dan Kejadian Kelalaian
17) Pemotongan dan Pajak
Berisi tentang kewajiban perpajakan oleh Debitur sehingga segala pembayaran
hutang, bersih dari pajak dan apabila ada pemotongan dapat segera diberitahukan
pada Kreditur.
18) Ketentuan Lain-Lain
Ketentuan ini biasanya berupa:
a) Pengalihan Hak
b) Bukan pengesampingan
c) Pengungkapan informasi
d) Perubahan
e) Kuasa
f) Dll.
 Penutup Perjanjian/Akhir Akta
Penutup atau bagian akhir dari perjanjian kredit sindikasi adalah berisi mengenai:
1) Penjelasan tentang pembacaan perjanjian oleh notaris
2) Penjelasan tentang penandatanganan perjanjian dan tempat penandatanganan.
3) Identitas saksi-saksi dalam perjanjian

4) Penjelasan tentang perubahan yang terdapat dalam perjanjian.

IX. FASILITAS KREDIT

Nilai Proyek: kesekuruhan biaya investasi yang diperlukan untuk penyelesaian proyek

X. KREDIT SINDIKASI (DITINJAU DARI ASAL PEMBIAYAAN)

Jika ditinjau dari asal pembiayaannya dapat dibedakan menjadi Offshore Loan dan Onshore
Loan. Offshore loan adalah pinjaman yang pembiayaannya berasal dari luar negeri. Artinya asal
dari dana pinjaman sindikasi tersebut adalah devisa yang beredar di luar negeri. Dengan
perkataan lain offshore loan pastilah diberikan dalam bentuk valuta asing (devisa). Para kreditur
biasanya terdiri dari bank-bank asing/lembaga-lembaga keuangan asing yang beroperasi di luar
negeri. Cabang dari bank/lembaga keuangan nasional yang beroperasi di luar negeri
dimungkinkan untuk memberikan offshore loan, asal dananya benar-benar berasal dari devisa
yang beredar di luar negeri.

Sedangkan yang dimaksud dengan onshore loan adalah pinjaman yang dananya berasal dari
Negara debitur sendiri. Jadi suatu onshore loan dapat diberikan dalam bentuk valuta asing atau
rupiah. Para kreditur sindikasinya biasanya terdiri dari beberapa bank/lembaga keuangan
nasional. Tetapi cabang/lembaga keuangan asing dapat menjadi kreditur sindikasi dari suatu
onshore loan dengan catatan dana yang dipinjamkannya benar-benar dari dalam negeri (Negara
debitur dimana cabang bank/lembaga keuangan asing tersebut berkedudukan).

Anda mungkin juga menyukai