I. LATAR BELAKANG
II. DEFENISI
Pemberian kredit oleh sekelompok bank kepada satu debitur, yang jumlah kreditnya
terlalu besar apabila diberikan oleh satu bank saja (loan syndication) (menurut Bank
Indonesia)
Pinjaman yang diberikan oleh beberapa kreditur sindikasi, yang biasanya terdiri dari
bank-bank dan/atau lembaga-lembaga keuangan lainnya kepada seorang debitur, yang
biasanya berbentuk badan hukum; untuk membiayai satu atau beberapa proyek milik
debitur.
Definisi tersebut di atas mencakup semua unsur-unsur yang penting dari suatu kredit
sindikasi, yaitu :
Pertama, kredit sindikasi melibatkan lebih dari satu lembaga pembiayaan dalam
suatu fasilitas sindikasi
Kedua, defInisi tersebut menyatakan bahwa kredit sindikasi adalah kredit yang
diberikan berdasarkan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang sama bagi
masing-masing peserta sindikasi.
Ketiga, defenisi tersebut menegaskan bahwa hanya ada satu dokumentasi kredit,
karena dokumentasi inilah yang menjadi pegangan semua bank peserta sindikasi
secara bersama-sama.
Keempat, sindikasi tersebut diadministrasikan oleh satu agen yang sama bagi
semua bank peserta sindikasi. Bila tidak demikian halnya maka terpaksa harus ada
serangkaian fasilitas bilateral yang sama tetap mandiri, antara masing-masing bank
peserta dengan nasabah.
1. Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/33/UPK tanggal 3 Oktober 1973 mengenai Pembiayaan
Bersama oleh Bank-Bank Pemerintah (Konsorsium)
2. Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/26/UPK yang dikeluarkan pada tahun 1979 tentang
Pembiayaan Secara Konsorsium oleh Bank Pemerintah
3. SK Direksi BI No. 26/21/KEP/DIR tanggal 29 Mei 1993 tentang Batas Maksimum Pemberian
Kredit (BMPK)
4. Peraturan Bank Indonesia No. 7/3/PBI/2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit
Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 8/13/PBI/2006 Tahun 2006
Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/3/PBI/2005 Tentang Batas Maksimum
Pemberian Kredit Bank Umum
Ada beberapa ciri-ciri utama dari suatu kredit sindikasi yang perlu diketahui, antara lain:
1. Terdiri atas lebih dari satu pemberi kredit
Kredit sindikasi selalu diberikan oleh lebih dari satu pemberi kredit sebagai peserta dari
sindikasi kredit.
2. Besarnya jumlah kredit
Kredit sindikasi adalah suatu teknik bagi suatu bank untuk dapat menyebarkan resiko
dalam pemberian kredit. Oleh karena itu biasanya tidak cocok untuk kredit yang
jumlahnya kecil, dimana tidak ada alasan bagi bank tersebut untuk tidak membiayai
sendiri seluruh jumlah kredit yang kecil itu.
Namun ada keadaan – keadaan dimana suatu pinjaman mencapai suatu jumlah
sedemikian rupa besarnya sehingga dirasakan terlalu besar bagi bank tersebut untuk
dapat memikulnya sendiri. Apabila bank tersebut merasa bahwa resikonya terlalu besar
bagi bank tersebut bila seluruh permintaan sesuatu nasabah tertentu dipikul sendiri,
sekalipun mungkin dari segi ketentuan legal lending limit atau batas maksimum
pemberian kredit (BMPK) dari bank tersebut belum terlampaui.
3. Jangka Waktu
Pada umumnya kredit sindikasi berjangka waktu menengah (medium term) atau
berjangka waktu panjang (long-term), sekalipun tidak ada alasan mengapa tidak mungkin
kredit sindikasi diberikan juga dalam jangka waktu pendek (short-term). Dalam
termonologi kredit sindikasi belum ada kesamaan mengenai apa yang dimaksudkan
short, medium dan long. Namun pada umumnya short berarti sampai dengan 1 tahun,
medium berarti antara 1- 5 tahun dan long berarti diatas 5 tahun.
4. Bunga
Pada umumnya bunga dari kredit sindikasi bersifat mengambang (floating rate) yang
disesuaikan setiap jangka waktu tertentu, misalnya setiap 3 bulan sekali. Untuk
menetapkan bunga kredit sindikasi dalam kurs rupiah yaitu berpatokan pada JIBOR
(Jakarta Interbank Offered Rate). Sekalipun bunga dari kredit sindikasi bersifat
mengambang (floating rate), namun dimungkinkan pula bagi pemberian kredit sindikasi
dengan bunga yang tetap sepanjang jangka waktu kredit.
Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 6/11/PBI/2004, JIBOR adalah bank-bank yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia yang menjadi acuan dalam menetapkan suku bunga
JIBOR.
Sekalipun pada umumnya bunga dari kredit sindikasi bersifat mengambang namun
dimungkinkan pula bagi pemberian kredit sindikasi dengan bunga yang ditetapkan
secara tetap sepanjang waktu kredit. Penetapan bunga dengan cara mengambang
dipandang lebih adil bagi bank-bank peserta kredit sindikasi dan nasabah, di samping itu
juga bagi bank dapat lebih memberikan kepastian dalam kaitannya dengan kemampuan
bank itu untuk memperoleh dana yang harus disediakan bagi debitur.
Oleh karena dana yang diperoleh bank berjangka waktu pendek dan setiap kali berbeda-
beda tingkat bunganya, maka adalah lebih baik bunga kredit ditetapkan secara
mengambang dari waktu ke waktu sesuai dengan tingkat bunga perolehan dananya.
5. Tanggung Jawab Berbagi
Meskipun suatu fasilitas kredit sindikasi adalah suatu totalitas dan bukannya kombinasi
dari sejumlah fasilitas bilateral, namun bertanggung jawab dari masing – masing bank
peserta dalam sindikasi itu tidak bersifat tanggung renteng. Artinya, bahwa masing –
masing bank peserta hanya bertanggung jawab untuk bagian jumlah kredit yang menjadi
komitmennya. Tanggung jawab dari masing – masing bank di dalam sindikasi tidak
merupakan tanggung jawab dimana suatu bank menjamin bank lainnya.
6. Dokumentasi Kredit
Dokumentasi kredit tersebut adalah dasar bagi administrasi kredit sindikasi tersebut
selama jangka waktunya. Untuk mencapai keseragaman dalam pelaksanaannya di
antara bank – bank peserta sindikasi, maka ditunjuklah satu bank diantara bank-bank
peserta itu sebagai agen (agent bank) untuk bertindak sebagai kuasa dari bank-bank
peserta sindikasi dengan tugas mengadministrasikan kredit tersebut setelah perjanjian
kreditnya ditandatangani.
7. Publisistas
Ciri lain yang membedakan antara pinjaman bilateral dengan kredit sindikasi adalah
keharusan bagi kredit sindikasi itu untuk dipublikasikan (diketahui oleh umum). Publisitas
ini dilakukan setelah perjanjian kredit sindikasi ditandatangani.
A. Bagi Debitur:
1. Dapat memperoleh fasilitas kredit dalam jumlah besar tanpa harus berhubungan dengan
banyak bank.
2. Administrasi kredit tidak perlu dilakukan oleh masing-masing bank peserta namun cukup
oleh agen.
3. Ketentuan dan persyaratan kredit untuk semua bank sama artinya bahwa debitur tidak
perlu dipusingkan syarat yang beda dari masing-masing bank.
4. Meningkatkan jalinan bisnis debitur dengan bank lain yang semula belum kenal.
5. Meningkatkan kredibilitas debitur artinya bahwa masyarakat maupun mitra bisnisnya
lebih percaya karena debitur mendapat fasilitas kredit dari beberapa bank
B. Bagi Kreditur
1. Pembentukan sindikasi dalam pemberian kredit memungkinkan bagi suatu bank untuk
mengatasi masalah BMPK.;
2. Kredit sindikasi memungkinkan bagi suatu bank untuk menyebarkan resiko dengan cara
berbagi resiko dengan bank-bank lain;
3. Analisa kredit akan makin cermat, karena adanya banyak bank yang terjun ke kredit
sindikasi, tentu menciptakan analisa yang makin tajam bila dibandingkan dengan bila
hanya dianalisa sendiri;
4. Meningkatkan hubungan antara pihak debitur dengan peserta sindikasi. Peluang bak
untuk membiayai proyek-proyek besar akan menumbuhkan dan meningkatkan
kepercayaan terhadap kualitas kemampuan bank-bank nasional baik dalam negeri
maupun lintas Negara;
5. Meningkatkan feed based income bagi kreditur. Bank dapat mencari sumber pendapatan
selain dari suku bunga yaitu dengan cara menjadi arrangers kredit sindikasi.
VI. PARA PIHAK
Nilai Proyek: kesekuruhan biaya investasi yang diperlukan untuk penyelesaian proyek
Jika ditinjau dari asal pembiayaannya dapat dibedakan menjadi Offshore Loan dan Onshore
Loan. Offshore loan adalah pinjaman yang pembiayaannya berasal dari luar negeri. Artinya asal
dari dana pinjaman sindikasi tersebut adalah devisa yang beredar di luar negeri. Dengan
perkataan lain offshore loan pastilah diberikan dalam bentuk valuta asing (devisa). Para kreditur
biasanya terdiri dari bank-bank asing/lembaga-lembaga keuangan asing yang beroperasi di luar
negeri. Cabang dari bank/lembaga keuangan nasional yang beroperasi di luar negeri
dimungkinkan untuk memberikan offshore loan, asal dananya benar-benar berasal dari devisa
yang beredar di luar negeri.
Sedangkan yang dimaksud dengan onshore loan adalah pinjaman yang dananya berasal dari
Negara debitur sendiri. Jadi suatu onshore loan dapat diberikan dalam bentuk valuta asing atau
rupiah. Para kreditur sindikasinya biasanya terdiri dari beberapa bank/lembaga keuangan
nasional. Tetapi cabang/lembaga keuangan asing dapat menjadi kreditur sindikasi dari suatu
onshore loan dengan catatan dana yang dipinjamkannya benar-benar dari dalam negeri (Negara
debitur dimana cabang bank/lembaga keuangan asing tersebut berkedudukan).