Anda di halaman 1dari 3

Surat Berharga Perbankan

Dalam undang-undang dan beberapa referensi mengenai surat berharga tidak ditemukan definisi yang
jelas mengenai surat berharga, namun dalam beberapa referensi mengenai surat berharga para ahli
hukum menjelaskan bahwasanya surat berharga adalah salah satu jenis dari surat perniagaan yang
dikenal atau beredar di masyarakat, di samping jenis lainnya yang dikenal sebagai surat yang berharga.
Perbedaan di antara kedua jenis surat perniagaan di atas, semata-mata memperhatikan sulit tidaknya
pengalihan atau levering-nya.

Apabila surat perniagaan tersebut mudah pengalihannya, yang mana cukup dilakukan dengan
penyerahan fisik dari surat perniagaan atau dengan endorsement maka surat tersebut tergolong ke
dalam surat berharga, sedangkan apabila sulit pengalihannya harus secara cessie, maka surat tersebut
tergolong ke dalam surat yang berharga.

Berdasarkan beberapa referensi yang ada, surat berharga dapat didefinisikan sebagai surat yang: (a)
memiliki nilai, (b) negotiable dan (c) mudah dialihkan, yang oleh penerbitnya sengaja diterbitkan sebagai
pelaksanaan pemenuhan suatu prestasi berupa pembayaran sejumlah uang.

Sedangkan fungsi dari surat berharga itu sendiri dapat dikelompokkan sebagai:

1. Alat pembayaran (contoh: cek, bilyet giro dan wesel bayar);

2. Surat bukti investasi, yang dibagi lagi ke dalam (i) investasi yang bersifat utang (contoh: promes
dan obligasi), dan (ii) investasi yang bersifat ekuitas (contoh: surat saham).

Fungsi surat berharga secara umum dibedakan dalam:

1. Surat sanggup membayar atau janji untuk membayar. Dalam surat ini penandatangan berjanji
atau menyanggupi membayar sejumlah uang kepada pemegang atau orang yang
menggantikannya. Termasuk bentuk ini adalah surat sanggup;

2. Surat perintah membayar. Dalam surat ini penerbit memerintahkan kepada tertarik untuk
membayar sejumlah uang kepada pemegang atau penggantinya. Termasuk dalam bentuk surat
ini adalah surat wesel dan cek;

3. Surat pembebasan hutang. Dalam surat ini penerbit memberi perintah kepada pihak ketiga
untuk membayar sejumlah uang kepada pemegang yang menunjukkan dan menyerahkan surat
ini. Termasuk dalam bentuk ini adalah kwitansi atas unjuk.

A. Penebitan Dan Pengalihan Surat Berharga

Penerbitan surat berharga didasarkan pada fungsi dari surat berharga itu sendiri, apakah untuk alat
pembayaran atau untuk keperluan investasi, yang mana secara umum diterbitkan oleh:

1. Pihak yang berhutang, seperti dalam cek dan promes;

2. Pihak yang berpiutang, seperti dalam wesel dagang (merchant’s draft /bill of exchange);

3. Pihak lainnya yang ditujuk, seperti dalam wesel (bank draft).


B. Jenis-Jenis Surat Berharga

1. Cek
2. Bilyet Giro
3. Wesel
4. Promes
5. Sertifikat Deposito
6. Sertifikat Bank Indonesia
7. Saham
8. Sertifikat Reksadana
9. Commercial Paper
10. Obligasi
11. Floating Rate Note (“FRN”)/Medium Term Note (“MTN”)
12. Surat Berharga yang khusus diterbitkan di Amerika Serikat
13. Warrant
14. Konosomoen
15. Surat Berharga Lainnya

Contoh soal :

Surat Berharga yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo

Surat Berharga dengan Bunga dibayar dimuka (diskonto)

Misalkan Bank BRI memiliki surat berharga senilai Rp. 1.000.000.000 berjangka waktu 3 bulan dengan
bunga deskonto sebesar 10%. Pada saat pembelian, jumlah yang dibayarkan yaitu

Rp. 1.000.000.000 - (Rp. 1.000.000.000x 10% x 90/360) = Rp. 975.000.000 dengan bunga diskonto
sebesar Rp. 25.000.000 atau Rp. 277.778 per hari. Jurnal pembukuan adalah sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai