Anda di halaman 1dari 4

Resume Bank Indonesia

Bank Indonesia (BI)


Bank Indonesia memiliki perana sebagai Bank Sentral Negara Kesatuan Repubik
Indonesia bertanggungjawab atas kebijakan moneter dan menciptakan tingkat kegiatan
perekonomian yang stabil di Indonesia. Didirikan pada tahun 1953 dengan mengubah status De
Javasche Bank N.V (yang dinasionalisasikan di tahun 1951) menjadi Bank Sentral Indonesia.
Dasar hukum dari pendirian BI adalah Undang undang Nomor 11/1953.
a. Sejarah Singkat Bank Indonesia
Pada tanggal 10 Oktober 1827 di wilayah Hindia Belanda (Nusantara) telah didirikan
sebuah bank yang bernama De Javache Bank yang berkedudukan di Batavia (sekarang
Jakarta), bank tersebut didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda. Pada awal mulanya bank
tersebut bukanlah milik pemerintah, namun semua pemimpinnya diangkat oleh pemerintah.
Bank BJB didirikan memiliki tugas pokok untuk meningkatkan roda perekonomian
pemerintahan Belanda. Setelah kemerdekaan Indonesia dilaksanakanlah nasionalisasi
kepada De Javache Bank sebagai bank sirkulasi yang memiliki peran penting untuk
memajukan perekonomian Indonesia. Sejak ditetapkannya Undang-Undang Pokok Bank
Indonesia pada tanggal 1 Juli 1953, bangsa Indonesia telah memiliki sebuah lembaga bank
sentral bernama Bank Indonesia yang dulunya adalah Bank DJB.
Lima belas tahun kemudian pemerintah menerbitkan Undang-Undang Bank Sentral yang
isinya  mengatur tentang tugas serta kedudukan Bank Indonesia. Undang-Undang ini
tentunya juga sebagai pembeda atas bank-bank lain yang melakukan fungsi komersial.
Setelah diterbitkan Undang-Undang tersebut, Bank Indonesia juga memiliki tugas tambahan
yaitu membantu pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat. Pada tahun 1999 Bank
Indonesia memasuki era baru dalam sejarah sebagai Bank Sentral independen yang memiliki
tugas dan wewenang untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tugas tersebut
ditetapkan dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1999.
Setelah itu, beberapa amendemen Undang-Undang Bank Indonesia dilakukan. Pertama
pada tahun 2004, UU Bank Indonesia diamendemen dengan konsentrasi pada aspek penting
yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas dan wewenang Bank Indonesia. Amendemen
selanjutnya yaitu pada tahun 2008 ketika pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah
Pengganti UU No. 2 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas UU No. 23 tahun 1999.
Dalam perubahan tersebut ditegaskan bahwa Bank Indonesia juga berperan sebagai bagian
dari upaya dalam menjaga stabilitas sistem keuangan. Perubahan Undang-Undang tersebut
ditujukan untuk mewujudkan ketahanan perbankan secara nasional untuk menanggulangi
krisis global melalui peningkatan akses perbankan terhadap layanan pembiayaan jangka
pendek dari BI.
b. Status dan Kedudukan Bank Indonesia
Bank Indonesia memiliki kedudukan sebagai Lembaga Negara yang Independen dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya dimulai ketika sebuah undang-undang baru, yaitu UU
No. 23/1999 tentang Bank Indonesia, dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999 dan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 6/2009. Undang-
undang ini memberikan status dan kedudukan sebagai suatu lembaga negara yang
independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan
Pemerintah dan/atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-
undang ini. Selain itu juga berkedudukan sebagai Badan Hukum Status Bank Indonesia baik
sebagai badan hukum publik maupun badan hukum perdata ditetapkan dengan undang-
undang. Sebagai badan hukum publik Bank Indonesia berwenang menetapkan peraturan-
peraturan hukum yang merupakan pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat seluruh
masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sebagai badan hukum perdata, Bank
Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di dalam maupun di luar pengadilan.
c. Tujuan dan Tugas Bank Indonesia
Tujuan Bank Indonesia tertuang dalam Undang-undang RI Nomor 23 Tahun 1999 Bab III
pasal 7 adalah untuk mencapai dan memelihara kesetabilan rupiah. Mata uang rupiah perlu
dijaga dan dipelihara mengingat dampak yang ditimbulkan  apabila suatu mata uang tidak
stabil sangatlah luas seperti salah satunya adalah terjadinya inflasi yang sangat memberatkan
masyarakat luas. Oleh karena itu, tugas Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara
kesetabilan rupiah yang diinginkan oleh BI adalah:
1) Kesetabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa yang dapat di ukur dengan atau
tercermin dari perkembangan laju inflasi.
2) Kesetabilan nilai rupiah terhadap mata uang negara lain. Hal ini dapat di ukur dengan
atau tercermin dari perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain.
Dengan stabilnya nilai mata uang rupiah, maka akan sangat banyak bermanfaat yang akan
diperoleh terutama untuk mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Agar kesetabilan nilai rupiah dapat tercapai dan
terpelihara, Maka BI memiliki tugas antara lain:
1) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
Kebijakan moneter ditetapkan dan dilaksanakan untuk mengendalikan

jumlah uang yang beredar di masyarakat sehingga harga-harga barang dan

jasa di masyarakat tetap terkendali. Kebijakan moneter yang ditetapkan oleh

Bank Indonesia juga dapat mendorong pertumbuhan perekonomian

nasional. Dalam hal ini, BI perlu bekerjasama dengan pemerintah sehingga

kebijakan yang diambil sejalan dengan kebijakan fiskal dan kebijakan

ekonomi lainnya
2) Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
Sistem pembayaran yang dimaksud adalah sistem pembayaran tunai

maupun non tunai. Dalam hal ini, Bank Indonesia bertanggungjawab untuk

menciptakan suatu kesepakatan, aturan, standar dan prosedur yang dipakai

dalam mengatur peredaran uang di masyarakat.


3) Mengatur dan mengawasi bank.
Pengaturan dan pengawasan perbankan yang dimaksud di sini adalah pengawasan
makroprudensial, dimana tujuannya untuk menjaga kestabilan sistem keuangan di
Indonesia. Secara umum, kebijakan makroprudensial adalah kebijakan yang dibuat untuk
membatasi risiko dan biaya krisis sistemik agar keseimbangan sistem keuangan tetap
terjaga
d. Hubungan dengan Pemerintah
Hubungan BI dengan pemerintah seperti yang dituangkan dalam Undang-undang nomor 23
Tahun 1999 adalah sebagai berikut:
1) Bertindak sebagai pemegang kas pemerintah
2) Untuk dan atas nama pemerintah Bank Indonesia dapat menerima pinjaman luar negeri,
menatausahakan serta menyelesaikan tagihan dan kewajiban keuangan pemerintah
terhadap pihak luar negeri.
3) Pemerintah wajib meminta pendapat BI dan atau mengundang BI dalam sidang kabinet
yang membahas ekonomi, perbankan dan keuangan  yang berkaitan  dengan tugas Bank
Indonesia atau kewenangan BI
4) Memberikan Pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah mengenai Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta kebijakan lain dengan tugas dan
wewenang BI
5) Dalam hal pemerintah menerbitkan surat – surat utang negara, pemerintah wajib terlebih
dulu berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat.
6) Bank Indonesia dapat membantu penerbitan surat surat utang negara yang diterbitkan
pemerintah
7) Bank Indonesia dilarang memberikan kredit kepada pemerintah
e. Hubungan dengan Dunia Internasional
Dalam hal hubungan BI dengan Dunia internasional maka Bank Indonesia: Dapat melakukan
kerjasama dengan:
1) Bank sentral negara lain
2) Organisasi dan lembaga Internasional
Dalam hal dipersyaratkan bahwa anggota Internasional dan/atau lembaga multiteral
adalah negara, maka BI dapat bertindak untuk dan atas nama negara Republik Indonesia
sebagai anggota.

Anda mungkin juga menyukai