Anda di halaman 1dari 5

AKUNTANSI PERHOTELAN

“Siklus Akuntansi Perhotelan”

Oleh:

Kadek Irdayusi Pratami

1817051264

6F

PRODI S1 AKUNTANSI

JURUSAN EKONOMI DAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ENDIDIKAN GANESHA


SIKLUS AKUNTANSI PERHOTELAN

1. Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia


a. PSAK-IFRS: PSAK-IFRS (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan –
International Financial Reporting Standards) adalah SAK yang telah
mengadopsi IFRS dan berlaku di Indonesia.
b. SAK-ETAP: SAK-ETAP adalah Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik. Standar ini dipakai oleh entitas yang tidak
memiliki akuntabilitas publik yang signifikan, sehingga entitas (perusahaan)
dimaksud menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi
penggunaan ekstrernal.
c. PSAK Syariah: PSAK Syariah mengatur mulai dari kerangka konseptual
penyusunan dan pengungkapan laporan, penyajian laporan keuangan secara
syariah, serta standar khusus transaksi syariah seperti muharabahah,
musyarakah, mudharabah, salam dan istishna
d. SAP: SAP (Standar Akuntansi Pemerintah) diterbitkan sebagai peraturan
pemerintah (PP) yang diterapkan untuk entitas pemerintah dalam menyusun
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD).
2. Kerangka dasar penyusunan laporan keuangan
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK)
merupakan konsep-konsep dasar yang menjadia pedoman dalam penyusunan
laporan keuangan untuk tujuan umum dan menjadi pedoman bagi penyusun
standar akuntansi untuk mengembangkan standar akuntansi di masa yang akan
datang dan sebagai pedoman dalam menyelesaikan permasalahan yang belum
diatur secara khusus di dalam pernyataan standar akuntansi. KDPPLK disebut
dengan kerangka konseptual yang diadopsi secara langsung dari conceptual
framework IAS.
KDPPLK ini ditujukan untuk:
a. Penyusun standar akuntansi dalam menyusun dan mengembangkan standar
akuntansi
b. Penyusun laporan keuangan dalam mengatasi masalah yang belum diatur
dalam standar
c. Para pemakai dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan
Kerangka konseptual berisikan konsep umum dalam menyusun laporan keuangan
dan berfungsi sebagai acuan untuk mengatasi masalah yang belum atau tidak
diatur secara khusus dalam standar. Namun jika sudah ada standar akuntansi
yang mengatur maka perlakuan akuntansinya akan mengikuti standar tersebut.
Misalkan aset tetap, pengaturan aset tetap tidak mengikuti aturan umum yang
dimuat dalam kerangka konseptual namun mengikuti standar yang sudah
mengaturnya yakni PSAK 16. Namun untuk permasalahan lain yang tidak atau
belum diatur dalam standar dapat mengacu pada kerangka konseptual seperti
soal biaya dibayar dimuka yang tidak diatur secara khusus dalam standar.
Ketentuan pengukuran dan penyajian biaya dibayar dimuka dalam laporan
keuangan dapat menggunakan asumsi dasar akrual dalam kerangka konseptual.
KDPPLK bukanlah standar akuntansi. Bilamana terjadi pertentangan antara
standar akuntansi dengan kerangka konseptual maka standar akuntansi lebih
diunggulkan. KDPPLK secara umum berisikan:
a. Tujuan dan Pengguna Laporan Keuangan
b. Asumsi Dasar
c. Karakteristik Kualitatif
d. Unsur-unsur yang terkandung dalam laporan keuangan
e. Konsep pemeliharaan modal
Agar bermanfaat, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus
relevan. Relevan berhubungan dengan kegunaan informasi tersebut dalam
pengambilan keputusan. Informasi dikatakan relevan jika informasi tersebut
dapat memengaruhi keputusan ekonomi pengguna sehingga dapat membantu
dalam mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa yang akan datang.
Di samping itu, informasi yang dicantumkan dalam laporan keuangan juga harus
dapat diandalkan. Informasi yang andal adalah informasi yang bebas dari
pengertian yang menyesatkan, bebas dari salah saji material, dan dapat
diandalkan pengguna sebagai penyajian yang tulus dan jujur dari yang seharusnya
disajikan. Keandalan laporan keuangan meliputi ciri-ciri:

a. Penyajian yang jujur


b. Netralitas
c. Substansi mengungguli bentuk
d. Pertimbangan sehat, dan
e. Kelengkapan
3. Siklus Akuntansi Perhotelan di Indonesia
Siklus Akuntansi Perhotelan terdiri dari beberapa tahapan yaitu
a. Pengumpulan Data Transaksi Keuangan,
Kegiatan ini merupakan siklus pertama dalam rangkian siklus akuntansi. Pada
tahap ini semua data transaksi keuangan hotel di kumpulkan dibagian
akuntansi (fungsi yang melakukan kegiatan akuntansi).
b. Analisis Transaksi,
Siklus yang kedua yaitu analisis transaksi, kegiatan ini bemaksud untuk
mengkaji dampak ekonomis setiap transaksi yang terjadi.
c. Membukukan Transaksi Pada Buku Jurnal,
Siklus yag selanjutanya yaitu membukukan setiap transaksi pada buku jurnal,
yaitu buku tempat pencatatan pertama setiap transaksi yang terjadi.
Pencatatan setiap transaksi pada jurnal harus dilakukan secara berurutan atau
kronologis.
d. Membukukan Transaksi Pada Buku Besar,
Buku besar merupakan kumpulan dari beberapa rekening yang dalam bahasa
inggris disebut ledger.
e. Menyiapkan Neraca Percobaan,
Pada tahap siklus ini saldo buku besar dipindahkan pada neraca percobaan
untuk memdapatkan total saldo debet = total saldo kredit.
f. Menyiapkan Jurnal Penyesuaian,
Beberapa rekening buku besar pada saat penyiapan laporan keuangan harus
disesuaikan sehingga saldo akhir periode akuntansi untuk rekening yang
bersangkutan tepat.
g. Menutup Buku,
Aktivitas dalam menutup buku yaitu mengembalikan saldo setiap rekening
pada saldo normal masing-masing untuk periode akuntansi yang akan datang.
h. Menyiapkan laporan keuangan,
Laporan keuangan hotel disiapkan akhir periode akuntansi.
Pencatatan akuntansi keuangan hotel akan menghasilkan informasi akuntansi
yang mengenai operasional hotel dan akan sangat berguna bagi manajer dalam
mengambil keputusan yang tepat kedepannya. Akuntansi keuangan hotel
merupakan akuntansi dapertamental.
4. Contoh siklus akuntansi keuangan perhotelan

REFERENSI
Widanaputra, AAGP., Suprasto, H Bambang., Ariyanto, Dodik., Sari, Maria M Ratna.
2009. Akuntansi Hotel (Pendekatan Sistem Informasi)

Anda mungkin juga menyukai