Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“Perbandingan PSAK 00 dengan APB


Statement No.4”

Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi


Dosen Pengajar : Jahormin Simarmata SE., M.Ak.

Disusun oleh:
Dian Safitri Amelyana (210500004)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA
2023
A. Latar Belakang
Standar akuntansi keuangan di Indonesia telah dimulai pada saat zaman
penjajahan, tahun 1602 – 1799 saat zaman kolonial telah dilakukan pencatatan
sederhana, pada tahun 1800 – 1942 saat zaman penjajahan Belanda telah
dilakukan pencatatan debit dan kredit.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang berdiri sejak tahun 1957 merupakan
wadah profesi akuntansi di Indonesia yang terus melakukan pengembangan
standar untuk menyesuaikan dengan dunia usaha dan profesi akuntansi dan
merupakan anggota dari International Federation of Accountants (IFAC).
Pada tahun 1973 dibentuknya panitia penghimpunan bahan-bahan dan
struktur GAAP dan GAAS yang selanjutnya pada tahun 1974 dibentuk komite
prinsip akuntansi Indonesia (PAI) yang bertugas menyusun dan
mengembangkan Standar Akuntansi Keuangan.
Pada tahun 1994 komite PAI diubah menjadi komite standar akuntansi
keuangan yang kemudian pada tahun 1998 berubah menjadi Dewan Standar
Akuntansi Keuangan. IAI sebagai anggota dari IFAC memiliki komitmen untuk
melaksanakan semua Standar Internasional yang ditetapkan demi kualitas tinggi
dan penguatan profesi akuntan di Indonesia.
IAI memutuskan untuk melakukan harmonisasi terhadap Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) kepada International Financial
Reporting Standard (IFRS) yang kemudian dilanjutkan dengan konvergensi
terhadap IFRS. PSAK adalah aturan baku yang mengatur pencatatan,
penyusunan, perlakuan, dan penyajian laporan keuangan sedangkan IFRS
merupakan Standar Akuntansi Internasional.
Tahun 2012 mencatatkan satu momen penting, dimana pada tahun ini
dilakukan pengimplementasian PSAK berbasis IFRS di Indonesia. Sehubungan
dengan pengimplementasian IFRS tersebut, maka terdapat beberapa perubahan
dalam PSAK yang kemudian disesuaikan dengan pengaturan dalam IFRS.
PSAK-IFRS ini biasanya digunakan pada bisnis dan organisasi yang berskala
publik dan bersifat umum.

1
B. PSAK 00 Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian
Laporang Keuangan
Kerangka dasar merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan
penyajian laporan keuangan bagi para pemakai eksternal. Tujuannya adalah
untuk digunakan sebagai acuan bagi:
a) Komite penyusun standar akuntansi keuangan;
b) Penyusun laporan keuangan;
c) Auditor;
d) Para pemakai laporan keuangan.
Dalam hal ini terdapat pertentangan antara kerangka dasar dan standar
akuntansi keuangan, maka ketentuan standar akuntansi keuangan yang harus
diunggulkan relatif terhadap kerangka dasar ini. Namun demikian, berhubung
kerangka dasar ini dimaksudkan sebagai acuan bagi komite penyusun standar
akuntansi keuangan dalam pengembangan standar akuntansi keuangan di masa
depan dan dalam peninjauan kembali terhadap standar akuntansi keuangan yang
berlaku, maka banyaknya kasus konflik tersebut akan berkurang dengan
berjalannya waktu.
Kerangka dasar ini membahas laporan keuangan untuk tujuan umum
("laporan keuangan"), termasuk laporan keuangan konsolidasi. Laporan
keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk
memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Beberapa di antara pemakai ini
memerlukan dan berhak untuk memperoleh informasi tambahan di samping
yang tercakup dalam laporan keuangan. Namun demikian, banyak pemakai
sangat tergantung pada laporan keuangan sebagai sumber utama informasi
keuangan dan karena itu laporan keuangan tersebut seharusnya disusun dan
disajikan dengan mempertimbangkan kebutuhan mereka. Laporan keuangan
dengan tujuan khusus seperti prospektus, dan perhitungan yang dilakukan untuk
tujuan perpajakan tidak termasuk dalam kerangka dasar ini.
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara
seperti, misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan
laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari
laporan keuangan.
Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang
berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen
industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Kerangka dasar ini berlaku untuk laporan keuangan untuk semua jenis
perusahaan komersial, baik sektor publik maupun sektor swasta. Perusahaan
pelapor adalah perusahaan yang laporan keuangannya digunakan oleh pemakai
yang mengandalkan laporan keuangan tersebut sebagai sumber utama informasi
keuangan perusahaan.

2
Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial,
karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditur usaha lainnya, pelanggan,
pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan
laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang
berbeda.
Beberapa kebutuhan ini meliputi:
a. Investor. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan
apakah harus membeli menahan atau menjual investasi tersebut. Dan
informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan
perusahaan untuk membayar dividen.
b. Karyawan. Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka
membutuhkan informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan.
c. Pemberi pinjaman. Pemberi pinjaman membutuhkan informasi keuangan
yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta
bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
d. Pemasok dan kreditur usaha lainnya. Pemasok dan kreditur usaha lainnya
membutuhkan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan
apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
e. Pelanggan. Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup perusahaan, terutama jika mereka terlibat dalam
perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung pada perusahaan.
f. Pemerintah. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas
perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun
statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
g. Masyarakat. Perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada
perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan
perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat
membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan dan
perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian
aktivitasnya.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifat umum. Dengan
demikian tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap
pemakai. Berhubung para investor merupakan penanam modal berisiko ke
perusahaan, maka ketentuan laporan keuangan yang memenuhi kebutuhan
mereka juga akan memenuhi sebagian besar kebutuhan pemakai lain.
Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan,
hasil operasi, dan perubahan-perubahan lainnya dalam posisi keuangan.
Sedangkan tujuan umum laporan keuangan adalah memberikan informasi yang
dapat diandalkan mengenai sumber daya ekonomi dan kewajiban dari
perusahaan bisnis, dan memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai
perubahan dalam sumber daya bersih dari aktivitas perusahaan bisnis yang
diarahkan untuk memperoleh laba.

3
Tujuan kualitatif dari akuntansi keuangan adalah:
a. Relevansi, artinya pemilihan informasi yang memiliki kemungkinan paling
besar untuk memberikan bantuan kapada para pengguna dalam keputusan
ekonomi mereka.
b. Dapat dimengerti, artinya tidak hanya informasi tersebut harus jelas, tetapi
para pengguna harus dapat memahaminya.
c. Dapat diverifikasi, artinya hasil akuntansi dapat didukung oleh pengukuran-
pengukuran yang independen, dengan menggunakan metode-metode
pengukuran yang sama.
d. Netralitas, artinya informasi akuntansi ditujukan kepada kebutuhan umum
dari pengguna, bukannya kebutuhan-kebutuhan tertentu dari pengguna-
pengguna yang spesifik.
e. Ketepatan waktu, artinya komunikasi informasi secara lebih awal, untuk
menghindari adanya keterlambatan atau penundaan dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
f. Komparabilitas (daya banding), berarti perbedaan-perbedaan yang terjadi
seharusnya bukan diakibatkan oleh perbedaan perlakuan akuntansi keuangan
yang diterapkan.
g. Kelengkapan, artinya adalah telah dilaporkannya seluruh informasi yang
“secara wajar” memenuhi persyaratan dari tujuan kualitatif yang lain.
Ada dua asumsi dasar menurut PSAK, yaitu:
1. Dasar Akrual
Dengan dasar akrual pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat
kejadian dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan
keuangan pada periode yang bersangkutan.
Laporan akuntansi yang disusun atas dasar akrual memberikan informasi
kepada pengguna tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan
penerimaan dan pembayaran kas tetapi juga kewajiban pembayaran kas
dimasa depan serta sumber daya yang mempresentasikan kas yang akan
diterima dimasa depan.
2. Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha
perusahaan dan akan melanjutkan usahanya dimasa depan.

4
C. APB Statements No.4
Menurut Accounting Principle Board (APB) Statement No. 4 yang
menyebutkan akuntansi adalah suatu aktivitas usaha dengan tujuan untuk
menyajikan informasi yang bersifat kuantitatif, pada umumnya berukuran
moneter, mengenai badan usaha yang dimaksud untuk dijadikan bahan
pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan dari beberapa alternatif
pilihan yang ada.
Tujuan laporan keuangan menurut APB statement no 4, terdiri dari tiga
tujuan yaitu tujuan khusus, tujuan umum, dan tujuan kualitatif.
a. Tujuan khususnya adalah menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, dan
perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).
b. Tujuan umum
 Memberikan informasi yang terpecaya tentang sumber daya ekonomi
dan kewajiban perusahaan agar dapat menilai kekuatan dan
kelemahannya, menunjukkan pembelanjaan dan investasinya, menilai
kemampuannya memenuhi tanggung jawab, menunjukkan dasar
sumbernya pertumbuhan.
 Untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan.
 Untuk menunjukkan posisi keuangan da investasi perusahaan.
 Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya.
 Menunjukkan kemampuan sumber daya yang ada untuk pertumbuhan
perusahaan.
 Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan
bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba.
 Memberikan gambaran tentang jumlah deviden yang diharapkan
pemegang saham.
 Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
kepada supplier, kreditur, pegawai, pemerintah dan kemampuannya
dalam mengumpulkan dana untuk kepentingan ekspansi perusahaan.
 Memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam
pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengendalian.
 Menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalam mendapatkan
laba jangka panjang.
 Memungkinkan untuk menaksir potensi perusahaan dalam
menghasilakan laba.
 Memberikan informasi lainnya tentang perubahan aktiva dan
kewajiban.
 Mengungkapkan informasi yang relavan lainnya yang dibutuhkan para
pemakai laporan.

c. Tujuan kualitatif

5
 Relevance yaitu memilih informasi yang benar-benar dapat membantu
pemakai laporan dalam proses pengambilan keputusan.
 Understandability yaitu informasi yang dipilih untuk disajikan bukan
saja yang penting tetapi juga harus informasi yang dimengerti para
pemakainya.
 Verifiability hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain
yang akan menghasilkan pendapat yang sama. Dengan kata lain
ukurannya harus ada.
 Neutrality yaitu laporan akuntansi itu netral terhadap pihak-pihak yang
berkepentingan. Informasi dimaksudkan untuk pihak umum bukan
pihak-pihak tertentu saja.
 Timeliness yaitu laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk
pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat.
 Comparability yaitu informasi akuntansi harus dapat saling
dibandingkan artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang sama baik
untuk suatu perusahaan maupun perusahaan lain.
 Completeness yaitu informasi akuntansi yang dilaporkan harus
mencakup semua kebutuhan yang layak dari para pemakai.
Prinsip dasar akuntansi dijabarkan dari tujuan laporan keuangan, postulat
akuntansi, dan konsep teoretis akuntansi, serta menjadi dasar bagi
pengembangan teknik atau prosedur akuntansi yang dipakai dalam menyusun
laporan keuangan. APB (Accounting Principles Board) adalah badan otoritatif
yang dibangun American Institute of Certified Public Accountants (AICPA)
pada tahun 1959 dan menerbitkan pernyataan prinsip-prinsip akuntansi sampai
dengan tahun 1973, untuk kemudian digantikan oleh the Financial Accounting
Standards Board (FASB).
Prinsip dasar akuntansi menurut APB Statement No. 4:
1. Cost Principles
Sebagian besar aktiva dan kewajiban dilaporkan berdasarkan harga
perolehan. Bagaimanapun, penggunaan prinsip biaya historis untuk
mencatat perolehan aktiva telah mengabaikan dampak dari perubahan nilai.
FASB dan IFRS kini mulai berkeyakinan bahwa informasi yang disajikan
berdasarkan nilai pasar wajar akan lebih relevan bagi pengguna laporan
keuangan dibandingkan dengan biaya historis. Pengukuran dengan
menggunakan nilai wajar akan menyediakan gambaran yang lebih baik
tentang nilai aktiva dan kewajiban serta menyediakan dasar bagi penilaian
prospek arus kas di masa mendatang.
2. Revenue Principles
Laba bersih (net income) diartikan sebagai “kelebihan pendapatan
dibandingkan dengan beban, ditambahkan atau dikurangi dengan
keuntungan atau kerugian perusahaan yang berasal dari penjualan,
pertukaran, atau penggantian aktiva lainnya.” Artinya laba bersih berasal
dari transaksi pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian.

6
3. Matching Principles
Besarnya jumlah pendapatan dan beban secara tepat dalam periode yang
tepat dapat dicatat dalam pilihan cash basis dan accrual basis.
Cash basis akan melaporkan pendapatan dan beban dalam laporan laba
rugi dalam periode dimana uang kas diterima atau uang kas dibayarkan.
Besarnya laba bersih atau rugi bersih yang dihasilkan dari selisih antara
pendapatan dengan beban, akan mencerminkan jumlah bersih uang kas
yang dihasilkan atau jumlah bersih uang kas yang dikeluarkan.
Sedangkan untuk accrual basis, pendapatan maupun beban akan dilaporkan
dalam laba rugi dalam periode di mana pendapatan dan beban tersebut
terjadi, tanpa memerhatikan arus uang kas masuk maupun arus uang kas
keluar. Dengan accrual basis, beban-beban yang terkait dengan penciptaan
pendapat haruslah dilaporkan dalam periode yang sama di mana pendapat
tersebut juga diakui.
4. Objectivity Principles
Prinsip ini terkait dengan cost principle (prinsip harga perolehan). Harga
perolehan memiliki keunggulan lebih dapat diandalkan. Pengguna laporan
keuangan lebih memilih biaya historis karena memberikan tolak ukur yang
lebih dapat dipercaya (lebih objektif). Untuk memberikan keyakinan ini,
akuntan menggunakan objectivity principle sebagai dasar pembenaran atas
pilihan suatu ukuran atau prosedur. Objectivity dianggap sebagai suatu
ukuran yang dapat diverifikasi kebenarannya (keabsahannya), berdasarkan
pada bukti yang ada.
Berbeda dengan penentuan atas besarnya nilai wajar dari aktiva, di mana
aktiva yang sama mungkin saja dinilai dengan menggunakan atribut
pengukuran nilai wajar dianggap lebih bersifat subjektif.
5. Consistency Principles
Menurut prinsip ini, transaksi yang sejenis harus dicatat dan dilaporkan
dengan metode yang sama pada periode berikutnya. Kegunaan dari
penerapan prinsip ini adalah agar laporan keuangan dapat diperbandingkan
(memiliki daya banding). Hal ini tidak berarti bahwa metode tersebut tidak
boleh dirubah. Jika perubahan metode dilakukan, sifat pengaruh perubahan
tersebut serta alasannya harus diungkapkan dalam catatan laporan
keuangan pada periode terjadinya perubahan.
6. Diclosure Principle
Seluruh informasi yang relevan seharusnya disajikan dalam laporan
keuangan dengan mudah dipahami. Inilah yang dikenal sebagai prinsip
pengungkapan penuh (full disclosure principle). Sering kali karena faktor
perhitungan antara biaya dan manfaat, menyebabkan tidak mungkin untuk
melaporkan seluruh informasi yang relevan. Laporan keuangan dapat
disajikan dengan memilah-milah dan menggunakan pertimbangan yang
sesuai dengan prinsip pengungkapan penuh agar dapat bermanfaat bagi
pengambilan keputusan.

7
7. Conservatism Principles
Prinsip konservatisme secara historis telah menjadi pedoman bagi banyak
praktik akuntansi. Konservatisme akan menyediakan pedoman yang
rasional. Dengan prinsip ini, apabila suatu ketika dihadapkan untuk
memilih satu di antara dua atau lebih metode akuntansi yang sama-sama
diterima atau berlaku umum, maka akuntan harus mengutamakan pilihan
yang akan memberikan pengaruh keuntungan yang paling kecil pada
ekuitas. Prinsip ini merupakan sikap kehati-hatian terhadap ketidakpastian.
8. Materiality Principles
Materialitas berkaitan dengan dampak dari suatu item terhadap penyajian
laporan keuangan secara keseluruhan. Prinsip ini memungkinkan akuntan
untuk menggunakan pertimbangan propesionalnya untuk menentukan
apakah suatu item material atau tidak.
Secara teori, suatu item akan dianggap material jika pencantuman atau
pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah penilaian dari
seorang pengguna laporan keuangan.
9. Uniformity dan Comparability Principles
Informasi akan menjadi lebih berguna jika bisa diperbandingkan dengan
informasi serupa menyangkut perusahaan lain pada periode waktu yang
sama atau dengan informasi serupa dari perusahaan yang sama pada
periode waktu yang berbeda.
Komparabilitas memungkinkan pemakai mengidentifikasi persamaan dan
perbedaan yang nyata dalam beristiwa ekonomi antar laporan.
Komparabilitas memerlukan konsistensi (memerlukan keseragaman
metode).
D. Kesimpulan
1. PSAK 00 berfokus kepada informasi keuangan yang relevan untuk
pengambilan keputusan, sedangkan APB Statement No.4 lebih kepada
kesatuan pengukuran, pelaporan, dan presentasi laporan keuangan. Namun
keduanya berusaha memberikan informasi keuangan yang objektif, tepat
waktu, dan relevan.
2. Tujuan laporan keuangan menurut PSAK 00 berfokus kepada penggunaan
laporan keuangan termasuk pengambilan keputusan, sedangkan APB
Statement No.4 tetang Sifat Dasar Akuntansi lebih terfokus kepada untuk
menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi
keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum (GAAP).
3. PSAK 00 dan APB Statement No.4 berfokus pada pentingnya patuh
terhadap prinsip akuntansi yang berlaku umum, seperti konsistensi,
kesesuaian, dan transparansi. Dengan tujuan untuk menyesuaikan dengan
standart akuntansi keuangan yang diakui di Indonesia maupun di dunia
internasional.
E. Saran
8
9
DAFTAR PUSTAKA

http://keuanganlsm.com/prinsip-dasar-akuntansi-menurut-apb-statement-no-4/
https://accounting.binus.ac.id/2017/06/14/prinsip-dasar-akuntansi-menurut-apb-
statement-4/
https://www.coursehero.com/file/p4l7d1c5/B-Tujuan-menurut-APB-Statement-No-4-
Dalam-laporan-ini-tujuan-laporan-keuangan/
https://hsmco.webs.com/download/psak/
PSAK00KerangkaDasarPenyusunanPenyajianLaporanKeuangan.pdf
http://www.slideshare.net/mobile/tarymarthen/makalah-teori-akuntansi-bab-5-tujuan-
laporan-keuangan-kel-5-jiantari-c-301-09-013.

10

Anda mungkin juga menyukai