Anda di halaman 1dari 69

TUGAS RINGKASAN MATERI

AKUNTANSI KEUANGAN I

Dosen Pengajar :
MARYATI RAHAYU, SE., M.M

Kelompok 2 :
1. Febriana amziah 1914190056
2. Oktaviani Miranda 1914190059
3. Swara Bunga Bangsa Lejab 1914190065
4. Putri Naysilla Anastasia 1914190066
5. Fina Sahara 1914190075

UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
AKUNTANSI
2019
Akuntansi Keuangan dan Standar Akuntansi

 LAPORAN KEUANGAN DAN PELAPORAN KEUANGAN


Karakteristik penting akuntansi adalah Pengidentifikasian, Pengukuran dan pengomunikasian
informasi keuangan tentang entitas ekonomi kepada pihak yang berkepentingan.
Akuntansi keuangan (financial accounting) adalah sebuah proses yang berakhir pada
pembuatan laporan keuangan menyangkut perusahaan secara keseluruhan untuk digunakan
baik oleh pihak-pihak interbal maupun pihak eksternal. Pemakai laporan keuangan ini
meliputi investor, kreditor, manajer, serikat pekerja, dan badan-badan penerintah.
Laporan keuangan merupakan sarana pengomunikasian informasi keuangan
utama kepada pihak-pihak di luar perusahaan.
Laporan keuangan (financial statements) yang sering disajikan adalah
1) Neraca
2) laporan laba-rugi
3) laporan arus kas, dan
4) laporan ekuitas pemilik atau pemegang saham.
Selain itu, catatan atas laporan keuangan atau pengungkapan juga merupakan bagian integral
dari setiap laporan keuangan.
Beberapa informasi keuangan hanya dapat atau lebih baik disajikan melalui pelaporan
keuangan (financial reporting), bukan melalui laporan keuangan formal. Contoh-contohnya
meliputi surat presiden direktur atau skedul tambahan dalam laporan tahunan korporasi,
prospektus, laporan yang dikeluarkan kepada badan-badan pemerintah, siaran berita,
prakiraan manajemen, dan pernyataan mengenai dampak sosial atau lingkungan perusahaan.

Akuntansi dan Alokasi Modal


Akuntan harus mengukur kinerja secara akurat, wajar, dan tepat waktu, agar para manajer dan
perusahaan yang tepat mampu menarik modal investasi. Sebagai contoh, informasi keuangan
yang relevan dan dapat dipercaya memungkinkan investor dan kreditor membandingkan laba
serta aktiva yang dimiliki perusahaan seperti IBM, McDonald's, Microsoft, dan Ford.
Ilustrasi yang menunjukkan bagaimana proses alokasi modal ini bekerja.

Pelaporan keuangan pemakai Alokasi modal

Pemakai
Informasi keuangan yang investor dan kreditor Proses penentuan bagaimana
(Saat ini dansebuah
disediakan Potensial)
perusahaan menggunakan laporan dan dengan biaya berapa uang
untuk membantu pemakainya keuangan untuk membuat dialokasikan ke dalam
membuat keputusan-keputusan keputusan-keputusan kepentingan-kepentingan
Pelaporan Keuangan
alokasi modal perusahaan alokasi modal yang saling tersaing
Alokasi Modal

Proses alokasi modal yang efektif sangat penting bagi kesehatan sebuah perekonomian,
merangsang produktivitas, mendorong inovasi, dan menyediakan pasar sekuritas serta pasar
kredit yang efisien dan likuid untuk membeli serta menjual sekuritas dan memperoleh serta
menjamin pinjaman. Iinformasi yang tidak dapat diandalkan dan tidak relevan akan
menimbulkan alokasi modal yang buruk, yang selanjutnya akan berdampak negatif terhadap
pasar sekuritas.
Tantangan yang Dihadapi Akuntansi Keuangan
Pelaporan keuangan di A.S. sangat dipercaya karena memiliki pasar modal publik yang
paling likuid, dalam, aman, dan efisien dibanding negara manapun dalam sepanjang
sejarahnya. Salah satu penyebab keberhasilan ini adalah karena laporan keuangan dan
pengungkapan yang berhubungan mampu melaporkan serta mengorganisir informasi
keuangan dalam bentuk yang bermanfaat dan handal. Akan tetapi, masih banyak yang harus
dilakukan. Sebagai contoh, anggaplah Anda bisa 'melompat ke tahun 2020, dan melihat
kembali pelaporan keuangan yang ada dewasa ini. Inilah yang mungkin Anda baca:
 Pengukuran Nonkeuangan. Laporan keuangan tidak menyajikan sejumlah ukuran
kinerja penting yang biasanya dipakai oleh manajemen, seperti indeks kepuasan
pelanggan, informasi tentang pesanan yang belum diproses, dan tingkat penolakan
atas barang yang dibeli.
 Informasi yang Berorientasi ke Depan. Laporan keuangan tidak menyajikan
informasi yang beorientasi ke depan yang dibutuhkan oleh para investor dan kreditor
saat ini maupun potensial.
 Aktiva Lunak. Laporan keuangan berfokus pada aktiva-aktiva keras (persediaan,
pabrik) tetapi tidak menyajikan banyak informasi tentang aktiva-aktiva lunak (tak
berwujud) perusahaan.
 Ketepatan Waktu. Laporan keuangan hanya disajikan secara kuartalan, dan laporan
keuangan yang diaudit hanya disediakan sekali setahun. Tidak banyak laporan
keuangan real-time yang tersedia.

Tujuan Pelaporan Keuangan


Dalam upaya membangun pondasi bagi akuntansi dan pelaporan keuangan, protesi akuntansi
telah mengidentifikasi sekelompok tujuan pelaporan keuangan (objectives of financial
reporting) oleh perusahaan bisnis. tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan
informasi yang :
1) Informasi yang berguna bagi keputusan investasi dan kredit
Informasi yang disajikan harus komprehensif bagi mereka yang memiliki
pemahaman yang memadai tentang aktivitas-aktivitas ekonomi dan bisnis serta
ingin mempelajari informasi tersebut secara seksama
2) informasi yang berguna dalam menilai arus kas masa depan
Karena arus kas investor dan kreditor berhubungan dengan arus kas perusahaan,
maka pelaporan keuangan harus menyediakan intormasi yang dapat membantu
investor, kreditor, serta pemakai lainnya menilai jumlah, penetapan waktu, dan
ketidakpastian arus kas masuk bersih prospektif pada perusahaan terkait.
3) informasi mengenai sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya
tersebut, dan perubahannya.
menggambarkan sumber daya ekonomi dari sebuah perusahaan, klaim terhadap
sumber daya tersebut (kewajiban perusahaan untuk mentranster sumber daya ke
entitas lainnya dan ekuitas pemilik), dan pengaruh dari transaksi, kejadian, serta
situasi yang mengubah sumber daya perusahaan dan klaim pihak lain terhadap
sumber daya tersebut.
Kebutuhan untuk Membuat Standar
Pemakai laporan akuntansi keuangan memiliki kebutuhan yang beragam terhadap berbagai
jenis informasi. Untuk memenuhi kebutuhan ini, dan untuk memenuhi tanggung jawab
pelaporan fidusiari," disajikan laporan keuangan bertujuan-umum (general-purpose
financial statnment). Laporan ini diharapkan akan menyajikan secara wajar, jelas, dan
lengkap operasi keuangan perusahaan.
Sebagai akibatnya, protesi akuntansi berupaya mengembangkan seperangkat standar
yang dapat diterima umum dan dipraktekkan secara universal. Tanpa standar-standar
semacam ini, Setiap perusanaan akan membuat standar-standar mereka sendiri, dan pemakai
laporan Keuangan harus dapat memahami praktek-praktek akuntansi serta pelaporan unuk
dari setiap perusahaan. Hampir tidak untuk membuat laporan keuangan yang dapat
diperbandingkan.
Seperangkat standar dan prosedur umum ini dinamakan dengan prinsip-prinip
akuntansi yang diterima umum (generally accented accounting principles-GAAP). Istilah
“diterima umum” berarti bahwa sebuah badan pembuat-aturan akuntansi yang berwenang
telah menetapkan prinsip pelaporan di bidang tertentu, atau bahwa dari waktu ke waktu suatu
praktek tertentu telah dipandang tepat karena diterapkan secara universal Walaupun prinsip
dan praktek semacam itu telah memancing debat dan kritik, namun sebagian besar anggota
komunitas keuangan mengakuinya sebagai standar yang telah terbukti berguna dari waktu ke
waktu.

 PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM PENETAPAN STANDAR


Empat organisasi yang berperan besar dalam pengembangan standar akuntansi keuangan
(GAAP) di A.S. adalah sebagai berikut:

1. Securities and Exchange Commission (SEC)


Pelaporan keuangan eksternal dan auditing dikembangkan sejalan dengan pertumbuhan
ekonomi industri dan pasar modal. Namur, ketika pasar saham runtun pada tahun 1929 dan
perekonomian nasional mengalami Depresi Besar (Great Depression) muncul tuntutan untuk
meningkatkan peraturan pemerintah tentang bisnis Pada umumnya, dan lembaga keuangan
serta pasar saham pada khususnya.
SEC merupakan sebuah badan federal. SEC menjalankan Securities Exchange Act
tahun 1934 dan beberapa undang-undang lainnya. Sebagian besar perusahaan yang
menerbitkan sekuritas kepada publik atau diperdagangkan pada bursa saham wajib
menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit kepada SEC. Selain itu, SEC memiliki
kekuasaan yang luas untuk menentukan, dengan tingkat rincian yang diinginkannya, praktek
dan standar akuntansi yang harus dipakai oleh perusahaan yang berada di bawah
yurisdiksinya.

o Persekutuan Publik/Swasta
Pada saat SEC didirikan, belum ada kelompok publik ataupun swasta yang menerbitkan
standar akuntansi. SEC mendorong pendirian badan penetapan standar swasta karena
percaya bahwa sektor swasta memiliki sumber daya dan bakat yang dibutuhkan untuk
mengembangkan standar akuntansi yang tepat. Sebagai akibatnya, standar akuntansi
secara umum terbentuk dalam sektor swasta, baik melalui American Institute of
Certified Public Accountants (AlCPA) ataupun Financial Accounting Standards
Board (FASB).
SEC telah mempertegas dukungannya kepada FASB dengan menyatakan bahwa
laporan keuangan yang sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh FASB dianggap
memiliki dukungan otoritatif yang substansial. Singkatnya, SEC mewajib kan
perusahaan yang menyampaikan laporan registrasi untuk mematuhi GAAP.

o Pengawasan SEC
Persekutuan SEC dengan sektor swasta telah berjalan dengan baik. SEC terlibat Secara
tidak langsung dalam proses penetapan standar. Secara umum, SEC bergantung pada
FASB untuk mengembangkan standar akuntansi.
Akan tetapi, sepanjang sejarahnya keterlibatan SEC dalam penetapan standar
akuntansi bervariasi. Dalam sejumlah kasus, sektor swasta mencoba membentuk Standar,
tetapi SEC menolak menerimanya. Dalam kasus lainnya, SEC justru meminta sektor
swasta bertindak cepat memecahkan masalah pelaporan tertentu. Dalam situasi lainnya,
SEC mengomunikasikan masalah-masalah akuntansi kepada FASB, memberi tanggapan
terhadap exposure draft ASB, dan menyediakan rekomendasi serta usulan kepada FASB
jika diminta.

o Penerapan
Seperti telah diindikasikan sebelumnya, perusahaan yang terdaftar pada bursa saham
diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan mereka kepada SEC. Jika SEC
merasa yakin bahwa bentuk atau isi laporan keuangan mengandung ketidaksesuaian
akuntansi atau pengungkapan, maka SEC akan mengirimkan surat pernyataan tentang
defisiensi itu kepada perusahaan. Biasanya, surat tentang defisiensi semacam itu akan
segera diatasi. Namun, jika tidak, maka SEC memiliki kekuasaan untuk mengeluarkan
“perintah penghentian”, yang melarang perusahaan pelaku registrasi menerbitkan atau
memperdagangkan sekuritas pada bursa.

2. American Institute of Certified Public Accountants (AlCPA)


Seperti telah disampaikan sebelumnya, American Institute of Certified Public Accountants
(AlCPA), yaitu organisasi profesi nasional dari Certified Public Accountant (CPA), memiliki
peran penting dalam pengembangan GAAP. Berbagai komite dan dewan yang dibentuk sejak
berdirinya AlCPA telah memberi kontribusi terhadap upaya ini.
o Committee on Accounting Procedure
Atas desakan SEC, American Institute of Certified Public Accountants (AICPA)
membentuk Committee on Accounting Procedure pada tahun 1939. Committee on
Accounting Procedure (CAP), yang beranggotakan akuntan atau CPA-CPA praktisi,
menerbitkan 51 Accounting Research Bulletins yang menangani berbagai masalah
akuntansi sepanjang tahun 1939 sampai 1959. Namun pendekatan masalah per masalah
ini gagal memberikan kerangka prinsip akuntansi yang terstruktur sebagaimana yang
dibutuhkan dan diinginkan. Untuk itu, pada tahun 1959 AICPA mendirikan Accounting
Prnciples Board.
o Accounting Principles Board
Tujuan utama dari Accounting Principles Board (APB) adalah
1) Mengajukan rekomendasi prinsip akuntansi secara tertulis,
2) menentukan praktek akuntansi yang tepat, dan
3) mempersempit area perbedaan serta ketidakkonsistenan dalam praktik.
Untuk mencapai tujuan ini, misi APB adalah mengembangkan kerangka kerja konseptual
secara keseluruhan untuk membantu pemecahan masalah yang muncul dan melakukan
riset substantif atas isu-isu individual sebelum menentukan ketetapan. Anggota APB
yang berjumlah 18 hingga 21 orang, sebagian besar merupakan akuntan publik, ditambah
wakil-wakil dari industri dan komunitas akedemik.
Sayangnya, APB segera dikecam, dianggap kurang produktif, dan gagal bertindak
cepat untuk menangani tuduhan-tuduhan penyalahgunaan akuntansi. Pada tahun 1971,
pemimpin profesi akuntansi di Amerika, dalam upaya mencegah pemerintan turun
tangan membuat-aturan, membentuk Study Group on Establishment ot Accounting
Principles. Komite ini, yang secara luas dikenal dengan wheat Committee karena
diketuai oleh Francis Wheat, ditujukan untuk mengkaji-ulang struktur organisasi dan
operasi APB serta menentukan perubahan apa yang diperlukan untuk meraih hasil yang
lebih baik.

3. Financial Accounting Standards Board (FASB)


Rekomendasi Wheat Committee ini mengakibatkan dibubarkarnya APB dan dibentuknya
struktur penetapan standar baru yang terdiri dari tiga organisasi-Financial Accounting
Foundation (FAF), Financial Accounting Standards Board (FASB), dan Financial Accounting
Standards Advisory Council (FASAC). Financial Accounting Foundation memilih
anggota-anggota FASB dan FASAC, mendanai aktivitas-aktivitas mereka, dan secara umum
mengawasi aktivitas-aktivitas FASB.
Organisasi utama dalam struktur tiga-bagian ini adalah Financial Accounting
Standards Board (FASB). Misi organisasi ini adalah membentuk dan memperbaiki standar-
standar akuntansi serta pelaporan keuangan dalam rangka membimbing dan mendidik publik,
yang meliputi emiten, auditor, serta pemakai informasi keuangan. Harapan atas keberhasilan
dan dukungan terhadap FASB didasarkan atas beberapa perbedaan signifikan antara FASB
sendiri dengan pendahulunya, APB:
1. Ukuran yang Lebih Kecil. FASB terdiri dari tujuh anggota, sementara keanggotaan
APB relatit besar, yaitu 18.
2. Keanggotaan Penuh-Waktu, Bergaji. Anggota-anggota PAsB mendapat gaji dan
bersifat penuh-waktu yang diangkat untuk masa tugas 5 tahun serta dapat
diperpanjang. Anggota-anggota APB tidak dibayar dan bersifat paruh-waktu
3. Otonomi yang Lebih Besar. APB merupakan komite senior dari AlCPA, sementara
FASB bukan merupakan organ dari organisasi protesi manapun. Anggota-anggota
FASB diangkat dan hanya bertanggung jawab kepada Financial Accounting
Foundation.
4. Independensi yang Lebih Tinggi. Anggota-anggota AlB tetap memegang jabatan lama
mereka pada kantor akuntan, perusahaan, atau institusi; sementara anggota FASB
diharuskan memutuskan semua ikatan semacam itu.
5. Representasi yang Lebih Luas. Semua anggota AP5 harus merupakan CPA dan
anggota AlCPA; dewasa ini, anggota FASb tidak harus seorang CPA.
Selain riset yang dilakukan oleh para stafnya sendiri, FASB juga mengandalkan keahlian dari
berbagai gugus-tugas yang didentuk untuk beragam proyek serta Financial Accounting
Standards Advisory Council (FASAC). FASAC bertanggung jawab memberi nasehat
kepada FASB menyarngkut kebijakan penting dan isu-isu teknis serta membantu memilih
anggota-anggota gugus tugas.

o Proses yang Memuaskan


Dalam menetapkan standar akuntansi keuangan: FASB harus responsif terhadap
kebutuhan dan sudut pandang dari seluruh komunitas ekonomi, bukan hanya profesi
akuntan publik, dan FASB harus beroperasi secara transparan di depan publik melalui
sistem proses yang memuaskan (due process) dalam rangka menyediakan peluang yang
memadai bagi Semua pihak yang berkepentingan untuk mengungkapkan pendapat
mereka.
FASB menggunakan istilah standar akuntansi keuangan (financial accounting
standards) dalam ketetapan-ketetapannya.
Jenis-jenis Ketetapan
Tiga jenis ketetapan utama yang dikeluarkan FASB adalah:
1) Standar, Interpretasi, dan Posisi Staf. Standar akuntansi keuangan yarng
diterbitkan oleh FASB dipandang sebagai prinsip-prinsip akuntansi yang diterima
umum. Interpretasi (interpretations) memiliki otoritas yang setara dengan standar
dan memerlukan suara yang sama dengan suara yang dibutuhkan untuk menerbitkan
sebuah standar. Terakhir, FASB menerbitkan posisi staf, yang memberikan pedoman
interpretif dan juga perubahan kecil terhadap standar dan interpretasi. Posisi staf
tersebut memiliki otoritas yang Sama seperti standar dan interpretasi.

2) Konsep Akuntansi Keuangan. FASB pada bulan November 1978 menerbitkan


serangkaian Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) sebagai bagian
dari proyek kerangka kerja konseptualnya. SFAC menetapkan tujuan dan konsep
fundamental yang akan digunakan FASB dalam mengembangkan standar akuntansi
dan pelaporan keuangan di masa depan. Namun, Statement of Financial Accounting
Concepts harus melewati proses yang memuaskan yang sama (memorandum diskusi,
dengar pendapat publik, exposure draft, dan sebagainya) seperti halnya SFAS.

3) Pernyataan ElTF. Tujuan dari EITF adalah untuk menciptakan konsensus terntang
bagaimana memperlakukan transaksi keuangan baru dan tidak biasa yang berpotensi
menimbulkan praktek-praktek pelaporan keuangan yang berbeda. Contoh-contohnya
meliputi bagaimana memperlakukan penghentian program pensiun; bagaimana
memperlakukan pendapatan dari transaksi barter antarperusahaan Internet; dan
bagaimana memperlakukan kelebihan jumlah yang dibayarkan kepada spesialis
pengambil alihan.
EITF memainkan peran yang begitu penting. Dalam satu tahun, misalnya, gugus
tugas ini telah mengkaji 61 isu pelaporan keuangan baru dan berhasil mendapatkan
konsensus atas 75% dari isu tersebut. ETTF membantu FASB dalam banyak hal.
Sebagai contoh, isu-isu yang muncul seringkali menarik perhatian publik. Jika tidak
langsung ditangani, maka isu-isu tersebut bisa menimbulkan krisis dan skandal
keuangan serta mengurangi kepercayaan publik atas praktek-praktek pelaporan
berjalan. Langkah berikutnya, yaitu kemungkinan intervensi pemerintah, akan
mengancam kontinuitas penetapan standar di sektor swasta. Selain itu, ElTF Juga
mengidentiikasi masalah-masalah akuntansi yang kontroversial pada saat hal itu
muncul. Jadi, pada dasarnya ElTF adalah "penyaring masalah bagi FASB.

1. Governmental Accounting Standards Board (GASB)


Kurangnya komparabilitas ini mencuat pada tahun 1970-an ketika sejumlah kota besar
Amerika seperti New York dan Cleveland hampir bangkrut. Akhirnya, Goverment
Standards Board (GASB) didirikan.
Struktur operasional GASB serupa dengan struktur FASB. Yaitu GASB memiliki
dewan penasehat yang bernama Governmental Accounting Standarsd Advisory Council
(GASAC), dan dibantu oleh staf-staf teknis gugus tugasnya sendiri.

Pendirian Governmental Accounting Standards Board (GASB) diwarnai kontroversi.


Banyak pihak percaya bahwa hanya boleh ada satu badan pembuat standar FASB.
Diharapkan pemisah pembuatan standar antara GASB, yang berurusan dengan pelaporan
pemerintah lokal dan negara bagian, dan FASB, yang menangani pelaporan dari semua
entitas lain, tidak akan memunculkan konflik.

o Perubahan Peran AICPA


Selama beberapa dekade, AICPA telah memimpin pengembangan prinsip-prinsip dan
peraturan akuntansi. AlCPA juga meregulasi profesi akuntansi, serta membentuk dan
menerapkan praktek-praktek akuntansi, lebih dari organisasi profesi manapun. Ketika
Accounting Principles Board dibubarkan dan digantikan oleh FASB, AICPA membentuk
Accounting Standards Executive Committee (AcSEL) sebagai komite yang
berwenang berbicara atas nama AICPA di bidang akuntansi serta pelaporan keuangan.
AcSEC melakukan hal ini melalui sejumiah metode komunikasi tertulis:
Audit and Accounting Guidelines mengikhtisarkan praktek-praktek akuntansi
dari industri tertentu dan menyediakan tuntunan khusus menyangkut masalah
masalah yang tidak ditangani oleh FASB. Contohnya adalah akuntansi untuk
kasino, maskapai penerbangan, sekolah dan universitas, bank, perusahaan
asuransi, dan banyak lainnya.
Statements of Position (SOP) menyediakan tuntunan atas topik-topik pelaporan
keuangan sampai FASB menetapkan standar untuk topik-topik tersebut. SOP bisa
memperbaharui, merevisi, atau mengklarifikasi pedoman-pedoman audit dan
akuntansi atau menyediakan pedoman independen.
Practice Bulletins mengindikasikan pandangan AcSEC menyangkut masalah
pelaporan keuangan yang lebih sempit. yang tidak ditangani oleh FASB.

Baru-baru ini, peran AlCPA dalam penetapan standar telah dikurangi. Lebih
lanjut, meskipun AICPA tetap merupakan pemimpin dalam pengembangan stan dar
auditing melalui Auditing Standards Board, Sarbanes-Oxley Act tahun 2002
mensyaratkan Public Company Accounting Oversight Board untuk mengawasi
pengembangan standar auditing. AlCPA juga terus mengembangkan dan mengadakan
ujian CPA di 50 negara bagian.

 PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI YANG DITERIMA UMUM


FASB sedang menyusun sebuah standar, “Hierarki Prinsip-prinsip Akuntansi yang
diterima Umum,” yang mendefinisikan arti dari prinsip-prinsip akuntansi yang diterima
umum. standar ini menentukan sumber prinsip-prinsip akuntansi dan kerangka kerja
pemilihan prinsip yang akan digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. Standar ini
mengelompokkan sumber utama dari GAAP sebagai berikut: Standar, Interpretasi, dan
Posisi Stat FASB; APB Opinions; dan Accounting Research Bulletins AlCPA.
Akan tetapi, sering kali suatu transaksi akuntansi tertentu yang terjadi belum tercakup
dalam salah satu dokumen di atas. Dalam kasus ini, digunakan literatur otoritatif lain. Contoh
utamanya mencakup Fedoman Auditing dan Akuntansi Industri AlCPA; dan Statements of
Position. Dokumen-dokumen ini dipandang memiliki dukungan otoritatir yang substansial
karena badan-badan profesional yang sah menerbitkannya setelah memberikan kesempatan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk menanggapt exposure draft dan terlibat
dalam dengar pendapat publik.

 ISU-ISU DALAM PELAPORAN KEUANGAN


Karena banyak kepentingan bisa dipengaruhi oleh implementasi standar akuntansi, maka
tidaklah mengejutkan jika terdapat debat mengenai siapa yang pantas membuat standar
akuntansi dan kepada siapa harus diterapkan. Beberapa isu penting akan dibahas berikut ini.

Penetapan Standar dalam Lingkungan Politik


Standar akuntansi selain merupakan penemuan dari proses yang teliti dan empiris, juga
merupakan produk dari tindakan politik. Kelompok pemakai mungkin menginginkan suatu
kejadian ekonomi tertentu dilaporkan atau diperlakukan dengan cara tertentu, dan mereka
berjuang untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mereka mengetahui bahwa cara
yang paling efektif untuk mempengaruhi standar yang menentukan praktik akuntansi adalah
dengan berpartisipasi dalam proses penetapan standar atau mencoba mempengaruhi pembuat
standar.
Karena itu, FASB menjadi target dari banyak tekanan dan upaya untuk mempengaruhi
perubahan atas standar berjalan dan penetapan standar baru.Tekanan ini datang dari banyak
sumber. Beberapa kelompok yang berpengaruh telah meminta profesi akuntansi untuk
bertindak lebih cepat memecahkan masalah-masalah akuntansi. Sementara itu, kelompok
lainnya menolak tindakan seperti ini, dan lebih suka mengimplementasikan perubahan secara
perlahan.
Kesenjangan Ekspektasi (Harapan)
Perundang undangan baru ini menambah amunisi bagi SEC untuk melawan kecurangan dan
mengendalikan praktek pelaporan yang buru. SEC juga telah meningkatkan upaya
pengamanannya dengan menyetujui peraturan baru tentang independensi auditor dan
pedoman materialitas untuk pelaporan keuangan. Selain itu, Sarbanes-Oxiey Act Juga
memperkenalkan pernghapusan perubahan pada struktur kelembagaan protesi akuntansi.
Berikut ini adalah beberapa proVisi utama dari legislasi tersebut.
 Menetapkan badan pengawas, Public Company Accounting Oversight Board
(PCAOB), untuk praktek akuntansi. PCAOB memiliki otoritas mengawasi dan
melaksanakan serta menetapkan standar dan peraturan audit, pengendalian kualitas,
dan independensi.
 Mengimplementasikan aturan independensi yang lebih kuat bagi auditor Misalnya,
partner audit diwajibkan untuk berotasi setiap lima tahun dan auditor dilarang
menawarkan tipe jasa konsultasi tertentu kepada perusahaan yang menjadi kliennya.
 Mewajibkan CEO dan CFO secara pribadi menyatakan bahwa laporan keuangan dan
pengungkapannya telah akurat serta lengkap dan bersedia untuk menunda bonus serta
laba ketika terjadi restatement akuntansi.
 Mewajibkan komite audit yang terdiri dari anggota independen dan anggota yang
berpengalaman di bidang keuangan.
 Mensyaratkan adanya kode etik bagi staf keuangan senior
Selain itu, Section 404 Sarbanes-Oxley Act juga mewajibkan perusahaan publik untuk
membuktikan keefektifan pengendalian internalnya terhadap laporan keuangan.
Pengendalian internal adalah sistem pengecekan dan pencocokarn yang dirancang untuk
mencegah serta mendeteksi kecurangan dan kesalahan. Sebagian besar perusahaan telah
memiliki sistem ini, tetapi tidak pernah mendokumentasikannya dengan lengkap. Ini adalah
proses yang mahal, nanun mungkin sangat diperlukan.
Kesenjangan ekspektasi (expectations gap) apa yang menurut publik harus
dilakukan akurntan dan apa yang menurut akuntan bisa mereka lakukan sulit dihilangkan.
Kasus-kasus pelaporan yang curang selalu menimbulkan tanda tanya apakah profesi
akuntansi telah berbuat secara semestinya. Walaupun bisa berkilah bahwa mereka tidak bisa
bertanggung jawab atas setiap kekacauan keuangan, namun profesi akuntansi harus terus
berjuang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Standar Akuntansi Internasional


Mantan Sekretaris Ireasury Lawrence Summer mengindikasikan bahwa satu-satunya inovasi
paling penting yang membentuk pasar modal adalan gagasan mengenal prinsip-prinsip
akuntansi yang diterima umum.
Informasi Keuangan yang relevan dan dapat dipercaya sangat diperlukan agar pasar
modal dapat terus bertahan. Sayangnya, perusahaan di luar A.S. sering kali menyusun laporan
keuangan dengan menggunakan standar yang berbeda dengan GAAP A.S. Akibatnya,
perusahaan internasional seperti Coca-Cola, Microsott, dan 1BM telah mengembangkan
informasi keuangan dengan cara yang berbeda. Selain menyebabkan biaya tambahan,
pengguna laporan Keuangan juga harus memahami setididaknya dua jenis GAAP. karena itu,
tidak mengejutkan jika muncul banyak permintaan untuk menciptakan satu standar
internasional berkualitas tinggi.
Saat ini, ada dua standar yang diterima untuk digunakan secara internasi GAAP A.S.
dan International Financial Report Standards (IFRS) yang diterbitkan oleh International
Accounting Standards Board (IASB) yang bermarkas di London Seiring dengan
pembelajaran Anda, akan ditemukan banyak kesamaan antara standar A.S. dan IASB.
Perusahaan A.S. yang terdaftar di pasar saham negara lain masih diperbolehkan
menggunakan GAAP A.S. Sebaliknya, perusahaan asing yang terdaftar di pasar modal A.S.
diwajibkan untuk merekonsiliasi intormasi keuangannya dengan GAAP A.S. Alasannya
adalah bahwa GAAP A.S. lebih ekstensif dan rinci dibandingkan standar IASB.

Etika dalam Lingkungan Akuntansi Keuangan


Pengamatan ini relevan bagi semua orang yang ingin memasuki dunia bisnis. Dalam
akuntansi, seperti dalam bidang bisnis lainnya, sering ditemukan dilema etika. Sebagian dari
dilema ini adalah sederhana dan mudah dipecahkan. Namun banyak di antaranya kompleks
dan tidak mudah.
Konsentrasi perusahaan yang ditujukan pada "memaksimumkan bottom line,”
"menghadapi tantangan persaingan,” dan "kinerja jangka pendek" telah menepatkan akuntan
dalam litrngkungarn yang berisi konflik dan tekanan. Pertanyaan mendasar seperti : “Apakah
cara perngomunikasian intormasi keuangan ini baik Atau buruk? "Apakah ini benar atau
salah?” “ Apa yang harus saya lakukan dalam situasi semacam ini?” tidak selalu dapat
dijawab dengan hanya berpatokan pada GAAP atau mengikuti aruran-aturan profesi.
Kompetensi teknis tidak lagi apabila persoalan etika muncul ke permukaan,
Melakukan hal yang benar, dan membuat keputusan yang benar tidak Selalu mudah
atau jelas. Dan tekarnan “untuk membengkokkan aturan,” “untuk memainkan permainan,”
“untuk mengabaikannya begitu saja," bisa sangat berat. contoh, “Akankah keputusan saya
memperburuk kinerja kerja saya?” “Akankah atasan saya marah?” “Akankah kolega-kolega
saya tidak menyukai saya?” merupakan pertanyaan yang sering kali menyulitkan
pengambilan keputusan etis. Kesulitan ini muncul karena tidak ada sistem etika komprehensif
yang bisa dijadiikan pedoman.
Sensitivitas etika dan proses pemilihan alternatif ini bisa diperumit oleh tekanan-
tekanan yang mungkin berbentuk tekanan waktu, tekanan kerja, tekanan klien, tekanan
pribadi, dan tekanan rekan kerja.

 STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA


Standar akuntansi di Indonesia mengacu pada teori skala global, yakni International Financial
Reporting Standards (IFRS). SAK berbasis IFRS berlaku efektif sejak 2014.
DSAK IAI menyebutkan, minimalisasi perbedaan kedua standar ini merupakan komitmen
Indonesia sebagai satu-satunya anggota G20 di kawasan Asia Tenggara.
Konvergensi SAK dan IFRS diharapkan dapat banyak mengurangi perbedaan dua
standar akuntansi skala lokal dan global ini. Sehingga bermanfaat bagi perusahaan yang
memiliki akuntabilitas publik untuk bertransaksi di pasar modal karena informasi dalam
laporan keuangannya berkualitas internasional.

Jenis-Jenis Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia


Di Indonesia sendiri, setidaknya terdapat empat jenis SAK yang berlaku. Keempat jenis
Standar Akuntansi Keuangan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) menjadi aturan baku yang
mengatur pencatatan, penyusunan, perlakuan, dan penyajian dari laporan keuangan. Standar
ini juga digunakan untuk entitas perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik yakni
entitas yang sudah terdaftar atau dalam proses pendaftaran di pasar modal. PSAK ini
sendiri biasanya digunakan oleh perusahaan publik dan umum, seperti asuransi, perbankan,
dan BUMN.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) sejak tahun 2015 mengadopsi
International Financing Reporting Standards (IFRS). Pengadopsian ini perlu dilakukan
karena Indonesia sendiri merupakan anggota Federasi Akuntansi Internasional
(International Federation of Accountants) serta juga sudah menyepakati penggunaan
standar tersebut dalam forum G20 London.
Terdapat beberapa hal yang menjadi perhatian utama dalam standar IFRS yaitu
tentang pentingnya interpretasi dan aplikasi untuk laporan keuangan. Diperlukan juga
penilaian dan evaluasi akan laporan keuangan apakah sudah mencerminkan realitas
ekonomi. Standar ini juga mengharuskan keberadaan profesional auditor untuk penilaian
SAK.

2) Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-


ETAP)
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-
ETAP) merupakan Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapkan untuk entitas (lembaga
atau organisasi) yang tidak memiliki akuntabilitas atau pertanggungjawaban dalam ranah
publik. Artinya, SAK-ETAP ini biasanya dipakai oleh perusahaan kecil sampai menengah
yang membuat laporan keuangan  hanya untuk tujuan umum atau pengguna eksternal,
seperti untuk kreditur dan lembaga pemeringkat kredit.
SAK-ETAP dibuat lebih sederhana dari PSAK-IFRS. Tujuannya adalah untuk
menciptakan penerapan yang fleksibel serta memberi kemudahan akses ETAP kepada
pendanaan perbankan. Selain itu, sebagian besar siklus akuntansi SAK-ETAP
menggunakan konsep biaya historis dan relatif tidak berubah dalam beberapa tahun.

3) Standar Akuntansi Syariah (SAS)


Di Indonesia juga berlaku Standar Akuntansi Syariah (SAS) atau sering juga disebut
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Syariah (PSAK-Syariah). Standar akuntansi
keuangan ini ditujukan bagi entitas atau perusahaan yang memakai sistem transaksi syariah.
Acuan bagi SAS sendiri adalah mengikuti SAK umum namun berbasis syariah yang
mengacu pada fatwa MUI.
Standar Akuntansi Syariah (SAS) mengatur beberapa hal seperti kerangka
konseptual, penyajian laporan keuangan syariah, akuntansi murabahah, musyarakah,
mudharabah, salam, dan istishna. Beberapa lembaga yang menggunakan SAS adalah seperti
bank syariah, lembaga zakat, pegadaian syariah, dan koperasi syariah.

4) Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)


Seperti namanya, Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) merupakan standar yang
dibuat untuk entitas pemerintah. Standar ini dibuat dan diterbitkan oleh Komite Standar
Akuntansi Pemerintahan dan ditetapkan sebagai Peraturan Pemerintah. SAP digunakan
untuk menyusun laporan keuangan semua lembaga pemerintahan yaitu Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).  
Terdapat beberapa hal pokok yang menjadi standar dalam SAP dan membedakannya
dengan laporan keuangan umum yaitu harus menyertakan Laporan Realisasi Anggaran,
Neraca, Laporan Arus Kas, dan Laporan Atas Laporan Keuangan. Selain itu, dasar dalam
pembuatan laporan keuangan dalam SAP sendiri berdasarkan 2 hal yakni SAP berbasis kas
(pendapatan, belanja, dan pembiayaan) serta SAP berbasis akrual (pendapatan, beban, aset,
utang, dan ekuitas).
Penjabaran Standar Akuntansi Keuangan dan jenis-jenisnya di atas selayaknya
dipahami oleh semua akuntan dari masing-masing jenis perusahaan. Hal ini penting agar
laporan keuangan tetap berada dalam standar nasional sehingga bisa masuk untuk berbagai
keperluan.

Soal
1. Dalam prinsip akuntansi FASB sedang menyusun sebuah standar, “Hierarki Prinsip-
prinsip Akuntansi yang diterima Umum.” Jelaskan apa yang dimaksud standar
tersebut?
Jawab :
Hierarki Prinsip-prinsip Akuntansi yang diterima Umum mendefinisikan arti dari
prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. standar ini menentukan sumber
prinsip-prinsip akuntansi dan kerangka kerja pemilihan prinsip yang akan digunakan
dalam penyusunan laporan keuangan.

2. Apa akibatnya jika perusahaan di luar A.S. sering kali menyusun laporan keuangan
dengan menggunakan standar yang berbeda dengan GAAP A.S?
Jawab :
Akibatnya, perusahaan internasional seperti Coca-Cola, Microsott, dan IBM telah
mengembangkan informasi keuangan dengan cara yang berbeda. Selain menyebabkan
biaya tambahan, pengguna laporan Keuangan juga harus memahami setididaknya dua
jenis GAAP

3. Buatlah Ilustrasi yang menunjukkan bagaimana proses alokasi modal bekerja


Jawab :

Pelaporan keuangan pemakai Alokasi modal

Informasi keuangan yang investor dan kreditor Proses penentuan bagaimana


disediakan sebuah perusahaan menggunakan laporan dan dengan biaya berapa uang
untuk membantu pemakainya keuangan untuk membuat dialokasikan ke dalam
membuat keputusan-keputusan keputusan-keputusan kepentingan-kepentingan
4. Metode apa saja yang digunakan Accounting Standards Executive Committee
(AcSEL) sebagai komite yang berwenang berbicara atas nama AICPA ?
Jawab :
1. Audit and Accounting Guidelines mengikhtisarkan praktek-praktek akuntansi
dari industri tertentu dan menyediakan tuntunan khusus menyangkut masalah
masalah yang tidak ditangani oleh FASB.
2. Statements of Position (SOP) menyediakan tuntunan atas topik-topik pelaporan
keuangan sampai FASB menetapkan standar untuk topik-topik tersebut.
3. Practice Bulletins mengindikasikan pandangan AcSEC menyangkut masalah
pelaporan keuangan yang lebih sempit. yang tidak ditangani oleh FASB.

5. Sebutkan dan jeaskan standar akuntansi yang ada di indonesia


Jawab :
1) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
= ini juga digunakan untuk entitas perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik
yakni entitas yang sudah terdaftar atau dalam proses pendaftaran di pasar modal.
PSAK ini sendiri biasanya digunakan oleh perusahaan publik dan umum, seperti
asuransi, perbankan, dan BUMN.
2) Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK-ETAP)
= Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-
ETAP) merupakan Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapkan untuk entitas
(lembaga atau organisasi) yang tidak memiliki akuntabilitas atau
pertanggungjawaban dalam ranah publik.
3) Standar Akuntansi Syariah (SAS)
Standar akuntansi keuangan ini ditujukan bagi entitas atau perusahaan yang
memakai sistem transaksi syariah. Acuan bagi SAS sendiri adalah mengikuti SAK
umum namun berbasis syariah yang mengacu pada fatwa MUI.
4) Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) merupakan standar yang dibuat untuk
entitas pemerintah. Standar ini dibuat dan diterbitkan oleh Komite Standar
Akuntansi Pemerintahan dan ditetapkan sebagai Peraturan Pemerintah.
Laporan Laba-Rugi
Laporan laba-rugi, yang juga sering disebut statement of income atau statement of
earnings, adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode
waktu tertentu. Komunitas bisnis dan investasi menggunakan laporan ini untuk menentukan
profitabilitas, nilai investasi, dan kelayakan kredit atau kemampuan perushaan melunasi
pinjaman. Laporan laba-rugi menyediakan informasi yang diperlukan ole para investor dan
kreditor untuk membantu memprediksikan jumlah, penetapan waktu, dan ketidakpastian dari
arus kas masa depan

 Kegunaan Laporan Laba-Rugi


Laporan laba rugi membantu pemakai laporan keuangan memprediksikan arus kas masa
depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan kreditor dapat menggunakan
informasi yang terdapat dalam laporan laba-rugi untuk:
1. Mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan
2. Memberikan dasar untuk memprediksikan kinerja masa depan
3. Membantu menilai resiko atau ketidakpastian pencapaian arus kas masa depan.
 Keterbatasan Laporan Laba-Rugi
Karena laba bersih merupakan suatu estimasi dan mencerminkan sejumlah asumsi, para
pemakai laporan laba-rugi menyadari keterbatasan terentu dari informasi yang terdapat
dalam laporan laba-rugi. Beberapa diantaranya adalah:
1. Pos-pos yang tidak dapat diukur secara akurat tidak dilaporkan dalam laporan
laba-rugi.
2. Angka-angka laba dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan.
3. Pengukuran laba yang melibatkan pertimbangan.
 Kualitas Laba
Signifikansi dari intormasi yang terdapat dalam laporan laba-rugi untuk
pengambilan keputusan investasi dan kredit, termasuk pengevaluasian perusahaan dan
para manajernya. Perusahaan mencoba memenuhi atau mengungguli ekspektasi Wall
Street agar harga saham mereka dan nilai opsi saham manajemen meningkat. Dengan
kata lain, perusahaan memiliki dorongan untuk mengelola laba guna memenuhi target
laba atau membuat laba terlihat kurang berisiko.
Baru-baru ini, SEC telah mengekspresikan kekhawatirannya bahwa motivasi
untuk memenuhi target laba bisa membuat perusahaan mengabaikan praktek bisnis yang
baik. Akibatnya, kualitas laba dan kualitas pelaporan keuangan menjadi menurun.
Seperti dikatakan oleh ketua SEC, "Pengelolaan laba dapat menciptakan manipulasi;
integritas dikalahkan oleh ilusi. Karenanya, SEC telah mulai mengambil tindakan tegas
untuk mencegah praktek pengelolaan laba.
Apa yang dimaksud dengan pengelolaan laba (earnings management)?
Pengelolaan laba sering didefinisikan sebagai perencanaan waktu pendapatan, beban,
keuntungan, dan kerugian untuk mengurangi gejolak laba. Dalam sebagian besar kasus,
pengelolaan laba digunakan untuk menaikkan laba tahun berjalan sehingga menurunkan
laba tahun-tahun berikutnya.
Pengelolaan laba juga dapat digunakan untuk menurunkan laba tahun berjalan
dalam rangka menaikkan laba masa depan. Kasus klasik di sini adalah pemakaian
cadangan "cookie jar, yang dibentuk dengan menggunakan asumsi yang tidak realistis
untuk mengestimasi kewajiban seperti retur penjualan, kerugian pinjaman, dan biaya
garansi. Cadangan ini dapat dikurangi di masa depan untuk menaikkan laba di masa
depan.
Pengelolaan laba semacam itu memiliki dampak negatif terhadap kualitas laba
(quality of earnings) jika hal itu mendistorsi informasi yang terdapat dalam laporan laba-
rugi sedemikian rupa sehingga mengurangi mantaatnya untuk tujuan peramalan laba dan
arus kas masa depan. Pasar didasarkan atas rasa saling percaya, dan dengan demikian,
ikatan antara pemegang saham dan perusahaan haruslah kuat. Jika investor atau pihak
lainnya tidak percaya pada angka-angka yang dilaporkan dalam laporan keuangan, maka
pasar modal Amerika akan rusak. Seperti telah dikemukakan dalam cerita pembuka, kita
perlu dengan cermat menyelidiki pengukuran dan pelaporan laba untuk menjanin kualitas
laba dan mempertahankan keyakinan investor atas laporan laba-rugi.
 Format Laporan Laba-Rugi
 Unsur-Unsur Laporan Laba-Rugi
Laba bersih berasal dari transaksi pendapatan, beban, keuntungan, dan
kerugian. Transaksi-transaksi ini diikhtisarkan dalam laporan laba-rugi. Metode
pengukuran laba ini dikenal sebagai pendekatan transaksi (transaction approach)
karena berfokus pada aktivitas yang berhubungan dengan laba yang telah terjadi
selama periode akuntansi. Laba juga dapat diklasifikasikan menurut pelanggan, lini
produk, atau fungsi, atau menurut kategori operasi dan nonoperasi, berlanjut dan
yang dihentikan, serta biasa dan tidak biasa. Defenisi yang lebih formal untuk pos-
pos yang berhubungan dengan laba, yang dikenal sebagai unsur-unsur utama lapora
laba-rugi.
Pendapatan bisa dalam berbagai bentuk, seperti penjualan, honor,
bunga, dividen, dan sewa. Beban juga memiliki berbagai bentuk, seperti harga
pokok penjualan, penyusutan, bunga, sewa, gaji dan upah, serta pajak. Keuntungan
dan kerugian juga berasal dari banyak kejadian seperti penjualan investasi, penjualan
aktiva pabrik, pelunasan kewajiban, penghapusan aktiva akibat keusangan atau
bencana, dan pencurian.
Perbedaan antara pendapatan dengan keuntungan dan antara beban dengan
kerugian sangat tergantung pada aktivitas normal perusahaan. Sebagai contoh,
apabila McDonald's menjuai hamburger, maka harga jualnya dicatat sebagai
pendapatan. Namun, apabil McDonald's menjual tanah, maka selisih antara harga
jual dengan nilai buku akan dicatat sebagai keuntungan. Perbedaan perlakuan ini
muncul karena penjualan hamburger merupakan bagian dari operasi biasa
McDonald's sementara penjualan tanah bukan.
Pentingnya pelaporan unsur-unsur ini tidak bisa diremehkan. Bagi
sebagian besar pengambil keputusan, bagian dari laporan keuangan sering kali lebih
berguna dari laporan keuangan secara keseluruhan. Seperti telah dikemukakan
sebelumnya, investor dan kreditor berkepentingan dalam meramalkan jumlah,
penetapan waktu, dan ketidakpastian laba serta arus kas masa depan. Karena unsur-
unsur laporan laba-rugi ditampilkan dalam rincian yang memadai dan dapat
dibandingkan dengan data tahun-tahun sebelumnya, maka pengambil keputusan
akan lebih mampu menilai laba dan arus kas masa depan.
 Laporan Laba-Rugi Bentuk Langsung
Dalam melaporkan pendapatan, keuntungan, beban, dan kerugian, format
yang dikenal dengan laporan laba-rugi bentuk langsung (single-step income
statement) sering digunakan. Dalam laporan laba-rugi bentuk langsung, hanya ada
dua pengelompokkan, yaitu pendapatan dan beban. Pendapatan dikurangkan dengan
beban untuk menghitung laba bersih atau rugi bersih. Istilah “langsung” muncul
karena perhitungan laba bersih hanya memerlukan satu pengurangan. Pajak
penghasilan seringkali dilaporkan terpisah sebagai pos terakhir sebelum laba bersih
untuk memperlihatkan hubungannya dengan laba sebelum pajak-penghasilan.
Perusahaan menggunakan laporan laba-rugi bentuk langsung dalam
pelaporan keuangan, karena bentuknya yang sederhana, meskipun dalam beberapa
tahun terakhir, laporan laba-rugi bertahap yang akan dibahas semakin populer.
Keunggulan utama format langsung terletakpada kesederhanaan penyajian
dan tidak adanya implikasi bahwa satu jenis pos pendapatan atau beban lebih
diprioritaskan dari yang lainnya. Dengan demikian, format langsung menghilangan
masalah klasifikasi yang bisa muncul.
 Laporan Laba-Rugi Bertahap
Beberapa pihak berpendapat bahwa pencantuman data pendapatan dan beban
penting lainnya membuat laporan laba-rugi menjadi lebih bermanfaat. Klasifikasi
lanjutan ini meliputi:
1. Pemisahan aktivitas operasi dan nonoperasi perusahaan.
2. Klasifikasi beban menurut fungsi, seperti barang dagang atau manufaktur
(harga pokok penjualan), penjualan, dan administrasi.
Laporan laba-rugi bertahap(multiple-step income statement) digunakan untuk
mengakui hubungan tambahan ini. Laporan ini memisahkan transaksi operasi dari
transaksi nonoperasi, serta menandingkan biaya dan beban dengan pendapatan yang
berhubungan. Format bertahap menampilkan berbagai komponen laba yang
digunakan untuk menghitung rasio yang akan dipakai dalam menilai kinerja
perusahaan.

 Komponen Intermediate dari Laporan Laba-Rugi


Meskipun isi dari bagian operasi selalu sama, namun urutan penyajiannya
tidak selalu sama. Klasifikasi beban operasi lainnya yang direkomendasikan untuk
toko-toko ritel adalah klasifikasi beban fungsional (functional expense classification)
yang terdiri dari beban administrasi, hunian, publisitas, pembelian, dan penjualan.
Biasanya, laporan keuangan yang disajikan kepada pemakai eksternal tidak
serinci laporan manajemen internal. Laporan internal cenderung memiliki lebih
banyak kategori beban-biasanya dikelompokkan sepanjang lini pertanggung
jawaban. Rincian ini memungkinkan manajemen puncak untuk menilai kinerja para
stafnya. Transaksi tidak biasa seperti operasi yang dihentikan dan pos-pos luar biasa
dilaporkan secara terpisah, setelah laba dari operasi berlanjut. Perhatikan bahwa
ketika menghitung laba bersih, tiga sub-total disajikan dalam laporan:
1. Pendapatan penjualan bersih,
2. Laba kotor atas penjualan
3. Laba opreasi.
Pengungkapan pendapatan penjualan bersih berguna karena pendapatan
reguler dilaporkan sebagai pos terpisah. Pendapatan tidak biasa atau insidentil
diungkapkan dalam bagian laporan laba-rugi lainnya. Akibatnya, kecenderungan
pendapatan dari operasi berlanjut (continuing operations) akan lebih mudah
dipahami dan dianalisis.
Pelaporan laba kotor menyediakan angka yang berguna untuk mengevaluasi
kinerja perusahaan dan menilai laba masa depan. Suatu studi atas kecenderungan
laba kotor bisa memperlihatkan seberapa sukses perusahaan memantaatkan sumber
daya; studi serupa juga bisa menjadi dasar untuk memahami bagaimana marjin laba
telah berubah akibat tekanan persaingan.
Terakhir, pengungkapan laba operasi akan memperlihatkan perbedaan antara
aktivitas biasa dengan aktivitas tidak biasa atau insidentil. Pengungkapan ini
membantu pemakai menyadari bahwa aktivitas tidak biasa atau insidentil kecil
kemungkinannya akan terus berlanjut pada tingkat yang sama. Selain itu,
pengungkapan laba operasi bisa membantu pemakai membandingkan perusahaan
yang berbeda dan menilai efisiensi operasi.
 Laporan Laba-Rugi Ringkas
Dalam beberapa kasus, tidak mungkin untuk menyajikan semua rincian beban
yang diinginkan dalam satu laporan laba-rugi yang biasa. Masalah ini dapat
dipecakan dengan hanya mencantumkan total kelompok beban dalam laporan laba-
rugi, dan menyusun skedul beban tambahan untuk mendukung total-total tersebut.
Dengan format ini, laporan laba-rugi itu sendiri dapat dikurangi menjadi beberapa
baris dalam satu lembar kertas. Karena alasan ini, para pemakai yang ingin
mempelajari semua data yang dilaporkan tentang operasi harus memperhatikan
skedul pendukung itu.
Seberapa banyak rincian yang harus dimasukkan dalam laporan laba-
rugi selalu menjadi masalah. Pada satu sisi, kita ingin menyajikan laporan ringkas
yang sederhana agar para pemakai dapat langsung menemukan faktor-faktor yang
penting. Pada sisi lain, kita ingin mengungkapkan hasil-hasil dari semua aktivitas
dan menyajikan lebih dari sekedar kerangka laporan. Unsur-unsur dasar tertentu
selalu dicantumkan, tetapi seperti yang telah kita lihat, unsur-unsur ini dapat
disajikan dalam berbagai format.
 Pelaporan Pos-Pos Tidak Biasa
Baik laporan laba-rugo bentuk langsung maupun bertahap yang telah
diilustrasikan, GAAP memperbolehkan fleksibilitas dalam penyajian komponen laba.
Namun, terdapat dua bidang yang penting yang telah dikembangkan FASB sebagai
pedoman khusus: apa yang perlu dicantumkan sebagai laba dan bagaimana pos-pos tidak
biasa atau luar biasa tertentu dilaporkan.
Apa yang harus dimasukkan dalam laba bersih telah menjadi kontroversi selama
bertahun-tahun. Sebagai contoh, apakah perusahaan harus melaporkan keuntungan dan
kerugian tidak biasa serta koreksi pendapatan dan bebarı tahun-tahun sebelumnya,
sebagai bagian dari laba ditahan? Atau, hal itu disajikan pertama kali dalam laporan laba-
rugi dan kemudian ditutup ke laba ditahan?
Isu ini sangat penting, karena pelaporan pos-pos tidak biasa dalam laporan laba-
rugi merupakan hal yang substansial. Pelaporan laba yang konsisten dan dapat
dibandingkan untuk menghindari informasi "promosional yang dilaporkan perusahaan.
Jadi sangat penting mengembangkan kerangka kerja untuk melaporkan pus-pos tidak
biasa guna memastikan informasi laba yang dapat diandalkan."
Banyak pemakai mendukung pendekatan kinerja operasi berjalan (current
operating performance approach) dalam pelaporan laba. Analis tersebut berpendapat
bahwa ukuran laba yang paling berguna hanya akan mencerminkan unsur pendapatan
dan beban yang biasa serta berulang. Pos-pos tidak biasa tidak akan mencerminkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba di masa depan.
Jadi, apa yang harus dilakukan? Profesi akuntansi telah mengadopsi konsep
mencakup-semua yang dimodifikasi (modified all-inclusive concept) dan mewajibkan
aplikasi pendekatan ini dalam praktek. Pendekatan ini menunjukkan bahwa
perusahaan mencatat hampir semua pos, termasuk pos-pos tidak biasa, sebagai bagian
dari laba bersih. Selain itu, perusahaan juga diharuskan menampilkan pos-pos tidak
biasa (iregular items) dalam laporan keungan sehingga para pemakal dapat
menentukan dengan lebih baik kemampuan menghasilkan laba jangka panjang dari
perusahaan bersangkutan.
Pos-pos tidak biasa terbagi dalam enak kategori umum yaitu:
1. Operasi yang dihentikan.
2. Pos-pos luar biasa.
3. Keuntungan dan kerugian tidak biasa.
4. Perubahan prinsip akuntansi.
5. Perubahan estimasi.
6. Koreksi kesalahan.
 Operasi yang Dihentikan
Salah satu jenis paling umum dari pos-pos tidak biasaadalah operasi yang
dihentiksn (discontinued operations). Operasi yang dihentikan terjadi apabila dua hal
berikut terjadi: (a) perusahaan mengeliminasi hasil operasi dan arus kas komponen
dari operasi yang sedang berjalan, dan (b) tidak ada lagi aktivitas yang dilakukan
komponen itu setelah transaksi pelepasan.
Perusahaan melaporkan operasi yang dihentikan (dalam kategori laporan laba-
rugi yang terpisah) untuk keuntugan atau kerugian dari pelepasan komponen bisnis.
Selain itu, hasil operasi dari suatu komponen yang telah atau akan dilepas juga harus
dilaporkan terpisah dari operasi berlanjut (continuing operations). Pengaruh dari
operasi yang dihentikan diperlihatan setelah pajak sebagai kategori terpisah, yaitu
setelah operasi berlanjut tetapi sebelum pos-pos luar biasa.
 Pos-pos Luar Biasa
Pos-pos luar biasa (extraordinary items) didefenisikan sebagai pos-pos
material yang jarang-muncul, yang secara signifikan berbeda dengan aktivitas bisnis
utama perusahaan. Kriteria untuk pos-pos luar biasa adalah sebagai berikut:
Pos-pos luar biasa adalah kejadian dan transaksi yang dibedakan oleh sifatnya yang
tidak biasa dan oleh kejaranga terjadinya. Kedua kriteria berikut harus dipenuhi
sebelum suatu kejadian atau transaksi dapat diklasifikasikan sebagai pos luar biasa:
a. Bersifat tidak biasa (unusual nature). Kejadian atau transaksi yang
mendasari harus memiliki tingkat abnormalitas yang tinggi dan merupakan
jenis yang secara jelas tidak berhubungan dengan, atau hana bersifat
insidentil berkaitan dengan, aktivitas normal dan umum perusahaan,
dengan memperhitungkan lingkungan dimana perusahaan beroperasi.
Kejarangan terjadinya (infrequency of occurrence). Kejadian atau transaksi
yang mendasari harus merupakan jenis yang tidak diharapkan akan terjadi kembali
di masa mendatang dengan memperhitungkan lingkungan di mana perusahaan
beroperasi.
Untuk klarifikasi lebih lanjut, keuntungan dan kerugian berikut bukan
merupakan pos luar biasa:
a. Penurunan atau penghapusan piutang, persediaan, peralatan yang dilease
kepadapihak lain, biaya riset dan pengembangan yang ditangguhkan, serta
aktiva tak berwujud lainnya.
b. Keuntungan atau kerugian dari pertukaran atau transaksi valuta asing,
termasuk yang berhubungan dengan devaluasi dan revaluasi berskala
besar.
c. Keuntungan atau kerugian atas pelepasan komponen bisnis (dilaporkan
sebagai operasi yang dihentikan).
d. Keuntungan atau kerugian lain dari penjualan atau pembebasan property,
pabrik, atau peralatan yang dipakai dalam operasi.
e. Pengaruh pemogokan, termasuk yang dialami oleh pesaing dan pemasok
penting.
f. Penyesuaian akrual atas kontrak jangka Panjang.
Pos-pos yang disebutkan di atas tidak dianggap sebagai pos luar biasa, karena
bersifat biasa dan diperkirakan akan terjadi sebagai akibat dari aktivitas bisnis yang
normal atau berlanjut.
Hanya dalam situasi yang jarang terjadi suatu kejadian atau transaksi secara jelas
memenuhi kriteria sebagai posluar biasa. Dalam menentukan apakah suatu pos
merupakan pos luar biasa atau tidak, lingkungan tempat perusahaan tersebut
beroperasi merupakan pertimbangan utama. Lingkungan ini meliputi factor-faktor
seperti karakteristik industry, lokasi, geografis, dan sifat serta luas peraturan
pemerintah. Jadi, FASB menyatakan bahea perlakuan atas pos luar biasa karena
kerugian akibat badai salju yang dialami sebuah produsen tembakau adalah tepat
sebab kerusakan akibat badai salju di lokasi itu jarang terjadi. Pada sisi lain,
kerugian akibat badai salju yang dialami produsen jeruk di Florida tidak memenuhi
kualifikasi sebagai pos luar biasa karena kerusakan akibat badai salju disini biasanya
dialama stiap tiga atau empat tahun sekali.
Demikia juga, apabila sebuah perusahaan menjual satu-satunya investasi
sekuritas signifikan yang pernah dimilikinya, maka keuntungan atau kerugian dari
penjualan tersebut memenuhi kriteria sebagai pos luar biasa. Namun, perusahaan
lain yang memiliki portofolio sekuritas tersebut sebagai pos luar biasa. Penjualan
sekuritas semacam ini akan dianggap sebagai bagian dari akivitas yang biasa dan
khas perusahaan.
Selain itu, diperlukan banyak pertimbangan dalam menentukan apakah suatu pos
harus dilaporkan sebagai pos luar biasa. Pos luar biasa harus disajikan dalam jumlah
bersih setelah pajak dalam bagian terpisah di laporan laba-rugi, biasanya tetap
sebelum laba bersih. Setelah mencantumkan pendapatan yang biasa, biaya dan
beban, serta pajak penghasilan, yaitu bagian akhir dari laporan laba-rugi.
 Keuntungan dan Kerugian Tidak Biasa
Karena kriteria yang ketat atas pos-pos luar biasa, maka para pemakai laporan
keuangan harus memperhatikan secara seksama pos-pos laporan keuangan yang
tidak biasa atau jarang-terjadi tetapi tidak keduanya. Seperti telah diindikasikan
sebelumnya, pos-pos seperti penghapusan persediaan serta keuntungan dan kerugian
fluktuasi valuta asing tidak dianggap sebagai pos luar biasa. Jadi, pos-pos ini
adakalanya disajikan bersama dengan pendapatan dan beban normal yang berulang.
Jika jumnlahnya tidak material, maka pos-pos ini digabungkan dengan pos-pos
lainnya dalam laporan laba-rugi. Jika jummlahnya metrial, maka pos-pos ini harus
diungkapkan secara terpisah, tetapi disajikan di atas “laba(rugi) sebelum pos luar
biasa”. Perusahaan cenderung melaporkan pos-pos tidak biasa dalam bagian terpisah
tepat di atas “laba dari operasi sebelum pajak penghasilan” dan “pos luar biasa”,
khususnya jika terdapat lebih dari satu pos tidak biasa.
Dalam menangangi kejadian-kejadian yang tidak biasa atau jarang terjadi
tetapi tidak keduanya, profesi akuntansi berupaya mencegah praktek yang dipercaya
banyak pihak menyesatkan. Perusahaan sering kali melaporkan transaksi semacam
itu atas dasar setelah pajak dan menyajikan secara mencolok pengaruh laba per
saham dari pos-pos ini. Meskipun tidak diberi judul pos-pos luar biasa, namun hal
itu disajikan dengan cara yang serupa. Sejumlah pihak menyebut pos semacam ini
sebagai “sepupu pertama” dari pos luar biasa.
Akibatnya, FASB secara spesifik melarang perlakuan bersih sesudah pajak
atas pos-pos seperti itu untuk menjamin bahwa pemakai laporan keuangan dapat
dengan mudah membedakan pos-pos luar biasa-yang dilaporkan bersih sesudah
pajak-dari pos-pos material, dengan yang tidak biasa atau jarang terjadi, tetapi tidak
keduanya.
 Perubahan Prinsip Akuntansi
Perubahan akuntansi seringkali terjadi dalam praktek, karena kejadian atau
kondisi penting pada tanggal laporan mungkin masih diperdebatkan atau bersifat
tidak pasti. Karena itu, salah satu jenis perubahan akuntansi terjadi ketika suatu
prinsip akuntansi yang digunakan perusahaan berbeda dengan yang digunakan
sebelumnya. Perubahan prinsip akuntansi akan mencakup perubahan metode
pendapatan harga persediaan dari FIFO ke biaya rata-rata atau perusahaan dalam
akuntansi unutk kontrak konstruksi dari metode presentase penyelesaian menjadi
metode selesainya kontrak.
Sebuah perusahaan mengakui perubahan prinsip akuntansi dengan melakukan
penyesuaian retrospektif terhadap laporan keuangan. Penyesuaian tersebut membuat
laporan keuangan tahun lalu konsisten dengan prinsip yang baru diadopsi.
Perusahaan mencatat pengaruh kumulatif dari perubahan periode lalu sebagai
penyesuaian terhadap laba ditahan pada awal tahun yang disajikan.
Jadi, berdasarkan pendekatan retrospektif, perusahaan memasukkan kembali
angka laba tahun lalu menurut metode yang baru diadopsi. Pendekatan ini
mempertahankan komparabilitas antartahun.
 Perubahan Estimasi
Estimasi selalu melekat dalam proses akuntansi. Sebagai contoh, perusahaan
mengestimasi umur manfaat dan nilai sisa aktiva yang dapat disusutkan, piutang tak
tertagih, keusangan persediaan, dan jumlah periode yang diharapkan atas manfaat
dari pengeluaran tertenu. Jarang terjadi, karena berlalunya waktu, perubahan
kondisi, atau informasi baru yang diperoleh, bahkan estimasi pada awalnya dibuat
dengan niat baik harus diubah. Perubahan estimasi (changes in estimates) semacam
ini disajikan dalam periode terjadinya perubahan itu jika hanya mempengaruhi
periode bersangkutan, atau dalam periode terjadinya perubahan serta periode di
masa depan jika perubahan itu mempengaruhi keudanya.
 Koreksi Kesalahan
Kesalahan dapat terjadi akibat kesalahan matematis, kesalahan dalam
mengaplikasikan prinsip akuntansi, atau salah menggunakan fakta-fakta yang ada
pada waktu laporan keuangan disusun. Pada tahun-tahun belakangan ini, banyak
perusahaan telah mengoreksi kesalahan dalam laporan keuangannya. Sebagai
contoh, salah satu kelompok perusahaan konsultan menyatakan bahwa pemicu
kesalahan tersebut adalah naiknya pernyataan kembali sebesar 28 persen (menjadi
414 pernyataan kembali) di tahun 2004. Kesalahan yang paling umum terkait dengan
pelaporan pendapatan yang tidak tepat, akuntansi untuk opsi saham, penyisihan
piutang, persediaan, restrukturisasi, dan kerugian kontinjensi.
Perusahaan harus mengoreksi kesalahan tersebut dengan membuat ayat
jurnal yang tepat pada akun terkait dan melaporkan koreksi tersebut dalam laporan
keuangan. Koreksi kesalahan diperlakukan sebagai penyesuaian periode sebelumnya
(prior period adjustments), yang serupa dengan perubahan prinsip akuntansi.
Perusahaan mencatat koreksi kesalahan pada tahun di mana kesalahan tersebut
ditemukan. Perusahaan itu juga melaporkan kesalahan dalam laporan keuangan
sebagai penyesuaian atas saldo awal laba ditahan. Jika perusahaan membuat laporan
keuangan komparatif, perusahaan harus menyatakan kembali aporan sebelumnya
untuk mengetahui pengaruh kesalahan itu.
 Ringkasan Pos-pos Tidak Biasa
Profesi akuntan publik kini cenderung menerima konsep laba mencakup
semua yang dimodifikasi ketimbang konsep kinerja operasi berjalan. Kecuali untuk
perubahan prinsip akuntansi dan koreksi kesalahan, yang dibebankan atau dikredit
secara langsung ke laba ditahan, semua keuntungan atau kerugian tidak biasa lainnya
atau pos-pos tidak berulang ditutup ke Ikhtisar Laba-Rugi dan dicantumkan dalam
laporan laba-rugi.
Dari pos-pos tidak bisa ini, operasi yang dihentikan dari suatu
komponen bisnis diklasifikasikan sebagai pos terpisah dalam laporan laba-rugi,
setelah "laba dari operasi berlanjut". Pos-pos tidak biasa, material, dan tidak
berulang yang sangat berbeda dengan aktivitas bisnis yang biasa atau khas disajikan
dalam bagian terpisah berjudul "Pos-pos luar biasa" di bawah bagian "Operasi yang
dihentikan." Pos-pos lainnya yang berjumlah material, dan bersifat tidak biasa atau
tidak berulang serta tidak dianggap sebagai luar biasa juga disajikan secara terpisah.
Karena banyaknya angka laba antara atau intermediate yang ditimbulkan oleh
pelaporan pos-pos tidak biasa ini, maka evaluasi yang cermat atas informasi
pendapat yang dilaporkan oleh media keuangan sangat diperlukan.
 Masalah Pelaporan Khusus
 Alokasi Pajak Intraperiode
Perusahaan melaporkan pos-pos tidak biasa (kecuali keuntungan dan kerugian
tidak biasa) pada laporan laba-rugi atau laporan laba ditahan bersih setelah pajak.
Prosedur ini disebut alokasi pajak intraperiode (intraperiod tax allocation), yaitu
alokasi dalam satu periode. Alokasi ini mengaitkan beban pajak penghasilan
(terkadang disebut sebagai provisi pajak penghasilan) dari periode fiskal dengan
pos-pos khusus yang meningkatkan jumlah provisi pajak.
Alokasi pajak intraperiode membantu para pengguna laporan keuangan
memahami dengan lebih baik dampak pajak penghasilan terhadap berbagai
komponen laba bersih.
Alokasi pajak intraperiode dalam laporan laba-rugi digunakan untuk pos-pos
berikut: (1) laba dari operasi berlanjut, (2) operasi yang dihentikan, dan (3) pos-pos
luar biasa. Konsep umumnya adalah "biarkan pajak mengikuti laba."
Beban pajak penghasilan yang berasal dari "laba operasi berlanjut" dihitung
dengan mencari beban pajak penghasilan yang berhubungan dengan transaksi
pendapatan dan beban yang digunakan dalam menentukan laba ini. (Dalam
perhitungan pajak ini, perusahaan tidak mempertimbangkan konsekuensi pajak dari
pos-pos yang tidak dimasukkan dalam penentuan "laba dari operasi berlanjut").
Dengan kata lain, pengaruh pajak yang terpisah kemudian dikaitkan dengan setiap
pos tidak biasa, seperti operasi yang dihentikan dan pos-pos luar biasa.
 Laba Per Saham
Hasil operasi perusahaan biasanya diikhtisarkan dalam satu angka penting:
laba bersih. Namun, karena pengikhtisaran ini seolah-olah belum cukup sebagai
penyederhanaan, dunia keuangan telah menerima secara luas sebuah angka yang
lebih padat lagi sebagai indikator bisnis yang paling signifikan-laba per saham
(earnings per share).
Perhitungan laba per saham biasanya bersifat langsung. Rumus perhitungan
laba per saham adalah laba bersih dikurangi dividen saham preferen (laba yang
tersedia bagi pemegang saham biasa) dibagi dengan rata-rata tertimbang saham biasa
yang beredar.
"Laba bersih per saham" atau "laba per saham" adalah rasio yang
umumnya digunakan dalam prospektus, bahan penyajian, dan laporan tahunan
kepada pemegang saham. Hal ini juga disoroti dalam media keuangan, oleh lembaga
jasa statistik seperti Standard & Poor's, dan oleh analis sekuritas Wall Street. Karena
negitu penting, laba per saham harus diungkapkan pada bagian muka laporan laba-
rugi. Sebuah perusahaan yang melaporkan operasi yang dihentikan atau pos luar
biasa harus melaporkan angka laba per saham untuk pos-pos tersebut, baik dalam
bagian muka laporan laba-rugi ataupun dalam catatan atas laporan keuangan.
Banyak korporasi memiliki struktur modal sederhana yang hanya
terdiri dari saham biasa. Bagi perusahaan semacam ini, penyajian seperti "laba per
saham biasa dalam laporan laba-rugi adalah tepat. Namun, dalam banyak hal, laba
per saham perusahaan dapat terkena dilusi (pengurangan) di masa depan karena
keberadaan kontinjensi memungkinkan penerbitan saham biasa tambahan.
Singkatnya, kesederhanaan dan ketersediaan angka laba per saham dapat membuat
angka ini digunakan secara luas. Karena begitu penting bagi publik, maka angka
laba per saham harus disajikan seberarti mungkin.
 Laporan Laba Ditahan
Laba bersih akan menaikkan laba ditahan dan rugi bersih akan menurunkan
laba ditahan. Sementara itu, baik dividen tunai maupun dividen saham akan
menurunkan laba ditahan. Perubahan prinsip akuntansi dan penyesuaian periode
sebelumnya bisa menaikkan atau menurunkan laba ditahan. Penyesuaian periode
sebelumnya (setelah pajak) harus dibebankan atau dikredit ke saldo awal laba
ditahan, sehingga tidak dimasukkan dalam penentuan laba bersih periode berjalan.
Rekonsiliasi antara saldo awal dengan saldo akhir laba ditahan
menyediakan informasi tentang mengapa aktiva bersih meningkat atau menurun
selama tahun berjalan. Asosiasi antara distribusi dividen dengarn laba bersih periode
berjalan mengindikasikan apa yang dilakukan manajemen terhadap laba: Manajemen
mungkin "menanamkan kembali" sebagian atau seluruh laba ke dalam bisnis,
mendistribusikan semua laba berjalan, atau mendistribusikan laba berjalan ditambah
akumulasi laba dari tahun-tahun sebelumnya.
 Pembatasan Laba Ditahan
Perusahaan sering kali membatasi laba ditahan sesuai dengan persyaratan
kontraktual, kebijakan dewan direksi, atau kebutuhan saat ini. Pada umumnya,
perusahaan mengungkapkan jumlah laba ditahan yang dibatasi dalam catatan atas
laporan keuangan. Dalam beberapa kasus, perusahaan memindahkan jumlah laba
ditahan yang dibatasi ke akun yang berjudul Laba Ditahan yang Diapropriasi
(Approprinted Retained Earning). Karena itu, bagian laba ditahan dapat melaporkan
dua jumlah yang terpisah-(1) laba ditahan yang bebas (tidak dibatasi) dan (2) laba
ditahan yang diapropiasi (dibatasi). Total dari kedua jumlah ini adalah sama dengan
total laba ditahan.
 Laba Komprehensif
Perusahaan biasanya memasukkan semua pendapatan, beban, serta
keuntungan dan kerugian dalam laba yang diakui selama periode berjalan. Pos-pos
ini diklasifikasikan dalam laporan laba-rugi sehingga para pembaca laporan
keuangan dapat memahami dengan lebih baik signifikansi dari berbagai komponen
laba bersih. Perubahan prinsip akuntansi dan koreksi kesalahan tidak dilibatkan
dalam penghitungan laba bersih karena pengaruhnya terkait dengan periode
sebelumnya.
Dalam tahun-tahun terakhir ini, pengvunaan nilai wajar untuk mengukur
aktiva dan kewajiban semakin meningkat. Lebih jauh, pelaporan keuntungan dan
kerugian terkait dengan perubahan nilai wajar mungkin telah menimbulkan
perdebatan tentang pelaporan laba. Karena nilai wajar terus berubah, beberapa pihak
berpendapat bahwa mengakui keuntungan dan kerugian tersebut dalam laba bersih
akan menyesatkan. FASB setuju dan telah mengidentifikasi beberapa transaksi yang
harus dicatat secara langsung pada ekuitas pemegang saham. Salah satu contohnya
adalan Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi atas sekuritas yang tersedia
untuk dijual. Keuntungan dan kerugian tersebut tidak dimasukkan dalam laba bersih,
sehingga mengurangi volatilitas laba bersih akibat fluktuasi nilai wajar. Pada saat
yang sama, pengungkapan keuntungan dan kerugian yang potensial harus
disediakan.
Pos-pos yang melewati laporan laba-rugi akan dimasukkan menurut konsep
laba komprehensif. Laba komprehensif (comprehensive income) meliputi semua
perubahan ekuitas selama suatu periode kecuali perubahan akibat investasi oleh
pemilik dan distribusi kepada pemilik. Karena itu, laba komprehensif meliputi
semua pendapatan dan keuntungan, bebar dan kerugian yang dilaporkan dalam laba
bersih, dan selain itu juga mencakup keuntungan dan kerugian yang tidak
dimasukkan dalam laba bersih tetapi mempengaruhi ekuitas pemegang saham. Pos-
pos yang melewati laporan laba-rugi ini disebut sebagai laba komprehensif lainnya
(other comprehensive income).
FASB memutuskan bahwa komponen laba komprehensit lainnya harus
disajikan dengan salah satu dari tiga cara berikut: (1) laporan laba-rugi kedua yang
terpisah; (2) laporan laba-rugi dan laba komprehensif gabungan; atau (3) sebagai
bagian dari laporan ekuitas pemegang saham. Tanpa memperhatikan format yang
digunakan, laba bersih harus ditambahkan ke laba komprehensif lainnya untuk
mendapatkan laba komprehensif. Informasi tentang laba per saham yang
berhubungan dengan laba komprehensif tidak perlu diungkapkan.
 Laporan Laba-Rugi Kedua
Pelaporan laba komprehensif dalam laporan yang terpisah mengindikasikan
bahwa keuntungan dan kerugian yang diidentifikasikan sebagai laba komprehensif
lainnya memiliki status yang sama dengan keuntungan dan kerugian tradisional. Di
samping itu, hubungan antara laporan laba-rugi tradisional dengan laporan laba-rugi
komprehensif terlihat jelas karena laba bersih merupakan titik awal dalam laporan
laba-rugi komprehensif.
 Laporan Gabungan Laba Komprehensif
Pendekatan kedua untuk melaporkan laba komprehensif lainnya adalah
membuat laporan gabungan laba komprehensif (combined statement of
comprehensive income). Dalam pendekatan ini, laba bersih tradisional adalah
subtotal, sementara total laba komprehensif ditunjukkan sebagai total akhir. Laporan
gabungan ini memiliki keunggulan karena tidak perlu membuat laporan keuangan
baru. Akan tetapi, menyembunyikan laba bersih sebagai subtotal dalam laporan
merupakan salah satu kelemahannya.
 Laporan Ekuitas Pemegang Saham
Pendekatan yang ketiga adalah melaporkan pos-pos laba komprehensif lainnya
dalam laporan ekuitas pemegang saham (statement of stockholders equity) (atau
sering juga disebut laporan perubahan ekuitas pemegang saham). Laporan ini
melaporkan perubahan dalam setiap akun ekuitas pemegang saham dan total ekuitas
pemegang saham selama tahun berjalan. Laporan ekuitas pemegang saham biasanya
disajikan dalam format berkolom (columnar form) untuk setiap akun dan total
ekuitas pemegang saham.
Sebagian besar perusahaan menggunakan pendekatan laporan ekuitas
pemegang saham untuk menyajikan informasi yang berhubungan dengan komponen
laba komprehensif lainnya. Banyak perusahaan telah membuat laporan ekuitas
pemegang saham; mereka menambahkan kolom-kolom baru untuk menampilkan
informasi yang berkaitan deingan laba komprehensif tanpa biaya.
 Penyajian Neraca
Dengan menyediakan informasi tentang komponen laba komprehensif serta
total akumulasi laba komprehensit lainnya, perusahaan mengomunikasikan
informasi tentang semua perubahan aktiva bersih." Dengan informasi ini, pemakai
laporan keuangan akan mampu memahami dengan lebih baik kualitas laba
perusahaan.
Pertanyaan

1. Diketahui data-data perusahaan PT. Sun Service untuk periode akhir desember 2016
sbb :
Pendapatan jasa Rp. 5 0.000.000
Pendapatan bunga Rp. 500.000
Beban gaji Rp. 10.000.000
Beban sewa Rp. 2.500.000
Beban perlengkapan Rp. 1.000.000
Beban iklan Rp. 500.000
Beban penyusutan Rp. 400.000
Beban pentry Rp. 300.000
Beban premi asuransi Rp. 1.000.000
Beban listrik dan air Rp. 500.000
Beban administrasi Rp. 300.000
Beban bunga Rp. 200.000
Soal :
Buatlah laporan laba rugi perusahaan diatas dengan menggunakan bentuk laporan laba
rugi single step.
Jawab :
PT. Sun Service
Laporan Laba Rugi
Per Desember 2015

Pendapatan Usaha
Pendapatan Jasa Rp. 50.000.000
Pendapatan Bunga Rp. 500.000

Rp. 50.500.000

Beban Usaha
Beban gaji Rp. 10.000.000
Beban sewa Rp. 2.500.000
Beban perlengkapan Rp. 1.000.000
Beban iklan Rp. 500.000
Beban penyusutan Rp. 400.000
Beban pentry Rp. 300.000
Beban premi asuransi Rp. 1.000.000
Beban listrik dan air Rp. 500.000
Beban administrasi Rp. 300.000
Beban bunga Rp. 200.000

(Rp. 16.700.000)
Laba Bersih Rp. 33.800.000
2. Berdasarkan data perusahaan PT. Sun Service diatas buatlah laporan laba rugi
perusahaan diatas dengan menggunakan bentuk laporan laba rugi multiple step jika
diketahui pajak penghasilan 10%
Jawab :

PT. Sun Service


Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2015

Pendapatan Usaha

Pendapatan Jasa Rp. 50.000.000


Pendapatan Bunga Rp. 500.000

Rp. 50.500.000

Beban Usaha
Beban gaji Rp. 10.000.000
Beban sewa Rp. 2.500.000
Beban perlengkapan Rp. 1.000.000
Beban iklan Rp. 500.000
Beban penyusutan Rp. 400.000
Beban pentry Rp. 300.000
Beban premi asuransi Rp. 1.000.000
Beban listrik dan air Rp. 500.000
Beban administrasi Rp. 00.000
Beban bunga Rp. 200.000

(Rp. 16.700.000)

Laba sebelum pajak Rp. 33.800.000

Beban Pajak Penghasilan (10%) (Rp. 3.380.000)

Laba Setelah Pajak Rp. 30.420.000


3. Fungsi laporan laba rugi adalah ....
Jawab :
Menunjukan performance atau kinerja keuangan perusahaan.

4. Apa saja komponen laporan laba rugi ?


Jawab :
12 elemen utama dalam laporan laba rugi atai profit & loss statment atau income
statement yaitu
1. Pendapatan
2. Beban pokok penjualan
3. Penyajian beban usaha
4. Pendapatan lainnya
5. Biaya keuangan
6. Bagian laba dari entitas asosiasi dan/atau ventura bersama
7. Beban (penghasilan) pajak
8. Laba (rugi) operasi yang dihentikan
9. Laba periode berjalan
10. Pendapatan komprehensif lain
11. Penyajian pajak penghasilan terkait
12. Laba per saham dasar dan dilusian

5. Bagaimana format laporan laba rugi ?


Jawab :
Format laporan laba rugi adalah sbb :

PENJUALAN
HARGA POKOK PENJUALAN
BIAYA – BIAYA
PAJAK, BUNGA, PENYUSUTAN
INVESTASI
Definisi investasi yang perlu kita ketahui adalah sebuah cara pengumpulan modal
dengan resiko yang biasanya lebih tinggi namun pertambahan nilai yang juga lebih tinggi
daripada menabung agar kita bisa mencapai tujuan di masa depan. Dalam hal ini, yang
disebut nilai adalah uang.
Jika berbicara mengenai investasi pada surat-surat berharga, market adalah hal yang
mempengaruhi besar kecilnya resiko dalam investasi tersebut. Misalnya tiba-tiba market
turun, maka nilai investasi bisa juga sampai minus dari nilai awalnya. Tapi bisa saja suatu
hari market naik lagi dan bahkan bisa mngembalikan modal awal berkali-kali lipat. Oleh
karena itu investasi bertujuan untuk dapat memetik hasil secara jangka panjang.
Secara umum, tujuan perusahaan didirikan adalah untuk melipatgandakan kekayaan
pemiliknya. Sebagai institusi pencipta kekayaan (wealth creating institution), suatu
perusahaan harus mampu menghasilkan laba. Laba adalah selisih antara penghasilan yang
diterima perusahaan dari pelanggan atas penjualan barang atau jasa yang dihasilkannya dan
pengorbanan ekonomis yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh barang atau jasa
tersebut.
Melakukan investasi - baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang - dalam
berbagai asset yang tidak terkait secara langsung dengan usaha perusahaan. Investasi tersebut
dapat diwujudkan dalam bentuk pembelian berbagai aset seperti tanah dan surat berharga
serta berbagai asset lainnya, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Tetapi apa
pun aset yang dibeli, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang, tujuannya adalah
untuk memperoleh pendapatan dari investasi dalam berbagai aset tersebut. Karena tujuan
investasi tersebut adalah memperoleh pendapatan, maka biasanya perusahaan akan memilih
berinvestasi pada berbagai aset yang diperkirakan mudah diperjual-belikan.

 PENILAIAN DAN PENYAJIAN


Aset yang dibeli dan dimiliki untuk sementara oleh sebuah perusahaan biasanya memiliki
nilai yang cukup material. Karena itu, metode penilaian dan penyajian aset perusahaan akan
berpengaruh terhadap laporan keuangan perusahaan bersangkutan. Berkaitan dengan
penilaian dan penyajian aset, IFRS mengizinkan pemakaian salah satu dari dua metode yang
dapat digunakan, yaitu:
1. Berbasis Harga Perolehan (Biaya)
Yaitu metode penilaian aset yang didasarkan pada jumlah pengorbanan ekonomis yang
dilakukan perusahaan untuk memperoleh aset tetap tertentu sampai aset tetap tersebut
siap digunakan. Itu berarti nilai aser yang disajikan dalam laporan keuangan adalah
jumlah rupiah historis pada saat memperoleh aset tetap tersebut.

2. Berbasis Revaluasi (Nilai Pasar)


Yaitu metode penilaian aset yang didasarkan pada harga pasar ketika laporan keuangan
disajikan. Penggunaan metode ini akan memberikan gambaran yang lebih akurat tentang
nilai aset yang dimiliki perusahaan pada suatu waktu tertentu, karena nilai suatu aset
tertentu sering kali sudah tidak relevan lagi dengan kondisi ketika laporan keuangan
disajikan oleh sebuah perusahaan. Sebagai contoh, sebidang tanah yang dibeli
perusahaan 10 tahun yang lalu harganya pasti sudah berlipat-ganda pada saat ini. Jika
tanah tersebut disajikan dengan menggunakan biaya historis, maka dianggap tidak
mencerminkan lagi kondisi aktual asset perusahaan ketika laporan keuangan disajikan.
Sumber ( pengantar akuntansi Rudianto penerbit Erlangga )
 MENGAPA INVESTASI ITU PENTING ?
Investasi menjadi hal yang sangat penting karena setiap tahunnya nilai ekonomi suatu
barang & jasa terus naik. Bisa di katakan bahwa kita tidak bisa hanya mengandalkan
tabungan saja. Walaupun tabungan juga pada dasarnya memberikan bunga/ return pada uang
kita.
Logikanya begini, misalnya Anda ingin membeli sebuah rumah seharga 480 juta
Rupiah. Saat ini Anda siap menabung sebesar Rp. 5.000.000/ bulan. Artinya butuh 8 tahun
untuk Anda bisa menabung dan membeli rumah tersebut. Tapi masalahnya apakah dalam 8
tahun ke depan harga rumah tersebut masih Rp. 480 Juta? Mengingat dalam 10 tahun terakhir
rata-rata inflasi di Indonesia adalah sebesar 6%. Kemungkinan besar nilainya akan bertambah
sehingga harganya menjadi jauh lebih mahal. Lalu mungkin yang jadi pertanyaan, bukankah
tabungan juga memberikan bunga?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pertambahan nilai/bunga (jika dalam
investasi berbentuk surat-surat berharga) cenderung lebih besar di banding menabung. Bunga
tabungan biasanya hanya 2% per tahunnya. Belum lagi potongan biaya admin sebesar Rp.
15.000-Rp. 20.000/ bulan. Hal ini tentu tidak akan bisa mnegimbangi inflasi, dan bahkan
menurunkan nilai tabungan dalam 8 tahun ke depan.
Inilah mengapa investasi sangatlah penting. Investasi bisa mengimbangi inflasi,
bahkan dapat memberikan keuntungan yang lebih tinggi dan maksimal lagi untuk kita. Tapi
walaupun demikian, kita juga tidak bisa sembarangan dalam berinvestasi. Terutama bagi
pemula, Anda perlu berhati-hati ketika memutuskan untuk mulai berinvestasi.
 INVESTASI JANGKA PENDEK
Pengertian Investasi Jangka Pendek Investasi atau penanaman modal adalah istilah yang
berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan harapan mendapatkan keuntungan di
masa depan. Investasi berdasarkan teori ekonomi adalah pembelian dan produksi dari modal
barang yang tidak dikonsumsi namun digunakan untuk produksi yang akan datang atau
barang produksi. Investasi jangka pendek merupakan salah satu investasi yang bisa segera
dicairkan atau didanai dari kelebihan dana yang bersifat sementara yang dimiliki oleh
perusahaan yang dimaksudkan untuk dimiliki selama dua belas bulan atau kurang. (Sumber
https://sarjanaekonomi.co.id/investasi-jangka-pendek/ )
Adakalanya perusahaan memiliki kas dalam jumlah yang melebihi kebutuhan operasi harian.
Tetapi kas tersebut dipersiapkan untuk digunakan bagi operasi rutin perusahaan dalam jangka
pendek. Jika kas tersebut dibiarkan dan tidak digunakan, maka perusahaan akan mengalami
ketidakefektifan atas pemanfaatan kekavan perusahaan karena telah membiarkan kaaru
menganggur. Namun, jika perusahaan memilih menggunakan kas tersebut untuk investasi
baru dan berjangka panjang, maka kebutuhan kas untuk operasi rutin perusahaan dalam
waktu dekat bisa terganggu. Karena itu, perusahaan dapar mengeunakan kas itu untuk
investasi jangka pendek (sementara). Disebut investasi sementara karena perusahaan
menanamkan uangnya dalam surat berharga untuk jangka waktu kurang dari satu tahun.
Objek investasi tersebut biasanya berbentuk surat berharga, seperti saham dan obligasi,
karena beberapa alasan yang melekat padanya. Walaupun investasi dalam surat berharga
dapat dilakukan untuk jangka panjang atau selama beberapa tahun, tetapi investasi itu disebut
sebagai investasi sementara karena dua alas an utama, yaitu:
1. Surat berharga tersebut mudah diperjualbelikan, sehingga dapat dijual dan dijadikan
uang tunai setiap saat dibutuhkan.
2. Manajemen perusahaan akan segera menjualnya setiap saat diperlukan uang tunai.
Investasi sementara dikelompokkan sebagai aset lancar karena dibeli dengan
tujuan untuk segera diuangkan menjadi kas dalam waktu kurang dari satu tahun.
Surat-surat berharga biasanya memiliki gejolak harga yang sangat tinggi dari waktu
ke waktu. Perubahan harga tersebut dapat terjadi dari menit ke menit, jam ke jam, dan
hari ke hari, Karena itu, harga perolehan surat berharga sering kali menjadi tidak
relevan dengan harga pasar surat berharga bersangkutan hanya dalam beberapa hari
setelah transaksi pembelian. Jadi, investasi sementara dalam surat berharga dicatat
dan dicantumkan di laporan posisi keuangan dengan menggunakan nilai dasar, yaitu
harga yang lebih rendah antara harga perolehan dan harga pasar. lika harga perolehan
lebih rendah dari harga pasar, maka digunakan harga perolehan. Sebaliknya, jika
harga perolehan lebih tinggi dibandingkan harga pasar, maka digunakan harga pasar.
 INVESTASI JANGKA PANJANG
Pada dasarnya, seluruh aktivitas pembelian aset dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan
bagi perusahan disebut sebagai investasi. Investasi jangka panjang dalam pembahasan ini
adalah seluruh aktivitas pembelian aset dengan berbagai tujuannya selama jangka waktu lebih
dari satu tahun. Pembelian aset tersebut dapat berupa pembelian surat berharga, pembelian
obligasi, pembelian tanah, dan sebagainya yang direncanakan untuk waktu yang cukup lama.

Investasi jangka panjang adalah dana perusahaan yang ditanamkan dalam berbagai asset
produktif yang dapat memberikan penghasilan bagi perusahaan dalam waktu lebih dari satu
tahun.
Investasi dalam saham perusahaan lain untuk jangka panjang dapat memiliki beberapa alasan
antara lain:
A. Untuk memperoleh keuntungan modal (capital gain) atau laba yang berasal
dari kenaikan harga saham perusahaan yang dibeli.
B. Untuk memperoleh pendapatan dividen.
C. Untuk memperoleh hubungan khusus dengan perusahaan penerbit saham.
Sebagai contoh, pembelian saham perusahaan kecil produsen produk tertentu
yang dijadikan bahan baku perusahaan pembeli saham, yang mengakibatkan
perusahaan memiliki jaminan memperoleh bahan baku secara pasti dengan
harga yang lebih murah
D. Untuk ekspansi usaha.
E. Untuk memperluas pasar.
Jadi, terdapat berbagai motivasi mengapa suatu perusahaan bersedia menanamkan uangnya
dalam investasi jangka panjang, khususnya dalam surat berharga perusahaan lain. Akan
tetapi, Investasi jangka panjang tidak selalu berupa investasi dalam surat berharga. Investasi
jangka panjang dapat dilakukan dalam tanah atau deposito jangka panjang atau pada aset
lainnya. Namun, investasi tersebut dapat dalam bentuk apa pun. Investasi jangka panjang
dicatat sebesar harga perolehannya, yaitu keseluruhan uang yang dikeluarkan perusahaan
sampai objek investasi tersebut diperoleh dan menjadi milik perusahaan. Karena itu, harga
perolehan mencakup harga aset (saham, obligasi, tanah, dan sebagainya) ditambah seluruh
pengeluaran tambahan seperti komisi perantara, biaya notaris, biaya administrasi dan provisi,
serta lain sebagainya. Jika pada akhirnya investasi jangka panjang tersebut dijual atau dilepas
oleh perusahaan, maka selisih antara harga perolehan dengan harga beli diakui sebagai laba
atau rugi investasi.
 INVESTASI DALAM OBLIGASI
Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh suatu perusahaan berupa janji untuk
membayar Sejumlah uang (Seperti yang tercantum dalam nominal obligasi) di kemudian hari
beserta pembayaran bunganya secara berkala. Obligasi yang dibeli perusahaan tidak selalu
diperoleh sesuai dengan nilai nominalnya. Obligasi dapat diperoleh dengan harga di atas nilai
nominalnya atau di bawah nilai nominalnya. letapi berapa pun harga perolehan obligasi,
investasi dalam obligasi akan dicatat sebesar harga perolehannya. Harga perolehan obligasi
adalah keseluruhan uang yang dikeluarkan perusahaan sampai obligasi tersebut di tangan
perusahaan. Harga perolehan tersebut mencakup harga beli obligası, biaya notaris, komisi
perantara, biaya administrasi serta provisi, dan sebagainya. Jika obligasi dibeli di bawah atau
di atas harga nominalnya, maka selisih antara harga perolehan dan harga nominalnya harus
diamortisasi selama umur obligasi tersebut karena pada saat jatuh tempo perusahaan akan
menerima uang sebesar nilai nominalnya. Jika dibeli di bawah nilai nominalnya, maka setiap
Kali perusahaan menerima pendapatan bunga, bunga tersebut harus ditambah dengan
amortisasi selisih harga perolehan obligasi tadi. Sebaliknya, jika perusahaan membeli obligasi
tersebut di atas nilai bukunya, maka setiap kali perusahaan menerima pendapatan bunga,
bunga tersebut harus dikurangi dengan amortisasi selisih harga beli obligasi tadi. Investasi
Obligasi, Apa Saja Keuntungannya? dan Bagaimana Cara Membelinya?

Obligasi atau surat utang dapat dikeluarkan oleh pemerintah maupun perusahaan swasta.
Setiap obligasi akan dijual pertama kali pada nilai nominal (par value). Dalam perjalanannya
obligasi dapat diperjualbelikan dalam pasar modal. Tentu saja harga sebuah obligasi dapat
mengalami kenaikan maupun penurunan. Dalam sebuah obligasi terdapat beberapa informasi
penting (indentur obligasi/bond indenture), seperti:
 nama pihak (perusahaan/lembaga) yang berutang
 berapa bunga yang harus dibayarkan (bunga obligasi disebut kupon/coupon)
 periode pelunasan (satuan tahun)
 periode pembayaran (misal setiap tiga bulanan)
 penjamin pelaksana emisi obligasi (bond underwriter)
 wali amanat (trustee)
 jumlah pokok utang yang harus dibayar (face value, par value, nilai nominal).
 Informasi spesifik lainnya.
Jika Anda seorang investor yang memegang obligasi (bondholders), maka Anda akan
mendapat dua keuntungan yaitu:
 Pembayaran kupon (bunga) obligasi.
 Keuntungan dari penjualan obligasi.
Setiap surat utang memiliki peringkatnya masing-masing. Ada banyak
perusahaan atau lembaga yang mengeluarkan peringkat atas surat utang. Mungkin
Anda pernah mendengar nama Moody’s, Standard & Poor’s, Fitch Ratings dan lain
sebagianya. Di Indonesia lembaga pemeringkat utang dikenal dengan sebutan
PEFINDO (PT Pemeringkat Efek Indonesia).

 INVESTASI DALAM SAHAM


Saham perusahaan yang beredar di bursa efek juga dapat menjadi objek investasi jangka
panjang Perusahaan yang menginginkannya. Terdapat begitu banyak perusahaan yang listing
di bursa efek. Seluruh saham tersebut dapat dibeli oleh siapa pun yang memiliki dana, baik
untuk jangka pendek maupun jangka panjang dan dengan motivasi apa pun. Saham-saham
tersebut juga djual dengan harga yang pasti berbeda dengan nilai nominalnya. Harga setiap
Sanam pasti berubah setiap hari. investasi dalam saham perusahaan dicatat sebesar harga
perolehannya, yaitu harga beli saham ditambah seluruh biaya lainnya, seperti biaya notaris,
komisi perantara, biaya administrası, dan sebagainya. Jika perusahaan yang sahamnya
dimiliki perusahaan yang berinvestasi membagikan dividen, maka dividen yang dibagikan
tersebut diakui sebagai pendapatan dividen. Jika kemudian saham perusahaan tersebut dijual
kepada pihak lain, maka selisih yang timbul antara harga jual dan harga beli saham diakui
sebagai laba atau rugi penjualan sanam. Sumber ( pengantar akuntansi Rudianto penerbit
Erlangga )

 INVESTASI DALAM TANAH


Investasi jangka panjang tidak hanya dapat dilakukan dalam surat-surat berharga, tetapi juga
dapat dilakukan dalam aset tetap lainnya, seperti tanah. Jika investasil dalam aset selain surat
berharga dipilih perusahaan, yang penting adalah nilai aset tetap tersebut tidak akan
berkurang sejalan dengan berlalunya waktu. Jika investasi dalam aset tetap dilakukan pada
aset yang nilainya akan berkurang terus, seperti kendaraan atau mesin, maka perusanaan akan
mengalami kerugian dari waktu ke waktu. Karena itu, investasi jangka panjang sebaiknya
dilakukan dalam aset tetap yang nilainya tidak berkurang akibat berlalunya waktu, seperti
tanah, surat berharga, emas, dan sebagainya.
Jika perusahaan memilih investasi jangka panjang dalam bentuk tanah, maka investasi
tersebut harus dicatat sebesar harga perolehannya, yaitu seluruh uang yang dikeluarkan
perusahaan sampai tanah tersebut menjadi milik perusahaan. Karena itu, harga perolehan
tanah mencakup komponen harga tanah itu sendiri, komisi perantara, biaya notaris, pajak,
bea balik nama, dan sebagainya. Seluruh pengeluaran tambahan tersebut harus dikapitalisasi
menjadi satu dalam tanah.
Jika pada akhirnya tanah tersebut dijual, maka selisih antara harga jual tanah dan
harga perolehannya diakui sebagai laba atau rugi penjualan tanah. Jika harga jualnya lebih
tinggi dibandingkan harga perolehannya, maka harus diakui sebagai laba penjualan tanah.
Sebaliknya, jika harga jualnya lebih rendah dibandingkan harga perolehannya, maka diakui
sebagai rugi penjualan tanah.

Kelebihan dalam berinvestasi tanah adalah sebagai berikut :


Investasi tanah dapat dikatakan sebagai salah satu investasi termudah dan termurah jika Anda
tertarik menanam uang di bidang ini. Meski bisa menghasilkan keuntungan besar, akan tetap
ada risiko yang mesti Anda tanggung. Untuk itu, ketahui dulu kelebihan dalam investasi
tanah berikut ini.

 Nilai Investasi Tanah Terus Naik


Faktor inilah yang membuat harga tanah akan terus naik, apalagi jika berada di lokasi
“emas” atau terpengaruh dengan perencanaan pembangunan infrastruktur pemerintah di
masa depan. Jika Anda memilih lokasi yang tepat, capital gain atau keuntungan modal
untuk investasi tanah bisa berlipat hingga 200% dalam beberapa tahun saja. 
 Investasi Tanah Tidak Butuh Banyak Maintenance
Hal ini mungkin banyak dialami oleh Anda yang menjadi pemilik rumah kontrakan atau
apartemen sewaan seperti tap rusak, pipa air bocor, hingga rangka rumah dimakan rayap.
Pengeluaran seperti ini tidak akan Anda temui jika memilih investasi tanah kosong. Biaya
yang mungkin Anda keluarkan hanyalah biaya perawatan rumput, pagar, dan penjagaan
keamanan lingkungan.

 Investasi Tanah Minim Kompetisi


Investasi tanah cenderung tidak terlalu kompetitif, berbeda dengan properti rumah atau
apartemen yang lebih bersaing saat ingin menjual atau menyewakannya. Percaya atau
tidak, pesaing Anda di bidang investasi tanah kosong akan cenderung sedikit jika
dibandingkan dengan investasi properti lainnya. Justru Anda yang mungkin akan dicari-
cari pembeli.
 Investasi Tanah untuk Dijual Lagi secara Utuh atau per Kapling
Jika memiliki tanah dengan area yang luas, Anda bisa mempertimbangkan untuk
menjualnya secara utuh atau menjualnya sebagai kompleks per kapling. Ya, Anda bisa
menaikkan daya jual tanah Anda dengan merancangnya sebagai kompleks perumahan
model cluster. Jika ini adalah rencana Anda sedari awal, pastikan saja Anda memilih tanah
dengan lokasi yang strategis, akses terjangkau, serta didukung dengan infrastruktur yang
baik.

 Investasi Tanah Bisa Digunakan untuk Berbagai Jenis Usaha


Namanya juga investasi, tentu Anda akan menunggu waktu yang tepat untuk melepas
tanah pada harga terbaiknya. Selagi menunggu target keuntungan modal tercapai, Anda
bisa memanfaatkan tanah untuk berbagai jenis usaha. Misalnya, Anda bisa
menggunakannya sebagai penyewaan lahan parkir, lokasi rumah makan tenda (yang tak
perlu bangunan utuh), hingga tempat untuk menyelenggarakan pernikahan outdoor.

Kekurangan dalam berinvestasi tanah adalah sebagai berikut :


Meskipun ada banyak keuntungan dalam investasi tanah, tentu juga ada risiko yang perlu
Anda persiapkan. Setelah membahas apa saja keuntungan dari investasi tanah, berikut adalah
beberapa kekurangannya yang harus Anda ketahui.
a) Daya Jual Investasi Tanah Tergantung Lokasi
Ada beberapa kesalahan dalam investasi properti, salah satunya adalah kurang jeli
“membaca” lokasi. Faktor ini yang memiliki peran penting dalam permainan investasi
tanah. Sama seperti ketika Anda berinvestasi properti lain, lokasi adalah hal krusial yang
menentukan daya jual dan capital gain tanah Anda.
Sebagai contoh, tanah yang berada di lokasi rawan banjir cenderung dibanderol dengan
harga murah. Karena itulah, Anda memang harus ekstra berhati-hati dalam membeli
tanah. Lebih baik makan waktu untuk mencari tahu sedetail-detailnya, daripada makan
hati di kemudian hari.

b) Investasi Tanah Tak Bisa Dijadikan Sumber Pemasukan Tetap


Memutuskan untuk investasi tanah butuh modal cukup besar. Lalu, bagaimana kalau
Anda mendadak butuh uang? Berbeda dengan investasi bidang finansial, seperti emas,
saham, atau deposito, investasi bidang properti cukup sulit untuk langsung dicairkan
dengan segera. Karena itu, pastikan Anda tidak menjadikan investasi tanah sebagai
sumber pemasukan utama sejak awal.

c) Ada Kemungkinan Cicilan KPT Ditolak


Anda yang tak punya dana untuk membeli tanah, bisa memanfaatkan fasilitas cicilan dari
bank dengan nama Kredit Pembelian Tanah (KPT). Namun, tak serta merta pengajuan
kredit Anda akan disetujui pihak bank. Sama seperti pengajuan Kredit Pemilikan
Rumah (KPR), bank akan melakukan analisis mengenai kemampuan finansial Anda,
nilai tanah, hingga status legalitas tanah.
Jika kondisi finansial kurang mendukung, ada baiknya Anda menunda berinvestasi
daripada kesulitan mengangsur di tengah proses. Karena itu, sebelum membeli tanah,
Anda wajib mengetahui prosedur beli tanah terlebih dahulu.

d) Risiko “Penyerobotan” Tanah Kosong


Ini juga menjadi salah satu risiko memiliki tanah kosong di lokasi yang jauh dari
jangkauan Anda. Kalau tidak dijaga atau dikunjungi dari waktu ke waktu, bukan tak
mungkin tanah Anda bisa dimanfaatkan oleh pihak lain untuk mendirikan bangunan
tidak tetap atau dijadikan lahan parkir setempat tanpa izin. Belum lagi kalau Anda tidak
mendirikan pagar atau batas tanah yang permanen. Bisa saja ada orang berniat kurang
baik dan mengurangi luas tanah dengan memainkan patok tanah.
e) Persoalan Legalitas Investasi Tanah Terkait Dokumen Awal
Saat membeli, Anda harus mengetahui status legalitas hukum atas tanah tersebut.
Apakah tanah tersebut sudah memiliki status kepemilikan yang kuat? Hindari membeli
tanah dengan yang masih berupa tanah girik.
Pastikan tanah Anda memiliki Sertifikat Hak Milik (SHM) untuk status yang jelas dan
kemudahan pengurusan proses jual-beli. Punya investasi tanah dengan kelengkapan Akta
Jual Beli (AJB)? Anda bisa melihat keaslian dokumen tersebut di Badan Pertanahan
Nasional (BPN) atau Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) setempat. Jangan lupa untuk
segera mengurus SHM begitu Anda membelinya.

CONTOH SOAL ( INVESTASI ) :

1. Pada tanggal 2 Maret 2012, PT. WINTER KARLINA yang berlokasi di Jakarta,
membeli sebidang tanah di bogor dengan harga Rp700.000.000.
Biaya tambahan yang harus dikeluarkan sebesar Rp32.000.000
untuk bea balik nama dan administrasi serta sebesar Rp14.000.000
untuk biaya notaris. Seluruh transaksi pembayaran tersebut dibayar tunai.
komisi perantara sebesar Rp20.000.000 dibayar tunai
pada tanggal 15 Maret 2012. Setelah memiliki tanah tersebut lebih dari 1
tahun, pada tanggal 9 Mei 2015 tanah itu dijual dengan harga
Rp925.000.000 secara tunai. Seluruh transaksi yang berkaitan dengan
pembelian dan penjualan tanah tersebut dijurnal sebagai berikut:
Akun Investasi dalam Tanah didebet dan akun Kas dikredit sebesar
Rp746.000.000. Jumlah yang dicatat merupakan penjumlahan dari harga
beli tanah, bea balik nama, dan biaya notaris.
(Tanah = Rp700.000.000+ Rp32.000.000 + Rp14.000.000).

Jawab :

2 maret 2012 Investasi dalam tanah 746.000.000


Kas 746.000.000

Jika pada tanggal 15 maret 2012 dibayar komisi perantara sebesar Rp.20.000.000 maka akun
investasi dalam tanah di debet dan akun kas di kredit sebesar Rp.20.000.000. akibat dari
jurnal transaksi ini adalah akun investasi dalam tanah berubah saldonya menjadi
Rp.766.000.000 (saldo = Rp.746.000.000 + Rp.20.000.000)

15 maret 2012 Investasi dalam tanah 20.000.000


Kas 20.000.000

Pada tanggal 9 mei 2013, tanah tersebut dijual kepada pihak lain dengan harga
Rp.925.000.000 secara tunai, sehingga diperoleh laba penjualan tanah sebesar
Rp.159.000.000 (laba = Rp.925.000.000 – Rp. 766.000.000)

9 mei 2013 Kas 925.000.000


Investasi dalam tanah 766.000.000
Laba penjualan tanah 159.000.000
Atas transaksi penjualan ini akun kas di debet sebesar Rp.925.000.000, akun investasi dalam
tanah di kredit sebesar Rp.766.000.000, dan akun laba penjualan tanah di kredit sebesar
Rp.159.000.000.

2. PT JAEBUM pada tanggal 1 Maret 2007 menjual saham PT DAY6, yang dibelinya Rp
1.000.000,00 dengan Rp 1.100.000,00 dan biaya penjualan (jasa pialang dan sebagainya)
Rp 20.000,00. Keuntungan bersih PT JAEBUM dari penjualan saham tersebut
adalah Rp 80.000,00. Namun untuk tujuan perpajakan, jumlah Rp 1.100,00 (0,1%  x  Rp
1.100.000,00).
Demikian juga bila sebaliknya terjadi kerugian. Misalnya saham dijual dengan harga Rp
950.000,00 dan jasa pialang sebesar Rp 10.000,00 oleh administrasi pajak, kerugian
tersebut di kesampingkan dan perusahaan tetap harus membayar PPh Rp
950,00 (0,1%  x Rp 950.000,00) tanpa mempertimbangkan adanya fakta kerugian. Hal
ini semata-mata karena alasan kesederhanaan administrasi pemajakan dan pemberian
kepastian kepada pembayar pajak.

Jawab :
Jurnal akuntansi perpajakan untuk transaksi tersebut adalah :
 Jika saham terjual dengan harga Rp1.100.000,00

Tanggal Keterangan Debet Kredit


1-Mar- Kas Rp -
2007 PPh 4 ayat (2) 1.078.900,00 -
       Laba penjualan saham Rp        1.100,0 Rp 80.000,00
 Investasi dalam saham PT 0 Rp 1.000.000,00
DAY6 -
-

 Jika saham terjual dengan harga Rp. 950.000

Tanggal Keterangan Debet Kredit


1-Mar- Kas Rp 939.050,0 -
2007 PPh 4 ayat (2) 0 -
Rugi penjualan saham Rp        950,0 -
 Investasi dalam saham 0 Rp 1.000.000,00
PT DAY6 Rp   60.000,0
0

3. Pada tanggal 10 november 2012, PT. WINTER membeli 30% saham yang beredar. PT.
KARINA melaporkan rugi bersih sebesar Rp.242.000.000 dan mengumumkan deviden
sebesar Rp.45.000.000 selama tahun 2012.
Dit : berapa jumlah penyesuaian yang akan di lakukan oleh PT. WINTER terhadap
investasinya pada saham PT. KARINA dengan metode ekuitas ?
Jawab :
 Investasi dalam sahan PT. KARINA Rp.2.420.000.000
Kas Rp.2.420.000.000

 Rugi dari saham PT. KARINA Rp.72.600.000


Investasi dalam saham PT KARINA Rp.72.600.000

 Piutang deviden Rp.13.500.000


Investasi saham dalam PT. KARINA Rp.13.500.000

4. PT. AESPA memiliki kas berlebih pada bulan November dan desember 2012. Karena itu,
manajemen perusahaan menggunakan kas tersebut untuk melakukan investasi jangka
pendek dalam surat berharga di bursa efek. Manajemen perusahaan membeli saham
beberapa perusahaan yang terdaftar di bursa efek Jakarta. Portofolio saham perusahaan
tersebut pada akhir desember 2012 adalah sebagai berikut :

Jenis saham Harga beli Harga pasar


Saham PT. KARINA Rp. 400.000.000 Rp. 382.000.000
Saham PT. WINTER Rp. 275.000.000 Rp. 262.000.000
Saham PT. AERI Rp. 140.000.000 Rp. 156.000.000
Saham PT. YIYANG Rp. 165.000.000 Rp. 178.000.000
Saham PT. NINGNING Rp. 240.000.000 Rp. 254.000.000
Saham PT. Herin Rp. 220.000.000 Rp. 208.000.000
JUMLAH : Rp. 1.440.000.000 Rp. 1.440.000.0000
Berdasarkan data tersebut, catatlah investasi semestara itu di laporan posisi keuangan PT.
AESPA pada akhir bulan desember 2012?

Jawab :
Surat berharga tersebut memiliki harga perolehan (beli) total sebesar Rp1.440.000.000.
Tetapi pada tanggal 31 Desember 2012, harga pasar saham-saham tersebut mengalami
perubahan. Sebagian harganya lebih tinggi dibandingkan harga belinya dan sebagian lagi
lebih rendah. Total harga pasarnya pada akhir tahun 2012 adalah Rp1.440.000.000. Jadi,
nilai bersih saham yang tercantum di laporan posisi keuangan adalah Rp1.440.000.000
seperti terlihat berikut ini:

Asset lancar :
 Kas…………………………………………………
 Piutang usaha…………………………………….
 Investasi sementara dalam surat berharga…… Rp.1.440.000.000
 Cadangan harga pasar…………………………. Rp.1.440.000.000

5. Pada tanggal 5 Maret 2012, PT. WINSZEUS yang berlokasi di Jakarta,


membeli sebidang tanah di depok dengan harga Rp500.000.000.
Biaya tambahan yang harus dikeluarkan sebesar Rp42.000.000
untuk bea balik nama dan administrasi serta sebesar Rp10.000.000
untuk biaya notaris. Seluruh transaksi pembayaran tersebut dibayar tunai.
komisi perantara sebesar Rp15.000.000 dibayar tunai
pada tanggal 17 Maret 2012. Setelah memiliki tanah tersebut lebih dari 1 tahun, pada
tanggal 11 Mei 2015 tanah itu dijual dengan harga Rp927.000.000 secara tunai.
Seluruh transaksi yang berkaitan dengan pembelian dan penjualan tanah tersebut
dijurnal sebagai berikut:
Akun Investasi dalam Tanah didebet dan akun Kas dikredit sebesar
Rp 552.000.000. Jumlah yang dicatat merupakan penjumlahan dari harga
beli tanah, bea balik nama, dan biaya notaris.
(Tanah = Rp500.000.000+ Rp42.000.000 + Rp10.000.000).

Jawab :

5 maret 2012 Investasi dalam tanah 552.000.000


Kas 552.000.000

Jika pada tanggal 17 maret 2012 dibayar komisi perantara sebesar Rp.24.000.000 maka akun
investasi dalam tanah di debet dan akun kas di kredit sebesar Rp.24.000.000. akibat dari
jurnal transaksi ini adalah akun investasi dalam tanah berubah saldonya menjadi
Rp.546.000.000 (saldo = Rp.522.000.000 + Rp.24.000.000)

17 maret 2012 Investasi dalam tanah 24.000.000


Kas 24.000.000

Pada tanggal 11 mei 2013, tanah tersebut dijual kepada pihak lain dengan harga
Rp.927.000.000 secara tunai, sehingga diperoleh laba penjualan tanah sebesar
Rp.381.000.000 (laba = Rp.927.000.000 – Rp. 546.000.000)

11 mei 2013 Kas 927.000.000


Investasi dalam tanah 546.000.000
Laba penjualan tanah 381.000.000
Atas transaksi penjualan ini akun kas di debet sebesar Rp.927.000.000, akun investasi dalam
tanah di kredit sebesar Rp.546.000.000, dan akun laba penjualan tanah di kredit sebesar
Rp.381.000.000.
Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menyajikan ikhtisar rinci mengenal semua arus kas masuk, dan arus keluar,
atau sumber dari penggunaan kas selama suatu periode.

Tujuan Laporan Arus Kas


Tujuan laporan arus kas adalah untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai
penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan. Untuk meraih tujuan ini laporan arus
kas melaporkan;
1. Kas yang mempengaruhi operasi selama suatu periode,
2. Transaksi investasi, transaksi pembiayaan,
3. Kenaikan atau penurunan bersih kas selama satu periode

Pelaporan sumber, tujuan pemakaian, dan kenaikan atau penurunan bersih kas dapat
membantu investor, kreditor, dan pihak-pihak lain yang mengetahui apa yang terjadi terhadap
sumber daya perusahaan yang paling likuid. Karena sebagian besar individu membuat buku
cek dan surat pemberitahuan (SPT) pajak dengan menggunakan dasar kas, maka mereka tidak
akan kesulitan memahami informasi yang dilaporkan dalam laporan arus kas, seperti
penyebab maupun dampak dari arus kas masuk maupun keluar serta kenaikan atau perubahan
bersih kas.

Isi dan Format Laporan Arus Kas


Penerimaan kas dan pembayaran kas selama suatu periode diklasifikasikan dalam
laporan arus kas menjadi tiga aktivitas berbeda; aktivitas operasi, investasi, dan pembayaran
pembiayaan. Klasifikasi ini didefinisikan sebagai berikut:
1. Aktivitas operasi (operating activities) meliputi pengaruh khas dari transaksi yang
digunakan untuk menentukan laba bersih.
2. Aktivitas investasi (investing activities) meliputi memberikan dan penagihan
pinjaman serta perolehan dan pelepasan investasi (baik utang maupun ekuitas) serta
properti, pabrik, dan peralatan.
3. Aktivitas pembiayaan (financing activities) melibatkan pos-pos kewajiban dan
aktivitas pemilik. Aktivitas ini meliputi; (a)Perolehan sumber daya dari pemilik dan
komposisinya kepada mereka dengan pengembalian atas dan dari investasinya, dan
(b) Peminjaman uang dari kreditor serta pelunasannya.

Laporan Arus Kas


Arus kas dari aktivitas operasi
Arus kas dari aktivitas investasi $XXX
Arus kas dari aktivitas XXX
pembiayaan XXX
Kenaikan (penurunan) bersih
kas XXX
Kas awal tahun XXX
Kas akhir tahun XXX
Nilai dari laporan arus kas adalah membantu pemakai untuk mengevaluasi likuiditas,
solvensi, dan fleksibilitas keuangan. Likuiditas mengacu pada "kedekatan (kemudian
dikonversikan) pada kas dari aktiva dan kewajiban-kewajiban. Solvensi (solvency) yg
mengacu kepada kemampuan perusahaan untuk melunasi utangnya pada saat jatuh tempo.
Fleksibilitas keuangan (financial flexibility) mengacu pada kemampuan perusahaan untuk
bereaksi dan beradaptasi terhadap memburuknya keuangan serta kebutuhan dan peluang yang
tak terduga.

Pembuatan Laporan Arus Kas


Informasi untuk membuat laporan arus kas biasanya berasal dari; (a) Neraca komparatif,
(b)Laporan laba-rugi periode berjalan, dan (c)Data transaksi terpilih. Pembuatan laporan arus
kas dari sumber-sumber ini melibatkan langkah-langkah berikut:
1. Penentuan kas yang disediakan oleh aktivitas atau digunakan dalam operasi.
2. Penentuan kas yang disediakan oleh atau digunakan dalam aktivitas investasi dan
pembiayaan.
3. Penentuan perubahan (kenaikan atau penurunan) kas selama periode berjalan.
4. Rekonsiliasi perubahan kas dengan saldo kas awal dan saldo kas akhir.

Kas yang disediakan oleh aktivitas operasi adalah kelebihan penerimaan kas atas
pengeluaran kas dari aktivitas operasi, yang ditentukan dengan mengkonversi laba bersih atas
dasar aktual menjadi dasar kas. prosedur ini tidak hanya memerlukan analisis atas dasar laba
rugi tahun berjalan tetapi juga atas Rasya komparatif serta data transaksi terpilih.

Tidak semua aktivitas signifikan perusahaan melibatkan kas. Contoh dari aktivitas non kas
yang signifikan adalah:

1. Penerbitan saham biasa untuk membeli aktiva.


2. Konversi obligasi menjadi saham biasa.
3. Penerbitan surat utang untuk membeli aktiva.
4. Pertukaran aktiva jangka panjang.

Aktivitas pembiayaan dan investasi yang signifikan yang tidak mempengaruhi kas tidak
dilaporkan pada laporan arus kas. Namun, aktivitas tersebut dilaporkan baik dalam schedule
terpisah di bagian bawah laporan arus kas maupun dalam catatan terpisah atas laporan
keuangan. Pelaporan aktivitas nonkas seperti itu memenuhi prinsip penggunaan penuh.

Kegunaan Laporan Arus Kas


Laporan arus kas itu banyak kegunaannya. Bagi perusahaan kecil dan baru berkembang,
arus kas merupakan suatu unsur yang paling penting demi kelangsungan hidup perusahaan.
Bahkan perusahaan berukuran menengah dan besar pun sangat peduli terhadap pengendalian
arus kas.
Kreditor akan memeriksa laporan arus kas dengan seksama karena mereka
mengkhawatirkan kemampuan perusahaan untuk melunasi pinjaman. Titik awal yang baik
dalam memeriksanya adalah menemukan kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi.
Jika kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi tinggi, maka hal ini mengindikasikan
bahwa perusahaan mampu menghasilkan kas yang mencukupi serta secara internal dari
operasi untuk membayar kewajibannya tanpa harus meminjam dari luar. Sebaliknya jika
jumlah kas bersih yang dihasilkan oleh aktivitas operasi rendah atau negatif, maka hal ini
mengindikasikan bahwa perusahaan tidak mampu menghasilkan kas yang memadai secara
internal dan operasinya, dan dengan demikian, harus meminjam atau menerbitkan sekuritas
ekuitas untuk mendapatkan cash tambahan untuk membayar tagihannya. Akibatnya kreditor
akan menggunakan laporan arus kas untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
berikut:

1. Seberapa sukses perusahaan menghasilkan kas bersih yang disediakan oleh aktivitas
operasi?
2. Apa kecenderungan dalam arus kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi dari
waktu ke waktu?
3. Apa penyebab utama munculnya arus kas negatif atau positif yang disediakan oleh
aktivitas operasi?

Likuiditas Keuangan
Salah satu rasio yang sering digunakan untuk menilai likuiditas adalah rasio cakupan
utang tunai lancar (current cash debt coverage ratio). Rasio ini mengindikasikan apakah
perusahaan dapat melunasi kewajiban lancarnya dalam tahun tertentu dari operasinya.

Kas Bersi h yang Disediakanole h AktivitasOperasi


=Rasio CakupanUtang Tunai Lancar
Kewajiban Lancar Rata−rata

Semakin tinggi rasa ini semakin kecil kemungkinan perusahaan akan memiliki
masalah likuiditas. Contohnya jika rasio yang mendekati 1:1 adalah bagus karena
mengindikasikan bahwa perusahaan dapat memenuhi semua kewajiban lancarnya dari arus
kas yang dihasilkan secara internal.

Fleksibilitas Keuangan
Rasio cakupan utang tunai (cash debt coverage ratio) menyediakan informasi
mengenai fleksibilitas keuangan. Rasio ini mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk
membayar kembali kewajibannya dengan kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi,
tanpa harus melikuidasi aktiva yang dipakai dalam operasi.

Kas Bersi h yang Disediakanole h AktivitasOperasi


=Rasio CakupanUtang Tunai Lancar
Kewajiban Lancar Rata−rata

Semakin tinggi rasio ini semakin kecil kemungkinan perusahaan akan mengalami
kesulitan dalam memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Akibatnya, rasio ini
menandakan apakah perusahaan dapat membayar hutang-hutangnya dan bertahan hidup jika
sumber dana eksternal terbatas atau terlalu mahal.
Arus Kas Bebas
Arus kas bebas (free cash flow) adalah jumlah arus kas perusahaan untuk membeli
investasi tambahan, melunasi utang, membeli saham treasuri, atau hanya untuk menambah
likuiditas perusahaan. Para pembaca laporan keuangan menghitung arus kas bebas sebagai
kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi dikurangi pengeluaran modal dan dividen.
Jadi, semakin besar jumlah arus kas bebas semakin besar tingkat fleksibilitas keuangan
perusahaan. Pertanyaan yang dibawa oleh analisis arus kas bebas adalah:
1. Apakah perusahaan mampu membayar dividen tanpa harus memakai pembiayaan
eksternal?
2. Jika operasi bisnis menurun apakah perusahaan akan mampu mempertahankan
investasi modal yang dibutuhkan?
3. Berapa arus kas bebas yang bisa digunakan untuk melakukan investasi tambahan.
Melunasi utang, membeli saham treasuri atau menambah likuiditas?

Pengeluaran modal dikurangkan pertama kali pada laporan arus kas bebas untuk
mengindikasikan bahwa hal itu merupakan pengeluaran yang paling tidak diskresioner dari
yang umumnya dilakukan perusahaan. (Tanpa upaya yang berkelanjutan untuk terus
mempertahankan dan memperluas fasilitas operasi, perusahaan salat untuk terus
mempertahankan posisi kompetitif nya). Selanjutnya deviden dikurangkan, untuk
mendapatkan arus kas bebas. Walaupun dapat memotong deviden namun perusahaan hanya
akan melakukan hal ini dalam keadaan keuangan darurat. Jumlah dari hasil pengurangan ini
adalah arus kas batas perusahaan. Keuangan memiliki arus kas yang lebih dari cukup untuk
memenuhi pembayaran dividen dan dengan demikian mempunyai fleksibilitas keuangan yang
memuaskan.
Soal
1. MComputer inc. dalam tahun pertama operasinya pada tanggal 1 Januari 2019
menerbitkan 70.000 lembar saham biasa dengan nilai pari $1 seharga $70.000 tunai.
Perusahaan menyewakan ruang kantor, perabotan, dan peralatan telekomunikasi serta
melaksanakan survey dan jasa pemasaran sepanjang tahun pertama. Pada bulan Juni
2019 perusahaan membeli tanah seharga $35.000. neraca komparatif awal dan akhir
tahun 2019.

Kas : $51.000 Pendapatan : $392.000


Piutang usaha : $61.000 Beban operasi : $320.000
Utang usaha : $32.000 Pajak penghasilan : $23.000
Laba ditahan : $35.000 Dividen : $34.000

Jawaban
MCOMPUTER INC.
Neraca
Aktiva 31 Des 2019 1 Jan 2019 Naik/ Turun
Kas $51.000 $-0- $51.000 Naik
Piutang Usaha 61.000 -0- 61.000 Naik
Tanah 35.000 -0- 35.000 Naik
Total $147.000 $-0-

Kewajiban dan Ekuitas Pemegang Saham


Utang usaha $32.000 -0- 32.000 Naik
Saham biasa 70.000 -0- 70.000 Naik
Laba ditahan 45.000 -0- 45.000 Naik
Total $147.000 $-0-

MCOMPUTER INC.
Laporan Laba- Rugi
Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2019
Pendapatan $392.000
Beban operasi (320.000)
Laba sebelum pajak penghasilan 72.000
Pajak penghasilan (23.000)
Laba bersih $49.000

Informasi tambahan:
Dividen sebesar $34.000 telah dibayarkan selama tahun berjalan.
Laba bersih
$49.000
Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba bersih ke kas bersih yang disediakan
oleh aktivitas operasi:
Kenaikan piutang usaha
$(61.000)
Kenaikan utang usaha
32.000 (29.000)
Kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi
$20.000

MCOMPUTER INC.
Laporan Arus Kas
Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2019
Arus kas dari aktivitas operasi $49.000
Laba bersih
Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba bersih ke kas bersih yang
disediakan oleh aktivitas operasi:
Kenaikan piutang usaha $(41.000)
Kenaikan utang usaha 12.000 (29.000)
Arus kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi 20.000
Kas dari aktivitas investasi
Pembelian tanah (35.000)
Kas bersih yang digunakan oleh aktivitas investasi (35.000)
Arus kas dari aktivitas pembiayaan
Penerbitan saham biasa 70.000
Pembayaran dividen tunai (34.000)
Kas bersih yang disediakan oleh aktivitas pembiayaan 36.000
Kenaikan bersih kas: 21.000
Kas pada awal tahun -0-
Kas pada akhir tahun 21.000

2. PT. Sun Sejahtera untuk periode 2016 sebagai berikut:

Kas : $80.000 Laba ditahan : $63.000


Piutang usaha : $35.000 Pendapatan : $150.000
Utang usaha : $12.000 Beban operasi : $110.000
Tanah : $20.000 Pajak penghasilan : $15.000
Saham biasa : $60.000 Dividen : $17.000
Buatlah laporan arus kas!
Jawaban
PT. SUN SEJAHTERA
Neraca
Aktiva 31 Des 2016 1 Jan 2016 Naik/ Turun
Kas $80.000 $-0- $80.000 Naik
Piutang Usaha 35.000 -0- 35.000 Naik
Tanah 20.000 -0- 20.000 Naik
Total $135.000 $-0-

Kewajiban dan Ekuitas Pemegang Saham


Utang usaha $12.000 -0- 12.000 Naik
Saham biasa 60.000 -0- 60.000 Naik
Laba ditahan 63.000 -0- 63.000 Naik
Total $135.000 $-0-

PT. SUN SEJAHTERA.


Laporan Laba- Rugi
Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2016
Pendapatan $150.000
Beban operasi (110.000)
Laba sebelum pajak penghasilan 40.000
Pajak penghasilan (15.000)
Laba bersih $35.000

Informasi tambahan:
Dividen sebesar $17.000 telah dibayarkan selama tahun berjalan.

PT. SUN SEJAHTERA


Laporan Arus Kas
Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2016
Arus kas dari aktivitas operasi $35.000
Laba bersih
Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba bersih ke kas bersih yang
disediakan oleh aktivitas operasi:
Kenaikan piutang usaha $(35.000)
Kenaikan utang usaha 12.000 (23.000)
Arus kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi 12.000
Kas dari aktivitas investasi
Pembelian tanah (20.000)
Kas bersih yang digunakan oleh aktivitas investasi (20.000)
Arus kas dari aktivitas pembiayaan
Penerbitan saham biasa 60.000
Pembayaran dividen tunai (17.000)
Kas bersih yang disediakan oleh aktivitas pembiayaan 43.000
Kenaikan bersih kas: 35.000
Kas pada awal tahun -0-
Kas pada akhir tahun 35.000

3. Data CV. Motor Jaya untuk periode 2019

Kas : $130.000 Saham biasa : $85.000


Bank : $50.000 Laba ditahan : $143.000
Piutang usaha : $35.000 Pendapatan : $325.000
Tanah : $35.000 Beban operasi : $174.000
Bangunan : $15.000 Pajak penghasilan : $37.000
Utang usaha : $27.000 Dividen : $20.000

Buatlah laporan arus kas!

Jawaban
CV. MOTOR JAYA
Neraca
Aktiva 31 Des 2019 Naik/ Turun
Kas $130.000 $80.000 Naik
Bank 50.000 50.000 Naik
Piutang Usaha 35.000 35.000 Naik
Tanah 35.000 35.000 Naik
Bangunan 15.000 15.000 naik
Total $265.000

Kewajiban dan Ekuitas Pemegang Saham


Utang usaha $27.000 27.000 Naik
Saham biasa 85.000 85.000 Naik
Laba ditahan 143.000 143.000 Naik
Total $265.000
CV. MOTOR JAYA.
Laporan Laba- Rugi
Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2019
Pendapatan $325.000
Beban operasi (174.000)
Laba sebelum pajak penghasilan 151.000
Pajak penghasilan (37.000)
Laba bersih $114.000

Informasi tambahan:
Dividen sebesar $20.000 telah dibayarkan selama tahun berjalan.

CV. MOTOR JAYA


Laporan Arus Kas
Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2019
Arus kas dari aktivitas operasi $114.000
Laba bersih
Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba bersih ke kas bersih yang
disediakan oleh aktivitas operasi:
Kenaikan piutang usaha $(35.000)
Kenaikan utang usaha 27.000 (8.000)
Arus kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi 106.000
Kas dari aktivitas investasi
Pembelian tanah (35.000)
Pembelian bangunan (15.000)
Kas bersih yang digunakan oleh aktivitas investasi (50.000)
Arus kas dari aktivitas pembiayaan
Penerbitan saham biasa 85.000
Pembayaran dividen tunai (20.000)
Kas bersih yang disediakan oleh aktivitas pembiayaan 65.000
Kenaikan bersih kas: 121.000
Kas pada awal tahun -0-
Kas pada akhir tahun 121.000

4. Data PT. Cahaya Terang memberikan data pada bulan September 2018
sebagai berikut :
Kas : $82.000 Laba ditahan : $37.000
Piutang usaha : $17.000 Pendapatan : $162.000
Bangunan : $32.000 Beban operasi : $80.000
Utang usaha : $29.000 Pajak penghasilan : $35.000
Saham biasa : $65.000 Dividen : $16.000
Buatlah neraca, laporan arus kas!

Jawaban

PT. CAHAYA TERANG


Neraca
Aktiva 31 Des 2018 Naik/ Turun
Kas $82.000 $82.000 Naik
Piutang Usaha 17.000 17.000 Naik
Bangunan 32.000 32.000 naik
Total $131.000

Kewajiban dan Ekuitas Pemegang Saham


Utang usaha $29.000 29.000 Naik
Saham biasa 65.000 65.000 Naik
Laba ditahan 37.000 37.000 Naik
Total $131.000

PT. CAHAYA TERANG.


Laporan Laba- Rugi
Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2018
Pendapatan $162.000
Beban operasi (80.000)
Laba sebelum pajak penghasilan 82.000
Pajak penghasilan (35.000)
Laba bersih $47.000

Informasi tambahan:
Dividen sebesar $16.000 telah dibayarkan selama tahun berjalan.

PT. CAHAYA TERANG


Laporan Arus Kas
Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2018
Arus kas dari aktivitas operasi $47.000
Laba bersih
Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba bersih ke kas bersih yang
disediakan oleh aktivitas operasi:
Kenaikan piutang usaha $(17.000)
Kenaikan utang usaha 29.000 12.000
Arus kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi 106.000
Kas dari aktivitas investasi
Pembelian bangunan (32.000)
Kas bersih yang digunakan oleh aktivitas investasi (32.000)
Arus kas dari aktivitas pembiayaan
Penerbitan saham biasa 65.000
Pembayaran dividen tunai (16.000)
Kas bersih yang disediakan oleh aktivitas pembiayaan 49.000
Kenaikan bersih kas: 76.000
Kas pada awal tahun -0-
Kas pada akhir tahun 76.000

5. PT. Printer Pelangi menunjukkan data dari bulan Maret 2019:

Kas : $225.000
Piutang usaha : $34.000
Bangunan : $15.000
Tanah : $32.000
Mesin : $17.000
Utang usaha : $65.000
Saham biasa : $174.000
Laba ditahan : $84.000
Pendapatan : $230.000
Beban operasi : $83.000
Pajak penghasilan : $32.000
Dividen : $19.000
Buatlah laporan arus kas PT. Printer Pelangi!

Jawaban

PT. PRINTER PELANGI


Neraca
Aktiva 31 Des 2019 Naik/ Turun
Kas $225.000 $225.000 Naik
Piutang Usaha 34.000 34.000 Naik
Bangunan 15.000 15.000 naik
Tanah 32.000 32.000 naik
Mesin 17.000 17.000 naik
Total $323.000

Kewajiban dan Ekuitas Pemegang Saham


Utang usaha $65.000 65.000 Naik
Saham biasa 174.000 174.000 Naik
Laba ditahan 84.000 84.000 Naik
Total $323.000

PT. PRINTER PELANGI.


Laporan Laba- Rugi
Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2019
Pendapatan $230.000
Beban operasi (83.000)
Laba sebelum pajak penghasilan 147.000
Pajak penghasilan (32.000)
Laba bersih $115.000

Informasi tambahan:
Dividen sebesar $19.000 telah dibayarkan selama tahun berjalan.
PT. PRINTER PELANGI
Laporan Arus Kas
Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2019
Arus kas dari aktivitas operasi $115.000
Laba bersih
Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba bersih ke kas bersih yang
disediakan oleh aktivitas operasi:
Kenaikan piutang usaha $(34.000)
Kenaikan utang usaha 65.000 31.000
Arus kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi 146.000
Kas dari aktivitas investasi
Pembelian bangunan (15.000)
Pembelian tanah (32.000)
Pembelian mesin (17.000)
Kas bersih yang digunakan oleh aktivitas investasi (64.000)
Arus kas dari aktivitas pembiayaan
Penerbitan saham biasa 174.000
Pembayaran dividen tunai (19.000)
Kas bersih yang disediakan oleh aktivitas pembiayaan 155.000
Kenaikan bersih kas: 237.000
Kas pada awal tahun -0-
Kas pada akhir tahun 237.000
Piutang Dagang & Wesel

Piutang Dagang

Piutang (receivables) adalah klaim uang, barang, atau jasa kepada pelanggan atau
pihak-pihak lainnya. Untuk tujuan pelaporan keuangan, piutang diklasifikasikan sebagai
lancer (jangka pendek) atau tidak lancer (jangka Panjang). Piutang lancer (current
receivables) diharapkan akan tertagih dalam satu tahun atau selama satu siklus operasi
berjalan, mana yang lebih Panjang. Semua piutang lain diklasifikasikan sebagai piutang tidak
lancer (noncurrent receivables). Piutang selanjutnya diklasifikasikan dalam neraca baik
sebagai piutang dagang atau piutang nondagang.

Piutang dagang (trade receivables) adalah jumlah yang terutang oleh pelanggan untuk
barang dan jasa yang telah diberikan sebagai bagian dari operasi bisnis normal. Piutang
dagang, biasanya yang paling signifikan yang dimiliki perusahaa bisa disubklasifikasikan
menjadi piutang usaha dan wesel tagih.

Piutang dagang ini muncul karena perusahaan melakukan suatu penjualan barang
dagangan atau barang lain dengan cara kredit. Seringkali, akun dagang ini tidak berlaku pada
sebuah pejanjian khusus seperti tagihan lain. Dengan itu, pelunasan piutang dagang kurang
bisa dijamin dan juga sulit untuk dilakuka pemindahan atau diperjualbelikan.

Piutang dagang yang dikendaki untuk ditagih dalam jangka waktu satu tahun atau
siklus usaha normal dikategorikan sebagai aktiva lancar, tetapi kadang-kadang semua piutang
dagang sebagai aktiva lancar tanpa memandang jangka waktu tertagihnya.

Piutang sendiri terdiri atas 3 yaitu:

- Piutang usaha
Transaksi paling umum yang menghasilkan piutangadalah penjualan barang
aau jasa secara kredit. Piutag dicatat sebagai debit pada akun piutang usaha. Piutang
usaha semacam ini biasanya diharapkan dapat ditagih dalam waktu dekat, misalna 30
atau 60 hari. Piutang ini digolongkan sebagai asset lancer di laporan posisi keuangan.

- Wesel tagih
Wesel tagih merupakan pernyataan jumlah utang pelanggan dalam bentuk
tertulis yang formal. Selama diharapkan dapat ditagih dalam waktu setahun, wesel
tagih biasanya digolongkan sebagai asset lancar di posisi keuangan.
Wesel tagih sering kali digunakan untuk periode kredit lebih dari 60 hari.
Wesel tagih dapat digunakan untuk melunasi piutang pelanggan. Wesel tagih dan
piutang usaha yang dihasilkan dari transaksi penjualan kadang disebut piutang dagang
(trade receivables).

- Piutang Lainnya
Piutang lainnya termasuk piutang bunga, piutang pajak, dan piutang karyawan
atau pekerja. Piutang lainnya biasnaya dikelompokan secara terpisah di laporan posisi
keuangan. Jika piutang tersebut diharapkan akan ditagih dalam waktu satu tahun,
maka digolongkan sebagai asset lancer. Jika diperkirakan tertagih lebih dari setahun,
maka digolongkan sebagai asset tidak lancar dan dilaporkan di bawah pos Investasi.

Akuntansi Piutang Dagang:

1. Pengakuan piutang dagang


Dalam sebagian besar transaksi piutang, jumlah yang harus diikuti adalah
harga pertukaran diantara kedua belah pihak. Harga pertukaran (the exchange price)
adalah jumlah yang tertuang dari debitor (seorang pelanggan atau peminjam) dan
umumya dibuktikan dengan bebrapa jenis dokumen bisnis, biasanya berupa faktur
(invoice). Dua factor yang bisa memperumit pengukuran harga pertukaran adalah
ketersdeiaan diskon (diskon dagang dan diskon tunai, dan juga lumayan waktu antara
tanggal penjualan dan tanggal jatuh tempo pembayara (unsur bunga)
 Diskon Dagang
Harga barang biasanya dapat dikenakan diskon dagang atau kuantitas.
Diskon dagang (trade discount) semacam itu digunakan untuk menghindari
perubahan yang sering terjadi dalam katalog, untuk mengutip harga yang berbeda
bagi pembelian dalam kuantitas yang berbeda, atau untuk menyembunyikan harga
faktur yang sebenarnya dari pesaing. Diskon dagang biasanya dikutip sebagai
suatu presentase

 Dikson Tunai (Diskon Penjualan)


Diskon tunai [diskon penjualan (sales discount)] diberikan sebagai perangsang
agar pembeli melakukan pembayaran secepatnya. Diskon semacam ini
dinyatakan dalam bentuk istilah seperti 2/10, n/30 (diskon 2% jika dibayarkan
dalam 10 hari, jumlah kotor jatuh tempo dalam 30 hari), atau 2/10, E.O.M. net 30,
E.O.M. (diskon 2% jika dibayarkan dalam 10 hari di akhir bulan, dengan
pembayaran penuh dilakukan pada hari ke-30 bulan berikutnya).
Perusahaan biasanya memanfaatkan diskon penjualan kevuali kasnya sangat
terbatas. Perusahaan biasanya mencatat transaksi penjualan dan diskon penjualan
terkait dengan mencatat piutang dan penjualan dalam jumlah kotor. Menurut
metode ini, diskon penjualan hanya diakui dalam akun apabila
pembayaranditerima dalam periode diskon. Diskon penjualan lalu akan
ditunjukkan dalam laporan laba-rugi sebagai pengurang atas penjualan untuk
mendapatkan penjualan bersih.

 Tidak Ada Pengakuan atas Unsur Bunga


Idealnya, piutang harus diukur dalam istilah nilai sekarang, yaitu, nilai diskonto
dari kas yang akan diterima di masa depan. Jika ekspetasi penerimaan kas
memerlukan periode tunggu (waiting period), maka jumlah nominal (face
amount) piutang tidak sama nilainya dengan jumlah yang akan diterima
kemudian.
Secara teroritis, setiap pendapatan setelah periode penjualan adalah
pendapatan bunga. Dalam praktik, pendapatan bunga yang berhubugan dengan
piutang usahaa diabaikan karena jumlah diskon biasanya tidak material
dibandingkan dengan laba bersih periode bersangkutan. Profesi akuntansi secara
kusus mengeluarkannya dari pertimbangan nilai sekarang untuk “piutang yang
berasa dari transaksi dengan pelanggan dalam kegiatan bisnis normal yang jatuh
tempo dalam jangka waktu perdagangan umum yang tidak melampaui sekitar satu
tahun.

2. Penilaian piutang dagang


Pelaporan piuutang melibatkan klasifikasi dan penilaian dalam neraca.
Klasifikasi, melibatkan penentuan lamanya waktu setiap piutang akan beredar.
Piutang yang diperkirakan kan tertagih dalam satu tahun atau satu siklus operasi-
tergantung mana yang lebih Panjang-diklasifikasikan sebagai lancar, sementara semua
piutang lainnya diklasifikasikan sebagai jangka Panjang.
Penilaian piutang sedikit lebih kompleks. Piutang jangka pendek dinilai dan
dilaporkan pada nilai realisasi bersih-jumlah bersih yang diperkirakan akan diterima
dalam bentuk kas. Penentuan nilai realisasi bersih (net realizable value) memerlukan
estimasi bai katas piutang yang tertagih maupun retur penjualan dan pengurangan
harga yang diberikan.

 Piutang Usaha yang Tak Tertagih


Gagasan manajer kredit tentang surga mungkin adalah suatu tempat
dimana setiap orang (pada akhirnya) akan membayar utangnya. Penjualan atas
dasar selain penjualan tunai beresiko menimbulkan kegagalan untuk menagih
piutang. Piutang usaha tak tertagih adalah kerugian pendapatan, yang
memerlukan, melalu ayat jurnal pencatatan yang tepat dalam akun, penurunan
aktiva piutang usaha serta penurunan yang berkaitan dengan laba dan ekuitas
pemegang saham. Kerugian pendapatan dan penurunan laba diakui dengan
mencatat beban piutang ragu-ragu (atau beban piutang tak tertagih).
Ada dua prosedur untuk mencatat piutang tak tertagih:
Metode penghapusan langsung (direct write-off method) mancatat
piutang tak tertagih pada tahun dimana diputuskan bahwa suatu piutang
tertentu tidak akan dapat ditagih. Metode penyisihan mencatat beban atas
dasar estimasi, dalam periode akuntansi dimana penjualan kredit dilakukan.
Pendukung metode penghapusa langsung (dricet write-off method)
berpendapat bahwayang dicatat haruslah fakta, bukan estimasi. Metode ini
mengasumsukan bahwa dari setiap penjualan akan dihasilkan piutang usaha
yang baik, dan kejadian selanjutnya membuktikan bahwa piutang tertentu
ternyata tidak tertagih serta menjadi tidak bernilai. Dari sudut pandang praktis,
metode ini sederhana dan mudah diaplikasika. Metode penghapusan langsung
secara teoritis memiliki kelemahan karena biasanya gagal membandingkan
biaya dengan pendapatan pada periode bersangkutan, atau menghasilkan
piutang yang ditetapkan pada estimasi nilai yangdapat direalisasi di neraca.
Karenanya, pemakaian metode penghapusan langsung tidak dapat dipandang
tepat, kecuali kalau jumlah piutang tak tertagih tidak material.
Pendukung metode penyisihan (allowance method) merasa yakin
bahwa beban piutang tidak tertagih harus dicatat pada periode yang sama
seperti penjualan untuk mendapatkan penandingan yang tepa atas beban dan
pendapatan serta untuk mendapatkan nilai tercatat yang tepa tatas piutang
usaha. Mereka mendukung pendapat bahwa, walaupun melibatkan estimasi,
namun presentase piutang yang tidak akan tertagih dapat diramalkan dari
penngalaman masa lalu, kondisi pasar berjalan, dan analisis atas saldo yang
beredar. Banyak perusahaan membuat kebijakan kreditnya dengan
menciptakapn iutang tak tertagih dalam presentase tertentu. (Dalam
kenyataanya, banyak yang merasa bahwa kegagalan untuk mencapai
presentase ini berarti bahwa perusahaan telah kehilangan penjualan akibat
kebijakan kredit yang terlalu restriktif).
FASB memandang ketertagihan piutang sebagai kontijensi kerugian.
Jadi metode penyisihan hanya tepat dalam situasi dimana terdapat
kemungkinan bahwa nilai aktiva telah menurun dan jumlah penurunan
(kerugian) tersebut dapat diestimasi secara layak.
Piutang adalah arus kas masuk prospekif, daan probabilitas penagihanya harus
dipertimbangkan dalam menilai arus kas masuk ini. Estimasi ini biasanya
disebut atas dasar presentase penjualan atau piutang yang beredar.

 Pendekatan Persentase-Penjualan (Loporan Laba-Rugi)


Jika terdapat hubungan yang cukup stabil antara penjualan kredit tahun-tahun
sebelumnya dengan piutang tak tertagih, maka hubungan tersebut dapat
dijabarkan dalam persentase dan digunakan untuk menentukan beban piutang tak
tertagih tahun ini.
Pendekatan persentase-penjualan (percentage-of-sales approach)
menandingkan biaya dengan pendapatan karena hal itu mengaítkan beban pada
periode di mana penjualan dicatat. Penyisihan untuk Piutang Tak Tertagih adalah
akun penilaian (yaitu, kontra-aktiva) dan dikurangkan dari piutang dagang pada
neraca. Jumlah beban piutang tak tertagih dan kredit yang berkaitan pada akun
penyisihan tidak dipengaruhi oleh setiap saldo yang ada saat ini dalam akun
penyisihan. Karena estimasi beban piutang tak tertagih berhubungan dengan akun
nominal (Penjualan), dan setiap saldo dalam akun penyisihan diabaikan, maka
metode ini sering kali disebut sebagai pendekatan laporan laba-rugi (income
statement approach). Karenanya, penandingan biaya dengan pendapatan secara
tepat akan tercapai.

 Pendekatan Presentase-Piutang (Neraca)


Berdasarkan pengalaman masa lalu, sebuah perusahaan dapat
mengestimasikan persentase piutang beredarnya yang tidak akan tertagih, tanpa
mengidentifikasi piutang tertentu. Prosedur ini menyediakan estimasi yang cukup
akurat menyangkut nilai piutang yang dapat direalisasi, tetapi tidak sesuai dengan
prinsip penandingan biaya dan pendapatan. Tujuan dari metode ini adalah
melaporkan nilai realisasi bersih piutang dalam neraca, oleh karena itu,
pendekatan ini disebut dengan pendekatan persentase-piutang atau neraca
(percentage-of-receivable atau balance sheet approach).
Pendekatan persentase piutang dapat diaplikasikan dengan menggunakan
satu tarif gabungan (composite rate) yang mencerminkan estimasi piutang tak
tertagih. Pendekatan lainnya yang lebih sensitif terhadap status aktual dari
piutang usaha adalah menetapkan skedul umur piutang (aging schedule) dan
menerapkan persentase yang berbeda berdasarkan pengalaman masa lalu pada
berbagai kategori umur. Skedul ini mengindikasikan akun mana yang
memerlukan perhatian khusus dengan memperlihatkan umur piutang usaha
seperti itu.
Skedul umur piutang biasanya tidak disusun untuk menentukan beban
piutang tak tertagih, tetapi sebagai alat pengendalian untuk menentukan
komposisi piutang dan mengidentifikasi piutang yang diragukan. Estimasi
persentase kerugian yang dikembangkan untuk masing-masing kategori
didasarkan pada pengalaman kerugian masa lalu dan nasehat dari personil
departemen kredi. Tanpa memperhatikan apakah yang dipakai adalah tarif
gabungan atau skedul umur piutang, tujuan utama dari metode persentase-putang
yang beredar untuk tujuan pelaporan keuangan adalah melaporkan nilai realisasi
bersih piutang di neraca. Akan tetapi, metode ini memiliki kelemahan karena
mungkin tidak menandingkan beban piutang tak tertagith dalam periode
terjadinya penjualan.
Penyisihan untuk piutang tak tertagih sebagai persentase dari piutang akan
bervariasi, tergantung pada iklim industri dan ekonomi. Singkatnya, metode
persentase-piutang menghasilkan penilaian piutang yang lebih akurat di neraca.
Namun dari sudut pandang penandingan, pendekatan persertase-penjualan
memberikan hasil yang lebih baik.
Tanpa memperhatikan metode mana yang dipilih, penentuan beban yang
berhubungan dengan piutang tak tertagih merupakan suatu bidang akuntansi yang
memerlukan pertimbangan mendalam. Baru-baru ini, muncul kekhawatiran
bahwa, Serupa dengan Nortel pada cerita pembuka, sejumlah bank telah
menggunakan pertimbangan ini untuk mengelola laba. Dengan melakukan over
estimasi terhadap jumlah pinjaman yang tidak tertagih pada saat laba tinggi, bank
dapat "berjaga- jaga untuk masa yang buruk" di masa depan. Pada periode
mendatang (kurang menguntungkan), penyisihan yang terlalu konservatif atas
akun kerugian pinjaman dapat diturunkan untuk menaikkan laba.

 Penagihan Piutang Usaha Yang Telah Dihapus


Apabila piutang usaha tertentu dipastikan tidak akan tertagih, maka saldonya
dipindahkan dari pembukuan dengan mendebet Penyisihan untuk Piutang Tak
Tertagih dan mengkredit Piutang Usaha. Jika penagihan atas piutang usaha yang
telah dihapus sebelumnya dilakukan, maka perusahaan terlebih dahulu harus
memunculkan-kembali piutang usaha itu dengan mendebet Piutang Usaha dan
mengkredit Penyisihan untuk Piutang Tak Tertagih. Kemudian, perusahaan juga
harus membuat ayat jurnal untuk mendebet Kas dan mengkredit akun pelanggan
sebesar jumlah yang diterima. Jika yang dipakai adalah metode penghapusan-
langsung, maka jumlah yang ditagih didebet ke Kas dan dikredit ke akun
pendapatan yang berjudul Jumlah Tak Tertagih yang Dipulihkan, dengan
penjelasan atau catatan yang sesuai pada akun pelanggan bersangkutan.

 Piutang Wesel

Wesel adalah janji yang tertulis yang tidak bersyarat dari satu pihak kepada pihak lain
untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu dimasa yang akan datang.
Piutang Wesel / Wesel Tagih yaitu jumlah yang terhutang bagi pelanggan jika perusahaan
telah menerbitkan surat hutang formal. Wesel biasanya digunakan untuk jangka waktu
pembayaran lebih dari 60 hari. Jika wesel diperkirakan akan tertagih dalam jangka waktu satu
tahun, maka dalam neraca wesel diklasifikasikan sebagai aktiva lancar.

Surat tersebut ditandatangani oleh orang atau perusahaan yang membuat janji. Pihak
yang berhak menerima piutang wesel disebut penerima pembayaran (payee), dan pihak yang
membuat janji disebut pembuat janji (maker) . Piutang wesel ada yang dapat
dipindahtangankan dan ada yang tidak dipindahtangankan. Jika wesel yang
dipindahtangankan berarti yang membuat wesel akan membayar pada orang (badan) yang
memegang wesel tersebut pada saat jatuh tempo. Wesel ini dapat didiskontokan ke bank
sebelum jatuh temponya.

Pencatatan piutang wesel harus dipisahkan oleh wesel-wesel lainnya, seperti wesel
dagang, wesel dari pegawai dan lain-lain. Wesel yang sudah jatuh tempo tetapi belum
dilunasi harus dicatat terpisah dari wesel yang belum jatuh tempo, biasanya dicatat dalam
rekening piutang wesel menunggak. Piutang wesel yang jatuh tempo dalam satu tahun
dimasukkan ke dalam aktiva lancar. Piutang wesel yang jatuh temponya lebih dari satu tahun
dikategorikan sebagai piutang jangka panjang.

1. Pengakuan Wesel
Suatu wesel tagih didukung oleh promes (promissory note) formal, yaitu janji
tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada suatu tanggal di masa depan.
Wesel semacam itu merupakan instrument yang dapat dinegosiasikan yang
ditandatangani oleh pembuat (maker) untuk kepentingan yang dibayar atau penerima
(payee), yang mungkin secara legal dan secara cepat bisa menjual atau
mentransfernya ke pihak lain. Walaupun wesel berisi unsur bunga karena nilai waktu
dari uang, namun wesel diklasifikasikan sebagai berbunga dan tanpa bunga. Wesel
berbunga (Interest-bearing notes) memiliki suku bunga ditetapkan, sementara wesel
tanpa bunga (zero-interest-bearing notes) (bunga nol) memasukkan bunga sebagai
bagian dari nilai nominal yang tidak dinyatakan secara eksplisit. Wesel tagih
dipandang sebagai aktiva yang cukup likuid, meskipun bersifat jangka panjang,
karena dapat dengan mudah dikonversikan menjadi kas.
Wesel tagih (notes recetvable) sering kali diterima dari pelanggan yang ingin
memperpanjang periode pembayaran piutangnya. Wesel kadang-kadang juga
digunakan untuk pelanggan berisiko tinggi atau pelanggan baru. Selain itu, wesel
sering kali digunakan dalam pinjaman kepada karyawan dan anak perusahaan serta
dalam penjualan properti, pabrik, dan peralatan. Dalam sejumlah industry (misalnya
industri hiburan dan kapal olah raga) semua penjualan kredit didukung oleh wesel.
Akan tetapi, mayoritas wesel berasal dari transaksi peminjaman. Masalah dasar dalam
akuntansi untuk wesel tagih serupa dengan yang ada dalam piutang usaha: pengakuan,
penilaian, dan disposisi.
Wesel jangka pendek biasanya dicatat pada nilai nominal (dikurangi
penyisihan) karena bunga implisit dalam nilai jatuh tempo adalah tidak material.
Secara umum, wesel tagih yang diperlakukan sebagai ekuivalen kas (jatuh tempo
dalam 3 bulan atau kurang) bukan merupakan subjek amortisasi premi atau diskonto.
Akan tetapi, wesel tagilh jangka panjang harus dicatat dan dilaporkan pada
nilai sekarang dari kas yang diperkirakan akan tertagih. Jika suku bunga ditetapkan
atas wesel berbunga sama dengan suku bunga efektif (pasar), maka wesel itu dijual
pada nilai nominal. Jika suku bunga ditetapkan berbeda derngan suku bunga pasar,
maka kas yang dipertukarkan (nilai sekarang) berbeda dengan nilai nominal dari
wesel. Selisih antara nilai nominal dengan kas yang ditukarkan, apakah diskonto atau
premi, akan dicatat dan diamortisasikan sepanjang umur wesel agar mendekati suku
bunga etektif (pasar). Hal ini mengilustrasikan salah satu situasi di mana konsep nilai
waktu dari uang diterapkan dalam pengukuran akuntansi.

 Wesel yang Diterbitkan pada Nilai Nominal


Untuk mengilustrasikan pendiskontoan wesel yang diterbitkan pada nilai
nominal, asumsikan bahwa Bigelow Corp, meminjamkan $10.000 kepada
Scandinavian Imports dan menerima wesel berbunga dengan jangka waktu 3
tahun senili $10.000, dengan suku bunga tahunan 10$. Suku bunga pasa wesel
dengan resiko serupa juga 10%. Dalam kasus ini, nilai sekarang wesel dan nilai
nominalnya adalah sama, yaitu $10.000 karena suku bunga efektif dan dietapkan
juga sama.

 Wesel yang Diterbitkan Buka pada Nilai Nominal


a. Wesel Berbunga Nol
Jika yang diterima adalah wesel berbunga-nol, maka nilai sekarangnya
adalah kas yang dibayarkan kepada penerbit wesel. Karena baik jumlah masa
depan maupun nilai sekarang wesel telah diketahui, maka suku bunga dapat
sihitung. Suku bunga implisit (implicit interest rate) adalah suku buga yang
akan menyamakan kas yang dibayarkan dengan jumlah piutang di masa
depan. Selisih antara jumlah masa depan (nilai nominal) dengan nilai
sekarang (kas yang dibayarkan) dicatat sebgai diskonto dan diamortisasikan
ke pendapatan bunga sepanjang umur wesel.
Diskonto wesel tagih merupakan akun penilaian (valuation account)
dan dilaporkan dalam neraca sebagai akun kontra-aktiva. Diskonto ini
kemudian harus diamortasi, dan pendapatan bunga diakui setiap tahun
dengan mengguakan metode bunga efektif (effective interest method).

b. Wesel Berbunga
Merupakan wesel yang nilai nominalnya merupakan nilai pada saat
penarikan sehingga nilai tunai pada saat jatuh tempo atau pada saatdiperjual
belikan sama dengan nilai nominal ditambah bunga yang diperhitungkan.

c. Wesel yang Diterima untuk Properti, Barang, atau Jasa


Jika wesel diterima sebagai pertukaran property, barang, atau jasa
dalam suatu transaksi yang wajar, yang suku bunga ditetapkan diasumsikan
cukup wajar kecuali:
1. Tidak ada suku bunga yang ditetapkan, atau
2. Suku bunga yang ditetapkan tidak masuk akal, atau
3. Jumlah nominal dari wesel berbeda secara material dari harga jual
tunai saat ini untuk pos-pos yang serupa atau dari nilai pasa sekarang
instrument utang
Dalam situasi ini, nilai sekarang wesel diukur oleh nilai wajar property,
barang, atau jasa atu oleh jumlah yang secara layak mendekati nilai pasar
wesel.

 Pilihan Suku Bunga


Dalam transaksi wesel, suku bunga efektif atau riil sudah jelas atau dapat
ditentukan melalui factor-faktor lainnya yang terlibat dalam pertukaran, seperti
nilai pasar wajar dari apa yang diserahkan atau diterima. Namun, jika nilai pasar
wajar property, barang, jasa, atau hak-hak lainnya tidak dapat ditentukan dan jika
wesel tidak memiliki pasar yang segera tersedia, maka masalah penentuan nilai
sekarang wesel menjadi lebih sulit.
Pilihan suku bunga ini dipengaruhi oleh suku bunga yang berlaku bagi
penerbit instrument serupa dengan peringkat kredit yang sama. Suku bunga ini
juga dipengaruhi secara khusus oleh ketentuan restriktif, jaminan, skedul
pembayaran, suku bunga primer yang berlaku, dan sebagainya. Penentuan suku
bunga taksiran dilakukan saat wesel diterima, perubahan dalam suku bunga yang
berlaku yang terjadi setelah tanggal penerimaan wesel diabaikan.

2. Penilaian Wesel Tagih


Seperti piutang usaha, wesel tagih jangka pendek dicatat dan dilaporkan pada
nilai realisasi bersihnya: yaitu, pada jumlah nominalnya dikurangi semua penyisihan
yang diperlukan. Akun penyisihan wesel tagih yang utama adalah penyisihan untuk
wesel tak tertagih. Perhitugan dan estimasi yang terlibat dalam menilai wesel tagih
jangka pendek dan dalam mencatat bebadpiutang tak tertagih serta penyisihan yang
berhubungan sama persis degan wesel dagang. Baik metode presentase-penjualan
maupun metode analisis piutang dapat digunakan untuk mengestimasi jumlah piutang
tak tertagih.
Namun wesel tagih jangka Panjang menimbulkan masalah estimasi tambahan.
Kita hanya perlu melihat masalah yang dihadapi oleh institusi keuangan, terutama
bank-bank pusat uang, dalam menagih piutang dari pinjaman energi, pinjaman riil
estat, dan pinjaman kepada negara kurang berkembang.
Wesel tagih dipandang berkurang nilainya (impaired) jika terdapat
kemungkinan bahwa kreditor tidak akan mampu menagih seluruh jumlah yang
terutang (baik pokok maupun bunga) sesuai dengan ketentuan kontraktual pinjaman.

Disposisi Piutang Dagang dan Wesel Tagih


Dalam peristiwa yang normal, piutang usaha dan wesel tagih dapat ditagih
pada saat jatuh tempo dan dikeluarkan dari pembukuan. Namun, seiring dengan
meningkatnya ukuran dan signifikansi dari penjualan kredit dan piutang, "peristiwa
yang normal ini telah berubah. Dalam rangka mempercepat penerimaan kas dari
piutang, pemilik dapat mentranster piutang usaha atau wesel tagih kepada perusahaan
lainnya secara tunai,
Ada banyak alasan untuk transter semacam ini sebelumnya. Pertama, untuk
alasan kompetitif, penyediaan pembiayaan penjualan kepada pelanggan bisa
dikatakan wajib dalam banyak industri. Dalam penjualan barang yang tahan lama,
seperti mobil, truk, peralatan industri dan pertanian, komputer, dan peralatan rumah
tangga, sebagian besar perijualan berdasarkan atas kontrak angsuran. Banyak
perusahaan besar dalam industri ini telah menciptakan anak perusanaan yang dimiliki
secara penuh, yang berspesialisasi dalam pembiayaan piutang. General Motors Corp.
memiliki General Motors Acceptance Corp. (GMAC), dan John Deere memiliki John
Deere Credit.
Kedua, pemilik piutang (holder) mungkin menjual piutang karena memerlukan
kas dan akses ke kredit normal tidak tersedia atau sangat mahal. Selain itu, sebuah
perusahaan juga mungkin menjual piutang, bukan meminjam, untuk menghindari
pelanggaran terhadap kesepakatan peminjaman yang sudah ada.
Terakhir, penagihan piutang sering kali memerlukan banyak waktu dan mahal.
Perusahaan kartu kredit seperti MasterCard, VISA, American Express, Diners Club,
Discover, dan lain-lain lalu mengambil alih proses penagihan dan membayar kas
kepada perusahaarn penjual.
Sebaliknya, beberapa pembeli (purchasers) piutang mungkin membelinya
untuk mendapatkan perlindungan hukum atas hak kepemilikan yang diterima pembeli
aktiva versus hak yang diterima penjual yang dijamin kreditor. Selain itu, bank dan
institusi pemberi pinjaman lainnya mungkin juga terpaksa membeli piutang karena
adanya Batasan legal, yaitu: mereka tidak dapat lagi memberikan pinjaman tembahan
tetapi bisa membeli piutang dan menarik biaya untuk jasa ini.
Penyajian dan Analisis
a. Penyajian Piutang
Aturan umum dalam pengklasifikasian piutang adalah:
1. Memisahkan berbagai jenis piutang yang dimiliki perusahaan, jika material;
2. Menjamin bahwa akun penilaiai secara tepat mengoffset akun piutang yang
terkait;
3. Menentukan bahwa piutang yang diklasifikasi dalam kelompok aktiva lancar
akan dikonversikan menjadi kas dalam satu tahun atau satu siklus operasi,
tergantung mana yang lebih panjang;
4. Mengungkapkan setiap kontijensi kerugian yang ada pada piutang;
5. Megungkapkan setiap piutang yang digadaikan sebagai jaminan
6. Mengungkapkan semua konsentrasi yang signifikan dari resiko kredit yang
berasal dari piutang.
b. Analisis Piutang
 Rasio Perputara Piutang
Rasio keuangan sering kali digunakan untuk mengevaluasi likuiditas
piutang usaha perusahaan. Rasio yang digunakan untuk menilai likuiditas
piutang adalah rasio perputaran piutang (receivables turnover ratio). Rasio ini
mengukur berapa kali, secara rata-rata, piutang berhasil ditagih selama suatu
periode. Rasio ini dihitung dengan membagi penjualan bersih dengan piutang
rata-rata (bersih) yang beredar selama satu tahun berjalan. Secara teoritis,
penyebutnya hanya memasukkan pejualan kredit bersih. Namun, informasi
ini seringkali tidak tersedia, dan jika jumlah relative dari penjualan tunai dan
penjualan kredit tetap konstan secara wajar, maka kecenderungan yang
ditunjukkan oleh rasio perputaran piutang tetap abash. Kecuali kalau factor-
faktor musiman signifikan, jumlah piutang rata-rata yang beredar dapat
diihitung dari saldo awal dan akhir piutang dagang bersih.
Pertanyaan

1. Pada akhir tahun 2012 akuntan PT. Bunga melaporkan saldo beberapa akun sebagai
berikut :
- Piutang usaha Rp. 173.000.000
- Penjualan Rp. 3.200.000.000
- Penjualan kredit Rp. 2.200.000.000
Sedangkan dari buku pembantu diketahui bahwa saldo piutang terdiri dari piutang
kepada beberapa pelanggan seperti terlihat pada table berikut ini.

Tanggal Transaksi Nama Pelanggan Jumlah


9/10/2012 Toko Bangsa 32.000.000
25/10/2012 Toko Jaya Abadi 18.000.000
11/11/2012 Toko Niaga 30.000.000
27/11/2012 Toko Elektrik 20.000.000
4/12/2012 Toko Sempurna Jaya 28.000.000
18/12/2012 Toko Pesona 24.000.000
22/12/2012 Toko Puri Gembira 21.000.000
Total Rp.173.000.000

Dari pengalaman selama beberapa tahun terakhit, Manajemen PT. Bunga


menyimpulkan bahwa semakin lama umur piutang, semakin besar kemungkinan tidak
tertagihna. Kemungkinan tidak tertagihnya tersebut adalah 1% untuk mur piutang 1
s/d 15 hari, 3% untuk umur 16 s/d 30 hari, 5% untuk umur 31 s/d 45 hari, 10% untuk
46 s/d 60 hari, dan 20% untuk yang berumur lebih dari 61 hari.

Berdasarkan data tersebut, buatlah jurnal untuk pembentukan cadangan kerugian


piutang PT. Bunga pada awal tahun 2013, jika pembuatan cadangan tersebut
didasarkan pada:

a. 1% dari total penjualan kredit


b. 10% dari total piutang usaha
Jawaban:

a. Jumlah cadanngan piutang tak tertagih PT. Mitra Usaha untuk tahun 2013 adalah:
1% × Rp. 3.200.000.000 = 32.000.000

Jurnalnya sebagai berikut:

Beban Kerugian Piutang 32.000.000


Cadangan Kerugian Piutang 32.000.000
b. Jadi, jumlah cadangan piutang tak tertagih adalah:
10% × Rp. 173.000.000 = 17.300.000

Jurnalnya sebagai berikut:

Beban Kerugian Piutang 17.300.000


Cadangan Kerugian Piutang 17.300.000

2. PT. Bunga memiliki wesel tagih bernilai nominal Rp.500.000.000. Wesel tagih
bertanggal 1 April 2012 tersebut akan jatuh tempo pada tanggal 1 Juli 2012. Pada
tanggal 21 April 2012, PT. Bunga mendiskontokan wesel tagih tersebut dengan
tingkat diskonto 15%. Berdasarkan data tersebut, buatlah jurnal yang diperlukan
berkaitan dengan pendiskontoan wesel itu, jika wesel tersebut tidak berbunga!

Jawaban:

- April = tanggal 21 s/d 30 = 10 hari


- Mei = tanggal 1 s/d 31 = 31 hari
- Juni = tanggal 1 s/d 30 = 30 hari
- Juli = (tanggal jatuh tempo) = 1 hari

- Jumlah hari diskonto = 72 hari

- Nominal wesel = Rp.500.000.000


- Diskonto = 500.000.000 × 72/360 × 15% = Rp. (15.000.000)

- Uang yang diterima = Rp. 485.000.000

Jurnalnya sebagai berikut:

Kas 485.000.000
Beban Bunga 15.000.000
Wesel Tagih 500.000.000

3. Pada akhir tahun 2017, PT. Bunga memiliki data perusahaan sebagai berikut:
- Piutang dagang Rp. 700.000.000
- Penjualan bersih Rp. 3.000.000.000
- Cadangan kerugian piutang Rp. 1.500.000.000

Buatlah jurnal untuk mencatat taksiran kerugian piutang pada akhir periode
apabila perusahaan menaksir kerugian piutang yang tidak dapat ditagih lagi
sebesar 2% dari penjualan bersih.
Jawaban:
2% × Rp.3.000.000.000 = 60.000.000

Jurnalnya sebagai berikut:

Beban kerugian piutang 60.000.000


Cadangan kerugian piutang 60.000.000

4. PT. Bunga memiliki wesel tagih bernilai nominal Rp.800.000.000. Wesel tagih
bertanggal 1 April 2012 tersebut akan jatuh tempo pada tanggal 1 Juli 2012. Pada
tanggal 21 April 2012, PT. Bunga mendiskontokan wesel tagih tersebut dengan
tingkat diskonto 20%. Berdasarkan data tersebut, buatlah jurnal yang diperlukan
berkaitan dengan pendiskontoan wesel itu, jika:
a. Wesel tersebut tidak berbunga
b. Wesel tersebut berbunga 40% per tahun

Jawaban:

a. Wesel tersebut tidak berbunga:


- April = tanggal 21 s/d 30 = 10 hari
- Mei = tanggal 1 s/d 31 = 31 hari
- Juni = tanggal 1 s/d 30 = 30 hari
- Juli = (tanggal jatuh tempo) = 1 hari

- Jumlah hari diskonto = 72 hari

- Nominal wesel = Rp.800.000.000


- Diskonto = 800.000.000 × 72/360 × 20% = Rp. (32.000.000)

- Uang yang diterima = Rp. 768.000.000

Jurnalnya sebagai berikut:

Kas 768.000.000

Beban Bunga 32.000.000

Wesel Tagih 800.000.000


b. Wesel tersebut berbunga 35% per tahun:

- Nominal wesel = Rp.800.000.000


- Bunga wesel = 800.000.000 × 40% × 3/12 = Rp. 70.000.000

- Nilai jatuh tempo = Rp.870.000.000


- Diskonto = 800.000.000 × 20% × 72/360 = Rp (32.000.000)

- Jumlah uang yang diterima = Rp.838.000.000

Jurnalnya sebagai berikut:

Kas 838.000.000
Wesel Tagih 800.000.000
Pendapatan Bunga 32.000.000

5. PT. Bunga menjual barang pada PT. Semesta sebesar Rp.100.000.000 dengan syarat
2/10, n/30. Buatlah jurnal yang dicatat oleh PT. Bunga.

Jawaban :

Jurnalnya sebagai berikut:

Piutang Dagang 100.000.000


Penjualan 100.000.000

Anda mungkin juga menyukai