Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS PENERAPAN PENCATATAN

AKUNTANSI PADA USAHA MIKRO KECIL


MENENGAH DI DESA DONOHARJO

NAMA : SUCI RACHMAWATI

NIM : 16061272

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS

MERCU BUANA YOGYAKARTA

2018/2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Usaha mikro kecil menengah atau yang biasa kita singkat UMKM merupakan salah satu

kekuatan yang mendorong peningkatan ekonomi. UMKM dinilai cukup fleksibel karena dapat

dengan mudah beradaptasi dengan mudah terhadap pasang surut dan permintaan pasar. Selain itu

UMKM lebih cepat menciptaka lapangan pekerjaan dibandingkan dengan sektor usaha lainnya,

serta memberikan kontribusi yang cukup bersar terhadap kegiatan ekspor dan perdangan.

Mengapa UMKM memilikin peranan yang cukup penting? Hal ini dapat kita perhatikan apabila

kita mengaitakan dengan jumlah tenaga kerja yang mampu diserap. UMKM juga dijadikan salah

satu upaya meratakan hasil – hasil pembangunan yang telah dicapai. Pada tahun 2017 jumlah unit

UMKM di Indonesia mencapai 61 juta unit usaha yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Salah

satu jenis bidang usaha yang mengalami kemajuan cukup pesat pada bidang usaha makanan.

Salah satu masalah utama dalam upaya pengembangan UMKM adalah mengenai

pengelolaan keuangan dan permodalan, yang mana kedua hal ini masih menjadi masalah yang

cukup serius. Fenomena yang marak terjadi adalah sedikitnya para inverstor yang bersedia

meminjamkan modalnya pada UMKM walaupun menghasilkan laba yang cukup besar. Alasan

yang mendasari fenomena ini adalah UMKM tersebut tidak dapat menunjukkan bukti operasional

dan keuntungan usaha dalam bentuk sebuah laporan keuangan. Kebanyakan dari para pelaku

UMKM tidak melakukan pencatatan transaksi keuangan pembukuan ini dengan baik dan benar.

Padahal dengan adanya laporan keuangan akan sangat membantu pelaku UMKM untuk

mengambil keputusan dalam menjalankan usahanya. Pemilik juga dapat mengetahui keuntungan

yang diperoleh dari usahanya, serta mengetahui bagaimana keseimbangan antara yang menjadi
haknya dan yang menjadi kewajibannya. Namun bukan hanya itu dengan adanya laporan keuangan

akan membantu pelaku UMKM mendapatkan pinjaman modal baik dari investor maupun dari

program – program kredit usaha yang diselenggarakan pihak bank.

Pencatatan akuntansi untuk pelaku UMKM pun telah memiliki standar tersendiri yaitu

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilias Publik (SAK-ETAP). Pengesaha yang

dilakukan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia, pengesahan ini diharapkan bisa memberikan

kemudahan untuk pelaku UMKM untuk menyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan

standar. Tujuan diterbitkannya SAK-ETAP adalah untuk mengimplementasikan pada entitas tanpa

akuntabilitas publik karena UMKM umumnya belum memiliki akuntabilitas publik dan tidak

menerbitkan laporan keuagan untuk kepentingan publik.

Sehubungan dengan latar belakang yang ada, maka penulis bermaksud melakukan

penelitian mengenai penerapan akuntansi pada Usaha Mikro Kecil Menengah dengan judul “

Analisis Penerapan Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil Menengah di Desa Donoharjo”

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana penerapan pencatatan akuntansi didalam UMKM di Desa Donoharjo?

C. BATASAN MASALAH

Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui bagaimana penerapan akuntansi dan model

penerapan sistem akuntansi yang berdasarkan data dan informasi yang dimiliki UMKM yang

ada di Desa Donoharjo. Penelitian ini dilakukan pada juni 2019 – agustus 2019. Pengumpulan

data akan dilakukan pada bulan juli 2019.

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan pencatatan akuntansi dalam pengelolaan UMKM.

E. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah

1. Bagi UMKM, sistem akuntansi dapat membantu dalam pembuatan laporan

keuangan yang berguna sebagai dasar pegambilan keputusan usaha.

2. Bagi penulis, dapat mmeperdalam ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama

masa perkuliahan. Selain itu penulis dapat ikut berperan dalam pembangunan

UMKM agar menjadi UMKM yang lebih maju dalam hal pencatatan keuangan.

3. Bagi masyarakat umum. Penelitian ini dapat dijadikan referensi yang berguna

untuk mengembangkan UMKM. Selain itu sistem pencatatan keuangan ini dapat

digunakan oleh masyarakat untuk mengembangkan usahanya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. AKUNTANSI

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 476 KMK 01 tahun

1991, akuntasi merupakan suatu proses pengumpulan, penganalisaan, pengklasifikasian,

pencatatan, peringkasan, pelaporan terhadap suatu transaksi keuangan dari satu kesatuan ekonomi

untuk menyediakan sebuah informasi keuangan bagi yang memerlukan informasi tersebut untuk

pengambilan keputusan. Rudianto dalam bukunya Pengantar Akuntansi menyatakan bahwa

akuntasi sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak – pihak yang

berkepentingan tentang aktivitas ekonomi dan kondisi suatu badan usaha. Menurut FASB,

akuntansi adalah kegiatan jasa yang berfungsi menyediakan informasi kuantitatif yang kemudian

digunakan untuk pengambilan keputus’an ekonomi.

Akuntansi menghasilkan informasi keuangan melalui laporan – laporan keuangan yang

didasarkan pada prinsip – prinsip dan konsep – konsep yang berlaku umum.

Tujuan Akuntansi

Berdasarkan definisi – definisi di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah suatu

proses pengolahaan transaksi – transaksi keuangan dari kesatuan ekonomi yang menghasilkan

sebuah laporan yang digunakan oleh pihak yang berkepentingan untuk pengambilan keputusan.

Tujuan akuntansi sangat banyak dan terbagi menjadi beberapa jenis. Berikut ini adalah

tujuan akuntansi :

1. Memberi informasi keuangan yang bisa dipercaya tentang kewajiban, modal, dan sumber

ekonomi secara handal.


2. Memberi informasi yang bisa dipercaya mengenai perubahan yang terjadi pada sumber –

sumber ekonomi disebuah perusahaan

3. Menyajikan informasi keuangan serinci mungkin yang berkaitan dengan laporan keuangan

sehingga relevan untuk digunakan oleh para pengguna laporan keuangan.

Berikut ini 3 jenis tujuan akuntansi yang harus diketahui :

1. Tujuan Akuntansi Secara Umum

 Memberikan informasi keuangan perusahaan yang terdiri dari aktiva dan pasiva.

 Memberikan informasi tentang perubahan – perubahan yang terjadi pada sumber-

sumber ekonomi yang sudah dikurangi dengan pajak dan beban – beban yang

dikeluarkan oleh perusahaan

 Menyediakan informasi keuangan perusahaan yang dapat membantu dalam

pembuatan estimasi potensi laba perusahaan,

 Menyediakan informasi perubahan sumber ekonomi perusahaan berupa asset,

utang dan modal

 Menyediakan informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan untuk

pengguna laporan tersebut.

2. Tujuan Akuntansi Secara Khusus

Tujuan akuntasi secara khusus adalah menyediakan informasi dalam bentuk laporan

yang memuat posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara

wajar sesuai dengan prinsip – prinsip yang diatur.

3. Tujuan Akuntansi Kualitatif

 Menyajikan informasi yang relevan.

 Menyajikan informasi yang teruji kebenaran dan validitasnya.


 Memberikan informasi yang dapat dimengerti oleh pihak – pihak yang

berkepentingan.

 Menyediakan informasi transaksi terbaru atau sesegera mungkin.

 Menyajikan informasi yang dibuat sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima

Umum (PABU) dan dapat diperbandingkan.

 Menyajikan laporan keuangan dengan lengkap dan memenuhi SAK yang berlaku

Fungsi Akuntansi

Akuntansi juga membawa pengaruh yang cukup signifikan dalam setiap perusahaan.

Berikut ini beberapa fungsi akuntansi :

 Dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Akuntansi menyediakan informasi yang diperlukan oleh pihak – pihak dalam

sebuah perusahaan seperti manajemen perusahaan untuk mengambil sebuah

keputusan. Sebagai contoh dalam akuntansi menyediakan informasi transaksi,

persediaan, asset, hutang yang ada hdalam perusahaan, dari informasi yang ada ini

manajemen akan bisa menentukan berapa banyak bahan baku yang akan dibeli,

sanggup atau tidakkah perusahaan menanggung utang demi ekspansi perusahaan

kedepannya

 Perencana, Pengontrol dan Pengawasan Persediaan

Adanya akuntansi dapat membantu perusahaan dalam mengelola persediaan,

lsehingga persediaan diharapkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Selain itu

perusahaan juga dapat mengontrol berapa banyak piutang yang masih belum

diterima pembayaran dan utang yang masih harus dibayar sehingga perusahaan

tidak akan sembarangan dalam menegelola keuangan.


 Membuat Klasifikasi (Pengelompokkan / Mengklasifikasikan)

Selanjutnya fungsi akuntansi yang keempat adalah membuat klasifikasi atau

pengelompokan yang berkaitan dengan analisis keuangan yang mtercatat dengan

sistematis. Dengan pengelompokkan ini maka diharapkan akan lebih mudah dalam

memahami informasi yang disampaikan. Pengelompokkan ini biasa disebut dengan

ledger.

 Meeting Legal

Fungsi akuntansi yang selanjutnya adalah berhubungan dengan pengembangan dan

perancangan sebuah sistem. Conothnya sebuah sistem yang digunakan untuk

memastikan laporan dan catatan keuangan tertentu yang memenuhi syarat hukum.

Hal ini sebagai acuan untuk melakukan pembayaran pajak, dll.

Aktivitas Akuntansi

Pengertian aktivitas akuntansi adalah kegiatan atau aktivitas yang biasa dilakukan dalam

proses akuntansi. Ada 3 aktivitas yang ada dalam akuntansi, yaitu :

 Identification

Aktivitas Identifikasi (Identification), aktivitas untuk mengidentifikasikan

transaksi-transaksi ataupun arus keuangan yang terjadi dalam perusahaan.

Identifikasi ini penting untuk bisa menghasilkan data yang akurat.

Jika proses identifikasi tidak dilakukan dengan baik dan teliti, maka akan terjadi

ketidaksingkronan data yang ada pada catatan keuangan dengan keadaan di saldo

rekening perusahaan, bisa di saldo lebih sedikit dari yang ada dicatatan. Hal ini

tentu akan berdampak serius bagi keberlangsungan perusahaan.

 Recording
Pengertian aktivitas recording atau pencatatan adalah aktivitas untuk mencatatat

setiap kegiatan dalam proses identifikasi sebelumnya. Jadi, dalam proses

identifikasi tentu ada bukti-bukti transaksi yang ada, bisa berupa struk, kwitansi,

maupun surat-surat berharga lain.

Semua data transaksi tersebut harus dicatat dengan baik, sistematis dan detail. Hal

ini mutlak dilakukan supaya mudah dalam mengelolanya. Jika tidak dicatat dengan

rapi tentunya akan menyulitkan bagi pengguna informasi akuntansi tersebut untuk

menggunakan data. Biasanya pencatatan ini dibuat dalam bentuk sebuah laporan

keuangan.

 Communication

Pengertian aktivitas komunikasi (Communication) adalah kegiatan untuk

mengkomunikasikan hasil catatan tadi kepada pihak-pihak yang membutuhkan

laporan informasi komunikasi, baik dari pihak internal ataupun eksternal

perusahaan.Dengan data yang diberikan tersebut, maka pihak-pihak yang

berwenang mampu memberikan keputusan atau kebijakan yang berkaitan dengan

ekonomi sebaik dan seefektif mungkin.

Siklus akuntansi sendiri terdiri dari :


transaksi
jurnal pencatatan
pembalik ke jurnal

neraca saldo
setelah
posting buku
penutupan besar

jurnal penyusunan
penutup neraca saldo

penyusunan
jurnal
laporan
penyesuaian
keuangan neraca saldo
setelah
penyesuaian

Gambar 2.1

Siklus Akuntansi

B. STANDART AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS

PUBLIK

Indonesia memiliki standar akuntansi yang berlaku umum yang disebut Standart Akuntansi

Keuangan (SAK). SAK di Indonesia disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) melalui Dewan

Standar Akuntansi Keuangan (DSAK). IAI adalah organisasi profesi yang mewadahi para akuntan

di Indonesia dan memiliki peran dalam penyusunan SAK. SAK merupakan pedoman dalam

peyusunan dan penyajian laporan keuangan.IAI telah menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan

untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Dengan adanya SAK ETAP maka

perusahaan kecil seperti UKM tidak perlu membuat laporan keuangan dengan menggunakan
PSAK umum yang berlaku. Didalam beberapa hal SAK–ETAP memberikan banyak kemudahan

untuk perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih kompleks.

Sesuai dengan ruang lingkup SAK–ETAP maka standar ini dimaksudkan untuk digunakan

oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah

entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan

keuangan untuk tujuan umum (general purposes statement) bagi pengguna eksternal. Contoh

pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur,

dan lembaga pemeringkat kredit.

SAK ETAP bertujuan untuk menciptakan fleksibilitas dalam penerapannya dan diharapkan

memberi kemudahan akses ETAP kepada pendanaan dari perbankan. SAK ETAP merupakan SAK

yang berdiri sendiri dan tidak mengacu pada SAK Umum, sebagian besar menggunakan konsep

biaya historis; mengatur transaksi yang dilakukan oleh ETAP; bentuk pengaturan yang lebih

sederhana dalam hal perlakuan akuntansi dan relatif tidak berubah selama beberapa tahun

C. LAPORAN KEUANGAN

Menurut Standar Akuntansi Keuangan, laporan keuangan adalah bagian dalam proses

pelaporan keuangan yang lengkap meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi

keuangan serta materi penjelasan yang merupakan bagian darinya.

Menurut Kasmir (2013 : 7), laporan keuangan adalah suatu laporan yang menunjukkan

kondisi keuangan perusahaan saat ini atau periode berikutnya.

Menurut Sofyan S. Harahap (2006:15), laporan keuangan adalah laporan yang

menggambarkan kondisi keuangan dari hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka

waktu tertentu.
Berdasarkan definisi – definisi diatas dapat disimpulkan bahawa laporan keuangan adalah

suatu laporan yang menunjukkan kondisi keuangan suatu perusahaan pada jangka waktu tertentu.

Pemakai Laporan Keuangan Menurut Harahap (2008:7) pemakai laporan keuangan antara lain:

1. Pemilik perusahaan

2. Manajemen perusahaan

3. Investor

4. Kreditur atau Banker

5. Pemerintah dan Regulator

Komponen – komponen yang terdapat didalam laporan keuangan antara lain :

1) Neraca

Neraca menyediakan informasi mengenai sifat dan jumlah investasi dalam sumber daya

perusahaan, kewajiban kepada kreditur, dan ekuitas pemilik dalam sumber daya bersih.

Neraca dapat membantu meramalkan jumlah, waktu dan ketidakpastian arus kas masa

depan (Kieso, Weygant dan Warfield, 2007:190).

2) Laporan laba rugi

Laporan laba rugi menyediakan informasi yang diperlukan oleh para investor dan kreditur

untuk membantu mereka memprediksi jumlah, penetapan waktu dan ketidakpastian dari

arus kas masa depan (Kieso, Weygant & Warfield, 2007:140). Laporan laba rugi

merupakan suatu laporan sistematis tentang penghasilan, beban, laba maupun rugi yang

diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba rugi membantu

pemakai laporan keuangan mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam beroperasi dan

memprediksi hasil operasi perusahaan dimasa yang akan datang.

3) Laporan arus kas


Tujuan laporan arus kas adalah menyajikan informasi yang relevan mengenai penerimaan

dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama periode akuntansi tertentu. Informasi

tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai

dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan

menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas, termasuk keputusan atas

kebijakan direksi

terhadap para pemilik modal (Kieso, Weygant & Warfield,

2007:212).

4) Laporan perubahan ekuitas

Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang merangkum perubahan-perubahan

yang terjadi pada ekuitas pemilik selama satu periode waktu tertentu (Kieso, Weygant &

Warfield,2007:31).

5) Catatan atas laporan keuangan

Dalam PSAK Nomor 1 paragraf 70 disebutkan bahwa catatan atas laporan keuangan

meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan rugi laba,

laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban

kontijensi dan komitmen. Catatan atas laporan keuangan juga mencakup informasi yang

diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar

D. INFORMASI AKUNTANSI

Informasi akuntasi adalah alat yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dan

merupakan catatan – catatan atas keuangan dari suatu perusahaan yang digunakan oleh pihak yang
berkepentingan. Oleh karena itu, pembuatan informasi akuntansi perlu dilakukan oleh pelaku

UMKM dengan tujuan untuk mendapatkan modal tambahan dari bank, baik melalui program

Kredit Usaha Rakyat (KUR) maupun program lainya. Akan tetapi, informasi akuntansi yang

disediakan oleh pelaku UMKM sering kali tidak sesuai dengan kebutuhan informasi pihak bank.

Sehingga pihak bank tidak bisa memberikan modal tambahan kepada pelaku UMKM.

Agar informasi akuntansi yang disediakan dapat diterima oleh pihak bank maka dalam proses

penyusunan informasi akuntansi pelaku UMKM harus berpedoma pada Standart Akuntansi

Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Yang mana menurut SAK ETAP

laporan keuangan harus terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan

arus kas, catatan atas laporan keuangan.

E. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN

PENCATATAN AKUNTANSI

 Ukuran usaha

 Lama usaha

 Pengetahuan pengusaha tentang SAK ETAP

 Jenjang pendidikan pemilik usaha

F. DEFINISI UMKM

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki definisi yang berbeda – beda pada

setiap baik menurut beberapa instansi, lembaga atau undang – undang. Berdasarkan Undang –

Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, UMKM didefinisikan

sebagai berikut :
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha

perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam Undang –

Undang ini.

2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh

orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan

cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun

tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha

Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan

oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau

cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, ataupun menjadi bagian baik langsung maupun

tidak 7 langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih

atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam UndangUndang ini.

KRITERIA DAN CIRI – CIRI UMKM

Menurut Undang – Undang No. 20 Tahun 2008 sebagai dasar penggolongan usaha mikro

tersebut antara lain :

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta

rupiah).

3. Memiliki jumlah tenaga kerja tidak lebih dari 4 orang.

4. Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti,

5. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat,


6. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak

memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha.

7. Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa wirausaha yang

memadai,

8. Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah,

9. Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke

lembaga keuangan non bank ,

10. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP

Kriteria dan Ciri-Ciri Usaha Kecil menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 :

1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai

dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah

dan bangunan tempat usaha; atau

2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)

sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

3. Memiliki jumlah tenaga kerja 5 s.d. 19 orang.

4. Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang berubah;

5. Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah;

6. Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana,

keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat

neraca usaha;

7. Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP;

8. Sumber daya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwirausaha;


9. Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal

Kriteria dan Ciri-Ciri Usaha Menengah menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008:

1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00(lima ratus juta rupiah) sampai

dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah

dan bangunan tempat usaha; atau

2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar

rupiah).

3. Memiliki jumlah tenaga kerja 20 s.d. 99 orang.

4. Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur

bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan,

bagian pemasaran dan bagian produksi;

5. Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan

teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk

oleh perbankan;

6. Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada

Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll;

7. Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin

tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll; dan

8. Sudah memiliki akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan;


G. PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian mengenai penerapan akuntansi pada UMKM telah dilakukan oleh

beberapa peneliti sebelumnya. Penulis akan mencantumkan beberapa hasil penelitian

terdahulu yang pernah penulis baca sebagai bahan pertimbangan dalam penulisan

penelitian agar dapat membedakan penelitian yang akan penulis lakukan dengan penelitian

sebelumnya yang pernah dilakukan terdahulu.

Intan Anggraeni, “Penerapan Sistem Akuntansi Sederhana Pada UKM Cireng

Cageur Group Bogor.” Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

2012. Skripsi Intan Anggraeni, membahas mengenai kondisi pencatatan keuangan yang

dilakukan UKM Cireng Cageur Group. Hasil penelitiannya UKM Cireng Cageur Group

telah melakukan proses pencatatan yang meliputi kebutuhan biaya dan pendapatan UKM

secara rinci, namun proses pencatatan tersebut tidak dilakukan sesuai kaidah sistem

akuntansi secara tepat, sehingga masih sulit untuk menilai UKM ini mendapatkan laba atau

rugi. Penelitian ini memfokuskan kepada pembentukan suatu sistem yang tepat dengan

transaksi keuangan pada UKM Cireng Cageur Group, sehingga mengetahui penghasilan

atau laba yang didapat sebelum dan setelah diterapkan sistem akuntansi.

Penelitian Jeni Wardi (2014) ini bertujuan untuk untuk mengetahui bagaimana

penerapan pencatatan keuangan pada pemilik usaha kecil dan menengah Lopek Bugi

Danau Bingkuang Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. Penelitian ini merupakan

penelitian kualitatif. Teknik pertama yang digunakan adalah wawancara mendalam

terhadap para informan sebanyak 40 orang. Teknik kedua digunakan observasi terhadap

tindakan dalam penerapan pencatatan keuangan. Teknik ketiga adalah dokumentasi yang

dilakukan untuk 10 mendapatkan bukti-bukti penelitian yang dapat di


pertanggungjawabkan. Analisis data, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung,

dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Populasi dalam penelitian

ini, adalah UKM Lopek Bugi Danau Bingkuang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah

40 UKM Lopek Bugi, masing-masing UKM diambil tiga orang, satu orang pemilik UKM

dan dua orang karyawan. sampel penelitian diambil secara purposive sampling. Pada

penelitian ini metode pengumpulan data primer secara aktif melalui pemberian kuesioner

secara langsung kepada responden. Data diolah dan dianalisis dengan menggunakan

analisis statistik deskriptif yaitu distribusi frekuensi, rataan dan persentasi dengan bantuan

Program Microsoft Excel 2010. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usaha Lopek Bugi

Danau Bingkuang sudah menggunakan pencatatan keuangan yang baku tetapi belum

teratur, hanya berupa pencatatan pengeluaran dan pemasukan secara sederhana saja.

Penelitian Lilya Andriani, Anantawikrama Atmadja, Ni Kadek Sinarwati (2014),

ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Praktik pencatatan keuangan yang dilakukan UMKM,

2. Faktor-faktor yang menyebabkan tidak terlaksananya pencatatan keuangan berbasis

SAK ETAP pada UMKM. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Peggy Salon

yaitu sebuah UMKM yang bergerak di bisnis kecantikan yang terletak di Kabupaten

Buleleng. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif yang dititik beratkan pada

deskripsi serta interpretasi perilaku manusia dalam penerapan pencatatan keuangan

berbasis SAK ETAP. Penelitian dilakukan dalam empat tahapan, yaitu: 1)pengumpulan

data, 2) reduksi data, 3) penyajian data, serta 4) analisis data dan penarikan kesimpulan.

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data 12 primer yang diperoleh melalui

wawancara dan observasi. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa: a. Sistem pencatatan

keuangan yang dilakukan secara manual dan masih sangat sederhana, alasan membuat
pencatatan keuangan adalah untuk mempermudah pemilik dalam memberikan bonus

kepada karyawannya b. Faktor yang menyebabkan gagalnya SAK ETAP pada Peggy Salon

karena adanya faktor internal berupa kurangnya pemahaman, kedisiplinan dan sumber daya

manusia, sedangkan faktor eksternalnya karena kurangnya pengawasan dari stakeholder

yang berkepentingan dengan laporan keuangan.

Penelitian Diki Maulana Nugroho ( 2017) dalam skripsinya yang berjudul “

Pengaruh Informasi dan Sosialisasi Akuntansi, Serta Ukuran Usaha Terhadap Pemahaman

UMKM Atas SAK ETAP”. Dalam penelitian ini dikatakan bahwa pemberian informasi

dan sosialisasi berpengaruh terhadap pemahaman UMKM dalam menyusun laporan

keuangan berdasarkan SAK ETAP. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa informasi

dan sosialisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemahaman UMKM atas SAK

ETAP. Selain itu ukuran usaha juga memepengaruhi pemahaman UMKM atas SAK ETAP,

akan tetapi saat ini sudah banyak pelaku usaha mikro yang melakukan pencatatan keuangan

meskipun hanya pembukuan sederhana.

Penelitian Ivan Nurfadillah (2018) yang berjudul “ Pemahaman dan Penyajian

SAK ETAP Pada Home Industri Kripik Tempe Disentra Kripik Tempe Karangtengah

Prandon Ngawi”. Dalam penelitian ini diperoleh dari 9 pengelola industri rumahan kripik

tempe, dimana 8 dari 9 industri rumahan ini sudah memahami SAK ETAP. Pemahaman

mereka terhadap SAK ETAP hanya sebatas dari sosialisasi yang dilakukan oleh dinas

usaha mikro kabupaten Ngawi. Selain itu terdapat 6 usaha rumahan yang sudah ada laporan

keuangan, namun masih terbatas dalam laporan laporan laba/rugi dan 1 usaha rumahan

yang membuat laporan neraca, tetapi masih belum memahami konsep dari SAK ETAP.
Hal ini dikarenakan tidak adanya pihak yang melakukan pendampingan terhadap pelaku

usaha rumahan atau UMKM tersebut.

H. KERANGKA BERPIKIR

Tujuan awal seseorang mendirikan sebuah usaha adalah untuk memperoleh keuntungan.

Namun realita yang sering terjadi adalah pelaku usaha ini kandas ditengah jalan. Hal ini

disebabkan karena pelaku usaha tidak mampu bersaing dengan pelaku usaha lainnya. Dalam

hal ini diperlukan perencanaan yang matang sebelum membuat suatu usaha. Dalam hal ini yang

harus dikelola dengan baik adalah proses produksi, proses pemasaran, pengelolaan sumber

daya, dan juga yang cukup penting adalah pengelolaan keuangan usaha.

Saat ini masih banyak pelaku UMKM belum melakukan pengelolaan usahanya dengan

baik. Terutama dalam pengelolaan keuangan usaha yang rapi dan teratur. Banyak pelaku yang

UMKM yang masih membuat sistem akuntansi yang sederhana, sehingga transaksi – transaksi

yang diterjadi dalam usahanya belum terekam dengan baik. Bahkan masih ada pelaku UMKM

yang belum mengerti tentang sistem pencatatan akuntasi sama sekali. Sehingga, sering kali

modal usaha digunakan untuk keperluan pribadinya hingga akhirnya usahanya tutup karena

kehabisan modal.

Setiap UMKM pasti memiliki aktivitas keuangan seperti transaksi penerimaan atau

pengeluran dalam jangka waktu tertentu. Hal pertama yang dilakukan dalam penelitian ini ada

mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di UMKM Desa Donoharjo, salah satu masalah

yang terjadi adalah kesulitan dalam permodalan.untuk mendapatkan tambahan modal

diperlukan pihak ketiga yaitu lembaga keuangan atau bank. Syarat – syarat yang harus

dipenuhi oleh peminjam modal salah satunya adalah laporan keuangan perusahaan. Karena

dengan bukti transaksi atau laporan keuangan bank atau lembaga – lembaga keuangan akan
lebih mudah memberikan pinjaman kepada UMKM tersebut. UMKM di Desa Donoharjo

masih belum memiliki catatan terkait transaksi usaha ataupun laporan keuangan usahanya.

Pembuatan model sistem akuntansi yang diterapkan, disesuakan dengan sistem pencatatan

akuntansi pada umumnya. Akun – akun yang telah disusun dan dikelompokkan menjadi akun

referensi dan penulisan transaksi yang terdapat pada UMKM pada periode tertentu. Model

pembentukan sistem ini akan disesuaikan dengan kemampuan UMKM tersebut. Dasar

pembentukan sistem ini adalah kemudahan akses, efektifitas, dan efisiensi model tersebut.

Tahapan selanjutnya adalah mengamati penerapan sistem tersebut dalam UMKM pada jangka

waktu tertentu.

Penelitian ini dilakukan pada UMKM Desa Donoharjo, dimana masih belum memiliki

pengaturan manajemen yang benar. Baik dari sisi keuangan, pemasaran dan produksi yang

efektif dan efisien. Pada penelitian ini, kondisi UMKM diamati dari kondisi pencatatan

keuangan yang telah dilakukan.


BAB III

METODE PENELITIAN

1. Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode jenis penelitian kualitatif, yaitu jenis

penelitian yang digunakan untuk meneliti masalah yang membutuhkan studi mendalam dan

memberikan gambaran yang terperinci dan mengungkapkan keadaan UMKM sebenarnya.

Data kualitatif adalah data berupa informasi yang diperoleh secara langsung dengan melakukan

pengumpulan data melalui wawancara, memberikan kuisioner, dan observasi.

2. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah yang digunakan sebagai tempat penelitian yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan menarik kesimpulannya. Populasi yang dimaksud disini

adalah para pelaku UMKM yang berada di kecamatan Ngalik, Sleman. Adapun populasi

yang ada di Kecamatan Ngaglik, Sleman ialah 35 UMKM antara lain:

Tabel 1.2

POPULASI UMKM DI KECAMATAN NGAGLIK, SLEMAN

NO NAMA UMKM KRITERIA


P LK
1 46 LAUNDRY
2 AISHA MART
3 CHOCO POP
4 KETOPRAK TOMBO KANGEN
5 RUJAK ES KRIM PAK BAMBANG
6 BENGKEL DOER
7 WARUNG BAKMI JAWA SPD
8 CV YUASA BATTERY
9 RUMAH MAKAN PADANG BUNGO TANJUNG
10 SATE BALONG
11 TOKO SEPATU AZKA
12 RARA TAILOR
13 BATIK COLLECTION ROYAL PLAWANG
14 VISI FURNITURES DAN RESTO
15 BAKSO WONOGIRI NGUDIROSO
16 PANGKAS RAMBUT BOY MADURA
17 SOTO AYAM DAN LOTEK - MBAK PUJI
18 ANUGRAH PHONE CELL
19 AZIMA HIJAB
20 TOKO BUAH NUR RASO Aa2u9
21 MADANI SWALAYAN
22 FASHION ICON
23 SOP AYAM PAK MIN, KLATEN
24 SIO COPIS, NGAGLIK
25 WARUNG JURAGAN
26 PISCOK LUMER, UII
27 RADIO JUS
28 BAKSO TUMPENG DAN KRIKIL
29 CERIA MART
30 ANUGERAH DAN SUP BUAH
31 TORA TORA
32 NASGOR 212
Keterangan : P : pusat (bukan anak cabang)
LK : laporan keuangan

b. Sample
Populasi yang dijadikan sample berdasarkan kriteria usaha berupa pusat,
adanya pembukuan transaksi dan pendapatan. Sample adalah bagian dari populasi yang
diharapkan dapat mewakili populasi peneliti dengan metode purposive sampling.
Sample penelitian ini menggunakan 7UMKM yang digunakan sebagai sample yaitu :
 Aisha mart
 Bakso Wonogiri Ngudiroso
 Bengkel doer
 CV Yuasa Battery
 Visi Furnitures & Resto
 Batik Collection Royal Plawang

3. Tempat dan Waktu Penelitian


a. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat peneliti melakukan penelitian untuk memperoleh
data – data yang diperlukan. Adapun pada penelitian kali ini dilakukan di Desa Donoharjo,
Ngaglik, Sleman.

b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu yang digunakan peneliti selama penelitian
berlangsung di Desa Donoharjo, Ngaglik hingga penelitian selesai dilakukan.
Waktu yang digunakan dalam penelitian ini ialah tiga bulan yaitu juni – agustus
2019.
4. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif. Data kualitatif adalah data
yang dapat mencakup hampir semua data non-numerik. Data ini dapat menggunakan
kata-kata untuk menggambarkan fakta dan fenomena yang diamati. Dimana data ini
diperoleh melalui wawancara, memberikan kuisioner, dan observasi

b. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri atau dirinya sendiri. Ini
adalah data yang belum pernah dikumpulkan sebelumnya, baik dengan cara tertentu
atau pada periode waktu tertentu. Data seunder adalah data yang dikumpulkan oleh
orang lain, bukan peneliti itu sendiri. Data ini biasanya berasal dari penelitian lain yang
dilakukan oleh lembaga-lembaga atau organisasi seperti BPS dan lain-lain.

5. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini antara lain :
a. Metode Kuesioner (angket)
Metode kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan cara membagikan
daftar pertanyaan kepada responden tentang masalah yang dibahas.
b. Metode Wawancara ( interview )
Metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab
secara langsung mengenai gambaran umum dan masalah yang berhubungan dengan
pokok masalah penelitian kepada pegawai yang berwenang untuk menggunakan data-
data tersebut.
c. Metode Observasi
Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek
yang diteliti untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini.
6. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dalam pendekatan kualitatif adalah peneliti sendiri dibantu
dengan beberapa alat untuk mengumpulkan data atau informasi yang bermanfaat untuk
menjawab permasalahan.Instrumen ini mempermudah peneliti untuk melakuka observasi,
wawancara, dan dokumentasi yang disusun dalam bentuk panduan. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan dua cara dokumentasi, yaitu:
1. Rekaman Audio
2. Catatan

Anda mungkin juga menyukai