NIM : 16061272
2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Usaha mikro kecil menengah atau yang biasa kita singkat UMKM merupakan salah satu
kekuatan yang mendorong peningkatan ekonomi. UMKM dinilai cukup fleksibel karena dapat
dengan mudah beradaptasi dengan mudah terhadap pasang surut dan permintaan pasar. Selain itu
UMKM lebih cepat menciptaka lapangan pekerjaan dibandingkan dengan sektor usaha lainnya,
serta memberikan kontribusi yang cukup bersar terhadap kegiatan ekspor dan perdangan.
Mengapa UMKM memilikin peranan yang cukup penting? Hal ini dapat kita perhatikan apabila
kita mengaitakan dengan jumlah tenaga kerja yang mampu diserap. UMKM juga dijadikan salah
satu upaya meratakan hasil – hasil pembangunan yang telah dicapai. Pada tahun 2017 jumlah unit
UMKM di Indonesia mencapai 61 juta unit usaha yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Salah
satu jenis bidang usaha yang mengalami kemajuan cukup pesat pada bidang usaha makanan.
Salah satu masalah utama dalam upaya pengembangan UMKM adalah mengenai
pengelolaan keuangan dan permodalan, yang mana kedua hal ini masih menjadi masalah yang
cukup serius. Fenomena yang marak terjadi adalah sedikitnya para inverstor yang bersedia
meminjamkan modalnya pada UMKM walaupun menghasilkan laba yang cukup besar. Alasan
yang mendasari fenomena ini adalah UMKM tersebut tidak dapat menunjukkan bukti operasional
dan keuntungan usaha dalam bentuk sebuah laporan keuangan. Kebanyakan dari para pelaku
UMKM tidak melakukan pencatatan transaksi keuangan pembukuan ini dengan baik dan benar.
Padahal dengan adanya laporan keuangan akan sangat membantu pelaku UMKM untuk
mengambil keputusan dalam menjalankan usahanya. Pemilik juga dapat mengetahui keuntungan
yang diperoleh dari usahanya, serta mengetahui bagaimana keseimbangan antara yang menjadi
haknya dan yang menjadi kewajibannya. Namun bukan hanya itu dengan adanya laporan keuangan
akan membantu pelaku UMKM mendapatkan pinjaman modal baik dari investor maupun dari
Pencatatan akuntansi untuk pelaku UMKM pun telah memiliki standar tersendiri yaitu
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilias Publik (SAK-ETAP). Pengesaha yang
dilakukan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia, pengesahan ini diharapkan bisa memberikan
kemudahan untuk pelaku UMKM untuk menyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan
standar. Tujuan diterbitkannya SAK-ETAP adalah untuk mengimplementasikan pada entitas tanpa
akuntabilitas publik karena UMKM umumnya belum memiliki akuntabilitas publik dan tidak
Sehubungan dengan latar belakang yang ada, maka penulis bermaksud melakukan
penelitian mengenai penerapan akuntansi pada Usaha Mikro Kecil Menengah dengan judul “
Analisis Penerapan Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil Menengah di Desa Donoharjo”
B. RUMUSAN MASALAH
C. BATASAN MASALAH
Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui bagaimana penerapan akuntansi dan model
penerapan sistem akuntansi yang berdasarkan data dan informasi yang dimiliki UMKM yang
ada di Desa Donoharjo. Penelitian ini dilakukan pada juni 2019 – agustus 2019. Pengumpulan
D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan pencatatan akuntansi dalam pengelolaan UMKM.
E. MANFAAT PENELITIAN
2. Bagi penulis, dapat mmeperdalam ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama
masa perkuliahan. Selain itu penulis dapat ikut berperan dalam pembangunan
UMKM agar menjadi UMKM yang lebih maju dalam hal pencatatan keuangan.
3. Bagi masyarakat umum. Penelitian ini dapat dijadikan referensi yang berguna
untuk mengembangkan UMKM. Selain itu sistem pencatatan keuangan ini dapat
TINJAUAN PUSTAKA
A. AKUNTANSI
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 476 KMK 01 tahun
pencatatan, peringkasan, pelaporan terhadap suatu transaksi keuangan dari satu kesatuan ekonomi
untuk menyediakan sebuah informasi keuangan bagi yang memerlukan informasi tersebut untuk
akuntasi sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak – pihak yang
berkepentingan tentang aktivitas ekonomi dan kondisi suatu badan usaha. Menurut FASB,
akuntansi adalah kegiatan jasa yang berfungsi menyediakan informasi kuantitatif yang kemudian
didasarkan pada prinsip – prinsip dan konsep – konsep yang berlaku umum.
Tujuan Akuntansi
Berdasarkan definisi – definisi di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah suatu
proses pengolahaan transaksi – transaksi keuangan dari kesatuan ekonomi yang menghasilkan
sebuah laporan yang digunakan oleh pihak yang berkepentingan untuk pengambilan keputusan.
Tujuan akuntansi sangat banyak dan terbagi menjadi beberapa jenis. Berikut ini adalah
tujuan akuntansi :
1. Memberi informasi keuangan yang bisa dipercaya tentang kewajiban, modal, dan sumber
3. Menyajikan informasi keuangan serinci mungkin yang berkaitan dengan laporan keuangan
Memberikan informasi keuangan perusahaan yang terdiri dari aktiva dan pasiva.
sumber ekonomi yang sudah dikurangi dengan pajak dan beban – beban yang
Tujuan akuntasi secara khusus adalah menyediakan informasi dalam bentuk laporan
yang memuat posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara
berkepentingan.
Menyajikan laporan keuangan dengan lengkap dan memenuhi SAK yang berlaku
Fungsi Akuntansi
Akuntansi juga membawa pengaruh yang cukup signifikan dalam setiap perusahaan.
persediaan, asset, hutang yang ada hdalam perusahaan, dari informasi yang ada ini
manajemen akan bisa menentukan berapa banyak bahan baku yang akan dibeli,
kedepannya
perusahaan juga dapat mengontrol berapa banyak piutang yang masih belum
diterima pembayaran dan utang yang masih harus dibayar sehingga perusahaan
sistematis. Dengan pengelompokkan ini maka diharapkan akan lebih mudah dalam
ledger.
Meeting Legal
memastikan laporan dan catatan keuangan tertentu yang memenuhi syarat hukum.
Aktivitas Akuntansi
Pengertian aktivitas akuntansi adalah kegiatan atau aktivitas yang biasa dilakukan dalam
Identification
Jika proses identifikasi tidak dilakukan dengan baik dan teliti, maka akan terjadi
ketidaksingkronan data yang ada pada catatan keuangan dengan keadaan di saldo
rekening perusahaan, bisa di saldo lebih sedikit dari yang ada dicatatan. Hal ini
Recording
Pengertian aktivitas recording atau pencatatan adalah aktivitas untuk mencatatat
identifikasi tentu ada bukti-bukti transaksi yang ada, bisa berupa struk, kwitansi,
Semua data transaksi tersebut harus dicatat dengan baik, sistematis dan detail. Hal
ini mutlak dilakukan supaya mudah dalam mengelolanya. Jika tidak dicatat dengan
rapi tentunya akan menyulitkan bagi pengguna informasi akuntansi tersebut untuk
menggunakan data. Biasanya pencatatan ini dibuat dalam bentuk sebuah laporan
keuangan.
Communication
neraca saldo
setelah
posting buku
penutupan besar
jurnal penyusunan
penutup neraca saldo
penyusunan
jurnal
laporan
penyesuaian
keuangan neraca saldo
setelah
penyesuaian
Gambar 2.1
Siklus Akuntansi
PUBLIK
Indonesia memiliki standar akuntansi yang berlaku umum yang disebut Standart Akuntansi
Keuangan (SAK). SAK di Indonesia disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) melalui Dewan
Standar Akuntansi Keuangan (DSAK). IAI adalah organisasi profesi yang mewadahi para akuntan
di Indonesia dan memiliki peran dalam penyusunan SAK. SAK merupakan pedoman dalam
peyusunan dan penyajian laporan keuangan.IAI telah menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan
untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Dengan adanya SAK ETAP maka
perusahaan kecil seperti UKM tidak perlu membuat laporan keuangan dengan menggunakan
PSAK umum yang berlaku. Didalam beberapa hal SAK–ETAP memberikan banyak kemudahan
untuk perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih kompleks.
Sesuai dengan ruang lingkup SAK–ETAP maka standar ini dimaksudkan untuk digunakan
oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah
entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan
keuangan untuk tujuan umum (general purposes statement) bagi pengguna eksternal. Contoh
pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur,
SAK ETAP bertujuan untuk menciptakan fleksibilitas dalam penerapannya dan diharapkan
memberi kemudahan akses ETAP kepada pendanaan dari perbankan. SAK ETAP merupakan SAK
yang berdiri sendiri dan tidak mengacu pada SAK Umum, sebagian besar menggunakan konsep
biaya historis; mengatur transaksi yang dilakukan oleh ETAP; bentuk pengaturan yang lebih
sederhana dalam hal perlakuan akuntansi dan relatif tidak berubah selama beberapa tahun
C. LAPORAN KEUANGAN
Menurut Standar Akuntansi Keuangan, laporan keuangan adalah bagian dalam proses
pelaporan keuangan yang lengkap meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi
Menurut Kasmir (2013 : 7), laporan keuangan adalah suatu laporan yang menunjukkan
menggambarkan kondisi keuangan dari hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka
waktu tertentu.
Berdasarkan definisi – definisi diatas dapat disimpulkan bahawa laporan keuangan adalah
suatu laporan yang menunjukkan kondisi keuangan suatu perusahaan pada jangka waktu tertentu.
Pemakai Laporan Keuangan Menurut Harahap (2008:7) pemakai laporan keuangan antara lain:
1. Pemilik perusahaan
2. Manajemen perusahaan
3. Investor
1) Neraca
Neraca menyediakan informasi mengenai sifat dan jumlah investasi dalam sumber daya
perusahaan, kewajiban kepada kreditur, dan ekuitas pemilik dalam sumber daya bersih.
Neraca dapat membantu meramalkan jumlah, waktu dan ketidakpastian arus kas masa
Laporan laba rugi menyediakan informasi yang diperlukan oleh para investor dan kreditur
untuk membantu mereka memprediksi jumlah, penetapan waktu dan ketidakpastian dari
arus kas masa depan (Kieso, Weygant & Warfield, 2007:140). Laporan laba rugi
merupakan suatu laporan sistematis tentang penghasilan, beban, laba maupun rugi yang
diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba rugi membantu
dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama periode akuntansi tertentu. Informasi
tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai
dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan
menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas, termasuk keputusan atas
kebijakan direksi
2007:212).
yang terjadi pada ekuitas pemilik selama satu periode waktu tertentu (Kieso, Weygant &
Warfield,2007:31).
Dalam PSAK Nomor 1 paragraf 70 disebutkan bahwa catatan atas laporan keuangan
meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan rugi laba,
laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban
kontijensi dan komitmen. Catatan atas laporan keuangan juga mencakup informasi yang
D. INFORMASI AKUNTANSI
Informasi akuntasi adalah alat yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dan
merupakan catatan – catatan atas keuangan dari suatu perusahaan yang digunakan oleh pihak yang
berkepentingan. Oleh karena itu, pembuatan informasi akuntansi perlu dilakukan oleh pelaku
UMKM dengan tujuan untuk mendapatkan modal tambahan dari bank, baik melalui program
Kredit Usaha Rakyat (KUR) maupun program lainya. Akan tetapi, informasi akuntansi yang
disediakan oleh pelaku UMKM sering kali tidak sesuai dengan kebutuhan informasi pihak bank.
Sehingga pihak bank tidak bisa memberikan modal tambahan kepada pelaku UMKM.
Agar informasi akuntansi yang disediakan dapat diterima oleh pihak bank maka dalam proses
penyusunan informasi akuntansi pelaku UMKM harus berpedoma pada Standart Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Yang mana menurut SAK ETAP
laporan keuangan harus terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan
PENCATATAN AKUNTANSI
Ukuran usaha
Lama usaha
F. DEFINISI UMKM
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki definisi yang berbeda – beda pada
setiap baik menurut beberapa instansi, lembaga atau undang – undang. Berdasarkan Undang –
Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, UMKM didefinisikan
sebagai berikut :
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam Undang –
Undang ini.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, ataupun menjadi bagian baik langsung maupun
tidak 7 langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih
Menurut Undang – Undang No. 20 Tahun 2008 sebagai dasar penggolongan usaha mikro
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah).
memadai,
9. Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke
10. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP
Kriteria dan Ciri-Ciri Usaha Kecil menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 :
1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
4. Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang berubah;
keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat
neraca usaha;
7. Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP;
Kriteria dan Ciri-Ciri Usaha Menengah menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008:
1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00(lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar
rupiah).
4. Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur
bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan,
teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk
oleh perbankan;
6. Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada
7. Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin
terdahulu yang pernah penulis baca sebagai bahan pertimbangan dalam penulisan
penelitian agar dapat membedakan penelitian yang akan penulis lakukan dengan penelitian
Cageur Group Bogor.” Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
2012. Skripsi Intan Anggraeni, membahas mengenai kondisi pencatatan keuangan yang
dilakukan UKM Cireng Cageur Group. Hasil penelitiannya UKM Cireng Cageur Group
telah melakukan proses pencatatan yang meliputi kebutuhan biaya dan pendapatan UKM
secara rinci, namun proses pencatatan tersebut tidak dilakukan sesuai kaidah sistem
akuntansi secara tepat, sehingga masih sulit untuk menilai UKM ini mendapatkan laba atau
rugi. Penelitian ini memfokuskan kepada pembentukan suatu sistem yang tepat dengan
transaksi keuangan pada UKM Cireng Cageur Group, sehingga mengetahui penghasilan
atau laba yang didapat sebelum dan setelah diterapkan sistem akuntansi.
Penelitian Jeni Wardi (2014) ini bertujuan untuk untuk mengetahui bagaimana
penerapan pencatatan keuangan pada pemilik usaha kecil dan menengah Lopek Bugi
terhadap para informan sebanyak 40 orang. Teknik kedua digunakan observasi terhadap
tindakan dalam penerapan pencatatan keuangan. Teknik ketiga adalah dokumentasi yang
dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Populasi dalam penelitian
ini, adalah UKM Lopek Bugi Danau Bingkuang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah
40 UKM Lopek Bugi, masing-masing UKM diambil tiga orang, satu orang pemilik UKM
dan dua orang karyawan. sampel penelitian diambil secara purposive sampling. Pada
penelitian ini metode pengumpulan data primer secara aktif melalui pemberian kuesioner
secara langsung kepada responden. Data diolah dan dianalisis dengan menggunakan
analisis statistik deskriptif yaitu distribusi frekuensi, rataan dan persentasi dengan bantuan
Program Microsoft Excel 2010. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usaha Lopek Bugi
Danau Bingkuang sudah menggunakan pencatatan keuangan yang baku tetapi belum
teratur, hanya berupa pencatatan pengeluaran dan pemasukan secara sederhana saja.
ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Praktik pencatatan keuangan yang dilakukan UMKM,
SAK ETAP pada UMKM. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Peggy Salon
yaitu sebuah UMKM yang bergerak di bisnis kecantikan yang terletak di Kabupaten
Buleleng. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif yang dititik beratkan pada
berbasis SAK ETAP. Penelitian dilakukan dalam empat tahapan, yaitu: 1)pengumpulan
data, 2) reduksi data, 3) penyajian data, serta 4) analisis data dan penarikan kesimpulan.
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data 12 primer yang diperoleh melalui
wawancara dan observasi. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa: a. Sistem pencatatan
keuangan yang dilakukan secara manual dan masih sangat sederhana, alasan membuat
pencatatan keuangan adalah untuk mempermudah pemilik dalam memberikan bonus
kepada karyawannya b. Faktor yang menyebabkan gagalnya SAK ETAP pada Peggy Salon
karena adanya faktor internal berupa kurangnya pemahaman, kedisiplinan dan sumber daya
Pengaruh Informasi dan Sosialisasi Akuntansi, Serta Ukuran Usaha Terhadap Pemahaman
UMKM Atas SAK ETAP”. Dalam penelitian ini dikatakan bahwa pemberian informasi
keuangan berdasarkan SAK ETAP. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa informasi
dan sosialisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemahaman UMKM atas SAK
ETAP. Selain itu ukuran usaha juga memepengaruhi pemahaman UMKM atas SAK ETAP,
akan tetapi saat ini sudah banyak pelaku usaha mikro yang melakukan pencatatan keuangan
SAK ETAP Pada Home Industri Kripik Tempe Disentra Kripik Tempe Karangtengah
Prandon Ngawi”. Dalam penelitian ini diperoleh dari 9 pengelola industri rumahan kripik
tempe, dimana 8 dari 9 industri rumahan ini sudah memahami SAK ETAP. Pemahaman
mereka terhadap SAK ETAP hanya sebatas dari sosialisasi yang dilakukan oleh dinas
usaha mikro kabupaten Ngawi. Selain itu terdapat 6 usaha rumahan yang sudah ada laporan
keuangan, namun masih terbatas dalam laporan laporan laba/rugi dan 1 usaha rumahan
yang membuat laporan neraca, tetapi masih belum memahami konsep dari SAK ETAP.
Hal ini dikarenakan tidak adanya pihak yang melakukan pendampingan terhadap pelaku
H. KERANGKA BERPIKIR
Tujuan awal seseorang mendirikan sebuah usaha adalah untuk memperoleh keuntungan.
Namun realita yang sering terjadi adalah pelaku usaha ini kandas ditengah jalan. Hal ini
disebabkan karena pelaku usaha tidak mampu bersaing dengan pelaku usaha lainnya. Dalam
hal ini diperlukan perencanaan yang matang sebelum membuat suatu usaha. Dalam hal ini yang
harus dikelola dengan baik adalah proses produksi, proses pemasaran, pengelolaan sumber
daya, dan juga yang cukup penting adalah pengelolaan keuangan usaha.
Saat ini masih banyak pelaku UMKM belum melakukan pengelolaan usahanya dengan
baik. Terutama dalam pengelolaan keuangan usaha yang rapi dan teratur. Banyak pelaku yang
UMKM yang masih membuat sistem akuntansi yang sederhana, sehingga transaksi – transaksi
yang diterjadi dalam usahanya belum terekam dengan baik. Bahkan masih ada pelaku UMKM
yang belum mengerti tentang sistem pencatatan akuntasi sama sekali. Sehingga, sering kali
modal usaha digunakan untuk keperluan pribadinya hingga akhirnya usahanya tutup karena
kehabisan modal.
Setiap UMKM pasti memiliki aktivitas keuangan seperti transaksi penerimaan atau
pengeluran dalam jangka waktu tertentu. Hal pertama yang dilakukan dalam penelitian ini ada
mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di UMKM Desa Donoharjo, salah satu masalah
diperlukan pihak ketiga yaitu lembaga keuangan atau bank. Syarat – syarat yang harus
dipenuhi oleh peminjam modal salah satunya adalah laporan keuangan perusahaan. Karena
dengan bukti transaksi atau laporan keuangan bank atau lembaga – lembaga keuangan akan
lebih mudah memberikan pinjaman kepada UMKM tersebut. UMKM di Desa Donoharjo
masih belum memiliki catatan terkait transaksi usaha ataupun laporan keuangan usahanya.
Pembuatan model sistem akuntansi yang diterapkan, disesuakan dengan sistem pencatatan
akuntansi pada umumnya. Akun – akun yang telah disusun dan dikelompokkan menjadi akun
referensi dan penulisan transaksi yang terdapat pada UMKM pada periode tertentu. Model
pembentukan sistem ini akan disesuaikan dengan kemampuan UMKM tersebut. Dasar
pembentukan sistem ini adalah kemudahan akses, efektifitas, dan efisiensi model tersebut.
Tahapan selanjutnya adalah mengamati penerapan sistem tersebut dalam UMKM pada jangka
waktu tertentu.
Penelitian ini dilakukan pada UMKM Desa Donoharjo, dimana masih belum memiliki
pengaturan manajemen yang benar. Baik dari sisi keuangan, pemasaran dan produksi yang
efektif dan efisien. Pada penelitian ini, kondisi UMKM diamati dari kondisi pencatatan
METODE PENELITIAN
1. Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode jenis penelitian kualitatif, yaitu jenis
penelitian yang digunakan untuk meneliti masalah yang membutuhkan studi mendalam dan
Data kualitatif adalah data berupa informasi yang diperoleh secara langsung dengan melakukan
a. Populasi
Populasi adalah wilayah yang digunakan sebagai tempat penelitian yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan menarik kesimpulannya. Populasi yang dimaksud disini
adalah para pelaku UMKM yang berada di kecamatan Ngalik, Sleman. Adapun populasi
Tabel 1.2
b. Sample
Populasi yang dijadikan sample berdasarkan kriteria usaha berupa pusat,
adanya pembukuan transaksi dan pendapatan. Sample adalah bagian dari populasi yang
diharapkan dapat mewakili populasi peneliti dengan metode purposive sampling.
Sample penelitian ini menggunakan 7UMKM yang digunakan sebagai sample yaitu :
Aisha mart
Bakso Wonogiri Ngudiroso
Bengkel doer
CV Yuasa Battery
Visi Furnitures & Resto
Batik Collection Royal Plawang
b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu yang digunakan peneliti selama penelitian
berlangsung di Desa Donoharjo, Ngaglik hingga penelitian selesai dilakukan.
Waktu yang digunakan dalam penelitian ini ialah tiga bulan yaitu juni – agustus
2019.
4. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif. Data kualitatif adalah data
yang dapat mencakup hampir semua data non-numerik. Data ini dapat menggunakan
kata-kata untuk menggambarkan fakta dan fenomena yang diamati. Dimana data ini
diperoleh melalui wawancara, memberikan kuisioner, dan observasi
b. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri atau dirinya sendiri. Ini
adalah data yang belum pernah dikumpulkan sebelumnya, baik dengan cara tertentu
atau pada periode waktu tertentu. Data seunder adalah data yang dikumpulkan oleh
orang lain, bukan peneliti itu sendiri. Data ini biasanya berasal dari penelitian lain yang
dilakukan oleh lembaga-lembaga atau organisasi seperti BPS dan lain-lain.