Anda di halaman 1dari 8

PEMBAHASAN

1. Pengertian Akuntansi

Terdapat berbagai definisi yang telah dikemukakan oleh para pakar di bidang

akuntansi. Salah satunya adalah definisi akuntansi yang dikemukakan oleh

Revrisond Baswir. Baswir (2000: 4) mendefinisikan akuntansi dari dua pendekatan,

yaitu dari segi prosesnya dan dari segi fungsinya. Dari segi prosesnya, akuntansi

adalah suatu keterampilan dalam mencatat, menggolong-golongkan dan meringkas

transaksi-transaksi keuangan yang dilakukan oleh lembaga atau perusahaan, serta

melaporkan hasil-hasilnya di dalam suatu laporan yang disebut sebagai laporan

keuangan. Sedangkan dari segi fungsinya, beliau memakai definisi akuntansi yang

dikemukakan oleh Ahmed Belkaoui yaitu akuntansi adalah suatu kegiatan jasa

yang berfungsi menyajikan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan,

dari suatu lembaga atau perusahaan, yang diharapkan dapat digunakan sebagai

dasar dalam mengambil keputusan-keputusan ekonomi di antara berbagai alternatif

tindakan.

Dalam pengertian yang telah dikemukakan di atas, terdapat dua pihak yang

diharapkan mampu untuk memberikan informasi keuangan yaitu lembaga dan

perusahaan. Lembaga dan perusahaan tersebut dapat dibagi menjadi dua kategori,

yaitu (1) mikro yang mencakup yayasan, pemerintahan, koperasi, persekutuan

komanditer dan firma; dan (2) makro yang mencakup perekonomian nasional.

Laporan keuangan yang dihasilkan oleh lembaga dan perusahaan harus

memiliki empat karakteristik yaitu dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat

1|Mengenal dan Memahani Akuntansi Makro


dibandingkan. Karakteristik tersebut harus terpenuhi agar informasi yang disajikan

dalam laporan keuangan dapat bermanfaat dalam pengambilan keputusan dan tidak

menyesatkan penggunanya.

2. Akuntansi Makro

Berdasarkan ukuran lembaga atau perusahaan yang memakainya, akuntansi

dibagi menjadi dua kategori, yaitu akuntansi mikro dan akuntansi makro. Akuntansi

mikro adalah akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan dan pemerintahan.

Akuntansi makro yang dikenal juga sebagai akuntansi sosial, akuntansi ekonomi,

akuntansi nasional dan akuntansi ekonomi nasional merupakan akuntansi yang

diterapkan untuk melayani perekonomian secara Nasional dalam pengelolaan

keuangan negara.

Terdapat lima segmen dalam akuntansi makro yaitu (1) rekening pendapatan

dan produksi nasional, (2) rekening antar industri, (3) rekening arus dana, (4)

rekening neraca pembayaran dan (5) rekening neraca nasional.

3. Keuangan Negara

Keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai

dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang

dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban

tersebut (UU No. 17 Tahun 2003).

2|Mengenal dan Memahani Akuntansi Makro


Keuangan negara meliputi:

a. hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang,

dan melakukan pinjaman;

b. kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum

pemerintahan negara dan membayar tagihan pihak ketiga;

c. Penerimaan Negara;

d. Pengeluaran Negara;

e. Penerimaan Daerah;

f. Pengeluaran Daerah;

g. kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain

berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat

dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan

negara/ perusahaan daerah;

h. kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka

penyelenggaraan tugas pemerintahan dan/atau kepentingan umum;

i. kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang

diberikan pemerintah.

4. Ruang Lingkup Keuangan Negara

Berdasarkan ruang lingkup pengelolaan, keuangan negara dibagi menjadi dua

kategori, yaitu keuangan negara yang pengelolaannya dipisahkan dan keuangan

negara yang dikelola sendiri oleh negara. Pengelolaan keuangan negara yang

dipisahkan merupakan keuangan negara yang dikelola oleh BUMN/BUMD dan

3|Mengenal dan Memahani Akuntansi Makro


lembaga-lembaga keuangan milik negara. Keuangan yang dikelola sendiri oleh

negara terdiri dari dua bagian, yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara/Daerah (APBN/APBD) dan barang-barang milik negara.

APBN/APBD merupakan anggaran pendapatan dan belanja negara/daerah

yang diharapkan akan terjadi di periode anggaran yang akan datang. APBN

ditetapkan setiap tahun berdasarkan Undang-undang yang berlaku yang dirancang

sesuai rencana anggaran yang dibuat oleh meteri/ pimpinan lembaga selaku

pengguna anggaran/pengguna barang yang nantinya APBN tersebut harus disetujui

oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBD disusun sesuai dengan kebutuhan

penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan pendapatan daerah. APBD disusun

berdasarkan rencana kerja Pemerintnah Daerah yang nantinya harus disetujui oleh

DPRD.

Barang-barang milik negara meliputi semua barang yang dibeli atau diperoleh

atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau berasal dari perolehan

lainnya yang sah (PP No. 27 Tahun 2014).

5. Pengelolaan Keuangan Negara

Keuangan Negara harus dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-

undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan

memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan agar tujuan bernegara dapat tercapai.

4|Mengenal dan Memahani Akuntansi Makro


Pengelolaan Keuangan Negara dilakukan oleh Presiden dengan

a. dikuasakan kepada Menteri Keuangan, selaku pengelola fiskal dan Wakil

Pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan;

b. dikuasakan kepada menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna

Anggaran/Pengguna Barang kementerian negara/lembaga yang

dipimpinnya;

c. diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintahan

daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah

dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan.

Kegiatan pengelolaan keuangan negara semakin luas dan kompleks, oleh

karena itu, kegiatan pengelolaan negara perlu diatur ketentuan mengenai hubungan

keuangan antara pemerintah dan lembaga-lembaga infra/supranasional.

Dalam UU No. 17 Tahun 2003, ketentuan tersebut meliputi hubungan

keuangan antara pemerintah pusat dan bank sentral, pemerintah daerah, pemerintah

asing, badan/lembaga asing, serta hubungan keuangan antara pemerintah dan

perusahaan negara, perusahaan daerah, perusahaan swasta dan badan pengelola

dana masyarakat. Dalam hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan bank

sentral ditegaskan bahwa pemerintah pusat dan bank sentral berkoordinasi dalam

penetapan dan pelaksanaan kebijakan fiskal dan moneter. Dalam hubungan dengan

pemerintah daerah, adanya kewajiban pemerintah pusat mengalokasikan dana

perimbangan kepada pemerintah daerah. Selain itu, undang-undang ini mengatur

pula perihal penerimaan pinjaman luar negeri pemerintah. Dalam hubungan antara

5|Mengenal dan Memahani Akuntansi Makro


pemerintah dan perusahaan negara, perusahaan daerah, perusahaan swasta, dan

badan pengelola dana masyarakat ditetapkan bahwa pemerintah dapat memberikan

pinjaman/hibah/penyertaan modal kepada dan menerima pinjaman/hibah dari

perusahaan negara/daerah setelah mendapat persetujuan DPR/DPRD.

6|Mengenal dan Memahani Akuntansi Makro


KESIMPULAN

Di Indonesia, akuntansi makro dan akuntansi mikro tidak dapat dipisahkan.

Hubungan ini timbul karena adanya pendelegasian kekuasaan atas pengelolaan

keuangan negara dari Presiden melalui Menteri Keuangan kepada Kepala

Pemerintahan Daerah (Gubernur, Bupati, dan Walikota). Pendelegasian ini berupa

penggunaan anggaran yang terdapat dalam APBN dan APBD.

Pengelolaan keuangan negara harus dilakukan secara tertib, taat pada peraturan

perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung

jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan agar tujuan bernegara

dapat tercapai. Di akhir periode, pelaksanaan APBN dan APBD harus

dipertanggungjawabkan melalui laporan keuangan yang harus dibuat oleh

pengguna anggaran dengan memenuhi empat karakteristik yaitu dapat dipahami,

relevan, andal, dan dapat dibandingkan.

7|Mengenal dan Memahani Akuntansi Makro


DAFTAR PUSTAKA

Baswir, Revrisond. 2000. Akuntansi Pemerintah Indonesia. Edisi ketiga.

Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2013. PSAK No.1: Penyajian Laporan Keuangan (Revisi

2013). Jakarta: IAI.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 Tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

Negara.

Renyowijoyo, Muindro. 2013. Akuntansi Sektor Publik: Organisasi Non Laba.

Edisi ketiga. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media.

Yu., S. C. 1966. Microaccounting and Macroaccounting. The Accounting Review,

Vol. 41 No. 1, pp. 2-20. American Accounting Association.

8|Mengenal dan Memahani Akuntansi Makro

Anda mungkin juga menyukai