Oleh:
ENGGAR APRIYANI
NIM. 205221256
TAHUN 2023
PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Keuangan negara mencakup semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai
dengan uang, baik dalam bentuk uang maupun barang. Hak-hak negara meliputi hak
mencetak uang, menarik pajak dan retribusi, serta mengadakan pinjaman, sedangkan
kewajiban negara adalah kewajiban pemerintah untuk menyelenggarakan tugas negara
dan melayani masyarakat. Keuangan negara dapat dikelompokkan menjadi yang dikelola
langsung oleh pemerintah dan yang dipisahkan pengurusannya, seperti BUMN dan
lembaga keuangan pemerintah. Keterkaitan keuangan daerah dengan anggaran negara
sangat erat, dan anggaran negara merupakan informasi keuangan paling penting yang
dihasilkan oleh pemerintah. Anggaran negara mencakup rencana pengeluaran dan
penerimaan dalam jangka waktu satu tahun, serta jangka waktu perencanaan,
pelaksanaan, dan pertanggungjawaban anggaran secara keseluruhan. Proses
penganggaran secara terus-menerus dilakukan oleh pihak-pihak yang berwenang, dan
pihak akuntansi diperlukan dalam tahap pelaksanaan anggaran untuk menghasilkan
laporan keuangan pemerintah, yang kemudian akan diperiksa oleh otoritas pengawasan
fungsional.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, negara adalah organisasi yang memiliki
kekuasaan tertinggi yang sah dan diakui oleh rakyat atau kelompok sosial yang
menduduki wilayah atau daerah tertentu. Negara ini diorganisasi dibawah lembaga politik
dan pemerintah yang efektif, memiliki kesatuan politik, berdaulat, dan berhak
menentukan tujuan nasionalnya.
Keuangan negara meliputi semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan
uang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter, dan pengelolaan
kekayaan negara yang dipisahkan. Objek keuangan negara mencakup segala sesuatu baik
berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan milik negara berkaitan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Subjek keuangan negara mencakup seluruh
objek yang dimiliki negara dan/atau dikuasai oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah,
perusahaan pusat/daerah, dan badan lain yang ada kaitannya dengan keuangan negara.
Proses keuangan negara mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan
pengelolaan objek tersebut. Tujuan keuangan negara meliputi seluruh kebijakan, kegiatan,
dan hubungan hukum yang berkaitan dengan pemilikan dan/atau penguasaan objek dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan negara. Ruang lingkup keuangan negara dapat
dikelompokkan menjadi keuangan negara yang dikelola langsung oleh pemerintah dan
keuangan negara yang dipisahkan pengelolaannya. Keuangan negara yang dikelola
langsung oleh pemerintah mencakup seluruh penerimaan dan pengeluarannya, yaitu
APBN dan barang-barang inventaris kekayaan milik negara. Keuangan negara yang
dipisahkan pengelolaannya melibatkan BUMN yang dapat berbentuk perusahaan jawatan,
perusahaan umum, perusahaan perseroan, bank pemerintah, dan lembaga keuangan
pemerintah.
a. Asas tahunan
b. Asas universalitas
c. Asas kesatuan
d. Asas spesialitas
e. Akuntabilitas yang berorientasi pada hasil
f. Profesionalitas
g. Proporsionalitas
h. Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara
i. Pemeriksaan keuangan oleh Badan Pemeriksa yang bebas dan mandiri (BPK)
5. APBN
6. APBD
APBD mengalami perubahan dalam klasifikasinya dari tahun ke tahun. Pada tahun
1998 terjadi perubahan pada bentuk lama pendapatan daerah menjadi bentuk baru yang
memasukkan pendapatan dari pemberian pemerintah dan/atau instansi yang lebih tinggi.
Perubahan mendasar terjadi pada tahun 2002 berdasarkan Keputusan Menteri Dalam
Negeri Nomor 29 Tahun 2002 dan saat ini APBD yang digunakan berdasarkan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 yang diubah menjadi Permendagri Nomor
21 Tahun 2011 (perubahan kedua).
Pada tahun 1998 terjadi perubahan klasifikasi pendapatan daerah. Pada bentuk lama,
terdapat empat kategori, yaitu sisa lebih perhitungan tahun lalu, pendapatan asli daerah,
bagi hasil pajak/bukan pajak, serta sumbangan dan bantuan. Sedangkan pada bentuk baru,
kategori pendapatan terdiri dari pendapatan yang berasal dari pemberian pemerintah
dan/atau instansi yang lebih tinggi yang termasuk di dalamnya bagi hasil pajak/bukan
pajak dan sumbangan dan bantuan. APBD mengalami perubahan yang cukup mendasar
pada tahun 2002 dan saat ini APBD terbaru terdiri atas tiga bagian, yaitu pendapatan,
belanja, dan pembiayaan. Pendapatan dibagi menjadi tiga kategori, belanja dibagi
menjadi belanja langsung dan tidak langsung, sedangkan pembiayaan dikelompokkan
menurut sumber-sumber pembiayaan.
a. Pendapatan terbaru terdiri dari pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan, dan
pendapatan lain-lain daerah yang sah.
b. Belanja tidak langsung mencakup gaji, tunjangan pejabat, subsidi, bunga, hibah, bagi
hasil, bantuan sosial, bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga, sedangkan belanja
langsung mencakup honorarium, penghasilan terkait langsung dengan pelaksanaan
kegiatan, belanja barang dan jasa, dan belanja modal.
c. Pembiayaan dikelompokkan menurut sumber-sumber pembiayaan yang terdiri atas
sumber penerimaan dan pengeluaran daerah. Sumber pembiayaan berupa penerimaan
daerah terdiri dari sisa lebih anggaran tahun sebelumnya, penerimaan pinjaman dan
obligasi, hasil penjualan aset daerah yang dipisahkan, dan transfer dari dana
cadangan, sedangkan sumber pembiayaan berupa pengeluaran daerah terdiri atas
pembayaran utang pokok yang telah jatuh tempo, penyertaan modal, transfer ke dana
cadangan, dan sisa lebih anggaran tahun yang sedang berlangsung.
Pada tahun 1998, krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia berdampak pada anggaran
negara, khususnya pada tiga pos pengeluaran dalam APBN yang telah menyita 60 persen
dari total belanja negara antara tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Namun, hingga
saat ini, proses perencanaan penganggaran di Indonesia masih memiliki dua kelemahan
mendasar. Pertama, kontrol yang sangat ketat terhadap harga input hingga ke level yang
sangat mikro dalam rencana pengeluaran pemerintah. Kedua, proses perencanaan
penganggaran yang hanya berorientasi kepada satu tahun anggaran semata sehingga sulit
untuk menciptakan kondisi yang berorientasi kepada hasil kebijakan yang menjadi target
pemerintah dalam jangka waktu beberapa tahun ke depan. Kondisi ini menyebabkan
kebijakan pengeluaran anggaran seolah tanpa koridor kebijakan yang jelas dalam suatu
jangka waktu tertentu relatif lebih panjang dari hanya satu tahun fiskal semata.
Gerakan reformasi di Indonesia pada tahun 1998 membawa perubahan sistem politik
dan pemerintahan yang lebih demokratis dan didasarkan pada otonomi daerah yang
menuntut transparansi publik dan akuntabilitas keuangan negara. Pemerintahan era
reformasi melakukan koreksi menyeluruh terhadap sistem keuangan negara, termasuk
menyatukan anggaran negara, meniadakan anggaran non-budgeter, menerbitkan undang-
undang keuangan negara, dan menerapkan standar akuntansi pemerintahan. Meskipun
demikian, masih terdapat kendala dalam mereformasikan pelaksanaan keuangan negara,
terutama pada pelaksanaan keuangan daerah, dan penerapan akuntansi sektor publik
sangat dipengaruhi oleh perubahan kebijakan negara melalui perubahan aturan
perundang-undangan.
Kebijakan anggaran tidak terlepas dari proses politik dan membutuhkan tingkat
fleksibilitas untuk mengantisipasi perubahan signifikan pada lingkungan. Perubahan
kebijakan pemerintah sebaiknya sudah direncanakan dengan baik dan tidak bersifat
sementara. Dua prinsip utama dalam mendesain kebijakan anggaran adalah menciptakan
kebijakan yang berorientasi pada pencapaian parameter hasil yang terukur melalui
indikator kinerja tertentu, serta membangun mekanisme yang menjamin akuntabilitas
efisien alokasi dan implementasi kebijakan anggaran untuk fokus pada pencapaian hasil.
Mekanisme ini harus ada sebagai instrumen pelengkap untuk memberi fleksibilitas
kepada pengguna anggaran dalam menangani tanggung jawabnya.
Anggaran merupakan dokumen yang berisi estimasi kinerja dalam bentuk penerimaan
dan pengeluaran yang akan dicapai pada periode waktu tertentu, disajikan dalam ukuran
moneter, dan menyertakan data masa lalu sebagai bentuk pengendalian dan penilaian
kinerja. Definisi anggaran juga mencakup rencana kegiatan yang diwujudkan dalam
bentuk finansial dan usulan cara-cara untuk memenuhi pengeluaran tersebut.
Menurut Mardiasmo (2009), anggaran memiliki beberapa fungsi dalam sektor publik,
yaitu:
Anggaran sektor publik adalah alat penting untuk mencapai tujuan pelayanan publik
dan kesejahteraan masyarakat. Proses penganggaran dimulai dari perencanaan strategis
dan operasional, dan memiliki karakteristik seperti dinyatakan dalam satuan keuangan,
mencakup jangka waktu tertentu, berisi komitmen untuk mencapai sasaran, ditelaah dan
disetujui oleh pihak berwenang yang lebih tinggi, serta hanya dapat diubah dalam kondisi
tertentu. Anggaran sektor publik membantu memenuhi kebutuhan masyarakat seperti air
bersih, listrik, kesehatan, dan pendidikan. Pentingnya anggaran sektor publik terlihat dari
perannya sebagai alat untuk mengarahkan pembangunan, menjamin kesinambungan,
meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan sebagai instrumen akuntabilitas publik
untuk meyakinkan bahwa pemerintah bertanggung jawab terhadap rakyat.