Anda di halaman 1dari 10

Nama : Siti Nurlaili Ulfah

NIM : 2001010076

Kelas : 4B Ilmu Administrasi Negara

Mata Kuliah : Keuangan Negara

Dosen Pengampu : H.Tb.Yudi Muhtadi.S.Sos,M.Si

ULANGAN TENGAH SEMESTER

1. Dalam tata kelola Pemerintah Pusat dan Daerah Kita mengenal dengan adanya
prinsip akuntabilitas berkaitan dengan Keuangan Negara. Jelaskan pengertian
Keuangan Negara dan Unsur-Unsur Keuangan Negara dengan menjawab pendapat
dari beberapa ahli dan sumber.

Keuangan Negara menurut para ahli


1. Geodhart, keuangan Negara merupakan keseluruhan undang-undang yang ditetapkan
secara periodik yang memberikan kekuasaan pemerintah untuk melaksanakan
pengeluaran mengenai periode tertentu dan menunjukkan alat pembiayaan yang
diperlukan untuk menutup pengeluaran tersebut.
2. Suparmoko menyatakan bahwa keuangan negara merupakan studi tentang pengaruh-
pengaruh dari anggaran pemerintahan dan belanja negara terhadap perekonomian
terutama pengaruh-pengarauhnya terhadap pencapaian tujuan-tujuan kegiatan ekonomi
seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga-harga, distribusi pengahsilan yang lebih
merata juga peningkatan efisiensi serta penciptaan kesempatan kerja.
3. Glen A. Welsch Keuangan Negara adalah suatu bentuk statement dari rencana dan
kebijaksanaan manajemen yang dipakai dalam suatu periode tertentu sebagai petunjuk
dalam periode tersebut.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara
yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa
barang yang dapat dijadikan miliki Negara berhubungan dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban tersebut.

Unsur-unsur Keuangan Negara Geodhart meliputi :

1) Periodik
2) Pemerintah sebagai pelaksana anggaran
3) Pelaksanaan anggaran mencakup dua wewenang, yaitu wewenang pengeluaran dan
wewenang untuk menggali sumber-sumber pembiayaan untuk menutup
pengeluaran-pengeluaran yang bersangkutan
4) Bentuk anggaran negara adalah berupa suatu undanga-undang.
Unsur-unsur Keuangan Negara Jhon F. Due meliputi :
1) Anggaran belanja yang memuat data keuangan mengenai pengeluaran dan
penerimaan dari tahun-tahun yang akan datang.
2) Jumlah yang diusulkan untuk tahun yang akan datang.
3) Jumlah taksiran untuk tahun yang sedang berjalan.
4) Rencana keuangan tersebut untuk suatu periode tertentu.

2. Keuangan Negara memiliki Ruang lingkup dan Asas. Jelaskan ruang lingkup dan
Asas-Asas Keuangan Negara.

Ruang lingkup Keuangan Negara


Berdasarkan Undang-Undan No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dalam pasal 2
mengatur tentang ruang lingkup keuangan negara. Keuangan Negara sebagaimana
dimaksud dalam pasal 1 angka 1 meliputi:
1. Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang dan
melakukan pinjaman.
2. Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan negara
dan membayar tagihan pihak ketiga.
3. Penerimaan dan pengeluaran negara.
4. Penerimaan daerah dan pengeluaran daerah
5. Kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa
uang, surat berharga, piutang, barang serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang,
termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/perusahaan daerah.
6. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan
tugas pemerintahan dan/atau keperntingan umum.
7. Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan
pemerintah.

Asas-asas Keuangan Negara


1. Asas Tahunan, memberikan persyaratan bahwa anggaran negara dibuat secara
tahunan yang harus mendapat persetujuan dari badan legislative (DPR).
2. Asas Universitas (kelengkapan), memberikan batasan bahwa tidak diperkenankan
terjadinya percampuran antara penerimaan negara dengan pengeluaran negara.
3. Asas Kesatuan, mempertahankan hak budget dari dewan secara lengkap, dimana
semua pengeluaran harus tercantum dalam anggaran. Oleh karen aitu, anggaran bruto,
dimana yang dibukukan dalam anggaran adalah jumlah brutonya.
4. Asas Spesialitas mensyaratkan bahwa jenis pengeluaran dimuat dalam mata anggaran
tertentu/tersendiri dan diselenggarakan secara konsisten baik secara kualitatif maupun
kuantitatif. Secara kualitatif artinya jumlah yang ditetapkan dalam mata anggaran
tertentu merupakan batas tertinggi dan tidak boleh dilampaui. Secara kuantitatif berati
penggunaan anggaran hanya dibenarkan untuk mata anggaran yang telah ditentukan.
5. Asas Akuntabilitas berorientasi pada hasil mengandung makna bahwa setiap
pengguna anggaran wajib menjawab dan menerangkan kinerja organisasi atas
keberhasilan atau kegagalan suatu program yang menjadi tanggung jawabnya.
6. Asas Profesionalitas mengaharuskan pengelolaan keuangan negara ditangani oleh
tenagan yang professional.
7. Asas Proporsionalitas, pengalokasian anggaran dilaksanakan secara proporsional
pada fungsi-fungsi kementrian/lembaga sesuai dengan tingkat prioritas dan tujuan yang
ingin dicapai.
8. Asas Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara, mewajibkan adanya
keterbukaan dalam pembahasan, penetapan dan perhitungan anggaran serta atas hasil
pengawasan oleh lembaga audit yang independen.
9. Asas Pemeriksaan Keuangan oleh badan pemeriksaan yang bebas dan mandiri,
memberi kewenangan lebih besar pada Badan Pemeriksa Keuangan untuk
melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara scera objektif dan
independen.

3. Dalam Pengelolaan Keuangan Negara di implementasikan dalam bentuk Anggaran


Pendapat Belanja Negara (APBN) dan Anggaran pendapat Belanja Daerah (APBD).
Jelaskan pengertian, Fungsi dan Struktur APBN dan APBD.

APBN adalah singkatan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang merupakan
sebuah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR).

Fungsi dari APBN diantaranya:


1. Fungsi Alokasi
Fungsi penyediaan barang public. Fungsi ini dilakukan agar pemerintah dapat
membagi-bagi pendapatan negara yang diterima sesuai dengan target sasaran.
2. Fungsi Distibusi
Bertujuan untuk penyaluran dana kepada masyarakat berdasarkan alokasi yang sudah
ditetapkan. Selain itu, agar pemerintah dapat menyalurkan pendapatan negara secara
adil dan merata antar wilayah.
3. Fungsi Stabilisasi
Untuk menjaga keseimbangan antara masyarakat melalui intervensi. Seperti saat
terjadinya inflasi dimana harga barang dan jasa cenderung naik. Maka, pemerintah
dapat menstabilkan perekonomian dengan cara menaikkan pajak agar jumlah uang
yang beredar dapat dikurangi, dan harga-harga kembali turun.
4. Fungsi Otoritasi
Anggaran negara sebagai tonggak atau pokok pelaksanaan pendapatan dan belanja
dalam setiap tahunnya. Adanya fungsi ini membuat pembelanjaan dan pendapatan
negara bisa dipertanggungjawabkan pada rakyat.
5. Fungsi Perencanaan
Untuk mengalokasikan sumber daya sesuai yang direncanakan setiap tahunnya. Jika
perencamaam pembelanjaan sudah ada, pemerintah bisa menambah rencana yang
mendukung pembelanjaan itu.
6. Fungsi Pengorganisasian
Anggaran negara sebagai pedoman untuk menyeimbangkan berbagai pos yang ada agar
semua kepentingan dapat berlangsung dengan baik.
7. Fungsi Pengawasan
Anggaran negara harus menjadi pedoman dalam menilai apakah kegiatan pemerintah
telah diselenggarakan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan atau tidak. Dengan hal
tersebut, rakyat dapat menilai pemerintah apakah sudah sesuai atau belum dengan
APBN.

Struktur APBN diantaranya:


1. Belanja Negara
Belanja yang digunakan untuk membiayai kegiatan pembangunan pemerintah pusat,
baik yang dilaksanakan di pusat maupun di daerah. Belanja negara diantaraya, belanja
pegawai, belanja barang, belanja modal, pembiayaan bunga utang, subsidi BBM dan
subsidi non-BBM, belanja hibah, belanja social (termasuk penanggulangan bencana),
dan belanja lainnya.
2. Pembiayaan Negara
Terbagi menjadi dua, yaitu pembiayaan dalam negeri dan luar negeri. Pembiayaan
dalam negeri meliputi pembiayaan perbankan dalam negeri dan pembiayaan non
perbankan dalam negeri (hasil pengelolaan asset pinjaman dalam negeri neto,
kewajiban penjaminan, surat berharga negara neto, dan dana investasi pemerintah).
Sedangkan pembiayaan luar negeri meliputi penarikan pinjaman luar negeru yang
terdiri atas pinjaman program dan pinjaman proyek, penerusan pinjaman, dan
pembayaran cicilan pokok utang luar negeri yang terdiri atas jatuh tempo dan
moratorium.
3. Pendapatan pajak
Pendapatan pajak dalam negeri terdiri dari pendapatan pajak penghasilan (PPh),
pendapatan pajak pertambahan nilai (PPN) dan jasa dan pajak penjualan atas barang
mewah, pendapatan pajak bumi dan bangunan, pendapatan cukai, pendapatan pajak
lainnya. Selanjutnya pendapatan pajak internasional pendapatan bea masuk dan
pendapatan bea keluar.
4. Pendapatan negara
Didapat melalui penerimaan perpajakan dan penerimaan bukan pajak. Penerimaan
perpajakan untuk APBN adalah biasanya melalui kepabean dan cukai, penerimaan
pajak, dan hibah. Selain itu, pendapatan negara juga didapat melalui penerimaan negara
bukan pajak dan lainnya. Contoh pendapatan badan layanan umum (BLU), pendapatan
sumber daya alam (SDA), pendapatan dari kekayaan negara dan hibah yang didapat.
5. Penerimaan negara bukan pajak (PNBP)
PNBP berasal dari penerimaan sumber daya alam dan gas bumi (SDA migas),
penerimaan sumber daya alam non-minyak bumi dan gas bumi (SDA non migas),
pendapatan bagian laba BUMN. Kemudian pendapatan laba BUMN perbankan,
pendapatan laba BUMN non perbankan, PNBP lainnya, pendapatan dari pengelolaan
BMN, pendapatan jasa pendapatan bunga pendapatan kejaksaan dan peradilan dan
hasil tindak pidana korupsi dan lain-lain.
6. Penyusunan APBN
Proses penyusunan dan penetapan APBN adalah dapat dikelompokkan dalam dua
tahap. Pertama pembicaraan pendahuluan antara pemerintah dan DPR, dari bulan
Februari sampai dengan pertengahan bulan Agustus. Kedua, pengajuan pembahasan
dan penetapan APBN, dari pertengahan bulan Agustus sampai dengan bulan Desember.

APBD adalah singkatan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan sebuah
rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD).
Fungsi APBD, diantaranya:
1. Fungsi Otorisasi
Fungsi APBD adalah sebagai dasar untuk merealisasikan pendapatan dan belanja
daerah pada tahun yang direncanakan. Jika tidak dianggarkan dalam fungsi APBD,
maka sebuah kegiatan tidak memiliki dasar untuk dilaksanakan.
2. Fungsi Perencanaan
Fungsi APBD adalah dibuat sebagai pedoman dalam merencanakan kegiatan suatu
daerah untuk tahun anggaran berikutnya.
3. Fungsi Pengawasan
Fungsi APBD adalah sebagai pedoman penyelenggaraan anggaran pendapatan dan
fungsi APBD belanja untuk menilai keberhasilan atau kegagalan anggaran.
4. Fungsi Alokasi
Anggaran yang tercantum dalam APBD harus digunakan untuk penyediaan fasilitas
publik. Lebih jelas, fungsi APBD adalah digunakan untuk membangun sarana dan
prasarana daerah, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran
untuk pertumbuhan ekonomi dan kemaslahatan bersama.
5. Fungsi Distribusi
Kebijakan dalam fungsi APBD baik penganggaran, pendapatan, maupun belanja
digunakan untuk semua pihak, bukan hanya terfokus satu sektor atau daerah saja, serta
harus menjunjung asas keadilan.
6. Fungsi Stabilisasi.
Fungsi APDB adalah sebagai alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan
ekonomi daerah.

Struktur APBD diantaranya:


1. Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah adalah hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan
bersih dalam periode tahun bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah.
Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui Rekening Kas Umum
Daerah yang menambah ekuitas dana. Pendapatan daerah meliputi: Pendapatan Asli
Daerah; Dana Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan.
2. Belanja Daerah
Belanja daerah meliputi semua pengeluaran uang dari Rekening Kas Umum Daerah
yang mengurangi ekuitas dana, yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun
anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah. Permendagri
Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 31 ayat (1), memberikan secara rinci klasifikasi belanja
daerah berdasarkan urusan wajib, urusan pilihan atau klasifikasi menurut organisasi,
fungsi, program kegiatan, serta jenis belanja.
3. Pembiayaan Daerah
Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan
maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan daerah adalah transaksi
keuangan pemerintah daerah yang dimaksudkan untuk menutup defisit atau untuk
memanfaatkan surplus APBD. Pembiayaan Daerah menurut Permendagri Nomor 13
Tahun 2006 Pasal 59 terdiri dari Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran Pembiayaan
Daerah.
4. Pengeloaan Negara disamping harus melihat pada Prioritas Pembangunan sebagai
Pengeluraan tetapi yang perlu menjadi perhatian adalah sumber Pendapat Negara.
Jelaskan berdasarkan berbagai sumber tentang Sumber pendapatan APBN dan
APBDl,
1) Sumber Pendapat APBD :
Dari Sektor Pendapat Asli Daerah berupa apa saja,
a. Pajak Daerah.
b. Retribusi Daerah.
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, yang mencakup:
• bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah
(BUMD);
• bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik pemerintah
(BUMN);
• bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta.
d. Lain-lain PAD yang Sah, yang meliputi:
• Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan
• Hasil pemanfaatan atau pendayagunaan kekayaan daerah yang tidak
dipisahkan
• Jasa giro
• Pendapatan bunga
• Penerimaan atas tuntutan ganti rugi daerah
• Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
• Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan
dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah
• Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan
• Pendapatan denda pajak dan retribusi
• Pendapatan dari fasilitas sosial dan fasilitas umum
• Pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
• Pendapatan dari angsuran/cicilan penjualan
Dana Perimbangan Berupa apa saja,
a. Dana Alokasi Umum
b. Dana Alokasi Khusus
c. Dana Bagi Hasil, yang meliputi bagi hasil pajak dan bagi hasil bukan pajak.

Pendapatan Daerah lain-lain yang sah berupa apa saja.

a. Pendapatan Hibah
b. Pendapatan Dana Darurat
c. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi kepada Kabupaten/Kota
d. Bantuan Keuangan dari Provinsi atau dari Pemerintah Daerah lainnya
e. Dana Penyesuaian
f. Dana Otonomi Khusus.

2) Sumber APBN :
Penerimaan Perpajakan Berupa apa saja,
a. Pajak Penghasilan yang terdiri atas migas dan nonmigas
b. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
c. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
d. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
e. Cukai
f. Pajak Lainnya

Pajak perdagangan internasional, terdiri atas:

a. Bea masuk
b. Pajak / pungutan ekspo

Penerimaan bukan Pajak berupa apa saja,

a. Dari Pengelolaan Dana Pemerintahan


b. Dari Pemanfaatan SDA atau Sumber Daya Alam
c. Dari Pengelolaan Kekayaan Negara
d. Dari Pelayanan yang Dilaksanakan oleh Pemerintah
e. Pengelolaan Barang Miliki Negara

Penerimaan Hibah bersumber darimana saja.

a. Pemerintah negara asing,


b. Badan/lembaga asing,
c. Badan/lembaga internasional,
d. Pemerintah,
e. Badan/lembaga dalam negeri atau perorangan, baik dalam bentuk devisa,
rupiah maupun barang dan atau jasa, termasuk tenaga ahli dan pelatihan yang
tidak perlu dibayar kembali

Anda mungkin juga menyukai