Anda di halaman 1dari 8

DASAR KEUANGAN PUBLIK

PERBENDAHARAAN NEGARA

DOSEN PEMBIMBING

Susanti, SE.,M.Ak.

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
 Fadila Silvi Nurdiana
 Dheva Marcelvi riyanto
 Elmanda Yosi

PSDKU POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA KAB. SIAK

TAHUN AJARAN 2023/2024

i
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I PEMBAHASAN..................................................................................................... 1
1. 1 Pengertian Perbendaharaan Negara ........................................................................ 1
1. 2 Ruang Lingkup Dan Asas Perbendaharaan Negara................................................. 1
1. 3 Pejabat Perbendaharaan Negara.............................................................................. 2
1. 4 Pengguna APBN Dan APBD.................................................................................. 3
1. 5 Dokumen Pelaksana APBN Dan APBD................................................................ 5
1. 6 Pertanyaan Dan Jawaban Terkait APBN Dan APBD............................................. 6

ii
BAB I
PEMBAHASAN

1. 1 Pengertian Perbendaharaan Negara


Dalam undang – undang yang dimaksud dengan perbendaharaan Negara adalah
pengelolaan dan pertanggung jawaban keuangan Negara, termasuk investasi dan
kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan APBD.
Perbendaharaan Negara meliputi pelaksanaan pendapatan dan belanja Negara,
pelaksanaan pendapatan dan belanja daerah, pelaksanaan penerimaan dan
pengeluaran Negara, pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran daerah,
pengelolaan investasi dan babrang milik Negara/daerah, penyelenggaraan
akuntansi dan system informasi manajemen keuangan Negara/daerah, penyusunan
laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD, penyelesaian kerugian
Negara/daerah, pengelolaan badan layanan umum, dan perumusan
standar,kebijakan, serta sistem dan prosedur yang berkaitan dengan pengelolaan
keuangan Negara dalam rangka pelaksanaan APBN dan APBD.

1. 2 Ruang Lingkup Dan Asas Perbendahaaran Negara


Ruang Lingkup Perbendaharaan Negara sesuai UU Nomor 1 Tahun 2014, sebagai
berikut:
a. Pelaksanaan pendapatan dan belanja Negara
b. Pelaksanaan pendapatan dan belanja daerah
c. Pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran Negara
d. Pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran daerah
e. Pengelolaan kas
f. Pengelolaan piutang dan utang negara/daerah
g. Pengelolaan investasi dan barang milik negara/daerah
h. Penyelenggaraan akuntansi dan sistem informasi manajemen keuangan
negara/daerah
i. Penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD
j. Penyelesaian kerugian negara/daerah
k. Pengelolaan Badan Layanan Umum
l. Perumusan standar, kebijakan, serta sistem dan prosedur yang berkaitan
dengan pengelolaan keuangan negara dalam rangka pelaksanaan
APBN/APBD

Sedangkan, asas umum perbendaharaan Negara meliputi:


a. Undang-Undang tentang APBN merupakan dasar bagi Pemerintah Pusat
untuk melakukan penerimaan dan pengeluaran negara.
b. Peraturan Daerah tentang APBD merupakan dasar bagi Pemerintah
Daerah untuk melakukan penerimaan dan pengeluaran daerah.
1
c. Setiap pejabat dilarang melakukan tindakan yang berakibat pengeluaran
atas beban APBN/APBD jika anggaran untuk membiayai pengeluaran
tersebut tidak tersedia atau tidak cukup tersedia.
d. Semua pengeluaran negara, termasuk subsidi dan bantuan lainnya yang
sesuai dengan program pemerintah pusat, dibiayai dengan APBN.
e. Program Pemerintah Pusat dimaksud diusulkan di dalam Rancangan
Undang-undang tentang APBN serta disusun sesuai dengan kebutuhan
penyelenggaraan pemerintahan negara dan kemampuan dalam
menghimpun pendapatan negara dengan berpedoman kepada rencana
kerja Pemerintah dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan bernegara.
f. Semua pengeluaran daerah, termasuk subsidi dan bantuan lainnya yang
sesuai dengan program pemerintah daerah, dibiayai dengan APBD.
g. Program Pemerintah Daerah dimaksud diusulkan di dalam Rancangan
Peraturan Daerah tentang APBD serta disusun sesuai dengan kebutuhan
penyelenggaraan pemerintahan daerah dan kemampuan dalam
menghimpun pendapatan daerah dengan berpedoman kepada rencana
kerja Pemerintah dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan bernegara.
h. Anggaran untuk membiayai pengeluaran yang sifatnya mendesak atau
tidak terduga disediakan dalam Bagian Anggaran tersendiri yang
selanjutnya diatur dalamPeraturan Pemerintah.
i. Kelambatan pembayaran atas tagihan yang berkaitan dengan pelaksanaan
APBN/APBD dapat mengakibatkan pengenaan denda atau bunga.
j. Denda dan/atau bunga dimaksud dapat dikenakan kepada kedua belah
pihak.

Sesuai dengan kaidah-kaidah yang baik dalam pengelolaan keuangan negara,


Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 menganut asas kesatuan, asas
universalitas, asas tahunan, dan asas spesialitas.
 Asas kesatuan menghendaki agar semua Pendapatan dan Belanja
Negara/Daerah disajikan dalam satu dokumen anggaran.
 Asas universalitas mengharuskan agar setiap transaksi keuangan
ditampilkan secara utuh dalam dokumen anggaran.
 Asas tahunan membatasi masa berlakunya anggaran untuk suatu tahun
tertentu. Asas spesialitas mewajibkan agar kredit anggaran yang
disediakan terinci secara jelas peruntukannya.

1. 3 Pejabat Perbendaharaan Negara


Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara,
disebutkan bahwa Pejabat Perbendaharaan terdiri dari Pengguna Anggaran,
Bendahara Umum Negara (BUN), dan Bendahara Penerimaan/Pengeluaran.

2
Satuan kerja adalah unit organisasi lini Kementerian/Lembaga Pemerintah Non-
Kementerian atau unit organisasi Pemerintah Daerah yang melaksanakan kegiatan
Kementerian/Lembaga Pemerintah Non-Kementerian dan memiliki kewenangan
dan tanggung jawab penggunaan anggaran.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menegaskan
bahwa Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan
keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan. Kekuasaan
tersebut dikuasakan kepada:
 Menteri Keuangan, selaku Pengelola Fiskal dan Wakil Pemerintah dalam
kepemilikan kekayaan Negara yang dipisahkan. Menteri Keuangan
sebagai pembantu Presiden dalam bidang keuangan adalah Chief Financial
Officer (CFO) Pemerintah Republik Indonesia.
 Menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang
Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya. Menteri/pimpinan
lembaga sebagai pembantu Presiden adalah Chief Operational Officer
(COO) untuk suatu bidang tertentu di pemerintahan.

1. 4 Pengguna APBN Dan APBD


APBN merupakan sebuah instrumen untuk mengatur pengeluaran serta
pendapatan negara dalam rangka pembiayaan pelaksanaan kegiatan pemerintah
dan pembangunan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
pendapatan nasional, mampu mencapai stabilitas ekonomi, serta menentukan
skala prioritas serta arah dari pembangunan negara secara umum.
Dalam Pasal 3 ayat 4 UU No. 17 Tahun 2003 menyebutkan bahwa APBN
mempunyai enam fungsi. Keenam fungsi tersebut di antaranya adalah sebagai
berikut:
1) Fungsi Otorisasi, yaitu anggaran negara menjadi sebuah dasar dalam
pelaksanaan pendapatan dan belanja setiap tahun
2) Fungsi Perencanaan, yaitu anggaran negara menjadi sebuah pedoman
untuk negara dalam melakukan perencanaan kegiatan untuk tahun
anggaran bersangkutan. Jika suatu pembelanjaan telah direncanakan
terlebih dahulu sebelumnya, maka negara dapat lebih mudah dalam
menyusun rencana-rencana untuk mendukung pembelanjaan tersebut
3) Fungsi Pengawasan, yaitu anggaran negara menjadi pedoman dalam
melakukan penilaian atas kegiatan penyelenggaraan pemerintah apakah
telah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Dengan begitu, akan
lebih mudah bagi masyarakat dalam menilai kesesuaian tindakan
pemerintah menggunakan uang negara untuk keperluan tertentu

3
4) Fungsi Alokasi, yaitu anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi
pengangguran, mengurangi pemborosan sumber daya, dan meningkatkan
efisiensi serta efektivitas perekonomian negara
5) Fungsi Distribusi, yaitu sebuah anggaran negara wajib memperhatikan
rasa keadilan serta kepatutan
6) Fungsi Stabilitas, yaitu anggaran negara menjadi sebuah alat dalam rangka
memelihara serta mengupayakan keseimbangan fundamental
perekonomian suatu negara.
Berdasarkan pada Permendagri No. 21 Tahun 2011, APBD memiliki definisi
yaitu rancangan keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan telah
disetujui oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD),
dan juga ditetapkan dengan peraturan daerah.
Jika cakupan APBN lebih luas yaitu negara, maka cakupan dari APBD ruang
lingkupnya lebih spesifik, yaitu daerah. Struktur dari APBD ini yaitu terdiri atas
pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah. APBD mengandung
seluruh penerimaan yang menjadi hak dan juga seluruh pengeluaran yang menjadi
kewajiban suatu daerah. APBD merupakan sebuah instrumen yang digunakan
dalam meningkatkan pelayanan umum dan juga kesejahteraan masyarakat di
daerah.
Di antara APBD dengan APBN kurang lebih memiliki fungsi yang serupa.
Namun, lebih spesifiknya lagi fungsi dari APBD ini telah diatur dalam
Permendagri No. 13 Tahun 2006, yaitu:
1) Fungsi Otorisasi, yaitu anggaran daerah dijadikan sebagai sumber dalam
menerapkan belanja serta pendapatan pada tahun yang bersangkutan
2) Fungsi Perencanaan, yaitu anggaran daerah dijadikan sebagai sebuah
pedoman dalam rangka mengelola serta merencanakan berbagai macam
kegiatan daerah
3) Fungsi Pengawasan, yaitu anggaran daerah dijadikan sebagai tolok ukur
dalam menilai keberhasilan atau kegagalan sebuah pemerintah daerah
dalam menyelenggarakan kegiatannya
4) Fungsi Alokasi, yaitu anggaran daerah haruslah diarahkan untuk
menciptakan lapangan kerja, dapat mengurangi angka pengangguran,
mengurangi pemborosan penggunaan sumber daya, dan meningkatkan
efektivitas serta efisiensi perekonomian daerah
5) Fungsi Distribusi, yaitu anggaran daerah wajib memprioritaskan pada rasa
keadilan dan kepatuhan
6) Fungsi Stabilitas, yaitu anggaran daerah dijadikan sebagai sebuah alat
dalam rangka memelihara dan juga menjaga keseimbangan dasar
perekonomian daerah.
Meskipun secara praktik kerja fungsi APBN dan juga APBD berbeda, namun
keduanya memiliki misi yang serupa yaitu sama-sama untuk mengatur
4
pendapatan serta pengeluaran negara maupun daerah, dalam rangka untuk tujuan
fiskal.

1. 5 Dokumen Pelaksana APBN Dan APBD


Pelaksanaan anggaran diawali dengan disahkannya dokumen pelaksanaan
anggaran oleh Menteri Keuangan. Dokumen anggaran yang telah disahkan oleh
Menteri Keuangan disampaikan kepada menteri/pimpinan lembaga, Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK), Gubernur, Direktur Jenderal Anggaran, Direktur
Jenderal Perbendaharaan, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan terkait, Kuasa Bendahara Umum Negara (KPPN) terkait, dan
Kuasa Pengguna Anggaran. Dokumen tersebut merupakan acuan dan dasar
hukum pelaksanaan APBN yang dilakukan oleh Ke,emterian/Lembaga dan
Bendahara Umum Negara. Dokumen-dokumen penting dalam pelaksanaan
anggaran adalah Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan dokumen lain
yang dipersamakan dengan DIPA. Sedangkan dokumen pembayaran antara lain
terdiri dari Surat Permintaan Pembayaran (SPP), Surat Perintah Membayar
(SPM), dan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).

1. 6 Pertanyaan Beserta Jawaban Terkait Perbendaharaan Negara


1. Apa yang dimaksud dengan APBN?
Jawaban: APBN merupakan singkatan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara. APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan Indonesia,
yang berisi daftar sistematis dan terperinci memuat rencana penerimaan dan
pengeluaran negara selama APBN disusun oleh pemerintah, dengan dasar dari
rakyat dan untuk rakyat, khususnya untuk pembangunan infrastruktur,
ekonomi, dan sosial agar kehidupan masyarakat lebih sejahtera.

2. Apa yang dimaksud dengan Bukti Penerimaan Negara (BPN)?


Jawaban: Bukti Penerimaan Negara adalah dokumen yang diterbitkan oleh
Direktorat Transformasi Proses Bisnis Direktorat Jenderal Pajak melalui surat
nomor S-29/PJ.13/2014 KPP, yang merupakan bukti sah atas penerimaan
negara yang telah diterima oleh Bendahara Penerimaan Negara (BPN)

3. Siapa yang membuat APBN di Indonesia?


Jawaban: APBN dibuat oleh pemerintah Indonesia, dengan dasar dari rakyat
dan untuk rakyat, khususnya untuk pembangunan infrastruktur, ekonomi, dan
sosial agar kehidupan masyarakat lebih sejahtera

4. Apa yang dimaksud dengan belanja modal?


Jawaban: Belanja modal adalah belanja untuk memperoleh aset tetap

5
5. Jangka waktu berlakunya APBN adalah berapa tahun?
Jawaban: Jangka waktu berlakunya APBN adalah 3 tahun

6. Apa yang dilakukan pemerintah jika terjadi surplus anggaran?


Jawaban: Jika terjadi surplus anggaran, pemerintah akan menambah dana
bagi program pembangunan

7. Apa yang dilakukan pemerintah jika terjadi defisit anggaran?


Jawaban: Jika terjadi defisit anggaran, pemerintah akan memotong anggaran
belanja negara

8. Apa yang dimaksud dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)?


Jawaban: Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah badan usaha yang
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara

9. Apa yang dimaksud dengan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)?


Jawaban: Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) adalah penerimaan
negara yang berasal dari sumber-sumber selain pajak, seperti retribusi, hasil
pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, dan lain-lain

10. Apa yang dimaksud dengan Surat Perintah Membayar (SPM)?


Jawaban: Surat Perintah Membayar (SPM) adalah surat yang diterbitkan oleh
Bendahara Pengeluaran Negara (BPN) sebagai dasar pembayaran atas
pengeluaran yang telah disetujui oleh pejabat yang berwenang

Anda mungkin juga menyukai