Oleh
Wawan Kurniawan
A1011201223
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
1
2
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyusunan anggaran, baik di rumah tangga maupun perusahaan, selalu
dihadapkan pada ketidakpastian dalam hal penerimaan dan pengeluaran.
Misalnya, sisi penerimaan dalam anggaran rumah tangga akan sangat
bergantung pada ada tidaknya perubahan gaji/upah bagi rumah tangga yang
memilikinya. Lalu, dari sisi pengeluaran, bahwa anggaran rumah tangga
banyak dipengaruhi perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi. Lalu,
pada sisi penerimaan dalam anggaran perusahaan banyak ditentukan oleh hasil
penjualan produk, yang mana itu dipengaruhi oleh daya beli masyarakat
sebagai cerminan pertumbuhan ekonomi. Adapun sisi pengeluaran dalam
anggaran perusahaan dipengaruhi antara lain oleh perubahan harga bahan
baku, tarif listrik dan bahan bakar minyak (BBM), perubahan ketentuan upah,
dan sebagainya.
Ketidakpastian yang dihadapi rumah tangga dan perusahaan dalam
menyusun anggaran juga dihadapi oleh para perencana anggaran negara yang
bertanggung jawab dalam penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (RAPBN). Setidaknya terdapat enam sumber ketidakpastian
yang berpengaruh besar dalam penentuan volume APBN, yakni: harga minyak
bumi di pasar internasional, kuota produksi minyak mentah yang ditentukan
OPEC, pertumbuhan ekonomi, inflasi, suku bunga, dan nilai tukar Rupiah
terhadap Dolar Amerika (USD). Penetapan angka-angka keenam sumber
tersebut memegang peranan yang sangat penting dalam penyusunan APBN.
Hasil penetapannya disebut sebagai asumsi-asumsi dasar penyusunan
RAPBN.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat rumusan masalah dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
3
4
5
dapat bervariasi dari satu negara ke negara lain, namun secara umum, tujuan
APBN adalah sebagai berikut:
1. Pendanaan Pengeluaran Publik: APBN digunakan untuk membiayai
pengeluaran publik yang meliputi infrastruktur, pelayanan publik,
pendidikan, kesehatan, pertahanan, dan sektor-sektor lain yang
dianggap penting bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
2. Stabilitas Ekonomi: APBN digunakan sebagai alat untuk mencapai
stabilitas ekonomi, seperti mengatur tingkat inflasi, reaksi,
pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas keuangan negara.
3. Distribusi Pendapatan dan Keadilan Sosial: APBN dapat digunakan
untuk mencapai tujuan distribusi pendapatan yang lebih adil dan
keadilan sosial. Pemerintah dapat menggunakan APBN untuk
mengurangi ketegangan ekonomi antara berbagai kelompok
masyarakat, seperti melalui program-program perlindungan sosial,
subsidi bagi kelompok yang membutuhkan, atau kebijakan
redistribusi pendapatan.
4. Pemenuhan Kewajiban Negara: APBN digunakan untuk membiayai
kewajiban-kewajiban yang melekat pada negara, seperti pembayaran
utang negara, pembiayaan operasional pemerintah, serta pembiayaan
aparatur negara seperti pegawai negeri, angkatan bersenjata, dan
kepolisian.
5. Pengaturan Kebijakan Fiskal: APBN digunakan untuk mengatur
kebijakan fiskal yang dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi, seperti
kebijakan perpajakan, pengaturan tarif bea dan cukai, serta insentif
fiskal untuk mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi.
6. Pengendalian Defisit dan Utang Negara: APBN digunakan untuk
mengendalikan defisit anggaran dan mengelola utang negara.
Pemerintah harus memastikan bahwa pengeluaran tidak melebihi
penerimaan yang tersedia, sehingga anggaran pengurangan dapat
dikurangi dan pengelolaan utang negara dapat dilakukan secara
bijaksana.
6
C. Struktur APBN
D. Siklus APBN
E. Fungsi APBN
legislatif dalam melihat persoalan yang ada dalam masyarakat dan diwujudkan
dalam bentuk kebijakan di bidang anggaran. Menentukan prioritas bukan soal
mudah. Hal ini terkait dengan pertimbangan ekonomi, sosial, dan politik, di mana
masing-masing unsur tersebut saling tarik-menarik kepentingan untuk
memengaruhi kebijakan yang diambil oleh pembentuk peraturan. Keputusan
penentuan prioritas harus berdasarkan pada kepentingan dan kebutuhan
masyarakat, meski tetap dibatasi dengan criteria tertentu. Dari perspektif politik,
orientasi dasar dari peranan DPR dalam penganggaran saat ini berhadapan dengan
isu-isu krusial pemerintahan, di antaranya berkaitan dengan penanggulangan
kemiskinan, peningkatan aksesibilitas dan kualitas pelayanan dasar di bidang
pendidikan dan kesehatan, serta pemberantasan korupsi dan reformasi birokrasi.
Dalam situasi demikian, anggota DPR selalu dituntut untuk mampu mencari
upaya perbaikan pemerintahan dari sisi pengelolaan keuangan.
Anggota DPR sebagai wakil rakyat diharapkan mampu merepresentasikan
aspirasi dan kepentingan warga ke dalam proses penganggaran. Ethos dan hasil
kerja anggota DPR demikian akan meningkatkan kapasitas modal politik yang
memang dibutuhkan oleh anggota DPR dan struktur politik pendukungnya. Dalam
sistem politik demokrasi terdapat ruang yang jelas antara penguasa dan rakyat
dalam proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik. Ruang rakyat harus
memiiki kekuatan pressure terhadap proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan
publik. Begitupun dengan APBN, harus tersedia ruang bagi masyarakat untuk
memengaruhinya agar kebijakan anggaran menjadi berpihak pada kepentingan
masyarakat. Anggaran haruslah diprioritaskan untuk kegiatan publik dalam rangka
Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
20
21
B. Saran
Tentunya masih banyak lagi yang perlu atau bisa kita pelajari mengenai
APBN ini, seperti untuk apa saja digunakannya atau bagaimana mekanisme
atau proses penyusunan APBN dan juga banyak hal lainnya lagi yang bisa
kita pelajari berkenaan dengan segala sesuatu hal yang berhubungan dengan
APBN.
Demokrasi sebagai sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat haruslah
mampu memberikan jaminan pertanggungjawaban penyelenggara Negara
kepada rakyat. Dalam hal ini penggunaan anggaran oleh pemerintah bukan
berarti bebas sebebas-bebasnya namun tetap ada tanggungjawab menjalankan
pemerintahan. APBN dirasa kurang tepat dan tidak berpihak pada
kesejahteraan masyarakat, maka harus segera dikoreksi. APBN memang
harus diaudit dan dipertanggungjawabkan kepada rakyat, karena rawan
adanya kemungkinan kerjasama antara pemerintah dengan wakil rakyat untuk
dipolitisasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://jakartapedia.bpadjakarta.net/index.php/
Anggaran_Pendapatan_dan_Belanja_Negara_(APBN)
http://www.kemenkeu.go.id/transfer-ke-daerah
https://www.pajakku.com/read/6396a34fb577d80e806f882a/Mengenal-APBN-
dan-APBD-