Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi
daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara
selama satu tahun anggaran bisa dibaratkan sebagai anggaran rumah tangga ataupun anggaran
perusahaan yang memiliki dua sisi, yaitu sisi penerimaan dan sisi pengeluaran.
Penyusunan anggaran senantiasa dihadapkan pada ketidakpastian pada kedua sisi. Misalnya, sisi
penerimaan anggaran rumah tangga akan sangat tergantung pada ada atau tidaknya perubahan
gaji/upah bagi rumah tangga yang memilikinya.
Demikian pula sisi pengeluaran anggaran rumah tangga, banyak dipengaruhi perubahan
harga barang dan jasa yang dikonsumsi. Sisi penerimaan anggaran perusahaan banyak ditentukan
oleh hasil penerimaan dari penjualan produk, yang dipengaruhi oleh daya beli masyarakat
sebagai cerminan pertumbuhan ekonomi.

Adapun sisi pengeluaran anggaran perusahaan dipengaruhi antara lain oleh perubahan
harga bahan baku, tarif listrik dan bahan bakar minyak (BBM), perubahan ketentuan upah, yang
secara umum mengikuti perubahan tingkat harga secara umum. Ketidakpastian yang dihadapi
rumah tangga dan perusahaan dalam menyusun anggaran juga dihadapi oleh para perencana
anggaran negara yang bertanggungjawab dalam penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (RAPBN). Setidaknya terdapat enam sumber ketidakpastian yang berpengaruh
besar dalam penentuan volume APBN yakni (i) harga minyak bumi di pasar internasional; (ii)
kuota produksi minyak mentah yang ditentukan OPEC; (iii) pertumbuhan ekonomi; (iv) inflasi;
(v) suku bunga; dan (vi) nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika (USD). Penetapan angka-
angka keenam unsure diatas memegang peranan yang sangat penting dalam penyusunan APBN.
Hasil penetapannya disebut sebagai asum-asumsi dasar penyusunan RAPBN. Penerimaan dan
pengeluaran untuk anggaran negara lazim disebut pendapatan dan belanja.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan alat utama pemerintah
untuk mensejahterakan rakyatnya dan sekaligus alat pemerintah untuk mengelola perekonomian
negara. Sebagai alat pemerintah, APBN bukan hanya menyangkut keputusan ekonomi, namun
juga menyangkut keputusan politik. Dalam konteks ini, DPR dengan hak legislasi,
penganggaran, dan pengawasan yang dimilikinya perlu lebih berperan dalam mengawal APBN.
sehingga APBN benar-benar dapat secara efektif menjadi instrumen untuk mensejahterakan
rakyat dan mengelola perekonomian negara dengan baik.
Dalam rangka mewujudkan good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan
negara, sejak beberapa tahun yang lalu telah diintrodusir Reformasi Manajemen Keuangan
Pemerintah. Reformasi tersebut mendapatkan landasan hukum yang kuat dengan telah
disahkannya UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang
PerbendaharaanNegara, dan UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui peranan dan fungsi APBN dalam
pengalokasian sumber-sumber pendapatan suatu Negara untuk mensejahterakan kehidupan
masyarakat dan bangsa dan Negara.
1. Pengertian Ruang Lingkup APBN
2. Mengetahui berbagai bentuk Struktur dan susunan APBN
3. Dapat mengetahui tentang Prinsip-prinsip dalam APBN
4. Bagaimanakah bentuk Anggaran pendapatan dan pengeluaran Negara
5. Mengetahui Tentang Surplus Dan Keseimbangan dalam APBN
C. Tujuan
Tujuan yang ingin di capai dalam penulisan makalah ini yaitu dapat memberikan suatu solusi
yang tepat agar di dalam suatu Negara bisa memberikan wujud yang nyata dalam pengolahan
dana dan pengalokasian sumber – sumber pendapatan Negara atau pengeluaran Negara, jadi
kami sebagai penyusun makalah ini sangat berharap sekali agar prekonomian Negara kita ini
tidak mengalami keterpurukan dan masyarakat Indonesia bisa hidup dengan sejahtera
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Ruang Lingkup APBN


Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan PerwakilanRakyat. (Pasal 1 angka 7, UU No.
17/2003). Merujuk Pasal 12 UU No. 1/2004.
tentang Perbendaharaan Negara, APBN dalam satu tahun anggaran meliputi:
a. Hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan.
b. Kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan
c. Penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akanditerima
kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran
berikutnya.
Semua penerimaan dan pengeluaran negara dilakukan melalui rekening kas umum
negara. (Pasal 12 ayat (2) UU No. 1/2004)Tahun anggaran adalah periode pelaksanaan APBN
selama 12 bulan. Sejak tahun 2000, Indonesia menggunakan tahun kalender sebagai tahun
anggaran, yaitu dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. Sebelumnya, tahun
anggaran dimulai tanggal 1 April sampai dengan 31 Marettahun berikutnya. Penggunaan tahun
kalender sebagai tahun anggaran ini kemudian dikukuhkan dalam UU Keuangan Negara dan UU
Perbendaharaan Negara (Pasal 4 UU No. 17/2003 dan Pasal 11 UU No. 1/2004).

Sebagaimana ditegaskan dalam Bagian Penjelasan UU No. 17/2003,anggaran adalah alat


akuntabilitas, manajemen, dan kebijakan ekonomi. Sebagai fungsi akuntabilitas, pengeluaran
anggaran hendaknya dapatdipertanggungjawabkan dengan menunjukkan hasil (result) berupa
outcome atau setidaknya output dari dibelanjakannya dana-dana publik tersebut. Sebagai alat
manajemen, sistem penganggaran selayaknya dapat membantu aktivitas berkelanjutan untuk
memperbaiki efektifitas dan efisiensi program pemerintah.Sedangkan sebagai instrumen
kebijakan ekonomi, anggaran berfungsi untukmewujudkan pertumbuhan dan stabilitas
perekonomian serta pemerataan pendapatan dalam rangka mencapai tujuan bernegara.
Merujuk Pasal 3 Ayat (4) UU No. 17/2003, APBN mempunyai fungsi otorisasi,
perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi dan stabilisasi. Fungsi otorisasi mengandung arti
bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun
yang bersangkutan. Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi
pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan. Fungsi
pengawasan mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi pedoman untuk menilai apakah
kegiatan penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Fungsi alokasi mengandung arti bahwa Anggaran negara harus diarahkan untuk
mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan
efektifitas perekonomian. Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan anggaran negara
harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa
anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan
fundamental perekonomian.

Fungsi Anggaran Pendapatan Belanja Negara ( APBN )


1. Fungsi alokasi, yaitu penerimaan yang berasal dari pajak dapat dialokasikan untuk
pengeluaran yang bersifat umum, seperti pembangunan jembatan, jalan, dan taman umum.

2. Fungsi distribusi, yaitu pendapatan yang masuk bukan hanya digunakan untuk kepentingan
umum,tetapi juga dapat dipindahkan untuk subsidi dan dana pensiun.

3. Fungsi stabilisasi, yaitu Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) berfungsi sebagai
pedoman agar pendapatan dan pengeluaran keunagn negara teratur sesuai dengan di
terapkan.Jika pemndapatan dipakai sesuai dengan yang di terapkan, Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (APBN) berfungsi sebagai stabilisator.

 Struktur Dan Susunan APBN


Struktur APBN terdiri dari pendapatan negara dan hibah, belanja negara, keseimbangan
primer, surplus/defisit, dan pembiayaan. Sejak Tahun 2000, Indonesia telah menguba komposisi
APBN dari T-account menjadi I-account sesuai dengan standar statistik keuangan pemerintah,
Government Finance Statistics (GFS).
1. Pendapatan Negara dan Hibah.
Penerimaan APBN diperoleh dari berbagai sumber. Secara umum yaitu penerimaan pajak
yang meliputi pajak penghasilan (PPh), pajak pertambahan nilai (PPN), Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), Cukai, dan Pajak
lainnya, serta Pajak Perdagangan (bea masuk dan pajak/pungutan ekspor) merupakan sumber
penerimaan utama dari APBN.
Selain itu, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) meliputi penerimaan dari sumber
daya alam, setoran laba BUMN, dan penerimaan bukan pajak lainnya, walaupun memberikan
kontribusi yang lebih kecil terhadap total penerimaananggaran,jumlahnya semakin meningkat
secara signifikan tiap tahunnya Berbeda dengansistem penganggaran sebelum tahun anggaran
2000, pada system penganggaran saat ini sumber-sumber pembiayaan (pinjaman) tidak lagi
dianggap sebagai bagian dari penerimaan.
Dalam pengadministrasian penerimaan negara, departemen/lembaga tidak boleh
menggunakan penerimaan yang diperolehnya secara langsung untuk membiayai kebutuhannya.
Beberapa pengeculian dapat diberikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan terkait.

2. Belanja Negara.
Belanja negara terdiri atas anggaran belanja pemerintah pusat, dana perimbangan, serta
dana otonomi khusus dan dana penyeimbang.nSebelum diundangkannya UU No. 17/2003,
anggaran belanja pemerintah pusat dibedakan atas pengeluaran rutin dan pengeluaran
pembangunan. UU No. 17/2003 mengintrodusing uniffied budget sehingga tidak lagi ada
pembedaan antara pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. Dana perimbangan terdiri
atas dana bagi hasil, dana alokasi umum (DAU), dan dana alokasi khusus (DAK). Sementara itu,
dana otonomi khusus dialokasikan untuk provinsi Daerah Istimewa Aceh dan provinsi Papua.

3. Defisit dan Surplus.


Defisit atau surplus merupakan selisih antara penerimaan dan pengeluaran. Pengeluaran
yang melebihi penerimaan disebut defisit; sebaliknya, penerimaan yang melebihi pengeluaran
disebut surplus. Sejak Tahun 2000, Indonesia menerapkan anggaran defisit menggantikan
anggaran berimbang dan dinamis yang telah digunakan selama lebih dari tiga puluh tahun.
Dalam tampilan APBN, dikenal dua istilah defisit anggaran, yaitu: keseimbangan primer
(primary balance) dan keseimbangan umum (overall balance). Keseimbangan primer adalah
total penerimaan dikurangi belanja tidak termasuk pembayaran bunga. Keseimbangan umum
adalah total penerimaan dikurangi belanja termasuk pembayaran bunga.

4. Pembiayaan.
Pembiayaan diperlukan untuk menutup defisit anggaran. Beberapa sumber pembiayaan
yang penting saat ini adalah: pembiayaan dalam negeri (perbankan dan non perbankan) serta
pembiayaan luar negeri (netto) yang merupakan selisih antara penarikan utang luar negeri (bruto)
dengan pembayaran cicilan pokok utang luar negerI.

 Prinsip-prinsip Dalam APBN


1. Prinsip Anggaran APBN
2. Prinsip Anggaran dinamis
3. Prinsip Anggaran Fungsional
Sejak tahun 1999 tidak lagi digunakan prinsip anggaran berimbang dalam menyusun APBN.
APBN disusun berdasarkan prinsip anggaran defisit.

a. Prinsip Anggaran Defisit


Bedanya dengan prinsip anggaran berimbang adalah bahwa pada anggaran defisit ditentukan :
 Pinjaman LN tidak dicatat sebagai sumber penerimaan melainkan sebagai sumber
pembiayaan.
 Defisit anggaran ditutup dengan sumber pembiayaan DN + sumber pembiayaan LN
(bersih)

Anggaran Defisit
PNH – BN = DA
DAP = AP – TP
PbDN = PkDN + Non-Pk DN
PbLN = PPLN – PC PULN
Keterangan :
PNH = pendapatan negara dan hibah
BN = belanja negara
DA = defisit Anggaran
PbDN= pembiayaan DN
PkDN= Perbankan DN
Non-PkDN = Non-Perbankan DN
PbLN= pembiayaan LN
PPLN= penerimaan pinjaman LN
PCPULN = pembayaran cicilan pokok Utang luar Negeri
BLN = bantuan luar negeri

Anggaran Berimbang
PDN – PR = TP
DAP = AP – TP
Keterangan :
PDN = Pendapatan DN
PR = Pengeluaran Rutin
TP = Tabungan Pemerintah
DAP = Defisit Anggaran Pembangunan
AP = Anggaran Pembangunan

b. Prinsip Anggaran Dinamis


Ada anggaran dinamis absolut dan anggaran dinamis relatif.
 Anggaran bersifat dinamis absolut apabila Tabungan Pemerintah (TP) dari tahun ke
tahun terus meningkat.
 Anggaran bersifat dinamis relatif apabila prosentase kenaikan TP (TP) terus meningkat
atau prosentase ketergantungan pembiayaan pembangunan dari pinjaman luar negeri
terus menurun.
c. Prinsip Anggaran Fungsional
 Anggaran fungsional berarti bahwa bantuan/ pinjaman LN hanya berfungsi untuk
membiayai anggaran belanja pembangunan (pengeluaran pembangunan) dan bukan untuk
membiayai anggaran belanja rutin.
 Prinsip ini sesuai dengan azas “bantuan luar negeri hanya sebagai pelengkap” dalam
pembiayaan pembangunan. Artinya semakin kecil sumbangan bantuan/ pinjaman luar
negeri terhadap pembiayaan anggaran pembangunan, maka makin besar fungsionalitas
anggaran.

Instrumen Kebijakan Fiskal


a. Pembiayaan fungsional
 Pengeluaran pemerintah ditentukan dengan melihat akibat-akibat tidak langsung terhadap
pendapatan nasional.
 Pajak dipakai untuk mengatur pengeluaran swasta, bukan untuk meningkatkan
penerimaan pemerintah.
 Pinjaman dipakai sebagai alat untuk menekan inflasi lewat pengurangan dana yang ada di
masyarakat.

b. Pengeluaran Anggaran
 Pengeluaran pemerintah, perpajakan dan pinjaman dipergunakan secara terpadu untuk
mencapai kestabilan ekonomi.
 Dalam jangka panjang diusahakan adanya anggaran belanja seimbang. Namun pada
masa depresi digunakan anggaran defisit
Analisis Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal secara umum diarahkan pada empat sasaran utama :
a. Menciptakan stimulus fiskal
Guna menciptakan stimulus fiskal dengan sasaran penerimaan manfaat yang lebih tepat,
pemerintah telah mengeluarkan peraturan-peraturan administratif dan menciptakan mekanisme
penyaluran dana secara transparan.
b. Memperkuat Basis Penerimaan
Upaya memperkuat basis penerimaan ditempuh melalui perbaikan administrasi dan
struktur pajak, ekstensifikasi penerimaan pajak dan bukan pajak, seperti penjualan saham
BUMN, penjualan asset BPPN.
c. Mendukung Program Rekapitalisasi Perbankan
Upaya untuk menunjang program rekapitalisasi dan penyehatan perbankan dilakukan
dengan memasukkan biaya restruktursiasi perbankan ke dalam APBN.
d. Mempertahankan Prinsip Pembiayaan Defisit
 Pemerintah tetap mempertahankan prinsip untuk tidak menggunakan pembiayaan
defisit anggaran dari bank sentral dan bank-bank di dalam negeri.
 Pemerintah tetap mengupayakan pinjaman dari luar negeri, yang diperboleh dari
lembaga keuangan internasional seperti bank Dunia, ADB, dan OECF serta sejumlah
negara sahabat secara bilateral, terutama dalam kerangka CGI.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat kami simpulkan bahwa dalam APBN (anggara pendapatan
belanja Negara), adalah hasil dari perencanaan yang berupa daftar mengenai bermacam-macam
kegiatan terpadu,baik yang menyakut penerimaan maupun pengeluarannya yang dinyatakan
dalam satuan uang dalam jangkah waktu tertentu,biasanya adalah satu tahun.
MAKALAH
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
(APBN)

NAMA : ELVIRA NOPIYANTI


NIM : 11.12.11.00.41

UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG


FAKULTAS EKONOMI
2013
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr . Wb .

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan perkenannya,
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul :“ Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara “ Walaupun tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang kami hadapi, tiadadaya dan
upaya kecuali dengan pertolongan Allah SWT. Walaupun demikian ,makalah yang kami buat ini
masih terdapat kekurangan dan belum dikatakan sempurna karena keterbatasan kemampuan
kami dalam menyempurnakan makalah ini .

Wasalamualaikum Wr . Wb .

Anda mungkin juga menyukai