Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

APBN dan Hutang Negara


Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ekonomi Publik

Dosen Pengampu:
Beny Benfidastofo, SPt., MM

Disusun oleh:
Kelompok 8

PRODI PERBANKAN SYARIAH


SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM LPPM PADALARANG BANDUNG BARAT
2021
Anggota kelompok:

Ayu Lestari 2019.02.004


Dito Ramdani 2019.02.007
Fudla Nur Fauziah 2019.02.009
Halimatu Pramesti 2019.02.011
Maudyna Azzahra Aktadiary 2019.02.014
Ragil Anggoro Saputra 2019.02.022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“APBN dan Hutang Negara” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Ekonomi Publik. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang bagaimana bentuk anggaran pendapatan belanja
negara dan hubungannya dengan hutang negara bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu/Bapak dosen yang telah


memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaannya makalah ini.

Bandung Barat, Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1. 1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

1. 2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

1. 3 Tujuan Penulisan .......................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 4

2. 1 Pengertian APBN ......................................................................................... 4

2. 2 Bentuk Struktur dan Susunan APBN ........................................................... 5

2. 3 Prinsip – Prinsip APBN ................................................................................ 7

2. 4 Pengertian Hutang Negara ............................................................................ 9

2. 5 Jenis – Jenis Hutang Negara ....................................................................... 10

2. 6 Penyebab terjadinya Hutang Negara .......................................................... 12

2. 7 Hutang Negara dalam APBN ..................................................................... 15

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 17

3. 1 Kesimpulan ................................................................................................. 17

3. 2 Saran ........................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Sebagai suatu rumah tangga, seperti halnya rumah tangga keluarga,


Pemerintah (Rumah Tangga Negara) sama-sama membutuhkan biaya untuk
membiayai kegiatan-kegiatannya. Oleh karena itu harus ada dana untuk membiayai
atas kegiatan yang dilakukan. Pendapatan yang dikumpulkan oleh suatu negara
adalah dana yang akan dipergunakan untuk membiayai semua kegiatan yang akan
dan sedang dilaksanakan oleh negara tersebut sehingga tujuan utama negara
tercapai yaitu menciptakan masyarakat adil dan makmur. Untuk mencatat semua
pendapatan dan pembiayaan yang dilakukan oleh negara diperlukan adanya suatu
daftar. Daftar terperinci mengenai penerimaan dan pengeluaran suatu negara dalam
jangka waktu tertentu itulah yang dinamakan dengan APBN (Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara).

Anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) merupakan perwujudan


dari usaha dan kewajiban pemerintah dalam mengolah keuangan negara. Menurut
pasal 23 ayat (1) UUD 1945, menyebutkan bahwa “Anggaran pendapatan dan
belanja negara adalah perwujudan dari pengolahan keuangan negara,di tetapkan
setiap tahun menurut UU dan di laksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab
sebesar–besarnya untuk kemakmuran rakyat”.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana


keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat
rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran bisa
dibaratkan sebagai anggaran rumah tangga ataupun anggaran perusahaan yang
memiliki dua sisi, yaitu sisi penerimaan dan sisi pengeluaran.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan alat utama


pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya dan sekaligus alat pemerintah untuk
mengelola perekonomian negara. Sebagai alat pemerintah, APBN bukan hanya

1
menyangkut keputusan ekonomi, namun juga menyangkut keputusan politik.
Dalam konteks ini, DPR dengan hak legislasi, penganggaran, dan pengawasan yang
dimilikinya perlu lebih berperan dalam mengawal APBN sehingga APBN benar-
benar dapat secara efektif menjadi instrumen untuk mensejahterakan rakyat dan
mengelola perekonomian negara dengan baik.

Dalam hal ini APBN sangat erat kaitannya dengan pembangunan. Maka dari
itu, untuk memenuhi pembangunan tersebeut Pemerintah meminjam dana untuk
mengurangi jumlah defisit. Utang Negara atau pinjaman luar negeri adalah sebagian
dari total utang suatu Negara yang diperoleh dari para kreditor di luar Negara
tersebut.

Dalam jangka pendek, utang luar negeri sangat membantu pemerintah


Indonesia dalam upaya menutup defisitt anggaran pendapatan dan belanja Negara,
akibat pembiayaan pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan yang cukup
besar. Pinjaman luar negeri adalah semua pinjaman yang menimbulkan kewajiban
membayar kembali terhadap pihak luar negeri baik dalam valuta asing maupun
dalam rupiah. Termasuk dalam pengertian pinjaman luar negeri adalah pinjaman
dalam negeri yang menimbulkan kewajiban membayar kembali terhadap pihak luar
negeri.

Pinjaman luar negeri yang diterima pemerintah, dimaksudkan sebagai


pelengkap pembiayaan pembangunan, disamping sumber pembiayaan yang berasal
dari dalam negeri berupa hasil perdagangan luar negeri, penerimaan pajak dan
tabungan baik tabungan masyarakat dan sector swasta. Salah satu masalah dalam
pelaksanaan pembangunan ekonomi yang dihadapi Negara-negara berkembang
termasuk Indonesia adalah keterbatasan modal dalam negeri.

1. 2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai


berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan APBN?

2
2. Bagaimana bentuk struktur dan susunan APBN?
3. Apa saja prinsip-prinsip dalam APBN?
4. Apa yang dimaksud dengan hutang negara?
5. Apa saja jenis-jenis hutang negara?
6. Bagaimana penyebab terjadinya hutang negara?
7. Bagaimana hubungan utang negara dalam APBN?

1. 3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian dari APBN.


2. Untuk mengetahui bentuk struktur dan susunan APBN.
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip APBN.
4. Untuk mengetahui pengertian dari hutang negara.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis hutang negara.
6. Untuk mengetahui penyebab terjadinya hutang negara.
7. Untuk mengetahui hubungan hutang negara dalam APBN.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 Pengertian APBN

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana


keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat (Pasal 1 angka 7, UU No. 17/2003). Merujuk Pasal 12 UU No. 1/2004
tentang Perbendaharaan Negara, APBN dalam satu tahun anggaran meliputi:

a. Hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih;
b. Kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan
bersih;
c. Penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akan
diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun
pada tahun-tahun anggaran berikutnya.

Semua penerimaan dan pengeluaran negara dilakukan melalui rekening kas


umum negara (Pasal 12 ayat (2) UU No. 1/2004). Tahun anggaran adalah periode
pelaksanaan APBN selama 12 bulan. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci
yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun
anggaran (1 Januari – 31 Desember).

APBN merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran dan pendapatan


negara dalam rangka membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan
pembangunan, mencapai pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan
nasional, mencapai stabilitas perekonomian, dan menentukan arah serta prioritas
pembangunan secara umum. Fungsi APBN agar dapat berjalan secara optimal,
maka sistem anggaran dan pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran harus
dilakukan dengan cermat dan sistimatis.

Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan kalau APBN menjadi sebuah


daftar yang memuat rincian berbagai sumber pendapatan negara dan jenis-jenis
pengeluaran negara dalam satu tahun. APBN juga menjadi alat untuk mengontrol

4
kegiatan pemerintah sehingga pemerintah memiliki acuan yang jelas mengenai
pengeluaran dan pendapatan negara dalam kurun waktu tertentu.

2. 2 Bentuk Struktur dan Susunan APBN

1. Pendapatan Negara dan Hibah

Penerimaan APBN diperoleh dari berbagai sumber. Secara umum yaitu


penerimaan pajak yang meliputi pajak penghasilan (PPh), pajak pertambahan
nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan Bangunan (BPHTB), Cukai, dan Pajak lainnya, serta Pajak Perdagangan
(bea masuk dan pajak/pungutan ekspor) merupakan sumber penerimaan utama
dari APBN.

Selain itu, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) meliputi penerimaan


dari sumber daya alam, setoran laba BUMN, dan penerimaan bukan pajak
lainnya, walaupun memberikan kontribusi yang lebih kecil terhadap total
penerimaan anggaran, jumlahnya semakin meningkat secara signifikan tiap
tahunnya Berbeda dengan sistem penganggaran sebelum tahun anggaran 2000,
pada system penganggaran saat ini sumber-sumber pembiayaan (pinjaman)
tidak lagi dianggap sebagai bagian dari penerimaan.

Dalam pengadministrasian penerimaan negara, departemen/lembaga


tidak boleh menggunakan penerimaan yang diperolehnya secara langsung untuk
membiayai kebutuhannya. Beberapa pengeculian dapat diberikan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan terkait.

Pendapatan Negara dan Hibah

a. Penerimaan Pajak
b. Penerimaan Bukan Pajak (PNBK)

2. Belanja Negara

Belanja negara terdiri atas anggaran belanja pemerintah pusat, dana


perimbangan, serta dana otonomi khusus dan dana penyeimbang. Sebelum

5
diundangkannya UU No. 17/2003, anggaran belanja pemerintah pusat
dibedakan atas pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. UU No.
17/2003 mengintrodusing uniffied budget sehingga tidak lagi ada pembedaan
antara pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan.

Dana perimbangan terdiri atas dana bagi hasil, dana alokasi umum
(DAU), dan dana alokasi khusus (DAK). Sementara itu, dana otonomi khusus
dialokasikan untuk provinsi Daerah Istimewa Aceh dan provinsi Papua.

Belanja Negara

a. Belanja pemerintah pusat


• Pengeluaran Rutin
• Pengeluaran Pembangunan
b. Anggaran Belanja untuk Daerah
• Dana perimbangan
• Dana otonomi khusus dan penyeimbang

3. Defisit dan Surplus

Defisit atau surplus merupakan selisih antara penerimaan dan


pengeluaran. Pengeluaran yang melebihi penerimaan disebut defisit,
sebaliknya, penerimaan yang melebihi pengeluaran disebut surplus.Sejak
Tahun 2000, Indonesia menerapkan anggaran defisit menggantikan anggaran
berimbang dan dinamis yang telah digunakan selama lebih dari tiga puluh
tahun.

Dalam tampilan APBN, dikenal dua istilah defisit anggaran, yaitu:


keseimbangan primer (primary balance) dan keseimbangan umum
(overallbalance). Keseimbangan primer adalah total penerimaan dikurangi
belanja tidak termasuk pembayaran bunga. Keseimbangan umum adalah total
penerimaan dikurangi belanja termasuk pembayaran bunga.

4. Pembiayaan

6
Pembiayaan diperlukan untuk menutup defisit anggaran. Beberapa
sumber pembiayaan yang penting saat ini adalah: pembiayaan dalam negeri
(perbankan dan non perbankan) serta pembiayaan luar negeri (netto) yang
merupakan selisihantara penarikan utang luar negeri (bruto) dengan
pembayaran cicilan pokok utang luar negeri.

Pembiayaan

a. Pembiayaan dalam negeri


• Perbankan Dalam Negeri
• Non-Perbankan dalam negeri
➢ Privatisasi
➢ Penjualan aset program restruk perbankan
➢ Penjualan obligasi pemerintah

b. Pembiayaan Luar Negeir (Neto)


• Penarikan pinjaman Ln (bruto)
➢ Pinjaman program
➢ Pinjaman proyek
• Pembayaran cicilan pokok utang luar negeri

2. 3 Prinsip – Prinsip APBN


APBN disusun dengan tujuan sebagai pedoman pendapatan dan belanja
dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan negara. Dengan APBN diharapkan
kesalahan, pemborosan, dan penyelewengan yang merugikan dapat dihindari.
APBN disusun untuk dilaksanakan sesuai aturan dan prinsip, sehingga mampu
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja, dan kemakmuran bangsa.

Adapun prinsip-prinsip dalam APBN adalah sebagai berikut:

1. Anggaran Berimbang

Kebijakan anggaran berimbang ialah kebijakan anggaran yang jumlah


penerimaan (dari sektor migas, nonmigas, dan pajak) dengan pengeluaran

7
pemerintah sama besarnya. Indonesia selama Pembangunan Jangka Panjang tahap
I/PJP I (1969/1970–1994/1995) menerapkan anggaran berimbang dinamis.

2. Anggaran Tidak Berimbang

Anggaran tidak berimbang dibedakan atas anggaran defisit (defisit budget)


dan anggaran surplus (surplus budget). Pada tahun tertentu, pemerintah pada
umumnya mengalami surplus atau defisit dalam anggarannya. Defisit anggaran
terjadi jika pengeluaran melebihi penerimaan dari pajak dan migas. Kebijakan
anggaran defisit ditempuh jika pemerintah ingin meningkatkan pertumbuhan
ekonomi. Hal ini dilakukan jika perekonomian dalam keadaan resesi. Defisit
anggaran bukan hal yang baru dalam kebijakan fiskal suatu negara. Pengoperasian
anggaran defisit merupakan alat kebijakan fiskal yang memungkinkan pemerintah
memengaruhi permintaan agregat dan lapangan kerja suatu perekonomian.

3. Prinsip Anggaran Defisit

Bedanya dengan prinsip anggaran berimbang adalah bahwa pada anggaran


defisit ditentukan :

• Pinjaman LN tidak dicatat sebagai sumber penerimaan melainkan sebagai


sumber pembiayaan.
• Defisit anggaran ditutup dengan sumber pembiayaan DN + sumber
pembiayaan LN (bersih)
4. Prinsip Anggaran Dinamis

Ada anggaran dinamis absolut dan anggaran dinamis relatif.

• Anggaran bersifat dinamis absolut apabila Tabungan Pemerintah (TP) dari


tahun ke tahun terus meningkat.
• Anggaran bersifat dinamis relatif apabila prosentase kenaikan TP terus
meningkat atau prosentase ketergantungan pembiayaan pembangunan dari
pinjaman luar negeri terus menurun.
5. Prinsip Anggaran Fungsional

8
Anggaran fungsional berarti bahwa bantuan/ pinjaman LN hanya berfungsi
untuk membiayai anggaran belanja pembangunan (pengeluaran pembangunan) dan
bukan untuk membiayai anggaran belanja rutin. Prinsip ini sesuai dengan azas
“bantuan luar negeri hanya sebagai pelengkap” dalam pembiayaan pembangunan.
Artinya semakin kecil sumbangan bantuan/ pinjaman luar negeri terhadap
pembiayaan anggaran pembangunan, maka makin besar fungsionalitas anggaran.

6. Anggaran Surplus

Kebijakan ini dijalankan bila keadaan ekonomi sedang dilanda inflasi


(kenaikan harga secara terus-menerus), sehingga anggaran harus menyesuaikan
kenaikan harga barang atau jasa.

2. 4 Pengertian Hutang Negara

Utang Negara adalah sebagian dari total utang suatu negara yang diperoleh
dari para kreditor di luar negara tersebut. Penerima utang dapat berupa pemerintah,
perusahaan atau perorangan. Bentuk utang dapat berupa uang yang diperoleh dari
bank swasta, pemerintah negara lain atau lembaga keuangan internasional seperti
IMF dan Bank Dunia.

Dari aspek materiil, utang negara merupakan arus masuk modal dari luar ke
dalam negeri yang dapat menambah modal yang ada di dalam negeri. Aspek formal
mengartikan utang negara sebagai penerimaan atau pemberian yang dapat
digunakan untuk meningkatkan investasi guna menunjang pertumbuhan ekonomi.

Utang atau dalam konteks ini utang negara berdasarkan Undang-Undang


nomor 1 tahun 2004 merupakan jumlah uang yang wajib dibayar pemerintah pusat
dan/atau kewajiban pemerintah pusat yang dapat dinilai dengan uang berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, perjanjian, atau berdasarkan sebab
lain yang sah.

Utang sering kali menjadi permasalahan yang pelik dalam lingkup nasional,
karena telah tertanam dalam benak mayoritas masyarakat sebuah doktrin general
yang memberikan sinyal buruk terhadap utang, khususnya utang negara. Namun

9
ternyata utang merupakan salah satu bagian penting dalam menetapkan kebijakan
fiskal (APBN) dimana juga merupakan begian dari suatu sistem besar yang disebut
pengelolaan ekonomi.

Tujuan dari pengelolaan ekonomi tersebut adalah:

1. Menciptakan kemakmuran rakyat dalam bentuk:


a. Penciptaan kesempatan kerja.
b. Mengurangi kemiskinan.
c. Menguatkan pertumbuhan ekonomi.
2. Menciptakan keamanan.

2. 5 Jenis – Jenis Hutang Negara

1. Utang Luar Negeri

Utang luar negeri adalah utang yang berasal dari orang-orang atau
lembaga-lembaga negara lain. Utang luar negeri biasanya bersifat sukarela,
kecuali bila ada suatu kekuasaan dari suatu negara atas negara lain. Utang luar
negeri pemerintah adalah utang yang dimiliki oleh pemerintah pusat, terdiri
dari utang bilateral, multilateral, fasilitas kredit ekspor, komersial, leasing dan
Surat Berharga Negara (SBN) yang diterbitkan di luar negeri dan dalam negeri
yang dimiliki oleh bukan penduduk. Pinjaman luar negeri adalah setiap
penerimaan negara baik dalam bentuk devisa dan/atau devisa yang
dirupiahkan, rupiah, maupun dalam bentuk barang dan/atau jasa yang diperoleh
dari pemberi pinjaman luar negeri yang harus dibayar kembali dengan
persyaratan tertentu.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006, bahwa


pinjaman luar negeri adalah setiap penerimaan negara baik dalam bentuk devisa
dan/atau devisa yang dirupiahkan, rupiah, maupun dalam bentuk barang
dan/atau jasa yang diperoleh dari pemberi pinjaman luar negeri yang harus
dibayar kembali dengan persyaratan tertentu. Pemberi pinjaman luar negeri
adalah negara asing (bilateral), lembaga multilateral, lembaga keuangan dan

10
lembaga nonkeuangan asing, dan lembaga keuangan nonasing yang berdomisili
dan melakukan kegiatan usaha di luar wilayah negara Republik Indonesia.

Pinjaman luar negeri dapat ditelaah dari sudut pandang yang berbeda-
beda. Dari sudut pandang pemberi pinjaman atau kreditor, penelaahan akan
lebih ditekankan pada berbagai faktor yang memungkinkan pinjaman itu
kembali pada waktunya dengan perolehan manfaat tertentu. Sedangkan bagi
penerima pinjaman, penelaahan akan lebih ditekankan pada berbagai faktor
yang memungkinkan pemanfaatannya secara maksimal dengan nilai tambah
dan kemampuan pengembalian sekaligus kemampuan untuk meningkatkan
pertumbuhan perekonomian yang lebih tinggi.

2. Utang Dalam Negeri

Utang dalam negeri adalah utang yang berasal dari orang-orang atau
lembaga-lembaga sebagai penduduk negara itu sendiri atau dalam lingkungan
negara itu sendiri. Utang dalam negeri dapat berupa paksaan maupun sukarela.
Utang dalam negeri hanya mencakup pemindahan kekayaan di dalam
masyarakat negara itu sendiri, baik pada saat terjadinya utang, maupun
terjadinya pembayaran bunga dan pengembalian cicilan utang, sedangkan
utang luar negeri mencakup pemindahan kekayaan (dana) dari negara yang
meminjamkan (kreditur) ke negara peminjam (debitur) pada saat terjadinya
utang. Aliran kekayaan yang sebaliknya akan terjadi bila terdapat pembayaran
bunga dan cicilan pokok utang yang bersangkutan.

Utang dalam negeri dapat berubah menjadi utang luar negeri melalui
pembelian surat-surat obligasi oleh para kreditur dari negara lain. Demikian
pula sebaliknya utang luar negeri dapat menjadi utang dalam negeri bila terjadi
pembelian surat-surat obligasi atau surat berharga oleh penduduk negara
debitur dari negara kreditur.

Bedasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2008, Pinjaman


Dalam Negeri (PDN) digunakan untuk membiayai Kegiatan tertentu
Kementerian dan Lembaga (K/L), Pemerintah Daerah (Pemda), dan Badan

11
Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam PP tersebut juga menyebutkan bahwa
sumber pendanaan PDN berasal dari Pemda, BUMN, dan Perusahaan Daerah.
Kondisi saat ini sebagaimana tertuang dalam Rencana Kegiatan Pinjaman
Dalam Negeri (RKPDN), PDN bersumber dari perbankan yang
pemanfaatannya diutamakan untuk membiayai kegiatan K/L untuk bidang
pertahanan dan keamanan, yaitu pemenuhan alat utama sistem pertahanan dan
keamanan. PDN dilakukan atas dasar kebutuhan pembiayaan yang semakin
meningkat dan mendorong pemberdayaan BUMN strategis. Upaya
peningkatan kapasitas PDN perlu ditingkatkan untuk membiayai kegiatan
pemerintah lainnya dalam mendukung kegiatan pembangunan nasional
Rencana Pembangunan Jangka Menegah Nasional (RPJMN). Alokasi dana
pinjaman tersebut di antaranya untuk membiayai kegiatan dalam rangka
pemberdayaan industri dalam negeri dan pembangunan infrastruktur untuk
pelayanan umum dan kegiatan investasi yang menghasilkan penerimaan.

2. 6 Penyebab terjadinya Hutang Negara

Indonesia merupakan negara berkembang, memiliki komitmen bangsa


untuk mengejar ketertinggalannya dalam berbagai aspek kehidupan terutama
dibidang ekonomi. Untuk mewujudkan pembangunan ekonomi tersebut, Indonesia
melakukan pembangunan di segala sektor ekonomi. Namun dalam rangka
melaksanakan pembangunan ekonomi, diperlukan dana yang besar bagi keperluan
pembangunan ekonominya. Sementara modal yang dibutuhkan sangat besar yang
tidak mungkin disediakan negara, untuk menutupi maka perlu ada injeksi tambahan
dari negara yang sudah maju atau lembaga internasional dalam bentuk utang luar
negeri (Harjanto, 2015).

Dalam struktur APBN pendapatan negara sebagai aspek terpenting dalam


pembentukan tabungan nasional. Meskipun demikian dalam upaya penghimpunan
dana dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan pembangunannya tersebut, negara
seringkali mengalami banyak kendala. Seperti penerimaan pajak yang terbatas,
ketersediaan tabungan dalam negeri yang terbatas, dan sektor perdagangan

12
internasional yang belum maksimal.Sedangkan tabungan nasional belum mampu
untuk membiayai investasi pemerintah.Sehingga kesenjangan antara tabungan dan
investasi terjadi.

Utang luar negeri merupakan unsur yang tidak bisa dipisahkan dari proses
pembiayaan pembangunan bagi Indonesia dan negara berkembang lainnya. Utang
luar negeri di Indonesia telah berperan penting dalam menutupi defisit anggaran
dan defisit transaksi berjalan, tetapi dalam pelaksanaannya pengerahan dana dari
luar negeri harus dilakukan dengan baik agar menghindari adanya cicilan pokok
dan bunga cicilan yang jatuh tempo lebih besar dibandingkan pinjaman baru.
Sebagian besar negara-negara berkembang memanfaatkan utang luar negeri untuk
mendukung pembangunan mereka, meskipun tidak sedikit negara yang justru
terjebak di dalam perangkap utang luar negeri (debt trap), dimana defisit dalam
anggaran ditutupi dengan pinjaman luar negeri, sehingga semakin meningkatnya
utang luar negeri (Harinowo, 2002).

Utang luar negeri bukan lagi hal yang asing bagi Indonesia dalam tahap
perkembangan Indonesia yang sedang melakukan pembangunan di segala bidang
mengalami hambatan dari faktor pendanaan. Untuk mempercepat gerak pemerintah
dalam melaksanakan suatu pembangunan nasional, maka sumber pendanaan yang
di gunakan oleh Indonesia yaitu salah satunya bersumber dari utang. Pengunaan
utang sebagai salah satu cara dalam mempercepat pembangunan nasional yang
digunakan karena sumber pendanaan dari tabungan yang berada di dalam negeri
sangat terbatas sehingga utang luar negeri sangat di butuhkan untuk memecahkan
masalah pebiayaan suatu pembangunan. Hal ini sumber pendanaan utang menjadi
alternative biaya pembangunan bagi Negara Negara yang berkembang seperti
Indonesia.

Pada tahun 2019 utang luar negeri Indonesia tercatat sudah tembus di angka
US$ 387,6 miliar atau sebesar 5.542,6 triliun. Apabila dilihat dari tahun sebelumnya
maka utang luar negeri Indonesia bertambah sekitar Rp 347 triliun yang pada posisi
april utang pemerintah sebesar Rp 4.180,6 triliun. Dalam hal ini terjadi pembengkak

13
akibat dari pembiayaan pembangunan dengan porsi besar yaitu sektor
jasa,kesehatan dan kegiatan sosial, sektor kontruksi, sektor jasa pendidikan, sektor
pemerintahan dan jaminan sosial serta jasa keuangan dan asuransi namun ada
penyebab utama kenaikan utang luar negeri ini yaitu arus masuk dana investor asing
di surat berharga Negara.

Indonesia membutuhkan utang luar negeri karena sebagi tambahan modal


Negara yang menyakut terhadap pembangunan prasarana fisik yang telah di ketahui
infruktur yang merupakan investasi yang mahal dalam sebuah pembangunan
terlebbih lagi pembangunan yang di lakukan tingkat Negara serta utang luar Negeri
perlu sebagai penyeimbang neraca pembayaran Negara sehingga dalam hal ini
pemerintah perlu berusaha dalam menyeimbangkan pada neraca pembayaran
Negara Indonesia. Namun tidak terlepas dari dua alasan juga terdapat beberapa
alasan yang menyebabkan utang luar negeri Indonesia dilakukan yaitu defisit
transaksi berjalan yang mana semakin meningkat menjadi penyebab utang luar
negeri Indonesia yang mana pengeluaran lebih besar dari pada pemasukan yang
diterima Indonesia sehingga solusi yang dilakukan untuk menutupi itu dengan
melakukan utang luar negeri, semakin meningkatnya kebutuhan investasi
sedangkan modal investasinya tidak dimiliki, maka akan memicu Negara untuk
melakukan utang luar negeri yang mana kekurangan modal untuk investasi tiap
tahun semakin meningkat aan meyebabkan utang luar negeri pun juga meningkat,
di Indonesia terjadi trand inflasi yang meningkat sehingga bank Indonesia
memangkas suku bunga dengan rendahnya suku bunga menyebabkan inat Negara
lain untuk melakukan investasi di Indonesia semakin rendah, maka pemerintah
mengambil tindakan dalam memenuhi belanja Negara melalui utang luar negeri dan
struktur perekonomian yang tidak efisien. Dalam hal ini Indonesia tampak tidak
efesien dalam pemakian modal sehingga mengeluarkan investasi besar. Hal ini yang
membuat pemerintah mengambil keputusan untuk melakukan utang luar negeri
untuk memnuhi investasi besar akibat modal yang tidak efesien.

Manfaat utang luar negeri untuk melakukan pembangunan infrastruktur


Negara Indonesia namun kebanyakan masyarakat memandang negative utang luar

14
negeri sebab mereka beralasan semakin banyaknya hutang yang di tanggung
Negara serta utang luar ngeri juga memberikan manfaat untk menutupi kekurangn
anggaran yang disebabkan neraca pembayaran yang tidak seimbang antara
pemasukan dan pengeluaran. Namun utang luar negeri juga memberikan dampak
negatif hal ini di alami Indonesia saat krisis ekonomi yang mana pada saat itu nilai
tukar rupiah mengalami pelemahan terhadap US Dolar sehingga keadaan tersebut
membuat utang luar negeri Indonesia meningkat drastis dan untuk membayar
utang yang sudah jatuh tempo, pemerintah mengambil kebijakan penambahan
utang baru. Penambahan utang yang dilakukan oleh pemerintah menyebabkan
pembayaran cicilan pokok dan bunga dari utang tersebut makin mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun, sehingga kebijakan tersebut berpengaruh
terhadap kinerja APBN yang semakin menurun

2. 7 Hutang Negara dalam APBN

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau yang biasa disingkat APBN
merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah pusat yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR). APBN memuat rincian yang sistematis atas rencana
pendapatan yang akan diterima dan nilai pagu maksimal yang akan dibelanjakan
oleh negara. APBN Indonesia hingga kini masih menerapkan sistem penganggaran
defisit. Hal inilah yang menyebabkan terdapat kolom pembiayaan dalam APBN
untuk mengisi nilai pendapatan pembiayaan (netto) yang diperlukan untuk
menutupi kekurangan pendapatan negara.

Untuk menutupi kekurangan pendapatan negara tersebut banyak cara yang


dapat dipilih dari sekian banyak opsi seperti penjualan aset yang dimiliki, utang dan
lainnya. Namun dari semuanya itu, utang (terlepas apapun jenisnya) merupakan
instrumen yang paling sering digunakan pemerintah dalam pelaksanaan APBN,
karena memiliki tingkat risiko yang dapat dikendalikan, tingkat fleksibilitas yang
tinggi (dari segi waktu, jenis dan sumbernya), dan kapasitas yang sangat besar.

APBN setiap tahunnya bisa dikatakan selalu defisit anggaran, artinya


pengeluaran selalu lebih besar daripada penerimaan negara. Kekurangan anggaran

15
negara ini selalu ditutup dengan utang. Besaran utang pemerintah dari tahun ke
tahun cenderung terus meningkat. Untuk membiayai APBN, selain utang luar
negeri, utang juga berasal dari domestik, seperti penerbitan surat utang negara
(SUN). Alasan utama mengapa negara berutang yakni untuk mengejar ketertinggal
infrastruktur, lalu kedua utang diperuntukkan guna mendorong pertumbuhan
ekonomi.

16
BAB III
PENUTUP

3. 1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. APBN menjadi sebuah daftar yang memuat rincian berbagai sumber


pendapatan negara dan jenis-jenis pengeluaran negara dalam satu tahun. APBN
juga menjadi alat untuk mengontrol kegiatan pemerintah sehingga pemerintah
memiliki acuan yang jelas mengenai pengeluaran dan pendapatan negara dalam
kurun waktu tertentu.
2. Struktur dan susunan APBN terdiri dari:
Pendapatan negara dan hibah, terdiri dari penerimaan pajak dan
penerimaan bukan pajak.
Belanja negara, terdiri dari belanja pemerintahan pusat dan anggaran
belanja untuk daerah.
Defisit dan surflus.
Pembiayaan, terdiri dari pembiayaan dalam negeri dan pembiayaan luar
negeri.
3. Prinsip-prinsip APBN terdiri dari:
Prinsip anggaran berimbang, yaitu kebijakan anggaran yang jumlah
penerimaannya (sector migas, non migas, dan pajak) sama besarnya
dengan pengeluaran pemerintah.
Prinsip anggaran tidak berimbang, yaitu prinsip yang dilakukan ketika
terjadi defisit anggaran atau surflus aggaran.
Prinsip anggaran defisit, pada prinsip ini pinjaman luar negeri dicatat
sebagai sumber pembiayaan.
Prinsip anggaran dinamis, bersifat dinamis absolut apabila tabungan
pemerintah dari tahun ke tahun terus meningkat sedangkan bersifat
dinamis relatife apabila persentase kenaikan tabungan pemerintah terus

17
meningkat atu persentase ketergantungan pembiayaan dari pinjaman
luar negeri terus menurun.
Prinsip anggaran fungsional, yaitu pinjaman luar negeri hanya
berfungsi untuk membiayai anggaran belanja pembangunan.
Anggaran surflus, dijalankan bila keadaan ekonomi dilanda inflasi.
4. Utang merupakan salah satu bagian penting dalam menetapkan kebijakan fiskal
(APBN) dimana juga merupakan begian dari suatu sistem besar yang disebut
pengelolaan ekonomi. Utang Negara adalah sebagian dari total utang suatu
negara yang diperoleh dari para kreditor di luar negara tersebut. Penerima utang
dapat berupa pemerintah, perusahaan atau perorangan.
5. Hutang negara terdiri dari:
Hutang dalam negeri, yaitu utang luar negeri adalah utang yang berasal
dari orang-orang atau lembaga-lembaga negara lain. Utang luar negeri
biasanya bersifat sukarela, kecuali bila ada suatu kekuasaan dari suatu
negara atas negara lain.
Hutang luar negeri, yaitu utang dalam negeri adalah utang yang berasal
dari orang-orang atau lembaga-lembaga sebagai penduduk negara itu
sendiri atau dalam lingkungan negara itu sendiri. Utang dalam negeri
dapat berupa paksaan maupun sukarela.
6. Utang luar negeri bukan lagi hal yang asing bagi Indonesia dalam tahap
perkembangan Indonesia yang sedang melakukan pembangunan di segala
bidang mengalami hambatan dari faktor pendanaan. Untuk mempercepat gerak
pemerintah dalam melaksanakan suatu pembangunan nasional, maka sumber
pendanaan yang di gunakan oleh Indonesia yaitu salah satunya bersumber dari
utang.
7. Untuk menutupi kekurangan pendapatan negara tersebut banyak cara yang
dapat dipilih dari sekian banyak opsi seperti penjualan aset yang dimiliki, utang
dan lainnya. Namun dari semuanya itu, utang (terlepas apapun jenisnya)
merupakan instrumen yang paling sering digunakan pemerintah dalam
pelaksanaan APBN, karena memiliki tingkat risiko yang dapat dikendalikan,

18
tingkat fleksibilitas yang tinggi (dari segi waktu, jenis dan sumbernya), dan
kapasitas yang sangat besar.

3. 2 Saran

Berdasarkan pembahasan diatas maka saran dari penulisan makalah ini


adalah sebagai berikut:

1. Setelah mengetahui tentang APBN sebaiknya kita sudah paham bahwa


APBN alat untuk mengontrol kegiatan pemerintah sehingga pemerintah
memiliki acuan yang jelas mengenai pengeluaran dan pendapatan negara
dalam kurun waktu tertentu.
2. Setelah mengetahui tentang hutang negara sebaiknya kita sudah paham
bahwa hutang merupakan salah satu bagian penting dalam menetapkan
kebijakan fiskal (APBN) dimana juga merupakan begian dari suatu sistem
besar yang disebut pengelolaan ekonomi.
3. Makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk makalah yang lebih baik
kedepannya.

19
DAFTAR PUSTAKA

____. (2012, September 18). pengertian, fungsi, tujuan, dan jenis-jenis utang
negara. Retrieved from shareshareilmu:
https://shareshareilmu.wordpress.com/2012/09/18/pengertian-fungsi-tujuan-dan-
jenis-jenis-utang-negara/

Alex, P. (2021, Februari 10). Pengertian APBN adalah. Retrieved from


PENGAJAR.CO.ID: pengajar.co.id/apbn-adalah

Dr. Aan Jaelani, M. (2014). Keuangan Publik Islam: Refleksi APBN dan Politik
Anggaran di Indonesia.

Idris, M. (2020, Juli 11). Penasaran Kenapa Apbn Selalu Defisit Dan Ditambal
Dengan Utang. Retrieved from kompas.com:
https://amp.kompas.com/money/read/2020/07/11/104121626/penasaran-
kenapa-apbn-selalu-defisit-dan-ditambal-dengan-utang

Lestari, N. N., Bagia, I. W., & Jana, G. P. (2015). Pengaruh Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (Apbn) Terhadap Belanja Langsung Pada Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota. e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesa
Jurusan Manajemen.

Saptika, H. (2017). APBN.

Satya, V. E. (2015). Analisis Kebijakan Pengelolaan Utang Negara: Manajemen


Utang Pemerintah Dan Permasalahannya. Analisis Kebijakan Pengelolaan
Utang Negara.

Wahyu, F. (2019, Mei 30). Utang Luar Negeri Indonesia: Penyebab Yang Perlu
Anda Ketahui. Retrieved from
https://www.kompasiana.com/firdawahyu/5cef6d06fc75a172dc739763/uta
ng-luar-negeri-indonesia-penyebab-yang-perlu-anda-ketahui

20

Anda mungkin juga menyukai