Dosen Pengampu:
Beny Benfidastofo, SPt., MM
Disusun oleh:
Kelompok 8
Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“APBN dan Hutang Negara” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Ekonomi Publik. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang bagaimana bentuk anggaran pendapatan belanja
negara dan hubungannya dengan hutang negara bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaannya makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
3. 1 Kesimpulan ................................................................................................. 17
3. 2 Saran ........................................................................................................... 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
1
menyangkut keputusan ekonomi, namun juga menyangkut keputusan politik.
Dalam konteks ini, DPR dengan hak legislasi, penganggaran, dan pengawasan yang
dimilikinya perlu lebih berperan dalam mengawal APBN sehingga APBN benar-
benar dapat secara efektif menjadi instrumen untuk mensejahterakan rakyat dan
mengelola perekonomian negara dengan baik.
Dalam hal ini APBN sangat erat kaitannya dengan pembangunan. Maka dari
itu, untuk memenuhi pembangunan tersebeut Pemerintah meminjam dana untuk
mengurangi jumlah defisit. Utang Negara atau pinjaman luar negeri adalah sebagian
dari total utang suatu Negara yang diperoleh dari para kreditor di luar Negara
tersebut.
1. 2 Rumusan Masalah
2
2. Bagaimana bentuk struktur dan susunan APBN?
3. Apa saja prinsip-prinsip dalam APBN?
4. Apa yang dimaksud dengan hutang negara?
5. Apa saja jenis-jenis hutang negara?
6. Bagaimana penyebab terjadinya hutang negara?
7. Bagaimana hubungan utang negara dalam APBN?
1. 3 Tujuan Penulisan
3
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Pengertian APBN
a. Hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih;
b. Kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan
bersih;
c. Penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akan
diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun
pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
4
kegiatan pemerintah sehingga pemerintah memiliki acuan yang jelas mengenai
pengeluaran dan pendapatan negara dalam kurun waktu tertentu.
a. Penerimaan Pajak
b. Penerimaan Bukan Pajak (PNBK)
2. Belanja Negara
5
diundangkannya UU No. 17/2003, anggaran belanja pemerintah pusat
dibedakan atas pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. UU No.
17/2003 mengintrodusing uniffied budget sehingga tidak lagi ada pembedaan
antara pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan.
Dana perimbangan terdiri atas dana bagi hasil, dana alokasi umum
(DAU), dan dana alokasi khusus (DAK). Sementara itu, dana otonomi khusus
dialokasikan untuk provinsi Daerah Istimewa Aceh dan provinsi Papua.
Belanja Negara
4. Pembiayaan
6
Pembiayaan diperlukan untuk menutup defisit anggaran. Beberapa
sumber pembiayaan yang penting saat ini adalah: pembiayaan dalam negeri
(perbankan dan non perbankan) serta pembiayaan luar negeri (netto) yang
merupakan selisihantara penarikan utang luar negeri (bruto) dengan
pembayaran cicilan pokok utang luar negeri.
Pembiayaan
1. Anggaran Berimbang
7
pemerintah sama besarnya. Indonesia selama Pembangunan Jangka Panjang tahap
I/PJP I (1969/1970–1994/1995) menerapkan anggaran berimbang dinamis.
8
Anggaran fungsional berarti bahwa bantuan/ pinjaman LN hanya berfungsi
untuk membiayai anggaran belanja pembangunan (pengeluaran pembangunan) dan
bukan untuk membiayai anggaran belanja rutin. Prinsip ini sesuai dengan azas
“bantuan luar negeri hanya sebagai pelengkap” dalam pembiayaan pembangunan.
Artinya semakin kecil sumbangan bantuan/ pinjaman luar negeri terhadap
pembiayaan anggaran pembangunan, maka makin besar fungsionalitas anggaran.
6. Anggaran Surplus
Utang Negara adalah sebagian dari total utang suatu negara yang diperoleh
dari para kreditor di luar negara tersebut. Penerima utang dapat berupa pemerintah,
perusahaan atau perorangan. Bentuk utang dapat berupa uang yang diperoleh dari
bank swasta, pemerintah negara lain atau lembaga keuangan internasional seperti
IMF dan Bank Dunia.
Dari aspek materiil, utang negara merupakan arus masuk modal dari luar ke
dalam negeri yang dapat menambah modal yang ada di dalam negeri. Aspek formal
mengartikan utang negara sebagai penerimaan atau pemberian yang dapat
digunakan untuk meningkatkan investasi guna menunjang pertumbuhan ekonomi.
Utang sering kali menjadi permasalahan yang pelik dalam lingkup nasional,
karena telah tertanam dalam benak mayoritas masyarakat sebuah doktrin general
yang memberikan sinyal buruk terhadap utang, khususnya utang negara. Namun
9
ternyata utang merupakan salah satu bagian penting dalam menetapkan kebijakan
fiskal (APBN) dimana juga merupakan begian dari suatu sistem besar yang disebut
pengelolaan ekonomi.
Utang luar negeri adalah utang yang berasal dari orang-orang atau
lembaga-lembaga negara lain. Utang luar negeri biasanya bersifat sukarela,
kecuali bila ada suatu kekuasaan dari suatu negara atas negara lain. Utang luar
negeri pemerintah adalah utang yang dimiliki oleh pemerintah pusat, terdiri
dari utang bilateral, multilateral, fasilitas kredit ekspor, komersial, leasing dan
Surat Berharga Negara (SBN) yang diterbitkan di luar negeri dan dalam negeri
yang dimiliki oleh bukan penduduk. Pinjaman luar negeri adalah setiap
penerimaan negara baik dalam bentuk devisa dan/atau devisa yang
dirupiahkan, rupiah, maupun dalam bentuk barang dan/atau jasa yang diperoleh
dari pemberi pinjaman luar negeri yang harus dibayar kembali dengan
persyaratan tertentu.
10
lembaga nonkeuangan asing, dan lembaga keuangan nonasing yang berdomisili
dan melakukan kegiatan usaha di luar wilayah negara Republik Indonesia.
Pinjaman luar negeri dapat ditelaah dari sudut pandang yang berbeda-
beda. Dari sudut pandang pemberi pinjaman atau kreditor, penelaahan akan
lebih ditekankan pada berbagai faktor yang memungkinkan pinjaman itu
kembali pada waktunya dengan perolehan manfaat tertentu. Sedangkan bagi
penerima pinjaman, penelaahan akan lebih ditekankan pada berbagai faktor
yang memungkinkan pemanfaatannya secara maksimal dengan nilai tambah
dan kemampuan pengembalian sekaligus kemampuan untuk meningkatkan
pertumbuhan perekonomian yang lebih tinggi.
Utang dalam negeri adalah utang yang berasal dari orang-orang atau
lembaga-lembaga sebagai penduduk negara itu sendiri atau dalam lingkungan
negara itu sendiri. Utang dalam negeri dapat berupa paksaan maupun sukarela.
Utang dalam negeri hanya mencakup pemindahan kekayaan di dalam
masyarakat negara itu sendiri, baik pada saat terjadinya utang, maupun
terjadinya pembayaran bunga dan pengembalian cicilan utang, sedangkan
utang luar negeri mencakup pemindahan kekayaan (dana) dari negara yang
meminjamkan (kreditur) ke negara peminjam (debitur) pada saat terjadinya
utang. Aliran kekayaan yang sebaliknya akan terjadi bila terdapat pembayaran
bunga dan cicilan pokok utang yang bersangkutan.
Utang dalam negeri dapat berubah menjadi utang luar negeri melalui
pembelian surat-surat obligasi oleh para kreditur dari negara lain. Demikian
pula sebaliknya utang luar negeri dapat menjadi utang dalam negeri bila terjadi
pembelian surat-surat obligasi atau surat berharga oleh penduduk negara
debitur dari negara kreditur.
11
Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam PP tersebut juga menyebutkan bahwa
sumber pendanaan PDN berasal dari Pemda, BUMN, dan Perusahaan Daerah.
Kondisi saat ini sebagaimana tertuang dalam Rencana Kegiatan Pinjaman
Dalam Negeri (RKPDN), PDN bersumber dari perbankan yang
pemanfaatannya diutamakan untuk membiayai kegiatan K/L untuk bidang
pertahanan dan keamanan, yaitu pemenuhan alat utama sistem pertahanan dan
keamanan. PDN dilakukan atas dasar kebutuhan pembiayaan yang semakin
meningkat dan mendorong pemberdayaan BUMN strategis. Upaya
peningkatan kapasitas PDN perlu ditingkatkan untuk membiayai kegiatan
pemerintah lainnya dalam mendukung kegiatan pembangunan nasional
Rencana Pembangunan Jangka Menegah Nasional (RPJMN). Alokasi dana
pinjaman tersebut di antaranya untuk membiayai kegiatan dalam rangka
pemberdayaan industri dalam negeri dan pembangunan infrastruktur untuk
pelayanan umum dan kegiatan investasi yang menghasilkan penerimaan.
12
internasional yang belum maksimal.Sedangkan tabungan nasional belum mampu
untuk membiayai investasi pemerintah.Sehingga kesenjangan antara tabungan dan
investasi terjadi.
Utang luar negeri merupakan unsur yang tidak bisa dipisahkan dari proses
pembiayaan pembangunan bagi Indonesia dan negara berkembang lainnya. Utang
luar negeri di Indonesia telah berperan penting dalam menutupi defisit anggaran
dan defisit transaksi berjalan, tetapi dalam pelaksanaannya pengerahan dana dari
luar negeri harus dilakukan dengan baik agar menghindari adanya cicilan pokok
dan bunga cicilan yang jatuh tempo lebih besar dibandingkan pinjaman baru.
Sebagian besar negara-negara berkembang memanfaatkan utang luar negeri untuk
mendukung pembangunan mereka, meskipun tidak sedikit negara yang justru
terjebak di dalam perangkap utang luar negeri (debt trap), dimana defisit dalam
anggaran ditutupi dengan pinjaman luar negeri, sehingga semakin meningkatnya
utang luar negeri (Harinowo, 2002).
Utang luar negeri bukan lagi hal yang asing bagi Indonesia dalam tahap
perkembangan Indonesia yang sedang melakukan pembangunan di segala bidang
mengalami hambatan dari faktor pendanaan. Untuk mempercepat gerak pemerintah
dalam melaksanakan suatu pembangunan nasional, maka sumber pendanaan yang
di gunakan oleh Indonesia yaitu salah satunya bersumber dari utang. Pengunaan
utang sebagai salah satu cara dalam mempercepat pembangunan nasional yang
digunakan karena sumber pendanaan dari tabungan yang berada di dalam negeri
sangat terbatas sehingga utang luar negeri sangat di butuhkan untuk memecahkan
masalah pebiayaan suatu pembangunan. Hal ini sumber pendanaan utang menjadi
alternative biaya pembangunan bagi Negara Negara yang berkembang seperti
Indonesia.
Pada tahun 2019 utang luar negeri Indonesia tercatat sudah tembus di angka
US$ 387,6 miliar atau sebesar 5.542,6 triliun. Apabila dilihat dari tahun sebelumnya
maka utang luar negeri Indonesia bertambah sekitar Rp 347 triliun yang pada posisi
april utang pemerintah sebesar Rp 4.180,6 triliun. Dalam hal ini terjadi pembengkak
13
akibat dari pembiayaan pembangunan dengan porsi besar yaitu sektor
jasa,kesehatan dan kegiatan sosial, sektor kontruksi, sektor jasa pendidikan, sektor
pemerintahan dan jaminan sosial serta jasa keuangan dan asuransi namun ada
penyebab utama kenaikan utang luar negeri ini yaitu arus masuk dana investor asing
di surat berharga Negara.
14
negeri sebab mereka beralasan semakin banyaknya hutang yang di tanggung
Negara serta utang luar ngeri juga memberikan manfaat untk menutupi kekurangn
anggaran yang disebabkan neraca pembayaran yang tidak seimbang antara
pemasukan dan pengeluaran. Namun utang luar negeri juga memberikan dampak
negatif hal ini di alami Indonesia saat krisis ekonomi yang mana pada saat itu nilai
tukar rupiah mengalami pelemahan terhadap US Dolar sehingga keadaan tersebut
membuat utang luar negeri Indonesia meningkat drastis dan untuk membayar
utang yang sudah jatuh tempo, pemerintah mengambil kebijakan penambahan
utang baru. Penambahan utang yang dilakukan oleh pemerintah menyebabkan
pembayaran cicilan pokok dan bunga dari utang tersebut makin mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun, sehingga kebijakan tersebut berpengaruh
terhadap kinerja APBN yang semakin menurun
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau yang biasa disingkat APBN
merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah pusat yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR). APBN memuat rincian yang sistematis atas rencana
pendapatan yang akan diterima dan nilai pagu maksimal yang akan dibelanjakan
oleh negara. APBN Indonesia hingga kini masih menerapkan sistem penganggaran
defisit. Hal inilah yang menyebabkan terdapat kolom pembiayaan dalam APBN
untuk mengisi nilai pendapatan pembiayaan (netto) yang diperlukan untuk
menutupi kekurangan pendapatan negara.
15
negara ini selalu ditutup dengan utang. Besaran utang pemerintah dari tahun ke
tahun cenderung terus meningkat. Untuk membiayai APBN, selain utang luar
negeri, utang juga berasal dari domestik, seperti penerbitan surat utang negara
(SUN). Alasan utama mengapa negara berutang yakni untuk mengejar ketertinggal
infrastruktur, lalu kedua utang diperuntukkan guna mendorong pertumbuhan
ekonomi.
16
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
17
meningkat atu persentase ketergantungan pembiayaan dari pinjaman
luar negeri terus menurun.
Prinsip anggaran fungsional, yaitu pinjaman luar negeri hanya
berfungsi untuk membiayai anggaran belanja pembangunan.
Anggaran surflus, dijalankan bila keadaan ekonomi dilanda inflasi.
4. Utang merupakan salah satu bagian penting dalam menetapkan kebijakan fiskal
(APBN) dimana juga merupakan begian dari suatu sistem besar yang disebut
pengelolaan ekonomi. Utang Negara adalah sebagian dari total utang suatu
negara yang diperoleh dari para kreditor di luar negara tersebut. Penerima utang
dapat berupa pemerintah, perusahaan atau perorangan.
5. Hutang negara terdiri dari:
Hutang dalam negeri, yaitu utang luar negeri adalah utang yang berasal
dari orang-orang atau lembaga-lembaga negara lain. Utang luar negeri
biasanya bersifat sukarela, kecuali bila ada suatu kekuasaan dari suatu
negara atas negara lain.
Hutang luar negeri, yaitu utang dalam negeri adalah utang yang berasal
dari orang-orang atau lembaga-lembaga sebagai penduduk negara itu
sendiri atau dalam lingkungan negara itu sendiri. Utang dalam negeri
dapat berupa paksaan maupun sukarela.
6. Utang luar negeri bukan lagi hal yang asing bagi Indonesia dalam tahap
perkembangan Indonesia yang sedang melakukan pembangunan di segala
bidang mengalami hambatan dari faktor pendanaan. Untuk mempercepat gerak
pemerintah dalam melaksanakan suatu pembangunan nasional, maka sumber
pendanaan yang di gunakan oleh Indonesia yaitu salah satunya bersumber dari
utang.
7. Untuk menutupi kekurangan pendapatan negara tersebut banyak cara yang
dapat dipilih dari sekian banyak opsi seperti penjualan aset yang dimiliki, utang
dan lainnya. Namun dari semuanya itu, utang (terlepas apapun jenisnya)
merupakan instrumen yang paling sering digunakan pemerintah dalam
pelaksanaan APBN, karena memiliki tingkat risiko yang dapat dikendalikan,
18
tingkat fleksibilitas yang tinggi (dari segi waktu, jenis dan sumbernya), dan
kapasitas yang sangat besar.
3. 2 Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
____. (2012, September 18). pengertian, fungsi, tujuan, dan jenis-jenis utang
negara. Retrieved from shareshareilmu:
https://shareshareilmu.wordpress.com/2012/09/18/pengertian-fungsi-tujuan-dan-
jenis-jenis-utang-negara/
Dr. Aan Jaelani, M. (2014). Keuangan Publik Islam: Refleksi APBN dan Politik
Anggaran di Indonesia.
Idris, M. (2020, Juli 11). Penasaran Kenapa Apbn Selalu Defisit Dan Ditambal
Dengan Utang. Retrieved from kompas.com:
https://amp.kompas.com/money/read/2020/07/11/104121626/penasaran-
kenapa-apbn-selalu-defisit-dan-ditambal-dengan-utang
Lestari, N. N., Bagia, I. W., & Jana, G. P. (2015). Pengaruh Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (Apbn) Terhadap Belanja Langsung Pada Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota. e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesa
Jurusan Manajemen.
Wahyu, F. (2019, Mei 30). Utang Luar Negeri Indonesia: Penyebab Yang Perlu
Anda Ketahui. Retrieved from
https://www.kompasiana.com/firdawahyu/5cef6d06fc75a172dc739763/uta
ng-luar-negeri-indonesia-penyebab-yang-perlu-anda-ketahui
20