Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TEORI EKONOMI

“EKSTERNALITAS”
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
TEORI EKONOMI

DOSEN PENGAJAR :
DARWIN HARTONO,
S.E.,M.M.

DISUSUN OLEH :
1) Andi ariyanto (201914501076)
2) Denny hardiyanto (201914500849)
3) Dewi rosmalasari (201914501070)
4) Lisma nurhania (201914500396)
5) Muhammad maruf noer (201914500842)
6) Rahmawati (201914500843)
7) Rifqi sapri ramadhani (201914500811)
8) Suci wulandari (201914501037)

FALKUTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL


PROGAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI TAHUN AJARAN 2020/202
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami hantarkan, merupakan satu kata yang sangat kami ucapkan serentak sekalian
terhadap Allah STW, yang dikarenakan ALLAH lah maka kami bisa menulis serta menyelesaikan sebuah
makalah  sekaligus tugas yang diberikan   dalam mata kuliah ekonomi mikro yang berjudul "eksternalitas  "

            Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dalam jangka waktu tertentu sehingga menghasilkan karya
yang bisa dipertanggung  jawabkan hasilnya. Saya mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak terkait yang
telah saling bahu membahu dalam menyelasaikan serta melakukan penyusunan dakam makalah ini.

           kami semua sangat menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar yang terdapat
didalam makalah ini. Oleh karna itu saya mohon maaf terhadap dosen penganjar yang membaca makalah ini untuk
memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.

             Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita semua

Jakarta, 20 Desember 2020

Penulis

1|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................1
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................2
BAB I. PENDAHULUAN ...............................................................................................................3

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................................3


B. Rumusan Masalah ...............................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................................4

BAB II. PEMBAHASAN ................................................................................................................5


A. Definisi Eksternalitas...........................................................................................................5
B. Jenis – Jenis Eksternalitas....................................................................................................5
C. Faktor – Faktor Penyebab Eksternalitas ..............................................................................6
D. Dampak Eksternalitas Beserta Contohnya...........................................................................7
E. Solusi Swasta Terhadap Eksternalitas..................................................................................10
F. Solusi Publik Terhadap Eksternalitas...................................................................................12
G. Barang Publik Dan Sumber Daya Milik Bersa,A.................................................................13
H. Analisis Biaya Manfaat........................................................................................................14
I. Sumber Daya Bersama ........................................................................................................14

BAB III. PENUTUP ........................................................................................................................15

A. Kesimpulan .........................................................................................................................15
B. Daftar Pusaka.......................................................................................................................15

2|Page
BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Dalam suatu perekonomian modern, setiap aktivitas mempunyai keterkaitan dengan aktivitas lainnya. Apabila
semua keterkaitan antara suatu kegiatan dengan kegiatan lainnya dilaksanakan melalui mekanisme pasar,atau
melalui suatu sistem, maka keterkaita nantar berbagaia aktivitas tersebut tidak menimbulkan masalah. Akan tetapi
banyak pula keterkaitan antar kegiatan yang tidak melalui mekanisme pasar sehingga timbul berbagai macam
masalah. Keterkaitan suatu kegiatan dengan kegiatan lain yang tidakmelalui mekanisme pasar adalah apa yang
disebut dengan eksternalitas.

Secara umum dapat dikatakan bahwa eksternalitas adalah suatu efeks amping dari suatu tindakan pihak tertentu
terhadap pihak lain, baik dampak yang menguntungkan maupun yang merugikan. Dalam literature asing, efek
samping mempunyai istilah seperti : external effects, externalities, neighboorhood effects, side effects, spillover
effects (Mishan, 1990). Efek samping dari suatu kegiatan atau transaksi ekonomi bias positif (positive external
effects, external economic) maupun negatif (negative external effects, external diseconomic). Dalam kenyataannya,
baik dampak negative maupun efek positif bias terjadi secara bersamaan dan simultan.

Dampak yang menguntungkan misalnya seseorang yang membangun sesuatu pemandangan yang indah dan bagus
pada lokasi tertentu mempunyai dampak positif bagi orang sekitar yang melewati lokasi tersebut. Sedangkan
dampak negative misalnya polusi udara, air dan suara. Ada juga ekternalitas yang dikenal sebagai eksternalitas yang
berkaitan dengan uang (pecuniary externalities) yang muncul ketika dampak eksternalita situ disebabkan oleh
meningkatnya harga. Misalnya, suatu perusahaan didirikan pada lokasi tertentu atau kompleks perumahan baru
dibangun, maka harga tanah tersebut akan melonjak tinggi.

Meningkatnya harga tanah tersebut menimbulkan dampak external yang negative terhadap konsumen lain yang
ingin membeli tanah disekitar daerah tersebut. Dalam contoh di atas efek tersebut dalam perubahan harga tanah,
dimana kesejahteraan masyarakat berubah tetapi perubahan itu akan kembali kekeadaan keseimbangan karena setiap
barang akan menyamakan rasio harga – harga barang dengan marginal rate of substitution (MRS).

Jadi, suatu fakta bahwa tindakan seseorang dapat mempengaruhi orang lain tidaklah berarti adanya kegagalan pasar
selama pengaruh tersebut tercermin dalam harga-harga sehingga tidak terjadi ketidakefisienan dalam perekonomian.
Jadi, yang dimaksud dengan eksternalitas hanyalah apabila tindakan seseorang mempunyai dampak terhadap orang
lain atau segolongan orang lain tanpa adanya kompensasi apapun juga sehingga timbul inefisiensi dalam alokasi
factor produksi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja definisi, jenis, faktor penyebab eksternalitas?

2. Bagaimana eksternalitas negatif dan positif dalam produksi maupun konsumsi?

3. Bagamana kebijakan swasta serta publik dalam mengatasi eksternalitas ?

4. Seperti apakah barang publik dan sumber daya milik bersama?

5. Apa analisis biaya manfaat ?

6. Seperti apakah sumber daya milik bersama ?

3|Page
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab eksternalitas.

2. Untuk mengetahui eksternalitas negatif dan positif dalam produksi maupun konsumsi.

3. Untuk mengetahui kebijakan public dalam mengatasi eksternalitas.

4. Untuk mengetahui barang publik dan sumber daya milik bersama.

5. Untuk mengetahui analisis biaya manfaat.

6. Untuk mengetahui sumber daya milik Bersama.

4|Page
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINSI EKSTERNALITAS
Dalam mata kuliah teori ekonomi kita pernah mungkin mendengar sesekali istilah “eksternalitas”. Sebenarnya apa
definisi dari eksternalitas itu?.

Eksternalitas digambarkan sebagai efek yang dirasakan oleh seseorang yang ditimbulkan oleh tindakan orang lain.
Dalam berbagai literature bacaan ada beberapa definisi eksternalitas dan klasifikasi dari berbagai jenis eksternalitas.
Definisi eksternalitas secara implisit membedakan antara dua kategori yaitu eksternalitas dalam hal hubungan laba
dan eksternalitas konsumsi setiap kali tingkat utilitas terpengaruh

Eksternalitas hadir setiap kali kesejahteraan (utilitas atau keuntungan) beberapa agen ekonomi yang secara langsung
dipengaruhi oleh tindakan agen lain baik konsumen ataupun produsen di dalam perekonomian. Contohnya
eksternalitas ada jika produktivitas perikanan dipengaruhi oleh kilang minyak yang berada di hulu sungai yang
mencemari air sungai sehingga produktivitas perikanan menjadi turun.

Eksternalitas juga menyatakan hubungan antara agen ekonomi yang terletak diluar sistem harga ekonomi. Tingkat
eksternalitas yang dihasilkan tidak dikontrol secara langsung oleh harga, sehingga standar efisiensi pada
keseimbangan pasar tidak dapat diterapkan. Contoh sehari-hari termasuk polusi pabrik yang merugikan perikanan
lokal dan iri hati yang dirasakan saat tetangga bangga menampilkan mobil barunya. Eksternalitas tersebut tidak
dikendalikan secara langsung oleh harga. Namun konsumen atau suatu perusahaanlah yang dapat secara langsung
dipengaruhi oleh tindakan dari agen lain dalam perekonomian, yaitu, mungkin ada efek eksternal dari tindakan
konsumen lain atau perusahaan.

Eksternalitas juga dapat didefinisikan sebagai biaya ekonomi atau manfaat yang merupakan produk sampingan dari
kegiatan ekonomi tetapi yang dialokasikan di luar sistem pasar. Ini berarti bahwa pembuat eksternalitas tidak
memiliki insentif untuk mempertimbangkan biaya eksternal atau manfaat yang dihasilkan. Hal ini sama persis
dengan definisi yang diberikan sebelumnya, bahwa eksternalitas adalah biaya ekonomi atau manfaat yang
merupakan produk sampingan dari kegiatan ekonomi tetapi yang dialokasikan di luar sistem pasar.

B. JENIS-JENIS EKSTERNALITAS
Efisiensi alokasi sumber daya dan distribusi konsumsi dalam ekonomi pasar dengan kompetisi bebas dan sempurna
bisa terganggu, jika aktivitas dan tindakan individu pelaku ekonomi baik produsen maupun konsumen mempunyai
dampak (externality) baik terhadap mereka sendiri maupun terhadap pihak lain. Eksternalitas itu dapat terjadi dari
empat interaksi ekonomi berikut ini (Pearee dan Nash, 1991; Bohm, 1991) :

1. Dampak Suatu Produsen Terhadap Produsen Lain

Suatu kegiatan produksi dikatakan mempunyai dampak eksternal terhadap produsen lain jika kegiatannya itu
mengakibatkan terjadinya perubahan atau penggeseran fungsi produksi dari produsen lain. Dampak atau efek yang
termasuk dalam kategori ini meliputi biaya pemurnian atau pembersihan air yang dipakai (eater intake clen-up costs)
oleh produsen hilir (downstream producers) yang menghadapi pencemaran air (water polution) yang diakibatkan
oleh produsen hulu (upstream producers). Hal ini terjadi ketika produsen hilir membutuhkan air bersih untuk proses
produksinya. Dampak kategori ini bisa dipahami lebih jauh dengan contoh lain berikut ini. Suatu proses produksi
(misalnya perusahaan pulp) menghasilkan limbah-residu-produk sisa yang beracun dan masuk ke aliran sungai,
danau, atau semacamnya, sehingga produksi ikan terganggu dan akhirnya merugikan produsen lain yakni para
penangkap ikan (nelayan). Dalam hal ini, kegiatan produksi pulp tersebut mempunyai dampak negatif terhadap

5|Page
produksi lain (ikan) atau nelayan, dan inilah yang dimaksud dengan efek suatu kegiatan produksi terhadap produksi
komoditi lain.

2. Dampak Produsen Terhadap Konsumen

Suatu produsen dikatakan mempunyai ekternal efek terhadap konsumen, jika aktivitasnya merubah atau menggeser
fungsi utilitas rumahtangga (konsumen). Dampak atau efek samping yang sangat populer dari kategori kedua yang
populer adalah pencemaran atau polusi. Kategori ini meliputi polusi suara (noise), berkurangnya fasilitas daya tarik
alam (amenity) karena pertambangan, bahaya radiasi dari stasiun pembangkit (polusi udara) serta polusi air, yang
semuanya mempengaruhi kenyamanan konsumen atau masyarakat luas. Dalam hal ini, suatu agen ekonomi
(perusahaan-produsen) yang menghasilkan limbah (wasteproducts) ke udara atau ke aliran sungai mempengaruhi
pihak dan agen lain yang memanfaatkan sumber daya alam tersebut dalam berbagai bentuk. Sebagai contoh,
kepuasan konsumen terhadap pemanfaatan daerah-daerah rekreasi akan berkurang dengan adanya polusi udara.

3. Dampak Konsumen Terhadap Konsumen Lain

Dampak konsumen terhadap konsumen yang lain terjadi jika aktivitas seseorang atau kelompok tertentu
mempengaruhi atau menggangu fungsi utilitas konsumen yang lain. Konsumen seorang individu bisa dipengaruhi
tidak hanya oleh efek samping dari kegiatan produksi tetapi juga oleh konsumsi oleh individu yang lain. Dampak
atau efek dari kegiatan suatu seorang konsumen yang lain dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Misalnya, bisingnya
suara alat pemotong rumput tetangga, kebisingan bunyi radio atau musik dari tetangga, asap rokok seseorang
terhadap orang sekitarnya dan sebagainya.

4. Dampak Konsumen Terhadap Produsen

Dampak konsumen terhadap produsen terjadi jika aktivitas konsumen mengganggu fungsi produksi suatu produsen
atau kelompok produsen tertentu. Dampak jenis ini misalnya terjadi ketika limbah rumahtangga terbuang ke aliran
sungai dan mencemarinya sehingga menganggu perusahaan tertentu yang memanfaatkan air baik oleh ikan (nelayan)
atau perusahaan yang memanfaatkan air bersih.Lebih jauh Baumol dan Oates (1975) menjelaskan tentang konsep
eksternalitas dalam dua pengertian yang berbeda :

Eksternalitas yang bisa habis (a deplatable externality) yaitu suatu dampak eksternal yang mempunyai ciri barang
individu (private good or bad) yang mana jika barang itu dikonsumsi oleh seseorang individu, barang itu tidak bisa
dikonsumsi oleh orang lain.

Eksternalitas yang tidak habis (an udeplatable externality) adalah suatu efek eksternal yang mempunyai ciri barang
publik (public goods) yang mana barang tersebut bisa dikonsumsi oleh seseorang, dan juga bagi orang lain. Dengan
kata lain, besarnya konsumsi seseorang akan barang tersebut tidak akan mengurangi konsumsi bagi yang lainnya.

Dari dua konsep eksternalitas ini, eksternalitas jenis kedua merupakan masalah pelik dalam ekonomi lingkungan.
Keberadaan eksternalitas yang merupakan barang publik seperti polusi udara, air, dan suara merupakan contoh
eksternalitas jenis yang tidak habis, yang memerlukan instrumen ekonomi untuk menginternalisasikan dampak
tersebut dalam aktivitas dan analisa ekonomi.

C. Faktor – Faktor Penyebab Eksternalitas.


Eksternalitas adalah kerugian atau keuntungan yang diderita atau dinikmati pelaku ekonomi karena
tindakan pelaku ekonomi lain yang tidak tercermin dalam harga pasar. Sedangkan efisiensi pasar adalah
suatu keadaan apabila suatu pasar sudah dapat mengalokasikan seluruh sumber-sumber daya yang pada
umumnya secara efisien. Eksternalitas timbul pada dasarnya karena aktivitas manusia yang tidak
mengikuti prinsip-prinsip ekonomi yang berwawasan lingkungan.
Dalam pandangan ekonomi, eksternalitas dan ketidak efisienan timbul karena salah satu atau lebih dari
prinsip-prinsip alokasi sumber daya yang efisien tidak terpenuhi. Karakteristik barang atau sumber daya

6|Page
publik, ketidak sempurnaan pasar, kegagalan pemerintah merupakan keadaan-keadaan dimana unsure hak
pemilikan atau pengusahaan sumber daya (property rights) tidak terpenuhi. Sejauh semua factor ini tidak
ditangani dengan baik, maka eksternalitas dan ketidak efisienan ini tidak bias dihindari.
Kalau ini dibiarkan, maka ini akan memberikan dampak yang tidak menguntungkan terhadap ekonomi
terutama dalam jangka panjang. Bagaimana mekanisme timbulnya eksternalitas dan ketidak efisienan dari
alokasi sumber daya sebagai akibat dari adanya factor diatas diuraikan satu per satu berikut ini.
Pertama, Keberadaan Barang Publik Barang publik (public goods) adalah barang yang apabilai konsumsi
oleh individu tertentu tidak akan mengurangi konsumsi orang lain akan barang tersebut. Selanjutnya,
barang public sempurna (pure public good) didefinisikan sebagai barang yang harus disediakan dalam
jumlah dan kualitas yang sama terhadap seluruh anggota masyarakat.
Kedua, Keberadaan sumber daya bersama–SDB (common resources) atau akses terbuka terhadap sumber daya
tertentu ini tidak jauh berbeda dengan keberadaan barang publik diatas.Sumber-sumber daya milik bersama, sama
halnya dengan barang-barang publik, tidak ekskludabel. Sumber-sumber daya ini terbuka bagi siapa saja yang ingin
memanfaatkannya, dan Cuma-Cuma. Namun tidak seperti barang publik, sumber daya milik bersama memiliki sifat
bersaingan. Pemanfaatannya oleh seseorang, akan mengurangi peluang bagi orang lain untuk melakukan hal yang
sama. Jadi, keberadaan sumber daya milik bersama ini, pemerintah juga perlu mempertimbangkan seberapa banyak
pemanfaatannya yang efisien. Contoh klasik tentang bagaimana eksternalitas terjadi pada kasus SDB ini adalah
seperti yang diperkenalkan oleh Hardin (1968) yang dikenal dengan istilah Tragedi Barang Umum (the Tragedy of
the Commons).

Ketiga, Ketidak Sempurnaan Pasar Masalah lingkungan bisa juga terjadi ketika salah satu partisipan
didalam suatu tukar menukar hak-hak kepemilikan (property rights) mampu mempengaruhi hasil yang
terjadi (outcome). Hal ini bias terjadi pada pasar yang tidak sempuna (Inperfect Market) seperti pada
kasus monopoli (penjualtunggal).
Keempat, Kegagalan Pemerintah Sumber ketidak efisienan atau eksternalitas tidak saja diakibatkan oleh
kegagalan pasar tetapi juga karena kegagalan pemerintah (government failure).
Kegagalan pemerintah banyak diakibatkan karena kepentingan pemerintah sendiri atau kelompok tertentu
(interest groups) yang tidakmendorongefisiensi. Kelompok tertentu ini memanfaatkan pemerintah untuk
mencari keuntungan (rent seeking) melalui proses politik.
D. Dampak Eksternalitas beserta contohnya .
Eksternalitas merupakan dampak yang tidak dapat dipilih atau ditolak oleh pihak ketiga karena kejadiannya diluar
kontrol pihak tersebut, oleh karena itu, banyak anggapan bahwa eksternalitas bersifat merugikan. Merugikan disini
bukan hanya merugikan pihak ketiga yang dipengaruhi oleh eksternalitas, namun ternyata juga dapat merugikan
perusahaan yang menyebabkan eksternalitas tersebut. Eksternalitas memiliki dampak yang bersifat negatif ataupun
positif.

Eksternalitas negatif adalah aktivitas ekonomi yang menyebabkan dampak negatif pada pihak ketiga. Dampak ini
dapat muncul saat tahap produksi, distribusi, atau konsumsi dari suatu produk.Polusi, salah satu contoh dampak
kegiatan produksi dan distribusi dianggap sebagai eksternalitas karena dampak yang diberikan bukan terhadap
pelaku polusi, tetapi kepada masyarakat sekitarnya. Rata-rata eksternalitas negatif berhubungan dengan dampak
lingkungan dari kegiatan ekonomi. Eksternalitas negatif umumnya dibagi menjadi dua sisi, yaitu dari segi produksi
dan dari segi konsumsi. Sedangkan Eksternalitas positif adalah aktivitas ekonomi yang menyebabkan dampak positif
pada pihak ketiga. Sama seperti eksternalitas negatif, dampak yang terjadi saat tahap produksi, distribusi, atau
konsumsi dari suatu produk/jasa. Eksternalitas positif dapat dilihat pula dari dua sisi, produksi dan konsumsi. Secara
umum, terdapat 5 jenis eksternalitas, yaitu negatif, positif, inframarginal, teknologi, dan posisional .

7|Page
1. Ekstenal Negatif terdiri dari 2 yaitu eksternal negatif serta positif :
a) Ekstenal Negatif Produksi

Ilustrasi Eksternalitas Negatif Produksi


Pada grafik diatas, dapat dilihat bahwa private cost (MPC) yang ada lebih kecil dibandingkan dengan dampaknya
(MSC). Oleh karena itu, perusahaan dapat memproduksi barang lebih banyak (Q2) dibandingkan nilai optimalnya
(Q1) jika sudah memperhitungkan eksternalitas.

Inefisiensi pasar ini menyebabkan terjadinya deadweight loss welfare yang disebabkan oleh overproduksi


barang/jasa ber eksternalitas negatif.

Untuk menyelesaikan masalah ini, sebaiknya dinaikkan private cost nya agar setara dengan marginal social
cost (MSC). Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan kebijakan atau denda kepada perusahaan. Polusi
udara yang disebabkan oleh produksi dan distribusi barang dapat menyebabkan kerusakan pada tumbuhan dan
bangunan (hujan asam) serta menimbulkan penyakit pernafasan dan penyakit kulit bagi penduduk sekitar.Polusi
air yang disebabkan oleh produksi dan distribusi barang lewat laut juga dapat menyebabkan kerusakan
pada ekosistem perairan. Pencemaran air yang parah juga dapat mengurangi jumlah air yang dapat diminum dan
dimanfaatkan oleh manusia., Polusi tanah yang disebabkan pembuangan sampah dan aktivitas produksi seperti
pertambangan dan pengeboran dapat merusak daur air, ekosistem daratan, serta mengurangi luas daerah yang dapat
dimanfaatkan untuk membangun., Polusi suara yang terjadi saat proses produksi dan distribusi dapat mengganggu
secara fisik maupun mental.

b) Ekstenal Negatif Konsumsi

Ilustrasi Eksternalitas Negatif Konsumsi

8|Page
Dapat dilihat pada grafik diatas bahwa social marginal benefits (SMB) lebih rendah dibandingkan dengan private
marginal benefits (PMB). Oleh karena itu, orang-orang dapat mengkonsumsi barang lebih banyak (Q1)
dibandingkan dengan jumlah idealnya (Q2).

Hal ini juga menyebabkan terjadinya deadweight loss pada segi welfare masyarakat umum. Inefisiensi ini
disebabkan oleh over-konsumsi barang ber eksternalitas negatif.contoh bisa diantaranya polusi suara karena orang
mendengarkan musik di malam hari, clubbing, atau karaoke dapat menyebabkan gangguan kenyamanan bagi
penduduk sekitar, Kekebalan antibiotik yang disebabkan oleh konsumsi antibiotik secara tidak teregulasi oleh orang-
orang dapat merugikan masyarakat. Hal ini mengharuskan perusahaan menciptakan antibiotik yang lebih kuat dan
masyarakat membeli antibiotik yang lebih mahal.Perokok dapat menyebabkan gangguan pernafasan bagi orang-
orang disekitarnya karena adanya asap. Selain itu, asap yang dihasilkan juga dapat menurunkan kenyamanan orang
lain.

2. Ekstenal positif terdiri dari 2 yaitu eksternal negatif serta positif :

a) Eksternalitas Positif Produksi

Ilustrasi Eksternalitas Positif dari Segi Produksi


Dapat dilihat pada grafik diatas bahwa social cost yang dirasakan oleh masyarakat sekitar lebih besar dibandingkan
dengan private cost yang dirasakan oleh perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan memproduksi lebih sedikit barang
(market quantity) dibandingkan dengan nilai idealnya (socially optimal quantity). Contohnya antara lain peternakan
lebah yang menyebabkan penyerbukan pada tumbuhan-tumbuhan disekitarnya atau pembangunan
jaringan transportasi seperti jalan tol, pelabuhan, atau bandara akan meningkatkan aktivitas ekonomi disekitarnya
karena meningkatkan aksesibilitas.

b) Eksternalitas Positif Konsumsi

Ilustrasi Eksternalitas Positif dari Segi Konsumsi


Dapat dilihat pada grafik diatas bahwa private marginal benefits lebih rendah dibandingkan dengan social marginal
benefit. Oleh karena itu, orang-orang mengkonsumsi barang lebih sedikit (market quantity) dibandingkan dengan
nilai idealnya (socially optimal quantity). Hal ini dapat menyebabkan inefisiensi dimana barang ber eksternalitas
negatif tidak cukup banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Contoh dari eksternalitas segi konsumsi antara lain

9|Page
seseorang yang mengenyam pendidikan tinggi dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam bentuk
peningkatan produktivitas, penurunan angka pengangguran, dan peningkatan inovasi. Bisa juga contohnya jika
konsumen semakin banyak membeli produk dengan jaringan seperti smartphone atau komputer, maka semakin
bermanfaat juga produk tersebut. Bayangkan jika hanya kita yang memiliki telefon, kita tetap tidak dapat menelfon
siapa-siapa, namun jika semua orang memiliki telefon, kita dapat langsung menghubungi semua orang dengan
telefon yang kita miliki.

3. Inframarginal
Eksternalitas inframarginal adalah kondisi dimana tidak ada manfaat atau kerugian yang diderita oleh konsumen
yang berada pada zona inframarginal. Namun, kerugian tetap dirasa oleh pengguna atau masyarakat yang berada
pada kelompok inframarginal. Contoh eksternalitas inframarginal adalah pendidikan tinggi. Misalnya pendidikan
hanya bermanfaat kepada masyarakat hingga level S1 dan S2. Pada kasus ini, peningkatan pendidikan seseorang
menuju level S3 tidak memiliki pengaruh apa-apa dari segi sosial. Oleh karena itu, ketika orang tersebut mengambil
S3, keuntungannya hanya dirasakan oleh dia sendiri, yaitu kelompok inframarginal. Masyarakat umum tidak
merasakan penambahan manfaat jika dia mengambil S3 dibandingkan dengan gelarnya yang sekarang, yaitu S2.

4. Teknologi
Externalitas teknologi disebabkan oleh munculnya teknologi baru yang mengubah tren produksi. Oleh karena itu,
secara tidak langsung eksternalitas teknologi dapat mempengaruhi karakteristik konsumsi masyarakat umum.
Contoh eksternalitas teknologi adalah ketika Henry Ford menemukan assembly line yang dapat memproduksi mobil
secara massal, atau ketika perusahaan migas menemukan metode fracking sehingga meningkatkan produksi migas.

5. Posisional
Eksternalitas posisional terjadi ketika pembelian barang baru dapat mengubah perspektif penilaian suatu barang
posisional. Barang posisional pada kasus ini adalah barang status seperti mobil, jam tangan, baju rapih, dan lainnya.
Contoh dari eksternalitas posisional adalah ketika kita sedang ingin melamar pekerjaan, semua orang yang ada disitu
menggunakan baju polo sedangkan ada satu orang yang menggunakan jas. Semua orang di ruangan itu akan terkesan
tidak profesional dibandingkan dengan orang yang menggunakan jas, padahal kalau tidak ada orang yang
menggunakan jas, mereka akan terlihat biasa-biasa saja.

E. Solusi Swasta Terhadap Eksternalitas


Kita telah menyimak bahwa keberadaan eksternalitas itu dapat mengakibatkan alokasi sumber daya yang dilakukan
oleh pasar menjadi tidak efisien. Namun sejauh ini kita baru mengulas secara sekilas tentang cara-cara mengatasi
eksternalitas tersebut. Dalam prakteknya, bukan hanya pemerintah saja yang perlu dan dapat mengatasi eksternalitas
itu, melainkan juga pihak-pihak nonpemerintah, baik itu pribadi/kelompok maupun perusahaan/ organisasi
kemasyarakatan. Untuk mudahnya, kita sebut saja pihak-pihak nonpemerintah tersebut sebagai pihak “pribadi” atau
“swasta”. Pada dasarnya, tujuan yang hendak dicapai oleh pemerintah maupun pihak swasta (perorangan dan
kelompok), berkenaan dengan penanggulangan eksternalitas itu sama saja, yakni untuk mendorong alokasi sumber
daya agar mendekati kondisi yang optimum secara sosial. Pada bagian pembahasan berikut kita akan menelaah
solusi-solusi atau upaya-upaya yang dilakukan oleh pribadi atau swasta (private solutions) dalam mengatasi
persoalan eksternalitas.

a) Jenis-jenis Solusi Swasta

Inefisiensi pasar akibat eksternalitas tidak perlu selalu harus atau bisa diatasi dengan penegakan atau peningkatan
standar moral, atau ancaman penerapan sanksi sosial. Misalnya, mengapa orang-orang secara sadar tidak mau
membuang sampah sembarangan? Peraturan resmi yang mengatur tentang sampah memang ada, namun di banyak

10 | P a g e
tempat, peraturan semacam itu tidak dijalankan secara sungguh-sungguh. Kita tidak mau membuang sampah
disembarang tempat juga bukan karena takut dengan peraturan-peraturan semacam itu, namun karena kita
mengetahui atau menyadari bahwa tidaklah baik dan tidak patut sejak kita masih kanak-kanak, bahwa kita boleh
melakukan sesuatu moral inilah yang kemudian membatasi perilaku dan tindakan kita, agar sedapat mungkin tidak
merugikan orang lain. Dalam bahasa ekonomi, ajaran agama itu meminta kita untuk melakukan internalisasi
eksternalitas.

Contoh lain solusi swasta, adalah derma atau amal yang seringkali sengaja diorganisasikan untuk mengatasi suatu
eksternalitas. Contohnya adalah Sierra Club, sebuah organisasi sosial swasta yang sengaja dibentuk untuk turut
melestarikan lingkungan hidup. Organisasi ini mengandalkan pemasukannya dari donasi pihak-pihak yang
bersimpati atau iuran anggota. Hal ini sebagai contoh untuk eksternalitas negatif. Sedangkan untuk eksternalitas
positif, kita mengetahui banyak perguruan tinggi yang membentuk yayasan yang menghimpun sumbangan dari para
alumni, perusahaan, atau pihak-pihak lain, untuk kemudian disalurkan sebagai beasiswa.

Pasar swasta terkadang juga mampu mengatasi masalah eksternalitas, dengan membiarkan pihak-pihak yang
berkepentingan untuk mengatasinya. Motif utama mereka memang untuk memenuhi kepentingannya sendiri, namun
dalam melakukan suatu tindakan , mereka juga sekaligus mengatasi eksternalitas. Sebagai contoh, kita lihat saja apa
yang akan dilakukan oleh seorang petani apel dan seorang peternak lebah yang hidup berdekatan. Pada saat lebah-
lebah itu mencari madu dari satu bunga apel ke bunga lainnya, mereka membantu penyerbukan dan mempercepat
pohon-pohon apel itu berbuah. Ini menguntungkan si petani apel. Sedangkan si peternak juga untung karena ia tidak
perlu memberi makan lebah-lebahnya. Namun jika kerja sama terselubung yang saling menguntungakan itu tidak
dipehitungkan, maka kedua belah pihak bisa merugi. Jika pohon apel yang ditanam si petani terlalu sedikit, maka
lebah-lebah itu akan kekurangan makanan. Sebaliknya, jika lebah yang dipelihara si peternak terlalul sedikit, maka
proses penyerbukan tidak lancar. Eksternalitas ini dapat diinternalisasikan dengan cara penggabungan kedua usaha.
Si petani membeli seluruh atau sebagian usaha peternakan lebah, atau sebaliknya si peternak membeli seluruh atau
sebagian pohon apel. Jika kedua usaha itu disatukan, maka pengelolanya akan lebih mudah menentukan berapa
banyak pohon apel yang harus ditanam, dan berapa ekor lebah yang harus dipelihara, demi membuahkan hasil yang
maksimal. Dalam kenyataannya, niat untuk mengupayakan internalisasi eksternalisasi seperti itulah, yang
merupakan penyebab mengapa banyak perusahaan yang menekuni lebih dari satu bidang/ jenis usaha sekaligus.
Cara lain di pasar swasta dalam mengatasi eksternalitas adalah, penyusunan kontrak atau perjanjian di antara pihak-
pihak yang menaruh kepentingan.

b) Teorema Coase

Ada sebuah pemikiran yang disebut teorema Coase (Coase therem) mengambil nama perumusnya, yakni ekonom
Ronald Coase-yang menyatakan bahwa solusi swasta bisa sangat efektif seandainya memenuhi satu syarat. Syarat
itu adalah pihak-pihak yang berkepentingan dapat melakukan negosiasi atau merundingkan langkah-langkah
penanggulangan masalah eksternalitas yang ada diantara mereka, tanpa menimbulkan biaya khusus yang
memberatkan alokasi sumber daya yang sudah ada. Menurut teorema Coase, hanya jika syarat itu terpenuhi, maka
pihak swasta itu akan mampu mengatasi masalah eksternalitas dan meningkatkan efisiensi alokasi sumber daya.

c) Apakah SOLUSI SWASTA Itu Selalu Berhasil

Jawabannya tentu saja tidak! Logika teorema Coase memang meyakinkan, namun tidak selamanya sesuai dengan
kenyataan yang ada. Dalam praktik, kita harus tau jika pelaku ekonomi swasta/pribadi seringkali gagal memperoleh
pemecahan yang efisien, atas suatu masalah yang bersumber dari eksternalitas. Teorema Coase ternyata hanya
berlaku, jika pihak-pihak yang berkepentingan tidak dihadapkan pada kendala untuk mencapai dan melaksanakan
kesepakatan. Itu berarti, peluang kesepakatan memang selalu terbuka, namun hal itu tidak selalu bisa diwujudkan.

Kesepakatan untuk mengatasi persoalan eksternalitas seringkali gagal dicapai, jika pihak-pihak yang terlibat
diharuskan menanggung biaya-biaya transaksi. Yang disebut sebagai biaya-biaya transaksi (transaction costs) adalah
berbagai bentuk biaya yang harus dibayar, ketika pihak-pihak yang berkepentingan itu tengah menjalani negoisasi
atau tawar menawar. Dalam contoh kasus diatas, umpamakan saja Dick dan Jane berasal dari negara berbeda,
sehingga bahasanyapun berbeda. Sekedar untuk bernegosiasi, keduanya harus menyewa penerjemah. Kalau sudah

11 | P a g e
begitu, Dick dan Jane akan enggan melakukan negoisasi, apalagi jika biaya sewa penerjemahnya mahal. Dalam
kenyataannya, perusahaan-perusahaan seringkali enggan melakukan negoisasi untuk mengatasi eksternalitas
diantara mereka, karena mahalnya ongkos jasa pengacara yang menyusun agenda perundingan atau draft kerjasama.

Pencapaian kesepakatan akan semakin sulit, jika jumlah pihak yang terlibat atau berkepentingan lebih banyak. Ini
dikarenakan koordinasi antara banyak pihak itu biasanya memakan biaya yang cukup besar. Sebagai contoh, ada
sebuah pabrik yang mencemari sebuah danau didekatnya. Polusi ini sangat merugikan para nelayan yang mencari
nafkah di danau tersebut. Menurut teorema Coase, jika terjadinya polusi itu merupakan suatu kondisi yang tidak
efisien, maka pemilik pabrik dan para nelayan akan terdorong merundingkan pemecahannya. Jika kita asumsikan
bahwa pabrik itu punya hak legal untuk berpolusinya, solusinya bisa berupa pemberian ganti rugi kepada pabrik agar
tidak berpolusi. Namun jika jumlah nelayannya banyak, dan masing-masing punya pendapat atau perhitungan
sendiri, maka biaya koordinasinya menjadi begitu mahal, sehingga kemungkinan besar negoisasi antara pabrik dan
nelayan tidak dapat dilangsungkan.

Jika penyelesaian swasta gagal, maka pemerintah harus turun tangan. Lagipula, pemerintahan memang merupakan
suatu institusi yang sengaja dibentuk, untuk bertindak mewakili kepentingan bersama. Dalam contoh kasus di atas,
pemerintah dapat mewakili para nelayan, mengingat mereka sulit bertindak sendiri. Pada bagian pembahasan
berikut, kita akan menelaah bagaimana pemerintah dapat mengupayakan pemecahan atas adanya masalah
eksternalitas.

F. Solusi Publik Dalam Mengatasi Eksternalitas.


Setiap kali eksternalitas muncul sehingga mengakibatkan alokasi sumber daya yang dilakukan pasar tidak
efisien, pemerintah dalam melakukan salah satu dari dua pilihan tindakan yang ada. Pilihan pertama
adalah menerapkan kebijakan-kebijakan atau pendekatan komando dan kontrol (command-and-control
policies), atau menerapkan kebijakan-kebijakan berdasarkan pendekatan pasar (market-base policies).
Bagi para ekonom, pilihan kedua lebih baik, karena kebijakan berdasarkan pendekatan pasar akan
mendorong para pembuat keputusan di pasar swasta, untuk secara suka rela memilih mengatasi
masalahnya sendiri.
Regulasi Pemerintah dapat mengatasi suatu eksternalitas dengan melarang atau mewajibkan perilaku
tertentu dari pihak-pihak tertentu. Sebagai contoh, untuk mengatasi kebiasaan membuang limbah beracun
ke sungai, yang biaya sosialnya jauh lebih besar dari pada keuntungan pihak-pihak yang melakukannya,
pemerintah dapat menyatakannya sebagai tindakan kriminal dan akan mengadili serta menghukum
pelakunya. Dalam kasus ini pemerintah menggunakan regulasi atau pendekatan komando dan control
untuk melenyapkan eksternalitas tadi. Namun kasus-kasus polusi umumnya tidak sesederhanana itu.
Tuntutan para pecinta lingkungan untuk menghapuskan segala bentuk polusi, sesungguhnya tidak
mungkin terpenuhi, karana polusi merupakan efek sampingan tak terelakkan dari kegiatan produksi
industri. Contoh yang sederhana, semua kendaraan bemotor sesungguhnya mengeluarkan polusi. Jika
polusi ini hendak dihapus sepenuhnya, maka segala bentuk kendaraan bermotor harus dilarang oleh
pemerintah, dan hal ini tidak mungkin dilakukan. Jadi, yang harus diupayakan bukan penghapusan polusi
secara total, melainkan pembatasan polusi hingga ambang tertentu, sehingga tidak terlalu merusak
lingkungan namun tidak juga menghalangi kegiatan produksi. Untuk menentukan ambang aman tersebut,
kita harus menghitung segala untung ruginya secara cermat.
Lalu juga bisa melakukan Internalisasi dari dampak aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh perusahaan sangat
penting dalam mengurangi eksternalitas. Ketika perusahaan yang memproduksi barang ber eksternalitas positif
diberikan insentif, perusahaan tersebut akan mampu memproduksi lebih banyak barang. Begitu pula dengan
perusahaan yang memproduksi barang ber eksternalitas negatif.

12 | P a g e
Internalisasi cost dan benefit ini dapat dilakukan dengan mengaplikasikan pajak pigouvian serta skema insentif.
Pada dasarnya, kedua metode ini sama-sama bertujuan untuk meningkatkan eksternalitas positif dan mengurangi
eksternalitas negatif.

Pajak pigovian dan subsidi selain menerapkan regulasi, untuk mengatasi eksternalitas, pemerintah juga
dapat menerapkan kebijakan-kebijakan yang didasarkan pada pendekatan pasar, yang dapat memadukan
insentif pribadi/swasta dengan efisiensi sosial. Sebagai contoh, seperti telah disinggung diatas pemerintah
dapat menginternalisasikan eksternalitas dengan menggunakan pajak terhadap kegiatan-kegiatan yang
menimbulkan eksternalitas negatif, dan sebaliknya member subsidi untuk kegiatan-kegiatan yang
memunculkan eksternalitas positif.
Pajak yang khusus diterapkan untuk mengoreksi dampak dari suatu eksternalitas negative lazim disebut
sebagai Pajak Pigovian (Pigovian tax), mengambil nama ekonom pertama yang merumuskan dan
menganjurkannya, yakni Arthur Pigou (1877-1959). Para ekonom umumnya lebihmenyukai pajak
Pigovian dari pada regulasi sebagai cara untuk mengendalikan polusi, karena biaya penerapan pajak itu
lebih murah bagi masyarakat secara keseluruhan.

G. Barang Publik Dan Sumber Daya Milik Bersama.


Barang publik (public goods) adalah barang yang apabila dikonsumsi oleh individu tertentu tidak akan
mengurangi konsumsi orang lain akan barang tersebut. Selanjutnya, barang public sempurna (purepublic
good) didefinisikan sebagai barang yang harus disediakan dalam jumlah dan kualitas yang sama terhadap
seluruh anggota masyarakat. Adapun jenis-jenis barang adalah sebagai berikut :
1. BarangPribadi /Swasta ( private goods ) Yakni barang-barang yang memiliki sifat ekskludabilitas dan
sifat bersaingan.
2. Barang Publik( public goods ) Yakni barang-barang yang tidak memiliki sifat ekskludabilitas maupun
sifat sifat persaingan.
3. Sumber daya milik bersama( common resources ) Yakni barang-barang yang tidak memiliki sifat
ekskludabilitas, namun memiliki sifat persaingan.
4. Ada pula barang yang memiliki ekskludabilitas, namun tidak memiliki sifat persaingan. Barang
seperti ini hanya muncul dalam situasi “monopoli alamiah” (natural monopoly).

H. Analisis Biaya Manfaat.


Analisis biaya adalah suatu studi yang bertujuan menghitung segenap biaya dan keuntungan dari suatu
proyek, bagi masyarakat secara keseluruhan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis biaya
manfaat :
1. Biaya Pengadaan (Procurement Coast), yaitu semua biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan
pengadaan suatubarang.

13 | P a g e
2. Biaya Persiapan Operasional (Star Up Coast), yaitu semua biaya yang dikeluarkan sebagai upaya
membuat system untuk siap di operasikan.
3. Biaya Proyek (Project Related Coast), yaitu biaya yang berkaitan dengan biaya mengembangkan
system termasuk biaya penerapannya.
4. Biaya Operasional (Ongoing and Maintenance Coast), yaitu biaya untuk mengoperasikan system agar
system dapat berjalan dengan baik. Sedangkan komponen manfaat atau dalam hal ini dapat disebut juga
sebagai efektifitas yang di dapat dari sebuah system informasi dapat diidentifikasikan sebagaiberikut :
· Manfaat atau efektifitas yang di dapat dari pengurangan biaya.
· Manfaat atau efektifitas yang di dapat dari pengurangan kesalahan-kesalahan
· Manfaat atau efektifitas yang di dapat dari peningkatan kecepatan aktivitas
· Manfaat atau efektifitas yang di dapat dari peningkatan perencanaan dan pengendalian manajemen.
Manfaat atau efektifitas dari sebuah system informasi dapat juga di klasifikasikan dalam dua bentuk yaitu
tangible benefist dan intangible banefits.
Tangible Banefits atau manfaat keuntungan yang berwujud adalah keuntungan penghematan atau
peningkatan di dalam perusahaan yang dapat diukur secara kuantitatif dalam bentuk satuan nilai
moneter/uang. Intangible Benefits atau manfaat keuntungan yang tidakberwujud adalah nilai keuntungan
yang sulit atau tidak mungkin diukur dalam bentuk nilai moneter/ uang. Setelah komponen biaya dan
manfaat diketahui, maka coast and benefit analysis bias dilakukan untuk menentukan apakah sebuah
proyekter sebut layak atau tidak.

I. SumberDaya Milik Bersama.


Sumber daya bersama – SDB (common resources) atau akses terbuka terhadap sumber daya tertentu ini
tidak jauh berbeda dengan keberadaan barang publik diatas. Sumber – sumber daya milik bersama, sama
halnya dengan barang-barang publik, tidak ekskludabel. Sumber-sumber daya ini terbuka bagi siapa saja
yang ingin memanfaatkannya, dan cuma-cuma. Namun tidak seperti barang publik, sumber daya milik
bersama memiliki sifat bersaingan. Pemanfaatannya oleh seseorang, akan mengurangi peluang bagi orang
lain untuk melakukan hal yang sama.
Jadi, keberadaan sumberdaya milik bersama ini, pemerintah juga perlu mempertimbangkan seberapa
banyak pemanfaatannya yang efisien. Contoh klasik tentang bagaimana eksternalitaster jadi pada kasus
SDB ini adalah seperti yang diperkenalkan oleh Hardin (1968) yang dikenal dengan istilah Traged Barang
Umum (the Tragedy of the Commons). Pentingnya hak kepemilikan( property right ) Salah satu bentuk
kebijakan teknologi yang paling banyak didukung oleh para ekonom adalah kebijakan perlindungan hak
cipta. Hukum paten melindungi hak eksklusif para pencipta atau penemu untuk memanfaatkan sendiri
penemuannya, selama jangka waktu tertentu (setelah itu penemuannya dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat luas).

14 | P a g e
BAB III
PENUTUP

A) KESIMPULAN

Ketika suatu transaksi antara pembeli dan penjual secara langsung memengaruhi pihak ketiga, efek ini disebut suatu
eksternalitas. Eksternalitas negatif seperti polusi, menyebabkan jumlah optimal secara sosial dalam pasar kurang
dari jumlah keseimbangannya. Eksternalitas positif, seperti imbas teknologi, menyebabkan jumlah optimal secara
sosial lebih dari jumlah keseimbanganya.

Pihak-pihak yang terkena efek dari eksternalitas dapat menyelesaikan masalah mereka sendiri. Sebagai contoh
ketika suatu bisnis menghasilkan eksternalitas bagi bisnis lain keduanya dapat menginternalisasikan eksternalitas itu
dengan cara merger. Alternatifnya pihak pihak yang berkepentingan dapat mengatasi masalah itu dengan
mengalokasikan kontrak. Menurut teori macoase, jika orang-orang dapat melakukan tawar menawar tanpa memakan
biaya, maka mereka selau dapat mencapai kesepakatan yang dapat mengalokasikan sumber daya dengan efisien.
Akan tetapi pada banyak kasus, mencapai sesuatu kesempatan antara banyak pihak berkepentingan sulit terjadi,
sehingga trorema coase tidak berlaku.

Ketika pihak-pihak swasta tidak mampu menangani efek-efek eksternal, seperti polusi, pemerintahan membantu
dengan ikut campur. Kadang-kadang pemerintah menghindari dilakukannya kegiatan –kegiatan yang tidak efisien
dari segi sosial dengan melarang perilaku-perilaku tertentu. Pada kesempatan yang lain, pemerintah
menginternalisasikan eksternalitas dengan menerapkan pajak Pigovian suatu kebijakan Publik yang lain adalah
mengeluarkan izin. Sebagai contoh, pemerintah dapat melindungi lingkungan dengan mengeluarkan sejumlah
terbatas izin berpolusi. Hasil akhir dari kebijakan ini hampir sama dengan penerapan pajak Pigovian terhdap para
polusi.

B) DAFTAR PUSTAKA

http://akusuccess.blogspot.com/2014/03/makalah-ekonomi-mikro-barang-publik-dan.html

Tarumingkeng, Rudy C 2001. Introduction To Philosophy Of Science. IPB PROGRAM KELULUSAN. CD ROM,
Bogor.

https://insanpelajar.com/eksternalitas/

https://id.wikipedia.org/wiki/Eksternalitas#

15 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai