Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH EKONOMI MIKRO

EKSTERNALITAS DAN BARANG PUBLIK

Dosen Pengampu :

Dr. Retna Ngesti Sedyati, M.,Si.

Lisana Oktavisanti Mardiyana, S.Pd., M.Pd.

Oleh Kelompok 5 :

1. Firman Prayogi 200210301047


2. Novita Punky Fardatul Komaria 200210301059
3. Fitria 200210301071
4. Fatkhul Anjani Dwi Putri 200210301082

PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2021

1
KATA PENGANTAR

Kami ucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita
hidayah dan rahmat-Nya sehingga pada kesempatan kali ini kami dapat menyelesaikan tugas
mata kuliah Ekonomi Mikro, Universitas Jember Tahun 2021 yang membahas tentang materi
“Eksternalitas dan Barang Publik”. Tujuan kami menulis makalah ini untuk memenuhi tugas
dari Ibu Lisana Oktavisanti Mardiyana, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah
Ekonomi Mikro. Selain itu juga, maksud dari pembutan makalah ini adalah untuk menambah
pengetahuan serta wawasan khususnya tentang materi ini bagi kami dan juga pembaca.

Kami mengucapkan terimakasih khususnya kepada Ibu Lisana Oktavisanti


Mardiyana, S.Pd., M.Pd. yang telah memberikan tugas ini. Adapun makalah ini kami sususn
dengan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari banyak pihak untuk
menyelesaikan makalah ini. Selain itu juga kami sangat menyadari bahwa makalah yang
kami tulis ini masih terdapat banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu, kami selaku penulis
dari makalah ini dengan sangat senang hati menerima kritikan dan juga saran serta usulan
dari pembaca demi perbaikan makalah yang kami buat ini.

Jember, 7 September 2021

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 1


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Eksternalitas ................................................................................................... 3
2.2 Faktor-faktor Penyebab Eksternalitas .............................................................................. 3
2.2.1 Keberadaan barang public ......................................................................................... 4
2.2.2 Sumber Daya Bersama .............................................................................................. 4
2.2.4 Kegagalan pemerintah ............................................................................................... 4
2.3 Eksternalitas negatif dan positif dalam produksi maupun konsumsi .............................. 5
2.3.1 Eksternalitas negatif dari produksi ............................................................................ 5
2.3.2 Eksternalitas positif dari produksi ............................................................................. 5
2.3.3 Eksternalitas dalam konsumsi.................................................................................... 6
2.4 Solusi swasta tehadap eksternalitas.................................................................................. 6
2.4.1 Jenis-jenis solusi swasta ............................................................................................ 6
2.4.2 Teorema coase ........................................................................................................... 8
2.4.3 Penyebab gagal nya sosuli swasta ............................................................................. 8
2.5 Kebijakan Publik Dalam Mengatasi Eksternalitas ........................................................... 8
2.5.1 Regulasi ..................................................................................................................... 8
2.5.2 Pajak pigoviab dan subsidi ........................................................................................ 9
2.6 Barang Publik ................................................................................................................... 9
2.7 Karakteristik barang publik ............................................................................................ 10
2.7.1 Nonrivalitas (nonrivalrous)...................................................................................... 10
2.7.2 Nonexludable ........................................................................................................... 10
2.8 Contoh barang publik ..................................................................................................... 10
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 12
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13

2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu perekonomian modern, setiap aktivitas mempunyai keterkaitan dengan
aktivitas lainnya. Apabila semua keterkaitan antara suatu kegiatan dengan kegiatan lainnya
dilaksanakan melalui mekanisme pasar atau melalui suatu sistem, maka keterkaitan antar
berbagai aktivitas tersebut tidak menimbulkan masalah. Akan tetapi banyak pula keterkaitan
antar kegiatan yang tidak melalui mekanisme pasar sehingga timbul berbagai macam
masalah. Keterkaitan suatu kegiatan dengan kegiatan lain yang tidak melalui mekanisme
pasar adalah apa yang disebut dengan eksternalitas.

Secara umum dapat dikatakan bahwa eksternalitas adalah suatu efek samping dari
suatu tindakan pihak tertentu terhadap pihak lain, baik dampak yang menguntungkan maupun
yang merugikan. Dalam literatur asing, efek samping mempunyai istilah seperti : external
effects, externalities, neighboorhood effects, side effects, spillover effects (Mishan, 1990).
Efek samping dari suatu kegiatan atau transaksi ekonomi bisa positif (positive external
effects, external economic) maupun negatif (negative external effects, external diseconomic).

Dalam kenyataannya, baik dampak negatif maupun efek positif bisa terjadi secara
bersamaan dan simultan. Dampak yang menguntungkan misalnya seseorang yang
membangun sesuatu pemandangan yang indah dan bagus pada lokasi tertentu mempunyai
dampak positif bagi orang sekitar yang melewati lokasi tersebut. Sedangkan dampak negative
misalnya polusi udara, air dan suara. Ada juga ekternalitas yang dikenal sebagai eksternalitas
yang berkaitan dengan uang (pecuniary externalities) yang muncul ketika dampak
eksternalitas itu disebabkan oleh meningkatnya harga. Misalnya, suatu perusahaan didirikan
pada lokasi tertentu atau kompleks perumahan baru dibangun, maka harga tanah tersebut
akan melonjak tinggi. Meningkatnya harga tanah tersebut menimbulkan dampak external
yang negatif terhadap konsumen lain yang ingin membeli tanah disekitar daerah tersebut.
Dalam contoh di atas efek tersebut dalam perubahan harga tanah, dimana kesejahteraan
masyarakat berubah tetapi perubahan itu akan kembali ke keadaan keseimbangan karena
setiap barang akan menyamakan rasio harga-harga barang dengan marginal rate of
substitution (MRS). Jadi, suatu fakta bahwa tindakan seseorang dapat mempengaruhi orang
lain tidaklah berarti adanya kegagalan pasar selama pengaruh tersebut tercermin dalam harga-
harga sehingga tidak terjadi ketidak efisienan dalam perekonomian. Jadi, yang dimaksud
dengan eksternalitas hanyalah apabila tindakan seseorang mempunyai dampak terhadap

1
orang lain atau segolongan orang lain tanpa adanya kompensasi apapun juga sehingga timbul
inefisiensi dalam alokasi faktor produksi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian dari Eksternalitas
2. Apa saja Faktor-faktor Penyebab Eksternalitas
3. Apa yang dimaksud Eksternalitas negatif dan positif dalam produksi maupun
konsumsi
4. Apa yang dimaksud Sosuli swasta tehadap eksternalitas
5. Apa saja Kebijakan Publik Dalam Mengatasi Eksternalitas
6. Seperti apakah Barang Publik Dan Sumberdaya Milik Bersama

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk Mengetahui Pengertian Eksternalitas
2. Untuk Mengetahui apa saja Faktor-faktor Penyebab Eksternalitas
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Eksternalitas negatif dan positif dalam
produksi maupun konsumsi
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Sosuli swasta tehadap eksternalitas
5. Untuk Mengetahui apa saja Kebijakan Publik Dalam Mengatasi Eksternalitas
6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Barang Publik Dan Sumberdaya Milik
Bersama

2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Eksternalitas
Eksternalitas adalah kerugian atau keuntungan yang diderita atau dinikmati pelaku
ekonomi karena tindakan pelaku ekonomi lain yang tidak tercermin dalam harga pasar.
Berbagai pendapat mengemukakan teorinya tentang pengertian eksternalitas. Pendapat oleh
Rosen (1988) menyatakan bahwa eksternalitas terjadi ketika aktivitas suatu satu kesatuan
mempengaruhi kesejahteraan kesatuan yang lain yang terjadi diluar mekanisme pasar (non
market mechanism). Tidak seperti pengaruh yang ditransmisikan melalui mekanisme harga
pasar, eksternalitas dapat mempengaruhi efisiensi ekonomi.

Fisher (1996) mengatakan bahwa eksternalitas terjadi bila satu aktivitas pelaku
ekonomi (baik produksi maupun konsumsi) mempengaruhi kesejahteraan pelaku ekonomi
lain dan peristiwa yang ada terjadi di luar mekanisme pasar. Sehingga ketika terjadi
eksternalitas, maka privat choice oleh konsumen dan produsen dalam private markets
umumnya tidak menghasilkan sesuatu yang secara ekonomi efisien. Berdasarkan pada
pemahaman di atas dapat dijelaskan bahwa dalam perspektif teoritis. Eksternalitas terjadi
karena adanya perbedaan antara marginal sosial dan private cost suatu barang. Dalam kasus
kerusakan lingkungan menimbulkan negative externality karena tidak adanya unsur 10 biaya
tambahan dalam bentuk social cost yang masuk dalam komponen harga barang akhir. Oleh
karena itu diperlukan government intervention dalam bentuk penetapan pajak atau subsidi
guna mengkoreksi dampakdampak dari eksternalitas (Verhoef dan Nijkamp 2000) dalam
Ansky (2010).

2.2 Faktor-faktor Penyebab Eksternalitas


Eksternalitas timbul pada dasarnya karena aktivitas manusia yang tidak mengikuti
prinsip-prinsip ekonomi yang berwawasan lingkungan. Dalam pandangan ekonomi,
eksternalitas dan ketidakefisienan timbul karena salah satu atau lebih dari prinsip-prinsip
alokasi sumber daya yang efisien tidak terpenuhi. Karakteristik barang atau sumber daya
publik, ketidaksempurnaan pasar, kegagalan pemerintah merupakan keadaan-keadaan dimana
unsur hak pemilikan atau pengusahaan sumber daya (property rights) tidak terpenuhi. Sejauh
semua faktor ini tidak ditangani dengan baik, maka eksternalitas dan ketidakefisienan ini
tidak bisa dihindari. Kalau ini dibiarkan, maka ini akan memberikan dampak yang tidak
menguntungkan terhadap ekonomi terutama dalam jangka panjang. Bagaimana mekanisme

3
timbulnya eksternalitas dan ketidakefisienan dari alokasi sumber daya sebagai akibat dari
adanya faktor diatas diuraikan satu per satu berikut ini

2.2.1 Keberadaan barang public


Barang publik (public goods) adalah barang yang apabila dikonsumsi oleh individu
tertentu tidak akan mengurangi konsumsi orang lain akan barang tersebut. Selanjutnya,
barang publik sempurna (pure public good) didefinisikan sebagai barang yang harus
disediakan dalam jumlah dan kualitas yang sama terhadap seluruh anggota masyarakat.

2.2.2 Sumber Daya Bersama


Keberadaan sumber daya bersama (common resources) atau akses terbuka terhadap
sumber daya tertentu ini tidak jauh berbeda dengan keberadaan barang publik di atas.
Sumber-sumber daya milik bersama, sama halnya dengan barang-barang publik, tidak
ekskludabel. Sumber-sumber daya ini terbuka bagi siapa saja yang ingin
memanfaatkannya, dan cuma-cuma. Namun tidak seperti barang publik, sumber daya
milik bersama memiliki sifat bersaingan. Pemanfaatannya oleh seseorang, akan
mengurangi peluang bagi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Jadi, keberadaan
sumber daya milik bersama ini, pemerintah juga perlu mempertimbangkan seberapa
banyak pemanfaatannya yang efisien. Contoh klasik tentang bagaimana eksternalitas
terjadi pada kasus sumberdaya bersama ini adalah seperti yang diperkenalkan oleh Hardin
(1968) yang terkenal dengan istilah tragedi barang umum (the tragedy of the commons).

2.2.3 Ketidak sempurnaaan pasar


Masalah lingkungan bisa juga terjadi ketika salah satu partisipan didalam suatu tukar
manukar hak-hak kepemilikan (property rights) mampu mempengaruhi hasil yang terjadi
(outcome). Hal ini bisa terjadi pada pasar yang tidak sempuna (Inperfect Market) seperti
pada kasus monopoli (penjual tunggal).

2.2.4 Kegagalan pemerintah


Sumber ketidakefisienan atau eksternalitas tidak saja diakibatkan oleh kegagalan
pasar tetapi juga karena kegagalan pemerintah (government failure). Kegagalan
pemerintah banyak diakibatkan karena kepentingan pemerintah sendiri atau kelompok
tertentu (interest groups) yang tidak mendorong efisiensi. Kelompok tertentu ini
memanfaatkan pemerintah untuk mencari keuntungan (rent seeking) melalui proses
politik.

4
2.3 Eksternalitas negatif dan positif dalam produksi maupun konsumsi
2.3.1 Eksternalitas negatif dari produksi
Pengertian eksternalitas negatif lebih kurang adalah efek samping yang negatif dari
suatu tindakan dari pelaku ekonomi (katakanlah suatu perusahaan) yang di derita oleh
pihak yang tidak terlibat dalam tindakan ekonomi tersebut (bystander). Misalnya pada
umumnya pabrik akan mengeluarkan asap. Yang secara umum dapat dikatakan bahwa
setiap tindakan ekonomi berpotensi membawa efek samping, yang permasalahannya
hanya pada tingkat gangguannya saja. Dengan demikian, pelarangan secara total akan
menghentikan kegiatan ekonomi pada sektor usaha ini. dengan adanya efek negatif ini
maka biaya tidak hanya ditanggung oleh perusahaan yang bersangkutan. Total biaya
(internal perusahaan dan eksternal perusahaan) biasa disebut sebagai biaya sosial (social
cost). dengan adanya hal tersebut mak biaya ekternal dapat dibuat menjadi internal
sehingga menjadi biaya perusahaan yang tercantum dalam dokumen akuntansi. dengan
demikian biaya total perusahaan menjadi lebih tinggi dan dengan sendirinya akan
menaikan harga jual produk yang dihasilkan.

2.3.2 Eksternalitas positif dari produksi


Yang dimaksud dengan eksternalitas positif adalah dampak yang menguntungkan dari
suatu tindakan yang dilakukan oleh suatu pihak terhadap orang lain tanpa adanya
kompensasi dari pihak yang diuntungkan. meskipun banyak pasar dimana biaya social
melebihi biaya pribadi, ada pula pasar-pasar yang justru sebaliknya, yakni biaya pribadi
para produsen lebih besar dari biaya sosialnya.di pasar inilah, eksternalitasnya bersifat
positif, dalam arti menguntungan pihak lain (selain produsen dan konsumen). Contoh yang
dapat di kemukakan disini adalah pasar robot industry (robot yang khusus di rancang
untuk melakukan kegiatan atau fungsi tertentu di pabrik-pabrik).

Robot adalah ujung tombak dari kemajuan tekhnologi yang mutakhir. Sebuah
perusahaan yang mampu membuat robot, akan berkesempatan besar menemukan
rancangan-rancangan rekayasa baru yang serba lebih baik. Rancangan ini tidak hanya akan
menguntungkan perusahaan yang bersangkutan, namun juga masyarakat secara
keseluruhan karena pada akhrnya rancangan itu akan menjadi pengetahuan umum yang
bermanfaat.

5
2.3.3 Eksternalitas dalam konsumsi
Sejauh ini, eksternalitas yang telah kita bahas hanya eksternalitas yang berkaitan
dengan kegiatan produksi. Selain itu masih ada eksternalitas yang terkandung dalam
kegiatan konsumsi. Konsumsi minuman beralkohol, misalnya, mengandung eksternalitas
negatif jika si peminum lantas mengemudikan mobil dalam keadaan mabuk atau setengah
mabuk, sehingga membahayakan pemakai jalan lainnya. Eksternalitas dalam konsumsi ini
juga ada yang bersifat positif. Contohnya adalah konsumsi pendidikan. Semakin banyak
orang yang terdidik, masyarakat atau pemerintahnya akan diuntungkan. Pemerintah akan
lebih mudah merekrut tenaga-tenaga cakap, sehingga pemerintah lebih mampu
menjalankan fungsinya dalam melayani masyarakat.

2.4 Solusi swasta tehadap eksternalitas


Kita telah menyimak bahwa keberadaan eksternalitas itu dapat mengakibatkan alokasi
sumber daya yang dilakukan oleh pasar menjadi tidak efisien. Namun sejauh ini kita baru
mengulas secara sekilas tentang cara-cara mengatasi eksternalitas tersebut. Dalam
prakteknya, bukan hanya pemerintah saja yang perlu dan dapat mengatasi eksternalitas itu,
melainkan juga pihak-pihak nonpemerintah, baik itu pribadi/kelompok maupun perusahaan/
organisasi kemasyarakatan. Untuk mudahnya, kita sebut saja pihak-pihak nonpemerintah
tersebut sebagai pihak “pribadi” atau “swasta”. Pada dasarnya, tujuan yang hendak dicapai
oleh pemerintah maupun pihak swasta (perorangan dan kelompok), berkenaan dengan
penanggulangan eksternalitas itu sama saja, yakni untuk mendorong alokasi sumber daya
agar mendekati kondisi yang optimum secara sosial. Pada bagian pembahasan berikut kita
akan menelaah solusi-solusi atau upaya-upaya yang dilakukan oleh pribadi atau swasta
(private solutions) dalam mengatasi persoalan eksternalitas.

2.4.1 Jenis-jenis solusi swasta


Inefisiensi pasar akibat eksternalitas tidak perlu selalu harus atau bisa diatasi dengan
penegakan atau peningkatan standar moral, atau ancaman penerapan sanksi sosial.
Misalnya, mengapa orang-orang secara sadar tidak mau membuang sampah sembarangan?
Peraturan resmi yang mengatur tentang sampah memang ada, namun di banyak tempat,
peraturan semacam itu tidak dijalankan secara sungguh-sungguh. Kita tidak mau
membuang sampah disembarang tempat juga bukan karena takut dengan peraturan-
peraturan semacam itu, namun karena kita mengetahui atau menyadari bahwa tidaklah
baik dan tidak patut sejak kita masih kanak-kanak, bahwa kita boleh melakukan sesuatu
moral inilah yang kemudian membatasi perilaku dan tindakan kita, agar sedapat mungkin

6
tidak merugikan orang lain. Dalam bahasa ekonomi, ajaran agama itu meminta kita untuk
melakukan internalisasi eksternalitas.

Contoh lain solusi swasta, adalah derma atau amal yang seringkali sengaja
diorganisasikan untuk mengatasi suatu eksternalitas. Contohnya adalah Sierra Club,
sebuah organisasi sosial swasta yang sengaja dibentuk untuk turut melestarikan
lingkungan hidup. Organisasi ini mengandalkan pemasukannya dari donasi pihak-pihak
yang bersimpati atau iuran anggota. Hal ini sebagai contoh untuk eksternalitas negatif.
Sedangkan untuk eksternalitas positif, kita mengetahui banyak perguruan tinggi yang
membentuk yayasan yang menghimpun sumbangan dari para alumni, perusahaan, atau
pihak-pihak lain, untuk kemudian disalurkan sebagai beasiswa.

Pasar swasta terkadang juga mampu mengatasi masalah eksternalitas, dengan


membiarkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengatasinya. Motif utama mereka
memang untuk memenuhi kepentingannya sendiri, namun dalam melakukan suatu
tindakan , mereka juga sekaligus mengatasi eksternalitas. Sebagai contoh, kita lihat saja
apa yang akan dilakukan oleh seorang petani apel dan seorang peternak lebah yang hidup
berdekatan. Pada saat lebah-lebah itu mencari madu dari satu bunga apel ke bunga lainnya,
mereka membantu penyerbukan dan mempercepat pohon-pohon apel itu berbuah. Ini
menguntungkan si petani apel. Sedangkan si peternak juga untung karena ia tidak perlu
memberi makan lebah-lebahnya. Namun jika kerja sama terselubung yang saling
menguntungakan itu tidak dipehitungkan, maka kedua belah pihak bisa merugi. Jika pohon
apel yang ditanam si petani terlalu sedikit, maka lebah-lebah itu akan kekurangan
makanan. Sebaliknya, jika lebah yang dipelihara si peternak terlalul sedikit, maka proses
penyerbukan tidak lancar. Eksternalitas ini dapat diinternalisasikan dengan cara
penggabungan kedua usaha. Si petani membeli seluruh atau sebagian usaha peternakan
lebah, atau sebaliknya si peternak membeli seluruh atau sebagian pohon apel. Jika kedua
usaha itu disatukan, maka pengelolanya akan lebih mudah menentukan berapa banyak
pohon apel yang harus ditanam, dan berapa ekor lebah yang harus dipelihara, demi
membuahkan hasil yang maksimal. Dalam kenyataannya, niat untuk mengupayakan
internalisasi eksternalisasi seperti itulah, yang merupakan penyebab mengapa banyak
perusahaan yang menekuni lebih dari satu bidang/ jenis usaha sekaligus. Cara lain di pasar
swasta dalam mengatasi eksternalitas adalah, penyusunan kontrak atau perjanjian di antara
pihak-pihak yang menaruh kepentingan.

7
2.4.2 Teorema coase
Ada sebuah pemikiran yang disebut teorema Coase (Coase therem) mengambil nama
perumusnya, yakni ekonom Ronald Coase-yang menyatakan bahwa solusi swasta bisa
sangat efektif seandainya memenuhi satu syarat. Syarat itu adalah pihak-pihak yang
berkepentingan dapat melakukan negosiasi atau merundingkan langkah-langkah
penanggulangan masalah eksternalitas yang ada diantara mereka, tanpa menimbulkan
biaya khusus yang memberatkan alokasi sumber daya yang sudah ada. Menurut teorema
Coase, hanya jika syarat itu terpenuhi, maka pihak swasta itu akan mampu mengatasi
masalah eksternalitas dan meningkatkan efisiensi alokasi sumber daya.

2.4.3 Penyebab gagal nya sosuli swasta


Logika teorema Coase memang meyakinkan, namun tidak selamanya sesuai dengan
kenyataan yang ada. Dalam prakteknya, kita tahu bahwa pelaku-pelaku ekonomi
swasta/pribadi seringkali gagal memperoleh pemecahan yang efisien, atas suatu masalah
yang bersumber dari eksternalitas. Teorema Coase ternyata hanya berlaku, jika pihak-
pihak yang berkepentingan tidak dihadapkan pada kendala untuk mencapai dan
melaksanakan kesepakatan. Itu berarti, peluang kesepakatan memang selalu terbuka,
namun hal itu tidak selalu bisa diwujudkan.

2.5 Kebijakan Publik Dalam Mengatasi Eksternalitas


Setiap kali eksternalitas muncul sehingga mengakibatkan alokasi sumber daya
yang dilakukan pasar tidak efisien, pemerintah dalam melakukan salah satu dari dua
pilihan tindakan yang ada. Pilihan pertama adalah menerapkan kebijakan-kebijakan atau
pendekatan komando dan kontrol (command-and-control policies), atau menerapkan
kebijakan-kebijakan berdasarkan pendekatan pasar (market-base policies). Bagi para
ekonom, pilihan kedua lebih baik, karena kebijakan berdasarkan pendekatan pasar akan
mendorong para pembuat keputusan di pasar swasta, untuk secara sukarela memilih
mengatasi masalahnya sendiri.

2.5.1 Regulasi
Pemerintah dapat mengatasi suatu eksternalitas dengan melarang atau mewajibkan
perilaku tertentu dari pihak-pihak tertentu. Sebagai contoh, untuk mengatasi kebiasaan
membuang limbah beracun ke sungai, yang biaya sosialnya jauh lebih besar dari pada
keuntungan pihak-pihak yang melakukannya, pemerintah dapat menyatakannya sebagai

8
tindakan kriminal dan akan mengadili serta menghukum pelakunya. Dalam kasus ini
pemerintah menggunakan regulasi atau pendekatan komando dan kontrol untuk
melenyapkan eksternalitas tadi.

Namun kasus-kasus polusi umumnya tidak sesederhanana itu. Tuntutan para pecinta
lingkungan untuk menghapuskan segala bentuk polusi, sesungguhnya tidak mungkin
terpenuhi, karana polusi merupakan efek sampingan tak terelakkan dari kegiatan produksi
industri. Contoh yang sederhana, semua kendaraan bemotor sesungguhnya mengeluarkan
polusi. Jika polusi ini hendak dihapus sepenuhnya, maka segala bentuk kendaraan
bermotor harus dilarang oleh pemerintah, dan hal ini tidak mungkin dilakukan. Jadi, yang
harus diupayakan bukan penghapusan polusi secara total, melainkan pembatasan polusi
hingga ambang tertentu, sehingga tidak terlalu merusak lingkungan namun tidak juga
menghalangi kegiatan produksi. Untuk menentukan ambang aman tersebut, kita harus
menghitung segala untung ruginya secara cermat.

2.5.2 Pajak pigoviab dan subsidi


Selain menerapkan regulasi, untuk mengatasi eksternalitas, pemerintah juga dapat
menerapkan kebijakan-kebijakan yang didasarkan pada pendekatan pasar, yang dapat
memadukan insentif pribadi/swasta dengan efisiensi sosial. Sebagai contoh, seperti telah
disinggung diatas pemerintah dapat menginternalisasikan eksternalitas dengan
menggunakan pajak terhadap kegiatan-kegiatan yang menimbulkan eksternalitas negatif,
dan sebaliknya memberi subsidi untuk kegiatan-kegiatan yang memunculkan eksternalitas
positif. Pajak yang khusus diterapkan untuk mengoreksi dampak dari suatu eksternalitas
negatif lazim disebut sebagai Pajak Pigovian (Pigovian tax), mengambil nama ekonom
pertama yang merumuskan dan menganjurkannya, yakni Arthur Pigou (1877-1959).

Para ekonom umumnya lebih menyukai pajak Pigovian dari pada regulasi sebagai
cara untuk mengendalikan polusi, karena biaya penerapan pajak itu lebih murah bagi
masyarakat secara keseluruhan.

2.6 Barang Publik


Barang publik (public goods) adalah barang yang ketika anda gunakan tidak
mengurangi ketersediaannya bagi orang lain. Dan, Anda juga tidak dapat mencegah orang
lain untuk menggunakan dan mendapatkan manfaat dari mereka. Contoh barang publik
termasuk udara bersih, pertahanan nasional, lampu jalan, sistem pengendalian banjir,
mercusuar, dan peradilan.

9
Pemerintah biasanya menyediakan barang-barang publik. Sektor swasta enggan memasoknya
karena tidak menguntungkan. Bisnis sulit untuk mengumpulkan pendapatan dari konsumen.
Meskipun demikian, beberapa individu atau organisasi sukarela juga dapat menyediakannya,
namun pada skala yang terbatas.

2.7 Karakteristik barang publik


Pemerintah menyediakan barang publik untuk kesejahteraan atau memberikan
manfaat bagi semua warga negara. Mereka tersedia umum dan tidak diperuntukkan khusus
untuk kelompok masyarakat tertentu. Ketika seorang individu menggunakannya, itu tidak
menghentikan orang lain untuk mendapatkan manfaat yang sama.
Dua karakteristik utama barang publik adalah:
2.7.1 Nonrivalitas (nonrivalrous)
Ketika anda menggunakan barang publik, itu tidak membatasi ketersediaannya untuk
orang lain. Meskipun memiliki selera yang berbeda, kita memperoleh manfaat yang sama.
Ambil kasus lampu jalan. Anda dan orang lain sama-sama menerima manfaat dari jalan
ketika berkendara di jalan raya. Itu mungkin sedikit berbeda untuk jalan raya dan jalan tol.
Ketika jalan raya telah penuh, itu mengurangi manfaat yang tersedia bagi orang lain.
Sementara itu, untuk jalan tol, anda harus membayar untuk dapat menggunakannya. Tapi,
ketika anda menggunakan jalan tol, anda tidak dapat mencegah orang lain untuk
menggunakannya.

2.7.2 Nonexludable
Ketika pemerintah telah menyediakan barang publik, mereka tersedia bagi semua
orang. Anda tidak bisa mencegah orang lain dari menggunakan dan mendapat manfaat dari
barang tersebut. Jadi, barang publik tersedia bagi semua orang, baik pembayar maupun
nonpembayar. Itu kemudian memunculkan pengendara bebas (free riders), di mana mereka
dapat mengkonsumsi dan memperoleh manfaat tanpa membayarnya. Contohnya adalah
jalan raya. Baik pembayar pajak maupun bukan sama-sama mendapatkan manfaat.

2.8 Contoh barang publik


 Pertahanan dan keamanan nasional.Pemerintah memberikan perlindungan kepada
semua warga negara. Jika anda melakukan pelanggaran lalu lintas, anda tidak dapat
melarang polisi untuk menghukum anda, meski anda membayar pajak. Begitu juga,
mereka yang tidak membayar pajak juga akan mendapat sanksi yang sama ketika
melakukan hal yang sama.

10
 Udara bersih. Udara bersih tersedia di mana-mana. Anda dan tetangga anda sama-
sama menikmatinya. Dan, anda tentu saja tidak akan membuat sebuah kotak pemisah
antara udara bersih milik anda dan milik tetangga rumah.
 Lampu jalan. Baik pengendara maupun warga sekitar mendapat manfaat dari cahaya
lampu jalan. Warga mungkin iuran untuk membeli dan menyediakan lampu tersebut.
Begitu juga, pengendara mobil atau sepeda motor yang melewati jalan tersebut dapat
menikmatinya tanpa harus membayar iuran.
 Jaringan radio atau televisi. Begitu sinyal radio atau televisi disiarkan, semua orang
dapat mengaksesnya. Sulit untuk menghentikan seseorang untuk menerimanya. Selain
itu, ketika anda mendengarkan radio atau menonton televisi, itu tidak mencegah orang
lain untuk menggunakannya juga juga.

11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ketika suatu transaksi antara pembeli dan penjual secara langsung memengaruhi
pihak ketiga, efek ini disebut suatu eksternalitas. Eksternalitas negatif seperti polusi,
menyebabkan jumlah optimal secara sosial dalam pasar kurang dari jumlah
keseimbangannya. Eksternalitas positif, seperti imbas teknologi, menyebabkan jumlah
optimal secara sosial lebih dari jumlah keseimbanganya.

Pihak-pihak yang terkena efek dari eksternalitas dapat menyelesaikan masalah mereka
sendiri. Sebagai contoh ketika suatu bisnis menghasilkan eksternalitas bagi bisnis lain
keduanya dapat menginternalisasikan eksternalitas itu dengan cara merger. Alternatifnya
pihak pihak yang berkepentingan dapat mengatasi masalah itu dengan mengalokasikan
kontrak. Menurut teori macoase, jika orang-orang dapat melakukan tawar menawar tanpa
memakan biaya, maka mereka selau dapat mencapai kesepakatan yang dapat mengalokasikan
sumber daya dengan efisien. Akan tetapi pada banyak kasus, mencapai sesuatu kesempatan
antara banyak pihak berkepentingan sulit terjadi, sehingga trorema coase tidak berlaku.

Ketika pihak-pihak swasta tidak mampu menangani efek-efek eksternal, seperti


polusi, pemerintahan membantu dengan ikut campur. Kadang-kadang pemerintah
menghindari dilakukannya kegiatan –kegiatan yang tidak efisien dari segi sosial dengan
melarang perilaku-perilaku tertentu. Pada kesempatan yang lain, pemerintah
menginternalisasikan eksternalitas dengan menerapkan pajak Pigovian suatu kebijakan Publik
yang lain adalah mengeluarkan izin. Sebagai contoh, pemerintah dapat melindungi
lingkungan dengan mengeluarkan sejumlah terbatas izin berpolusi. Hasil akhir dari kebijakan
ini hampir sama dengan penerapan pajak Pigovian terhdap para polusi.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://kuantannet.blogspot.com/2016/12/makalah-eksternalitas-dan-barang-publik.html?m=1

http://akusuccess.blogspot.com/2014/03/makalah-ekonomi- mikro-barang-publik-dan.html

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/7882/BAB%20II.pdf?sequence=3&i
sAllowed=y

https://ditawahyupermata.wordpress.com/ekonomi-publik/ekternalitas/faktor-faktor-
eksternalitas/

https://cerdasco.com/barang-publik/

13

Anda mungkin juga menyukai