Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL KAJIAN

"ANALISIS PERMINTAAN"

Disusun Oleh :

Nopianti 201841032

Junaidi Mustapa 201841024

Joni Kristian 201841033

DJody Kurniawan 201841047

Sulistyo Widiana 201941039

Riani 201941025

FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS KALTARA
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjat kan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nyalah
sehingga Kami dapat menyelesaikan proposal Kajian yang berjudul “Analisis Permintaan” tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan proposal penelitian ini adalah untuk mempelajari cara pembuatan
kajian dari materi materi yang telah diberikan dosen pengampuh.

Pada kesempatan ini, Kami hendak menyampaikan terima kasih kepada dosen pengampuh dan
teman teman yang mau bekerja sama dalam pengumpulan materi maupun studi kasus sehingga
proposal kajian ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini kami tujukan kepada:

1. Ibu Rina Sri Wahyuni selaku Dosen yang telah memberikan bimbingan selama masa
perkuliahan.

2. Teman-teman satu Kelompok penelitian kajian yang telah kompak bersama-sama


menyelesaikan proposal kajian ini.

Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal kajian ini sebaik mungkin, kami menyadari
bahwa proposal kajian ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam
penyusunan proposal kajian ini.

Akhir kata, kami berharap semoga proposal kajian ini berguna bagi para pembaca dan pihak-
pihak lain yang berkepentingan.

Tanjung Selor, 10 Januari 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................................4
1.3. Tujuan...............................................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
2.1 Permintaan.........................................................................................................................................5
2.2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tingkat Permintaan (Demand)..................................................5
2.2.1 Harga barang itu sendiri..............................................................................................................5
2.2.2 Harga barang substitusi (pengganti)............................................................................................5
2.2.4 Harga barang komplementer (pelengkap)...................................................................................6
2.2.6 Selera konsumen.........................................................................................................................6
2.2.7 Intensitas kebutuhan konsumen..................................................................................................6
2.2.8 Perkiraan harga di masa depan....................................................................................................6
2.2.9 Jumlah penduduk........................................................................................................................6
2.3 Dasar Pengambilan Keputusan..........................................................................................................7
2.3.1. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi.............................................................................7
2.3.2. Pengambilan Keputusan Rasional..............................................................................................7
2.3.3. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman....................................................................7
2.3.4 Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta...............................................................................7
2.3.5 Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang......................................................................7
2.4. Fungsi Permintaan dan Kurva Permintaan........................................................................................7
2.4. Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)......................................................9
2.5. Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan.............................................................10
BAB IV.....................................................................................................................................................13
PENUTUP.................................................................................................................................................13

3
Kesimpulan............................................................................................................................................13
1. STUDI KASUS ( Kenaikan Harga Pasar ).........................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................18

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam ekonomi terdapat permintaan (demand) dan penawaran (supply) yang saling bertemu dan
membentuk satu titik pertemuan dalam satuan harga dan kuantitas (jumlah barang). Setiap
transaksi perdagangan pasti ada permintaan, penawaran, harga dan kuantitas yang saling
mempengaruhi satu sama lain.

Interaksi di antara permintaan akan menentukan keadaan keseimbangan di pasar; yaitu keadaan
dimana keinginan masyarkat untuk membeli adalah sama dengan keinginan produen barang
untuk menjual barangnya.

Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau
kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang
tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final
Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap pilihan.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan

1.2.2 Apa yang dimaksud dengan dasar keputusan

1.2.3 Bagaimana fungsi permintaan

1.2.4 Bagaimana faktor yang mempengaruhi Elastisitas harga permintaan.

1.3. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas dalam menjalankan proses
perkuliahan Ekonomi Manajerial Adapun tujuannya untuk lebih memperdalam cara menganalisa
Permintaan pasar untuk pengambilan keputusan serta fungsi permintaan, kurve permintaan dan
elistisitasnya.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Permintaan
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu
tertentu. Permintaan berkaitan dengan keinginan konsumen akan suatu barang dan jasa yang
ingin dipenuhi. Dan kecenderungan permintaan konsumen akan barang dan jasa tak terbatas.

Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat
negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah
barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat.
Dengan demikian hukum permintaan berbunyi:

“ Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia diminta, dan
sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia diminta. ”

Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut
berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap).

2.2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tingkat Permintaan (Demand)


2.2.1 Harga barang itu sendiri
Harga barang akan memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika harga naik jumlah
permintaan barang tersebut akan meningkat, sedangkan jika harga turun maka jumlah permintaan
barang akan menurun.

2.2.2 Harga barang substitusi (pengganti)


`Harga barang dan jasa pengganti (substitusi) ikut memengaruhi jumlah barang dan jasa
yang diminta. Apabila harga dari barang substitusi lebih murah maka orang akan beralih pada
barang substitusi tersebut. Akan tetapi jika harga barang substitusi naik maka orang akan tetap
menggunakan barang yang semula. Contohnya kaus adalah pengganti kemeja. Jika di pasar harga
kaus lebih murah dibandingkan kemeja, maka permintaan akan kaus lebih banyak bila
dibandingkan permintaan terhadap kemeja.

2.2.4 Harga barang komplementer (pelengkap)


Barang pelengkap juga dapat memengaruhi permintaan barang/jasa. Misalnya sepeda
motor, barang komplementernya bensin. Apabila harga bensin naik, maka kecenderungan orang
untuk membeli sepeda motor akan turun, begitu juga sebaliknya.2.2.5 Jumlah Pendapatan

Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh seseorang turut menentukan besarnya permintaan
akan barang dan jasa. Apabila pendapatan yang diperoleh tinggi maka permintaan akan barang

6
dan jasa juga semakin tinggi. Sebaliknya jika pendapatannya turun, maka kemampuan untuk
membeli barang juga akan turun. Akibatnya jumlah barang akan semakin turun. Misalnya
pendapatan Ibu Tia dari hasil dagang minggu pertama Rp200.000,00 hanya dapat untuk membeli
kopi 20 kg. Tetapi ketika hasil dagang minggu kedua Rp400.000,00, Ibu Tia dapat membeli kopi
sebanyak 40 kg.

2.2.6 Selera konsumen


Selera konsumen terhadap barang dan jasa dapat memengaruhi jumlah barang yang
diminta. Jika selera konsumen terhadap barang tertentu meningkat maka permintaan terhadap
barang tersebut akan meningkat pula. Misalnya, sekarang ini banyak orang yang mencari hand
phone yang dilengkapi fasilitas musik dan game, karena selera konsumen akan barang tersebut
tinggi maka permintaan akan hand phone yang dilengkapi musik dan game akan meningkat.

2.2.7 Intensitas kebutuhan konsumen


Intensitas kebutuhan konsumen berpengaruh terhadap jumlah barang yang diminta.
Kebutuhan terhadap suatu barang atau jasa yang tidak mendesak, akan menyebabkan permintaan
masyarakat terhadap barang atau jasa tersebut rendah. Sebaliknya jika kebutuhan terhadap
barang atau jasa sangat mendesak maka permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa
tersebut menjadi meningkat, misalnya dengan meningkatnya curah hujan maka intensitas
kebutuhan akan jas hujan semakin meningkat. Konsumen akan bersedia membeli jas hujan
hingga Rp25.000,00 walaupun kenyataannya harga jas hujan Rp15.000,00.

2.2.8 Perkiraan harga di masa depan


Apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan naik maka konsumen cenderung
menambah jumlah barang yang dibeli karena ada kekhawatiran harga akan semakin mahal.
Sebaliknya apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan turun, maka konsumen
cenderung mengurangi jumlah barang yang dibeli. Misalnya ada dugaan kenaikan harga bahan
bakar minyak mengakibatkan banyak konsumen antri di SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar
Umum) untuk mendapatkan bensin atau solar yang lebih banyak.

2.2.9 Jumlah penduduk


Pertambahan penduduk akan memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika jumlah
penduduk dalam suatu wilayah bertambah banyak, maka barang yang diminta akan meningkat.

2.3 Dasar Pengambilan Keputusan


2.3.1. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi
Pengambilan keputusan yang berdasarkan perasaan hati yang seringkali bersifat
subyektif. Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat,
untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang
bersifat intuitif akan memberikan kepuasan sepihak dan bersifat perasaan.

Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini memberikan keuntungan, yaitu :

7
a. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.

b. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan

2.3.2. Pengambilan Keputusan Rasional


Pengambilan keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional berfikir dan lebih
bersifat objektif. Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna pikir. Masalah–
masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan
yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif dan dapat diukur.

2.3.3. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman


Pengambilan keputusan yang berdasarkan pengalaman-pengalaman yang diperoleh
sehingga dapat digunakan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan
bagaimana arah penyelesaiannya. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat
bagi pengetahuan praktis di kemudian hari.

2.3.4 Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta


Pengambilan keputusan yang dibuat berdasarkan data empiris dan fakta nyata sehingga
dapat memberikan keputusan yang valid sehingga tingkat kepercayaan terhadap pengambil
keputusan dapat lebih tinggi. Istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi.
Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan
informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu
menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan.

2.3.5 Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang


Pengambilan keputusan yang berdasarkan atas wewenang/kedudukan yang dimiliki oleh
seseorang yang menjadi pemimpin. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai
tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi
tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien.

2.4. Fungsi Permintaan dan Kurva Permintaan


Fungsi Permintaan menujukan hubungan jumlah barang yang di minta dan semua factor
yang mempengaruhinya. Fungsi Permintaan adalah suatu fungsi yang menyatakan hubungan
antara harga dengan jumlah barang/jasa yag diminta atau ingin dibeli konsumen, jika variabel
lain konstan [ceteris paribus]

Formula: Qd = f (P, Y, Ps, Pk, Po, t, …)

Keterangan:

· Qd = Jumlah permintaan suatu barang.

· P = Harga barang yang bersangkutan.

8
· Y = Pendapatan.

· Ps = Harga barang substitusi.

· Pk = Harga barang komplementer.

· Po = Jumlah penduduk [Populasi].

· t = Selera.

Asumsi: hanya variabel harga barang tersebut [P] yang diperhatikan sedangkan variabel lain
dianggap konstan [ceteris paribus], sehingga formula di atas menjadi: Qd = f (P) atau P = f (Qd)

Hukum Permintaan

a) Jika harga barang/jasa naik / mahal maka permintaan konsumen terhadap barang/jasa tersebut
akan turun/rendah [ceteris paribus]; dan

b) Jika harga barang/jasa turun /murah maka permintaan konsumen terhadap barang/jasa tersebut
akan naik/tinggi [ceteris paribus].

Penulisan Fungsi Permintaan

Fungsi Permintaan dapat dituliskan dalam beberapa bentuk fungsi, yaitu sebagai:

- Fungsi Eksplisit: p = f (q), misalnya p = 20-2q;

- Fungsi Invers: q = g (p), misalnya q = 10 – ½p;

- Fungsi Implisit: h (p, q) = 0, misalnya 20 – 2q – p = 0.

Ciri-ciri Umum Fungsi dan Kurva Permintaan

a) Nilai-nilai q dan p yang berlaku adalah positif (q dan p > 0), terletak di kuadran I, pada
interval tertentu dan kontinu. [Kurva di kuadran selain kuadran I digambarkan berupa garis
putus-putus].

b) Antara variabel q dan varabel p berlaku hubungan 1-1, dalam arti pada harga tertentu hanya
ada satu jumlah barang/jasa yang diminta/dibeli oleh konsumen.

c) Kurva Permintaan merupakan suatu garis dari kiri atas ke kanan bawah (menurun) secara
monoton sehingga Kurva Permintaan mempunyai slope negatif.

Beberapa Bentuk Fungsi Permintaan dan Contohnya.

Bentuk Fungsi Linier

a) Sebagai Fungsi Eksplisit. Contoh: p = 20 – 2q => Titik kritis: (0, 20) dan (10,0).

9
b) Sebagai Fungsi Invers. Contoh: q = 10 – ½p => Titik kritis: (0, 20) dan (10,0).

Bentuk Fungsi Kuadrat

a) Sebagai Fungsi Eksplisit. Contoh: p = q² – 7q + 12 => Titik potong dengan sumbu q: (3, 0)
dan titik potong dengan sumbu p: (3, 0) dan (4,0), titik puncak (3½, - ¼). Nilai q dan p yang
berlaku 0 < q < 3 dan 0 < p < 12.

b) Sebagai Fungsi Invers. Contoh: q = p² – 7p + 12 => Titik potong dengan sumbu q: (12,03) dan
titik potong dengan sumbu p: (0, 3) dan (0, 4), titik puncak (- ¼, 3½, ). Nilai q dan p yang
berlaku 0 < q < 12 dan 0 < p < 3.

Bentuk Fungsi Pecah

Contoh: p = (2q + 4)/(q+1) => Titik potong dengan sumbu p: (0, 4) dan titik potong dengan
sumbu q: (-2, 0), asimtot datar: q = ~ dan p =2, dan asimtot tegak: p = ~ dan q = -1. Nilai q dan p
yang berlaku 0 < q < ~ dan 2 < p < 4.

2.4. Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)


Dalam pengertiannya Konsep Elastisitas adalah suatu konsep yang dimana
menggambarkan derajat kepekaan/respon dari jumlah barang yang diminta/ ditawarkan akibat
perubahan faktor yang mempengaruhinya. Dari derajat kepekaan respon yang diminta /
ditawarkan ada berapa persen variable akan berubah sebagai akibat variable lain berubah 1%.
Dalam hal ini pada dasarnya ada beberapa variabel yang mempengaruhi konsep elastisitas, maka
beberapa variabel yang mempengaruhi konsep elastisitas, yaitu · Elastisitas Harga Permintaan
(the price elasticity of demand)

a. Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)

Elastisitas Harga Permintaan adalah derajat kepekaan / respon jumlah permintaan akibat
perubahan harga barang tersebut. Atau bisa dibilang dengan kata lain merupakan perbadingan
dengan persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan pada
harga di pasar.

Tanda elastisitas ini selalu negatif, karena sifat mempunyai hubungan yang berlawanan, maka
disepakati elastisitas harga ini benar indeksnya/koefisiennya dapat kurang dari (<), sama dengan
lebih besar (>=)dari satu Dan merupakan angka mutlak (absolute).

Rumus Umum

Pada Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand) memiliki bentuk rumus umum
yang dapat dituliskan sebagai berikut :

Keterangan :

10
Eh = Elastisitas harga Permintaan

Q = Jumlah barang yang diminta

P = Harga barang yang dimaksud

Δ = Tanda perubahan (Delta) atau hasil penggabungan

Hasil akhir dari rumus umum elastisitas tersebut memberikan beberapa kategori yaitu:

b. Apabila perubahan harga (ΔP) mengakibatkan perubahan yang lebih besar dari jumlah barnag
yang diminta (Δ Q), sisebut dengan elastisitas yang elastis (elastic), dimana besar koefisiennya
adalah besar dari satu (Eh.1). Nemtuk kurva permintaannya lebih landai. [ % ΔP < % Δ Q].

c. Apabila persentase perubahan harga (% ΔP) sama besarnya dengan persentase perubahan
jumlah barang yang diminta (% Δ Q), disebut dengan elastisitas yang unity (unitari), dimana
besar koefisiennnya adalah sama dengan satu (eh=1), bentuk kurva permintaannya membentuk
sudut 45 derajat dari titik asal [% ΔP = % Δ Q].

d. Apabila persentase perubahan harga (% ΔP) mengakibatkan perubahan kenaikan jumlah


barang yang diminta (% Δ Q) yang lebih kecil,disebut dengan elastisitas yang in elastic dimana
besar keofisiennya lebih kecil dari satu (Eh<1).> % Δ Q].

Perbedaan pada ketiga katagori tersebut disebabkan karena adanya perbedaan total pada
penerimaan sebagai akibat perubahan harga pada masing-masing kategori. Disamping memiliki
perbedaan total penerimaan, Konsep elastisitas harga ini juga memiliki perbedaan pada letak titik
kurva permintaannya.

2.5. Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan


Elastisitas harga permintaan mengukur tingkat reaksi konsumer terhadap perubahan harga.
Elastisitas ini dapat menceritakan pada produsen apa yang terjadi terhadap penerimaan penjualan
mereka, jika mereka merubah strategi harga, apakah kenaikan/menurunkan jumlah barang yang
akan dijualnya.

Ada beberapa faktor yang menentukan elastisitas harga permintaan :

1. Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar

2. Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut

3. Jenis barang dan pola preferensi konsumen

4. Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga/periode waktu
penggunaan barang tersebut.

5. Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang.

11
Dari beberapa faktor tersebut juga akan mempengaruhi elastisitas besar atau kecilnya suatu harga
elastisitas. Berikut ini akan dibahas faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Besar / Kecilnya
suatu elastisitas.

Elastisitas akan mengalami besar apabila :

a. Terdapat banyak barang subsitusi yang baik

b. Harga relatif tinggi

c. Ada banyak kemungkinan-kem

Elastisitas akan mengalami kecil apabila :

1. Benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain

2. Barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga yang
rendah.

3. Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang substitusi yang baik, Dan benda tersebut
sangat dibutuhkan.

Contoh Kasus

1. Seorang Prangko membeli 2 dan 3 prangko terkenal di pelelangan. Dia kemudian berjalan ke
atas panggung dan dengan di saksikan orang banyak, ia membakar sebuah prangko tersebut.

a) Mengapa ?

b) Dapatkah anda member batas atas atau batas bawah perkiraannya tentang elestisitas harga dari
permintaan / Jika demikian, mengapa ?

Jawab :

a) Dia berpikir bahwa ia mengharapkan dengan hilangnya satu prangko yang lain akan naik lebih
dari 2 kali lipat.

b) Menghancurkan satu dari tiga prangko minimal akan menaikan dua kali lipat harga dua
prangko sisanya. Dengan kata lain, penurunan 33, 33 % kuantitas akan menyebabkan kenaikan
harga 100% (atau lebih)

Elistisitas harga dapat didefinisikan sebagai presentase perubahan harga, atau :

e = % Q / % P Dalam Kasus ini : e = -33,33/100 = -1/3

Kolektor prangko tersebut pasti sudah memperkirakan bahwa elastisitas minimal – 1/3
12
2. Tentukan elastisitas harga berikut ini :

a) Sebuah barang bebas (P = 0)

b) Total Revenue (TR) maksimal

c) Total Revenue (TR) turun kalau kuantitas naik

Jawab :

a) e = Q/Q

P/P

Karena P = 0, maka e = 0

b) Jika total revenue (TR) maksimal, kurva TR tersebut pasti mendatar. Ini berarti perubahan
kecil dalam kuantitas tidak akan merubah TR. Sebagai contoh : kenaikan Q sebesar 1 % akan
ditutup dengan penurunan harga sebesar 1 % pula, sehingga TR tetap.

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Permintaan [Demand] adalah jumlah barang/jasa yang diminta atau ingin dibeli konsumen pada
tingkat harga tertentu. Kurva permintaan adalah kurva/grafik yang menggamberkan pola
hubungan antara jumlah barang/jasa yang diminta konsumen dengan tingkat harga.

Fungsi Permintaan adalah suatu fungsi yang menyatakan hubungan antra harga dengan jumlah
barang/jasa yag diminta atau ingin dibeli konsumen, jika variabel lain konstan [ceteris paribus]

Elastisitas harga permintaan mengukur tingkat reaksi konsumer terhadap perubahan harga.
Elastisitas ini dapat menceritakan pada produsen apa yang terjadi terhadap penerimaan penjualan
mereka, jika mereka merubah strategi harga, apakah kenaikan/menurunkan jumlah barang yang
akan dijualnya.

13
1. STUDI KASUS ( Kenaikan Harga Pasar )
Kasus:

Kenaikan harga menjelang Ramadhan dan Lebaran (Idul Fitri) adalah fenomena berulang yang
seolah tak terhindarkan bagi rakyat Indonesia. Sesuai hukum ekonomi, fenomena ini sebenarnya
wajar, di mana ada peningkatan permintaan, maka harga pun melonjak. Pedagang pun tak mau
kehilangan kesempatan untuk mengambil untung lebih besar. Tapi tak urung hal ini meresahkan
masyarakat, terutama mereka yang berpenghasilan minim.

Analisis:

Dari kasus diatas kelompok kami menganalisis adanya Penyebab Terjadinya Kenaikan Harga
Bahan Pokok Menjelang Lebaran (Idul Fitri) disebabkan karena:

1. Hukum Permintaan dan Penawaran

14
Salah satu hal yang menyebabkan harga barang terus merangkak naik adalah prinsip ”supply dan
demand”. Seperti salah satu hukum ekonomi yang mengatakan bahwa apabila permintaan
meningkat dan barang tidak ada maka akan cenderung terjadi kenaikan harga barang.

Hal ini bisa dilihat dari waktu terjadinya kenaikan harga. Kenaikan harga suatu barang sebagain
besar terjadi karena faktor gagal panen. Mungkin masih segar di ingatan kita saat harga cabe
melonjak drastis. Harga cabe ini naik karena terjadi gagal panen pada petani cabe akibat cuaca
buruk.

Saat ini harga beras terus melonjak naik hal ini disebabkan banyak petani beras yang gagal
panen. Gagal panen ini menyebabkan jumlah beras di pasar menurun sedangkan permintaan
tetap atau mungkin bertambah karena menjelang puasa. Saat menjelang puasa, harga barang
terus melonjak naik karena jumlah permintaan terus meningkat sedangkan jumlah barang tetap
atau cenderung berkurang.

Perlu analisis dari sisi supply, mengapa supply berkurang. Saat menjelang puasa seperti ini
banyak orang di daerah jawa yang melakukan ritual “kirim doa” kepada para kerabatnya yang
telah meninggal. Ritual ini berupa syukuran dengan mengundang para tetangga dan kerabat ke
rumah untuk berdoa bersama-sama mendoakan sanak saudara yang telah meningga dunia.

Kegiatan ini tidak hanya dilakukan oleh satu keluarga tapi oleh semua keluarga yang memilki
keluarga yang sudah meninggal dunia. Hal ini menyebabkan permintaan akan kebutuhan beras
meningkat. Naiknya permintaan beras tidak diikuti bertambahnya jumlah beras di pasar hal
inilah yang menyebabkan harga beras terus merangkak naik.

Tentu menjadi hal yang sulit apabila kita ingin mengendalikan harga barang karena selama ini
barang-barang yang melonjak naik adalah barang-barang kebutuhan rumah tangga yang jumlah
penawaran di pasar berkurang karena jumlah barangnya memang berkurang karena sebab-sebab
tertentu seperti yang sudah saya sebutkan di atas tadi.

Apabila kita ingin mengendalikan harga salah satu caranya adalah dengan menambah jumlah
penawaran di pasar yang artinya kita menambah jumlah stok barang tersebut di pasar atau
dengan menekan permintaan akan barang tersebut. Seperti bunyi hukum permintaan dan
penawaran “apabila penawaran akan suatu barang semakin bertambah namun permintaan akan

15
barang tersebut berkurang maka harga barang akan turun” sedangkan apabila “ permintaan
meningkat namun penawaran berkurang maka harga barang akan naik”. Jadi cara yang dapat
dilakukaan agar harga tidak terus naik adalah berusaha agar jumlah penawaran melebihi jumlah
permintaan di pasar.

2. Lemahnya Antisipasi Kenaikan Harga Saat Ramadhan

Kenaikan harga pokok saat lebaran ini polanya sudah berulang-ulang tiap tahun, apakah
pemerintah tidak bisa mengantisipasi hal tersebut, strategi pemerintah tiap tahun selalu sama,
yakni operasi pasar. Tahun ini, pemerintah menyediakan stok beras 500.000 ton untuk operasi
pasar.

Jika stok Bulog tidak mencukupi, pemerintah pun memutuskan untuk impor, padahal kita ini
adalah terkenal dengan swasembada beras. Kalau terus berulang dan tidak ada solusi, berarti
pemerintah telah kalah dengan pasar serta pemerintah tidak mau serius untuk meredam kenaikan
harga pokok ini.

Jangan lupa pula, melambungnya harga bahan kebutuhan pokok juga akibat buruk infrastruktur.
Saluran distribusi terganggu karena banyak jalan yang berlobang dan tidak terawat serta naiknya
harga BBM sehingga biaya produksi naik. Siapa yang menanggung kenaikan biaya tersebut?
Tentunya konsumen yang posisi tawarnya lemah. Pemerintah sebenarnarnya sudah sabar betul.

Namun, sampai saat ini langkah konkritnya masih dipertanyakan. Pemerintah sibuk dengan hal-
hal yang tidak penting, seharusnya pemerintah memiliki jurus pamungkas untuk meredam
kenaikan harga di bulan Ramadhan ini sehingga melonjatnya harga dapat di seimbangkan untuk
kesejahteraan rakyat kecil.

Ketika bulan Ramadhan datang, bukankah seharusnya komsumsi kebutuhan pokok berkurang.
Tetapi, hal tersebut tidak terjadi pada masyarakat kita. Berdasarkan riset Nielsen, selama bulan
puasa, belanja konsumen kelas bawah justru naik 30% sementara kelas menengah naik 16%.
Sikap konsumen tersebut tentunya mempengaruhi harga. Konsumsi tersebut seharusnya dapat
dikendalikan.

3. Harga Melambung Akibat Ekonomi yang Buruk

16
Harga yang terus menerus mengalami kenaikan menjadi masalah di tatanan masyarakat, karena
kenaikan harga tidak sesuai dengan pendapatan yang di hasilkan masyarakat. Hal ini di sebabkan
karena perekonomian yang sangat buruk di negeri ini.

Apabila penghasilan masyarakat sesuai kenaikan harga-harga, mungkin kenaikan harga bukan
menjadi masalah bagi masyarakat. Tetapi perekonomian yang buruk ini tidak mungkin
mewujudkan pendapatan masyarakat sesuai. Masyrakat (rakyat miskin) adalah kelompok
masyarakat yang paling merasakan kesengsaraan apabila terjadi kenaikan harga.

Kita bisa lihat seperti, petani, buruh dan kaum miskin kota yang di kebiasaannya saja sangat
susah mencari kehidupan, konon lagi apabila harga-harga naik. Sedangkan negara yang
kondisinya sedang dilanda utang luar negri yang sangat besar tidak bisa berbuat apa-apa untuk
konsisi ini.

Banyak faktor yang mempengaruhi hal ini, mungkin apabila kita melihat historis di Indonesia,
tidak mungkin Rakyat Indonesia kekurangan untuk sumber kehidupan seperti sembako. Namun,
ini lah kenyataanya, dan kenapa ini bisa terjadi?

Pertama, Indonesia yang dulunya negara agraris telah berubah menjadi negara Industrialis,
sehinggah habisnya lahan-lahan pertanian akibat lahirnya perusahaan baru yang menyebabkan
lahan pertanian menjadi perkebunan.

Kedua, tidak adanya upaya pemerintah untuk meningkatkan perekonomian dengan membangun
suatu perekonomian mandiri yang mementingkan kepentingan rakyat

Ketiga, adanya faktor asing dengan UU No. 25 Tahun 2007 tentang penanaman modal asing
untuk mengelolah segala sumberdaya alam Indonesia seperti pertambangan, perkebuna,
pertanian, dan perminyakan. Dengan ketentuan hasil Indonesia 20% dan asing 80%. Jadi tidak
heran apabila Indonesia sering kekurangan beras dan minyak, yang mengakibatkan bahan-bahan
pokok pun membumbung tinggi. Akibatnya secara perlahan Indonesia telah diakuisisi.

4. Peranan Pemerintah Dalam Pengendalian Ekonomi Pasar

Sudah bukan baru lagi setiap menjelang puasa dan lebaran, kebutuhan bahan pokok selalu
membumbung tinggi harganya. hal ini memicu inflasi di dalam masyarakat utamanya yang

17
berpenghasilan rendah. Ada beberapa hal yang membuat kenaikkan harga-harga bahan pokok di
pasar, antara lain:

Permainan di tingkat tengkulak, distributor yang melenyapkan suplai barang di pasaran

Sistem permintaan dan penawaran sangat bebas, tidak ada adab/perilaku yang berpijak pada
akhlak mulia yang mengutamakan masyarakat sebagai pihak yang dipenuhi kebutuhannya alias
terlalu kapitalis.

Pemerintah/penguasa sebagai pihak pengatur tidak berperanan penting dalam mengendalikan


ekonomi rakyat, yang seharusnya berkuasa penuh dalam memberikan jaminan akan kebutuhan
dasar rakyatnya. Seperti sembako sehingga harga-harga terlalu bebas diserahkan oleh pasar
sebagai pengendali utama, kalaupun ada operasi pasar sifatnya sebagai shock therapy saja.

18
DAFTAR PUSTAKA

Arief. 2011. Analisis Permintaan. [tersedia online: ariefdiaster.blogspot.com/2011/03/analisis-


permintaan.html diakses tanggal 15 Okober 2012

Lunibuk.com. Analisis Permintaan untuk pengambilan keputsan. [tersedia online:


http://lunibuk.com/home.php?
action=list&dir=PUSTAKA/BISNIS.DAN.FINANSIAL/EKONOMI.MANAJERIAL&order=na
me&srt=yes&nama=PUSTAKA/BISNIS.DAN.FINANSIAL/EKONOMI.MANAJERIAL/bab4.a
nalisis.permintaan.pasar.untuk.pengambilan.keputusan.pdf.swf&cekd=ok&link=&namafile=bab
4.analisis.permintaan.pasar.untuk.pengambilan.keputusan.pdf diakses tanggal 15ktober 2012

T. Gilarso SJ ; Pengantar ilmu Ekonomi Mikro. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 2003

Rahardja dan Manurung; Uang, perbankan dan ekonmi moneter. Fakultas Ekonomi UI. Jakarta.
2004

19

Anda mungkin juga menyukai