Anda di halaman 1dari 4

Nama: Junaidi Mustafa

Npm: 201841024
Fakultas: Ekonomi
Jurusan: Manajemen
Mata Kuliah: Perpajakan
Semester: 7
Kelas: A
Dosen Pengampu: SUUD EMA FAUZIAH
Tugas Ujian Akhir Semester

Jawaban:
1. Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH
Pengertian pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang-
undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra
prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian dikoreksinya yang berbunyi sebagai
berikut: Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara
untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving
yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.
2. Rifhi Siddiq
Pengertian Pajak adalah iuran yang dipaksakn pemerintahan suatu negara dalam
periode tertentu kepada wajib pajak yang bersifat wajib dan harus dibayarkan oleh
wajib pajak kepada negara dan bentuk balas jasanya tidak langsung.
3. Sommerfeld R.M., Anderson H.M., & Brock Horace R
Pengertian Pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor
pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan,
berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang
langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya
untuk menjalankan pemerintahan.
4. Pengertian Pajak Menurut P. J. A. Adriani
Pengertian Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan)
yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum
(undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat
ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
2. Hukum pajak adalah sekumpulan peraturan yang mengatur hak dan kewajiban,
serta hubungan antara wajib pajak dan pemerintah selaku pemungut pajak.
Pemerintah dalam hal ini diwakilkan oleh Direktorat Jenderal Pajak, yang berwenang
mengambil kekayaan seseorang dalam bentuk pembayaran pajak. Hukum pajak
juga merupakan bagian dari hukum publik, karena hukum pajak mengatur hubungan
antara pemerintah dengan wajib pajak.
3. Asas Yuridis

Asas pemungutan pajak yang pertama yaitu asas yuridis. Asas yuridis
merupakan pemungutan pajak yang sudah ditetapkan oleh Undang-Undang
yang berlaku. Adapun Undang-Undang yang termasuk ke dalam asas yuridis
ini adalah:

 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan


Bangunan (PBB) 
 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Aturan dan Prosedur
Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 tentang Bea Perolehan Hak
atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak yang
Berlaku di Indonesia
 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan (KUP)
 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
(PPh)
 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan
Nilai Barang dan Jasa, serta Pajak Penjualan atas Barang Mewah

2. Asas Ekonomi

Ekonomi merupakan salah satu asas penentu yang sangat penting dalam
pemungutan pajak. Pajak yang dipungut akan digunakan untuk meningkatkan
perekonomian negara dan masyarakat. Namun, nominal pemungutan pajak
juga tidak boleh memberatkan masyarakat karena dapat membuat
perekonomian negara turun.
3. Asas Finansial
Setiap individu pastinya memiliki tingkat pendapatan yang berbeda-beda.
Faktor inilah yang dijadikan sebagai dasar pengenaan pajak secara adil.
Tentunya bagi Wajib Pajak yang berpenghasilan lebih besar akan memiliki
beban pajak yang lebih besar bagi Wajib Pajak yang berpenghasilan
menengah ke bawah.
4. Asas Sumber

Sumber penghasilan Wajib Pajak atau wajib usaha termasuk ke dalam asas
pemungutan pajak. Jadi, apabila seorang Wajib Pajak memiliki penghasilan
di luar negeri, maka mereka tidak akan dikenakan pajak di Indonesia. Namun
apabila penghasilan tersebut digunakan di Indonesia, maka individu tersebut
wajib membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5. Asas Wilayah

Hampir mirip dengan asas sumber, namun asas ini melihat pengenaan pajak
dari faktor tempat tinggal. Bagi WNI yang bertempat tinggal di Indonesia,
maka mereka wajib membayar pajak. Jika WNI tersebut tinggal di luar
negeri, maka mereka harus mematuhi peraturan perpajakan negara yang
ditinggali.
Hal ini berlaku untuk WNA atau Warga Negara Asing yang memiliki aset
atau objek pajak di Indonesia, maka WNA tersebut akan diberlakukan sesuai
peraturan pajak yang telah ditetapkan.
6. Asas Kebangsaan

Mengikuti asas pada poin sebelumnya, untuk warga negara yang lahir di
Indonesia maupun warga negara asing yang sudah tinggal lebih dari jangka
waktu 12 bulan, maka mereka juga akan dimasukkan ke dalam daftar Wajib
Pajak di Indonesia.
7. Asas Umum

Asas terakhir adalah asas umum yang berarti pemungutan pajak diambil dari
objek pajak atau Wajib Pajak secara umum dengan porsi yang sama rata.
Contoh dari faktor asas umum yang kita lihat sehari-hari adalah fasilitas
umum, jalan raya, sarana transportasi, dan lainnya.
4. Tarif Sanksi Administrasi Pajak Mengacu Suku Bunga Acuan BI

Melalui UU Cipta Kerja Klaster Perpajakan yang mengubah dan


menambah beberapa pasal dalam UU No. 6/1983 yang diubah dengan UU
No. 16/2009 tentang Ketentuan dan Tata Cara Perpajakan (KUP), sanksi
atau denda mengacu pada Suku Bunga Acuan Bank Indonesia (BI-7 days
reserve repo rate) per bulan.
Artinya, jika BI menurunkan Suku Bunga Acuan, maka tarif bunga sanksi
pajak juga akan lebih rendah.

Sebaliknya, ketika Suku Bunga Acuan BI naik, maka tarif sanksi pajak
juga akan lebih tinggi.

5. Dalam bagian-bagian yang sama besar selama masa manfaat yang ditetapkan

bagi harta tersebut (metode garis lurus atau straight-line method); atauDalam

bagian-bagian yang menurun dengan cara menerapkan tarif penyusutan atas nilai

sisa buku (metode saldo menurun atau declining balance method).

Anda mungkin juga menyukai