Anda di halaman 1dari 7

Dasar-dasar perpajakan.

Definisi pajak

Fungsi pajak

1. Fungsi Anggaran (budgetir)


Pajak yang fungsinya untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pajak.
CONTOH =Anggaran atau BudgetingHal ini berkaitan dengan tugas utama negara melakukan pembangunan seperti
menyediakan fasilitas pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan pelayanan publik lainnya. Coba Anda pikirkan
darimana pemerintah mendapatkan dananya? Tentu dari pajak. Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran tersebut sehingga fungsi pajak sebagai anggaran atau budgetair. Di Indonesia
sendiri pajak merupakan penyumbang pendapatan negara terbesar. Jika dilihat dalam APBN tahun 2017, kontribusi
pajak sebesar Rp1.283,6 triliun atau setara 83%.
2. Fungsi mengatur (regulered)
Pajak berfungsi menagtur pertumbuhan ekonomi dan sebagai alat untuk mencapai tujuan.Contoh:Pajak sebagai alat
untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial ekonomi. Contohnya, seperti: pajak
dengan tarif tinggi dikenakan untuk minuman keras hal ini berfungsi untuk mengurangi konsumsi minuman keras.
Contoh lainnya misal, tarif pajak untuk ekspor sebesar 0% yang bertujuan untuk mendorong ekspor produk Indonesia
di pasar dunia atau internasional.
3. Fungsi stabilitas
Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas
harga.
Contoh :Pajak juga memiliki fungsi stabilitas di mana ia memiliki peranan penting dalam menentukan kestabilan
ekonomi suatu negara. Misalnya, pajak dapat digunakan oleh pemerintah untuk mengatasi inflasi atau deflasi. Caranya
pemerintah dapat membuat atau mengeluarkan kebijakan perpajakan yang sesuai untuk mengatasi permasalahan
yang ada.
4. Fungsi retribusi pendapatan
Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum. Contoh:Fungsi
redistribusi pendapatan yakni membuat pendapatan masyarakat merata. Pemerintah dapat memanfaatkan pajak untuk
membuka lapangan pekerjaan. Dengan begitu akan banyak terserap tenaga kerja sehingga pendapatan masyarakat
merata. Selain itu, pemerintah juga dapat menerapkan tarif pajak yang tinggi untuk barang-barang mewah, jadi tidak
hanya menekan hanya hidup konsumtif pajak dapat berfungsi sebagai redistribusi pendapatan.

Jenis pajak

Pajak pusat

Pajak negara atau pajak pusat merupakan pajak yang dipungut pemerintah pusat melalui instansi terkait.

1. Pajak penghasilan (PPh)

PPh adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh
dalam satu tahun pajak. Maka dari itu pajak penghasilan melekat pada subjeknya dan dikenal dengan istilah pajak
subjektif. Sementara, cakupan pengertian penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
berasal baik dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat digunakan untuk konsumsi atau menambah
kekayaan dengan bentuk apapun. Contoh menghitung PPH terdapat di studi kasus…..

2. Pajak pertambahan nilai (PPN)


PPN adalah pajak yang dikenakan dalam setiap proses produksi maupun distribusi/pungutan terhadap konsumsi
Barang Kena Pajak/Jasa Kena pajak di dalam daerah Daerah Pabean. Itulah sebabnya kita sering bersinggungan
dengan PPN dalam kehidupan sehari-hari. Dalam PPN, pihak yang menanggung beban pajak adalah konsumen
akhir/pihak pembeli. Contohnya adalah pengenaan PPN saat berbelanja di supermarket, Anda akan menemukan
tulisan PPN dalam rincian angka struknya.
Contoh: Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung dan sejenisnya
3. Pajak penjualan barang yang tergolong mewah (PPnBM)
Barang yang terkena pajak tergolong mewah , yang diatur oleh UU. Dan PPnBm hanya dikenakan satu kali, yaitu padasaat
impor atau pada saat penyerahan barang kena pajak , yang tergolong mewah oleh pengusaha kena pajak pabrikan.

4. Pajak bumi dan bangunan (PBB) perkebunan, perhutanan, dan pertambangan


Adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terhutang ditentukan oleh keadaan objek yaitu
bumi/tanah atau bangunan.Keadaan subjek(siapa yang membayar) tidak ikut menentukan besarnya pajak.
5. Bea materai
Bea Meterai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen yang bersifat perdata dan dokumen untuk
digunakan di dalam pengadilan. Dokumen yang bisa dikenai bea meterai adalah dokumen berbentuk surat
yang memuat jumlah uang, dokumen yang bersifat perdata, dan dokumen yang digunakan di muka
pengadilan, misalnya dokumen kontrak pengadaan perlengkapan kantor dan dokumen perjanjian
pembangunan gedung kantor. Nilai bea meterai yang berlaku adalah Rp3.000 dan Rp6.000 sesuai jenis
dokumen yang dikenai bea dan penggunaan dokumen. Pembayaran bea meterai dilakukan terlebih dahulu
daripada saat terutang.
Pajak daerah
Pajak daerah merupakan pajak yang dipungut pemerintah daerah dan terbatas hanya pada rakyat
daerah itu sendiri, baik yang dipungut Pemda Tingkat II maupun Pemda Tingkat I
Ciri-ciri pajak
Syarat
1. pajak harus adil
Pemungutan pajak harus
berlandaskan keadilan, baik
dalam peraturan perundang-
undangan maupun dalam
pelaksanaan pemungutan pajak.
Landasan keadilan ini merupakan
syarat yang harus dipenuhi untuk
mencapai keadilan bagi
masyarakat. Contoh dari adil
yang dimaksud antara lain:

 Wajib pajak memiliki


hak dan kewajiban yang
diatur oleh undang-
undang.
 Setiap warga negara
yang memenuhi syarat
sebagai wajib pajak
haruslah menyetorkan
pajaknya.
 Adanya sanksi untuk
pelanggaran-
pelanggaran pajak yang
terjadi.

2. Pemungutan pajak
harus berdasarkan uu
Pemungutan pajak
selalu didasarkan pada
undang-undang yang
berlaku. Salah satu
undang-undang yang
mengatur pemungutan
pajak adalah Undang-
Undang Nomor 28
Tahun 2007 tentang
Ketentuan Umum
Perpajakan. Dengan
adanya pengaturan
dalam bentuk undang-undang, pemerintah memberikan jaminan hukum bagi terlaksananya aktivitas pemungutan
pajak.
Contoh uu: Kewajiban membayar pajak sendiri tercantum dalam pasal 23 A UUD 1945 yang berbunyi
“Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-
undang”.
3. Pemungutan pajak tidak mengganggu perekonomian.(syarat ekonomis)
Pemungutan pajak tidak boleh mengganggu aktivitas perekonomian yang dapat mengakibatkan kelesuan perekonomian
nasional. Contohnya, pemungutan pajak tidak boleh mengganggu aktivitas produksi ataupun perdagangan yang sedang
berlangsung.
4. Pemungutan pajak harus efisien(syarat finansial)
Pemungutan pajak harus dilakukan dengan efisien dan efektif sehingga hasil yang diperoleh maksimal. Efisien
maksudnya pemungutan pajak harus dilakukan dengan mudah, tepat sasaran, tepat waktu dan biaya minimal.
Efektif artinya pemungutan pajak harus membawa hasil sesuai perhitungan yang telah dilakukan. Dalam syarat
ini, biaya pemungutan pajak harus lebih kecil daripada pemasukan pajak yang diterima kas negara.

5. System pemungutan pajak harus sederhana


Sistem pemungutan pajak harus sederhana dan mudah dimengerti wajib pajak. Sistem pemungutan pajak yang
sederhana akan membantu wajib pajak dalam melaporkan pajak mereka dan mendorong masyarakat memenuhi
kewajiban perpajakan. Dengan demikian, pemasukan negara dari pajak akan semakin meningkat.

Asas pemungutan pajak

Asas
pengenaan
pajak

Kedudukan
hukum pajak
dalam
system
hukum di
Indonesia
Hukum pajak
adalah bagian
dari hukum
publik. Hukum
pajak di
Indonesia
menganut
paham impera
tive. Artinya,
pelaksanaan
pemungutan
pajak tidak
dapat ditunda. Ketika terjadi pengajuan keberatan terhadap Pajak oleh wajib pajak yang telah ditetapkan pemerintah, sebelum
ada keputusan dari Direktur Jenderal Pajak tentang keberatan diterima, maka wajib pajak terlebih dahulu harus membayar pajak
sesuai dengan yang telah ditetapkan. Berikut ini adalah penjelasan kedudukan hukum perpajakan:

1. Hukum Perdata yang mengatur hubungan antara satu individu dengan individu lainnya
2. Hukum Publik dimana mengatur hubungan antara pemerintah dengan rakyatnya. Antara lain terdiri dari Hukum Tata
Negara, Hukum Tata Usaha Negara (Hukum Administrasi Negara), Hukum Pajak, dan Hukum Pidana.
3. Hukum tatanegara, bentuk hukum yang mendefinisikan hubungan antara berbagai lembaga didalam suatu negara
yaitu eksekutif, legislatif dan yudikatif.
4. Hukum tatausaha (adm negara) Hukum Tata Usaha Negara atau Hukum Administrasi Negara ialah segenap peraturan
hukum yang mengatur segala cara kerja dan pelaksanaan wewenang yang langsung dari lembaga-lembaga negara
serta aparaturnya dalam melaksanakan tugasnya masing-masing

5. Hukum pajak, Hukum pajak merupakan bagian dari Hukum Tata Usaha Negara, namun Prof. Adriani menghendaki
bahwa Hukum Pajak berdiri sendiri merupakan suatu ilmu pengetahuan yang terlepas dari Hukum Tata Usaha Negara
karena Hukum Pajak mempunyai tugas yang bersifat lain daripada hukum administratif pada umumnya, yaitu hukum
pajak juga digunakan sebagai alat untuk menentukan politik perekonomian dan mempunyai istilah-istilah tersendiri di
bidang perpajakan. Atau hukum yang bersifat public dalam mengatur hubungan negara dan orang/badan hukum yang
wajib untuk membayar pajak

Hukum pidana
Dasar hukum pajak.(ketik ss putri)

Kewenangan
pajak(ketik
ss putri)

System
pemungutan
pajak (sudah)
System tarif
Tarif pajak
merupakan
dasar
pengenaan
pajak atas
objek pajak
yang menjadi
tanggung
jawab wajib
pajak.

Biasanya tarif
pajak berupa
persentase
yang sudah
ditentukan
oleh pemerintah. Ada berbagai jenis tarif pajak dan setiap jenis pajak pun memiliki nilai tarif pajak yang berbeda-beda.Dasar
pengenaan pajak merupakan nilai dalam bentuk uang yang dijadikan dasar untuk menghitung pajak terutang.Secara struktural,
tarif pajak dibagi menjadi 4 jenis, antara lain:

1. Tarif Progresif (a progressive tax rate).


2. Tarif Degresif (a degressive tax rate).
3. Tarif Proporsional (a proportional tax rate).
4. Tarif Tetap/regresif (a fixed tax rate).

Tarif Progresif

Tarif pajak progresif merupakan tarif pungutan pajak yang mana persentase akan naik sebanding dengan dasar pengenaan
pajaknya.

Di Indonesia itu sendiri, tarif pajak progresif ini diterapkan untuk pajak penghasilan (PPh) wajib pajak orang pribadi, seperti:

 Lapisan penghasilan kena pajak (PKP) sampai Rp50 juta, tarif pajaknya 5%.
 Lapisan PKP lebih dari Rp50 – Rp250 juta, tarif pajaknya 15%.
 Lapisan PKP lebih dari Rp250 -Rp500 juta, tarif pajakya 25%.
 Lapisan PKP di atas Rp500 juta, tarif pajaknya 30%.

Tarif Degresif
Tarif degresif ini kebalikan dari tarif progresif. Artinya, tarif pajak ini merupakan tarif pajak yang persentasenya akan lebih kecil
dari jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak tinggi. Atau, persentase tarif pajak akan semakin rendah ketika dasar
pengenaan pajaknya semakin meningkat. Jadi, jika persentasenya semakin kecil, jumlah pajak terutang tidak ikut mengecil.
Melainkan bisa jadi lebih besar karena jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajaknya semakin besar.

Tarif Proporsional

Tarif proporsional merupakan tarif yang persentasenya tetap meski terjadi perubahan terhadap dasar pengenaan pajak. Jadi,
seberapa pun jumlah objek pajak, persentasenya akan tetap. Contohnya adalah Pajak Pertambahan Nilai (10%) dan PBB
(0,5%) dari berapa pun objek pajaknya.

Tarif Tetap/Regresif

Tarif tetap atau tarif pajak regresif adalah tarif pajak yang nominalnya tetap tanpa memerhatikan jumlah yang dijadikan dasar
pengenaan pajaknya.Tarif tetap juga dapat diartikan sebagai tarif pajak yang akan selalu tetap sesuai dengan peraturan yang
telah diberlakukan, contohnya seperti Bea Meterai dengan nilai atau nominal sebesar Rp3.000 dan Rp6.000. Pada dasarnya tarif
pajak dipungut berdasarkan atau sesuai dengan pengelompokan jenis-jenis pajak.

Anda mungkin juga menyukai