Anda di halaman 1dari 3

Nama : Andre Apriyanto Umbu Dondoe

NIM : 041016559

Jawaban Tugas 1 :

1. Perbedaan Administrasi Perpajakan dalam Arti Luas dan Sempit, yaitu :


 Administrasi Pajak dalam arti luas dapat dilihat sebagai fungsi, sistem, lembaga
dan manajemen publik. Administrasi pajak sebagai fungsi dapat kita lihat dari
fungsi perencanaan pajak sebagai bagian dari administrasi publik yakni
merencanakan apa yang akan dicapai oleh fiskus, baik dalam jangka waktu
pendek, jangka menengah, maupun jangka Panjang. Administrasi pajak sebagai
fungsi pengorganisasian sebagai bagian administrasi publik melakukan juga
fungsi pengorganisasian dalam bentuk pengelompokan tugas, tanggungjawab,
wewenang dan SDM sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan
dapat tercapai secara efisien. Dalam praktik fungsi pengorganisasian ini,
terwujud dalam struktur organisasi Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan
Keputusan Menteri Keuangan No. 443/KMK.01/2001 dan Keputusan Menteri
Keuangan No. 473/KMK.01/2004. Kemudian Administrasi pajak sebagai fungsi
penggerak dalam bentuk kegiatan mempengaruhi pegawai untuk menjalankan
tugas sebaik-baiknya. Serta Administrasi pajak sebagai fungsi pengawasan
sebagai sebuah proses mengamati dan mengupayakan supaya apa yang
dilakukan sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya.
 Administrasi Pajak dalam arti sempit adalah penatausahaan dan pelayanan
terhadap kewajiban-kewajiban dan hak-hak wajib pajak, baik penatausahaan dan
pelayanan tersebut dilakukan di kantor fiskus maupun di kantor wajib pajak. Yang
termasuk dalam kegiatan penatausahaan (clerical works) adalah pencatatan
(recording), penggolongan (classifying) dan penyimpanan (filing).

Fungsi-fungsi Pajak, yaitu :


 Fungsi Budgetair (anggaran) merupakan fungsi utama dari pungutan pajak yang
dijadikan sebagai alat untuk mengisi kas/anggaran negara. Fungsi ini berarti
bahwa pungutan pajak oleh negara dilakukan untuk menutup pembiayaan
penyelenggaraan pemerintahan baik rutin maupun belanja pembangunan.
Misalnya belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan dan sebagainya.
 Fungsi Regulerend (mengatur) merupakan fungsi pajak sebagai alat untuk
mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan negara dalam lapangan ekonomi
dan sosial. Fungsi ini dapat diwujudkan dalam bentuk kebijaksanaan perpajakan
(fiscal policy) secara khusus misalnya insentif kepada investor.
 Fungsi Stabilitas, merupakan fungsi pajak agar pemerintah memiliki dana yang
cukup untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga
sehingga inflasi dapat dikendalikan. Misalnya dengan pemungutan pajak.
 Fungsi Redistribusi Pendapatan, merupakan fungsi pajak yang sudah dipungut
oleh negara nantinya akan digunakan untuk membiayai kepentingan umum dan
membiayai pembangunan. Misalnya terbukanya kesempatan kerja yang dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat.

Syarat-syarat Pemungutan Pajak, yaitu :


 Pemungutan Pajak Harus Adil (Syarat Keadilan), seperti halnya produk hukum
yang lain, maka hukum pajak pun mempunyai tujuan untuk menciptakan keadilan
dalam hal pemungutan pajak. Adil dalam perundang-undangan maupun adil
dalam pelaksanaannya.
 Pengaturan Pajak Harus Berdasarkan UU (Syarat Yuridis), Sesuai dengan Pasal
23 UUD 1945 yang berbunyi: "Pajak dan pungutan yang bersifat untuk keperluan
negara diatur dengan Undang-Undang".
 Pungutan Pajak Tidak Mengganggu Perekonomian (Syarat Ekonomis),
Pemungutan pajak harus diusahakan sedemikian rupa supaya jangan sampai
mengganggu kondisi perekonomian, baik kegiatan produksi, perdagangan,
maupun jasa.
 Pemungutan Pajak Harus Efisien (Syarat Finansial), Biaya-biaya yang
dikeluarkan dalam rangka pemungutan pajak harus diperhitungkan. Jangan
sampai pajak yang harus dibayarkan lebih rendah dibandingkan biaya
pengurusan pajak tersebut. Oleh karena itu, sistem pemungutan pajak harus
sederhana dan mudah untuk dilaksanakan.
 Sistem Pemungutan Pajak Harus Sederhana, Sistem yang sederhana akan
memudahkan wajib pajak dalam menghitung beban pajak yang harus dibiayai
sehingga akan memberikan dampak yang positif bagi para wajib pajak untuk
meningkatkan kesadaran dalam pembayaran pajak.

2. Hukum Publik adalah sekumpulan aturan yang mengatur hubungan antara


pemerintah dengan rakyatnya. Hukum publik terdiri dari Hukum Tata Negara, Hukum
Tata Usaha Negara (Hukum Administrasi Negara), Hukum Pajak, dan Hukum
Pidana.
Hukum Pajak adalah sekumpulan peraturan resmi dan tertulis yang mengatur
hubungan antara pemungut pajak dan penanggung pajak.
Dari dua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kedudukan hukum pajak
merupakan bagian dari hukum publik. Hukum pajak termasuk ke dalam hukum publik
karena di dalam hukum pajak mengatur tentang hubungan antara dua pihak yakni
pemerintah sebagai pemungut pajak dan rakyat sebagai penanggung pajak, dimana
didalamnya terdapat kewenangan pemerintah untuk memungut pajak dari rakyat
untuk keperluan membiayai negara dan mengembalikannya ke rakyat melalui
berbagai fasilitas secara tidak langsung.

3. Perbedaan Pajak Langsung dan Pajak Tidak Langsung, yaitu :


 Pajak Langsung merupakan pajak yang sifatnya periodik, pembayarannya tidak
dapat dilimpahkan ke orang/pihak lain, dan peradilan administrasinya tidak
murni.Contohnya PPh, Pajak Perseroan dan Pajak Kekayaan.
 Pajak Tidak Langsung merupakan pajak yang sifatnya insidental,
pembayarannya dapat dilimpahkan pada orang/pihak lain, dan peradilan
administrasinya murni. Contohnya PPN dan PPnBM, Pita Rokok, dan Cukai.
Dalam praktik pajak dikenal istilah “Tarif Pajak” yang secara sederhana berarti besar
kecilnya jumlah pajak yang harus dibayarkan oleh Subjek Pajak (Wajib Pajak)
terhadap Objek Pajak yang menjadi Tanggungannya. Tarif pajak merupakan salah
satu unsur yang menentukan rasa keadilan dalam pemungutan pajak ke masyarakat.
Dalam menghitung pengenaan tarif pajak, digunakan nilai uang sebagai standarnya.
Tarif pajak biasanya berupa persentase yang sudah ditentukan oleh pemerintah. Ada
berbagai jenis tarif pajak dan setiap jenis pajak pun memiliki nilai tarif pajak yang
berbeda-beda. Beberapa jenis tarif pajak yang digunakan yaitu, Tarif Tetap, Tarif
Proporsional, Tarif Progresif (meningkat), Tarif Regresif, Tarif Degresif (menurun)
dan Tarif Betham.

Sumber Acuan :

https://www.online-pajak.com

ADBI4330 - Administrasi Perpajakan

Anda mungkin juga menyukai