Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : Nizhar Alif Eridani

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 044643532

Kode/Nama Mata Kuliah : ADBI4330/Administrasi Perpajakan

Kode/Nama UPBJJ : 21/Jakarta

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Sebutkanlah perbedaan administrasi perpajakan dalam arti luas dan sempit, serta
jelaskan pula mengenai fungsi pajak dan syarat-syarat pemungutan pajak!

Administrasi perpajakan dalam arti luas dapat dilihat dari aspek fungsi, sistem,
lembaga, dan manajemen publik.
a. Administrasi pajak sebagai fungsi meliputi fungsi perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan pengawasan.
b. Administrasi pajak sebagai sistem adalah seperangkat unsur yang saling berkaitan
dan berfungsi secara bersama untuk mencapai tujuan atau menyelesaikan tugas
tertentu.
c. Administrasi pajak dapat dilihat sebagai suatu lembaga, yaitu sebagai salah satu
Direktorat Jenderal pada Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Hal ini
terwujud pada adanya kantor-kantor mulai dari Kantor Pusat Direktorat Jenderal
Pajak (DJP) di Jakarta, Kantor Wilayah (Kanwil) DJP, Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama, Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP), dan
Unit Pelayanan Teknis (UPT).
d. Administrasi pajak sebagai manajemen publik dapat dilihat dari susunannya yang
terdiri dari pimpinan, staf, peralatan, pengetahuan, dan sistem yang ada. Pada
tataran makro, manajemen publik merupakan pertautan antara manajemen,
politik, dan hukum. Administrasi pajak pada tataran ini menuntut manajemen tax
bureau untuk mengelola, memanfaatkan, dan menciptakan pengetahuan di
antara sumber daya yang ada untuk mencapai berbagai inovasi. Salah satunya
dengan mengubah organisasi yang hierarkis menjadi organisasi pembelajar
(learning organization).

Administrasi perpajakan dalam arti sempit adalah penatausahaan dan pelayanan


terhadap kewajiban-kewajiban dan hak-hak Wajib Pajak (WP), baik penatausahaan
dan pelayanan tersebut dilakukan di kantor fiskus maupun di Kantor WP. Berikut yang
termasuk dalam kegiatan penatausahaan (clerical works) adalah pencatatan
(recording), penggolongan (classifying), dan penyimpanan (filing).

Fungsi pajak terdiri dari:


a. Fungsi budgetair (anggaran) yang merupakan fungsi utama dari pungutan pajak.
Pungutan pajak dimaksudkan sebagai alat untuk mengisi anggaran negara.
Beberapa jumlah pajak secara keseluruhan yang harus di pungut oleh negara
ditentukan dalam budget (anggaran) tahunan.
b. Fungsi regulerend (mengatur) dari pajak dimaksudkan bahwa pajak dapat
digunakan sebagai alat untuk mengatur kebijakan negara dalam lapangan
ekonomi dan sosial. Fungsi tersebut dapat diwujudkan dalam suatu bentuk paket
kebijakan perpajakan (fiscal policy) secara khusus, misalnya insentif pajak
terhadap para investor, tidak mengenakan suatu pajak tertentu di daerah
kawasan berikat, mengenakan tarif pajak yang tinggi terhadap penjualan
minuman beralkohol, dll.
c. Fungsi pajak sebagai sarana partisipasi masyarakat terhadap pembangunan
negara karena pajak tidak sekadar kewajiban, tetapi juga merupakan hak warga
negara untuk ikut berpartisipasi dalam membangun negara. Berkaitan dengan
fungsi partisipasi tersebut, semestinya institusi pajak terbuka kepada WP
mengenai kewajiban dan haknya. Dalam hal ini, kewajiban adalah keharusan
membayar pajak sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku, sedangkan
hak adalah kewajiban aparat pajak untuk memberikan pelayanan administrasi dan
sosialisasi kepada WP yang telah turut serta membiayai pembangunan. Meminta
restitusi dalam hal terdapat kelebihan pembayaran pajak juga merupakan bagian
dari hak.

Syarat-syarat pemungutan pajak yakni:


a. Syarat Keadilan, yaitu pemungutan pajak harus berlandaskan keadilan, baik dalam
peraturan perundang-undangan maupun dalam pelaksanaan pemungutan pajak.
Landasan keadilan ini merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai
keadilan bagi masyarakat. Contoh dari adil yang dimaksud antara lain:
• Wajib pajak memiliki hak dan kewajiban yang diatur oleh undang-undang.
• Setiap warga negara yang memenuhi syarat sebagai wajib pajak harus
menyetorkan pajaknya.
• Adanya sanksi untuk pelanggaran-pelanggaran pajak yang terjadi.
b. Syarat Yuridis, yaitu pemungutan pajak didasarkan pada undang-undang yang
berlaku. Salah satu undang-undang yang mengatur pemungutan pajak adalah UU
Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Perpajakan. Adanya pengaturan
dalam bentuk undang-undang, pemerintah memberikan jaminan hukum bagi
terlaksananya aktivitas pemungutan pajak.
c. Syarat Ekonomis, yaitu pemungutan pajak tidak boleh mengganggu aktivitas
perekonomian yang dapat mengakibatkan kelesuan perekonomian nasional.
Contohnya, pemungutan pajak tidak boleh mengganggu aktivitas produksi
ataupun perdagangan yang sedang berlangsung.
d. Syarat Finansial, yaitu pemungutan pajak harus dilakukan dengan efisien dan
efektif sehingga hasil yang diperoleh maksimal. Efisien maksudnya pemungutan
pajak harus dilakukan dengan mudah, tepat sasaran, tepat waktu, dan dengan
biaya yang minimal. Efektif artinya pemungutan pajak harus membawa hasil
sesuai perhitungan yang telah dilakukan. Dalam syarat ini, biaya pemungutan
pajak harus lebih kecil daripada pemasukan pajak yang diterima kas negara.
e. Syarat Sederhana, yaitu sistem pemungutan pajak harus sederhana dan mudah
dimengerti WP. Sistem pemungutan pajak yang sederhana akan membantu WP
dalam melaporkan pajak mereka dan mendorong masyarakat memenuhi
kewajiban perpajakan. Dengan demikian, pemasukan negara dari pajak akan
semakin meningkat.

2. Bagaimana menurut pendapat Anda, mengapa hukum pajak termasuk ke dalam


hukum publik?

Menurut saya, hukum pajak termasuk ke dalam hukum publik karena mengatur
hubungan negara dan orang/badan hukum yang wajib untuk membayar pajak.
Hukum pajak juga diartikan sebagai keseluruhan dari peraturan-peraturan yang
mencakup tentang kewenangan pemerintah untuk mengambil kekayaan seseorang
dan menyerahkan kembali kepada masyarakat melalui kas negara. Namun, meskipun
hukum pajak merupakan bagian dari hukum publik, hukum pajak juga banyak
berkaitan dengan hukum privat, yakni hukum perdata. Hal ini dikarenakan hukum
pajak banyak berkaitan dengan materi-materi perdata seperti kekayaan seseorang
atau badan hukum yang diatur dalam hukum perdata, tetapi menjadi salah satu objek
dalam hukum pajak.

3. Apa yang membedakan antara pajak langsung dan pajak tidak langsung? Dan mengapa
dalam praktik pajak dikenal dengan istilah tarif pajak!

Pajak langsung adalah pajak yang bebannya harus ditanggung sendiri oleh WP yang
bersangkutan dan tidak dapat dialihkan kepada pihak lain. Dengan kata lain, pajak
langsung harus dibayar sendiri oleh WP bersangkutan. Pajak langsung biasanya
melekat pada orang pribadi (WP) sehingga hak dan kewajibannya tidak dapat
dialihkan ke pihak lain. Pajak yang termasuk dalam pajak langsung di antaranya
adalah pajak:
a. Pajak penghasilan (PPh).
b. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
c. Pajak Kendaraan Bermotor.

Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain.
Artinya, pembayarannya dapat diwakilkan kepada pihak lain. Pajak tidak langsung
tidak memiliki surat ketetapan pajak sehingga pengenaannya tidak dilakukan secara
berkala, melainkan dikaitkan dengan tindakan perbuatan atas kejadian. Ada tiga
unsur untuk mengenali pajak tidak langsung:
a. Penanggung jawab pajak, yaitu orang yang secara formal yuridis diharuskan
melunasi pajak. Apabila padanya terdapat faktor atau kejadian yang menimbulkan
sebab untuk dikenakan pajak.
b. Penanggung pajak, yaitu orang yang dalam faktanya memikul beban pajak.
c. Pemikul beban pajak, yaitu orang yang menurut maksud pembuat undang-undang
harus memikul beban pajak.
Pajak tidak langsung biasanya diberlakukan terhadap perusahaan atau instansi karena
hak dan kewajiban pajak melekat pada badan atau perusahaan sehingga dalam hal
pembayarannya dapat diwakilkan.

Perbedaan antara Pajak Langsung dan Pajak Tidak Langsung dapat ditinjau dari
beberapa segi, yaitu:
a. Segi administrasi pemungutan (yuridis).
Pajak langsung merupakan pajak yang dipungut secara berkala, artinya pajak
dipungut secara teratur dalam jangka waktu yang ditentukan, misalnya tiap tahun.
Sedangkan pajak tidak langsung merupakan pajak yang dipungut secara
insidental, artinya pajak hanya dipungut jika terjadi kegiatan yang menimbulkan
pembayaran pajak saja.
b. Segi pembebanan (ekonomi).
Pajak langsung pembayarannya tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain, seperti
Pajak Penghasilan (PPh). Sedangkan pajak tidak langsung pembayarannya dapat
dilimpahkan pada pihak lain yang dapat berupa substitusi dan shifting, seperti
Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Pada saat membedakan pajak yang termasuk
pajak langsung atau tidak langsung dari sudut ekonomi, perlu dipelajari dan
dipahami terlebih dahulu beberapa istilah seperti:
- Tax burden, yaitu beban pajak yang dipikul di atas bahu seseorang
- Tax incidence, yaitu akibat keterkenaan pelimpahan beban pajak
- Tax destinaris (destinaris berasal dari Bahasa Inggris yang berarti tujuan), yaitu
pihak yang memang dituju oleh undang-undang perpajakan untuk memikul
beban tersebut.
- Tax shifting, yaitu proses pelimpahan beban pajak dari satu pihak kepada
pihak lainnya. Tax shifting terbagi dua, yang pertama forward shifting, yaitu
pelimpahan pajak ke depan. Contohnya, pengusaha rokok yang melimpahkan
beban pajak berupa cukai yang seharusnya ditanggung pengusaha ke
konsumen. Kedua, backward shifting, yaitu pelimpahan beban pajak ke
belakang. Contohnya, pengusaha rokok yang mengurangi pembelian
tembakau dari petani sehingga harga di petani tembakau menjadi jatuh.
c. Segi lembaga yang menyelesaikan perselisihan, pajak langsung merupakan pajak
yang perselisihannya diselesaikan melalui peradilan administrasi tidak murni,
yaitu dengan mengajukan keberatan kepada Dirjen Pajak. Selanjutnya dapat
mengajukan banding ke Majelis Pertimbangan Pajak (MPP). Sedangkan pajak tidak
langsung penyelesaian perselisihannya dilaksanakan di muka pengadilan negara
yang sekarang merupakan Pengadilan Administrasi Murni.

Dalam praktik pajak dikenal dengan istilah tarif pajak karena dalam praktik pajak
yang melibatkan Subjek Pajak dan Objek Pajak terdapat proses pemungutan pajak.
Tujuan pemungutan pajak adalah untuk mencapai keadilan dalam pemungutannya.
Hal ini merupakan salah satu cara untuk mewujudkan keadilan dalam pemungutan
pajak, yaitu melalui sitem tarif pajak.

Anda mungkin juga menyukai