Selain itu hal yg tdk dpt dipungkiri adalah bbrp thn terakhir sektor pajak sangat
mendominasi APBN, utk itu pemerintah terus berusaha mengintensifikasi dan
ekstensfikasi subjek dan objek pajak.
a. Aspek Ekonomi
Pajak merupakan sumber penerimaan negara yg digunakan untuk menuju
kesejahteraan. Pajak merupakan motor penggerak kehidupan ekonomi
masyarakat.
b. Aspek Hukum
Hukum pajak di Indonesia mempunyai hierarki yang jelas dengan aturan-
aturannya.
c. Aspek Keuangan
Pajak dipandang sebagai sesuatu yang penting dalam keuangan negara,
sehingga menjadi tolak ukur dari kecendrungan kekuatan ekonomi dalam
kemampuan negara menyelenggarakan sistem perjakan.
d. Aspek Sosiologi
Pada tataran berhasilnya sistem perpajakan yang ideal dan bermanfaat,
maka akan memberikan kemakmuran dan kesejahteraan kepada
masyarakat secara merata.
1.5. FUNGSI PAJAK
a. Bea materai
Yaitu pungutan yang dikenakan atas barang yg bersifat dokumen.
b. Bea masuk dan bea keluar
Pungutan yang diberlakukan terhadap barang-barang yg sudah ditentukan
tarifnya apabila memasuki/keluar dari daerah pabean.
c. Cukai
Pungutan yang diberlakukan terhadap barang-barang tertentu yg ditetapkan
utk barang-barang tertentu.
d. Retribusi
Pungutan yg diberlakukan pemerintah sehugungan dengan fasilitas yg
secara langsung dinikmati oleh pembayar.
Bab II
Kedudukan Hukum Pajak
2.1. HUKUM PAJAK
Pemungutan pajak diatur dalam Pasal 23A Amandemen UUD 1945
“bahwa pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa diatur
dengan undang-undang”
Kebaikan stelsel ini adalah pajak dapat dibayar selama tahun berjalan, tanpa harus
menunggu pada akhir tahun.
Sedangkan kelemahannya adalah pajak yang dibayar tidak berdasarkan pada keadaan
yang sesungguhnya.
c. Stelsel campuran
Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dengan stelsel anggapan.
Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan,
kemudian pada akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yang
seharusnya. Bila besarnya pajak menurut kenyataan lebih besar daripada pajak
menurut anggaran, maka Wajib Pajak harus menambah. Sebaliknya jika lebih
kecil, kelebihannya dapat diminta kembali.
2.4.2. Asas Pemungutan Pajak
b. Asas sumber
Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di
wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak.
c. Asas kebangsaan
Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara. Misalnya
pajak bangsa asing di Indonesia dikenakan pada setiap orang yang bukan
kebangsaan Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia. Asas ini berlaku
untuk Wajib Pajak Luar Negeri.
2.4.3. Sistem Pemungutan Pajak
Atas dasar apakah negara mempunyai hak untuk memungut pajak? Terdapat beberapa
teori yang menjelaskan atau memberikan justifikasi pemberian hak kepada negara untuk
memungut pajak. Teori-teori tersebut antara lain adalah :
Tuan A Tuan B
Penghasilan/bulan Rp 4 Juta Rp 4 Juta
Status Menikah dengan Bujang
3 anak
Secara Objektif PPh untuk Tuan A sama besarnya dengan Tuan B, karena mempunyai
penghasilan yang sama besarnya.
Secara Subjektif PPh untuk Tuan A lebih Kecil dari pada Tuan B, karena kebutuhan
materiil yang harus dipenuhi Tuan A lebih besar.
2.5.4. Teori Bakti
Dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada hubungan rakyat
dengan negaranya. Sebagai warga negara yang berbakti, rakyat
harus selalu menyadari bahwa pembayaran pajak adalah sebagai
suatu kewajiban.
Hak dan kewajiban antara negara dan rakyat tidak sama, negara
berhak dan dapat memaksakan utang kpd rakyat untuk dibayar,
apabila rakyat seorang wajib pajak berutang (pajak) terhadap negara.
Utang pajak timbul karena adanya perbuatan, keadaan atau
peristiwa-peristiwa yang dapat menimbulkan utang pajak itu sendiri,
seperti:
a. Keadaan-keadaan,
b. Perbuatan-perbuatan,
c. Peristiwa-peristiwa,
Ada dua ajaran yang mengatur timbulnya utang
pajak :
1. Ajaran Formiil
Utang pajak timbul karena dikeluarkannya surat ketetapan
pajak oleh fiskus. Ajaran ini diterapkan pada official
2. Ajaran Materiil
assessment system.
Surat Ketetapan Pajak baru bisa diterbitkan apabila wajib pajak tdk bisa
membayar pajak sebagai mana mestinya (pasal 15 UU No. 17 thn 2000). Surat
Ketetapan Pajak hanya berfungsi sebagai surat keputusan yang menentukan
besarnya jumlah pajak yang terutang.
Penyitaan dilakukan oleh juru sita pajak, dengan membuat Berita Acara
Pelaksanaan Sita, yang ditandatangani oleh, juru sita pajak, penanggung pajak
dan saksi-saksi.
a. Uang tunai;
b. Surat-surat berharga;
c. Barang yang tdk mudah rusak
6.5. Hapusnya Utang Pajak
Utang pajak dapat dihapuskan adalah utang pajak yang tercantum dalam
surat tagihan pajak, surat ketetapan pajak tambahan yang tidak dapat atau
tidak mungkin ditagih lagi, karena:
a. Wajib pajak meninggal dunia dan tdk meningalkan harta waris dan tidak
mempunyai ahli waris.
b. Wajib pajak tdk diketemukan
c. Wajib pajak tdk memeliki kekayaan lagi
d. Hak untuk melakukan penagihan sdh lewat
Selain itu hapusnya utang pajak disebabkan juga oleh hal lain seperti;
e.Pembayaran
f.Konpensasi
g.Daluwarsa
h.Pembebasan
i.Penghapusan
Bab VII
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP)
X X X X X X X X X X X X X X X
SPT Meliputi :
a. SPT tahunann pajak penghasilan
b. SPT. Masa yang terdiri dari :
1. SPT masa Pajak Penghasilan
2. SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai
3. SPT masa pertambahan nilai bagi pemungut pajak
pertambahan nilai..
SPT DAPAT BERBENTUK :
a. Formulir kertas (hardcopy) atau :
b. Dokumen elektronik