Anda di halaman 1dari 6

BAB 1 HAKIKAT PAJAK

A. Pengertian dan Fungsi Pajak


1. Pengertian Pajak
Pajak mempunyai peran penting dalam pelaksanaan pembangunan negara yaitu
sebagai sumber pendapatan untuk membiayai semua pengeluaran pembangunan.
Pajak di pungut pemerintah berdasarkan UU. Dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2
disebutkan “segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan UU”.
Menurut UU no 6 tahun 1983 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan
indonesia yang telah disempurnakan dengan UU no. 16 tahun 2000 pajak adalah
iuran wajib yang di bayar oleh wajib pajak berdasarkan norma-norma hukum untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran kolektif guna meningkatkan kesejahteraan
umum yang balas jasanya tidak diterima secara langsung.
Adapun secara hukum, pajak didefinisikan sebagai iuran wajib kepada pemerintah
yang bersifat memaksa dan legal (berdasarkan UU), sehingga pemerintah memiliki
kekuatan hukum (misalnya denda atau kurungan) untuk menindak wajib pajak yang
tidak memenuhi kewajibannya.
Pengertia pajak menurut para ahli :
a. Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH
Mendefinisikan pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
UU (bisa dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang
langsung bisa ditunjukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
b. Prof. Dr. P. J. A. Adriani
Mendefinisikan pajak merupakan pungutan massyarakat kepada negara yang
bisa di paksakan dan terutang oleh yang wajib membayarnya berdasarkan
kepada peraturan-peraturan UU dengan tidak memperoleh pemberian kembali
yang langsung bisa ditunjuk dan dipakai untuk membiayai pengeluaran umum
pemerintah.
c. Dr. Suparman Sumawidjaya
Mendefinisikan pajak merupakan pungutan wajib warga negara berupa uang
yang ditarik oleh pemerintah berdasarkan norma hukum yang dimanfaatkan
untuk menutupi biaya poduksi barang dan jasa kolektif agar bisa tercapainya
kesejahteraan umum.
Berdasarkan pengertian pajak yang diungkapkan oleh UU dan menurut para ahli,
maka pajak memiliki ciri-ciri :
a. Pajak bisa dipaksakan (bersifat yuridis)
b. Pajak bisa di pungut berdassarkan UU
c. Pajak dipungut oleh pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah
d. Pajak dipergunakan untuk membiayai pengeluaran umum pemerintah
e. Jasa timbal tidak bisa ditunjukan secara langsung
2. Fungsi dan Manfaat Pajak
Fungsi pajak :
a. Fungsi anggaran (fungsi budgeter)
Pajak merupakan sumber pemasukan keuangan negara dengan cara
mengumpulkan dana atau uang dari wajib pajak ke kas negara untuk membiayai
pembangunan nasional atau pengeluaran negara lainnya
b. Fungsi mengatur
Pajak merupakan alat untuk melaksanakan atau mengatur kebijakan negara
dalam lapangan sosial dan ekonomi. Adapun fungsi dari mengatur itu sendiri :
- Pajak digunakan untuk menghambat laju inflasi
- Pajak digunakan sebagai alat untuk mendorong kegiatan ekspor, seperti pajak
ekspor barang
- Pajak bisa memberikan proteksi atau perlindungan terhadap barang produksi
dari dalam negeri, contoh : PPN
- Pajak bisa mengatur dan menarik investasi modal yang membantu
perekonomian agar semakin produktif
c. Fungsi pemerataan (pajak distribusi)
Pajak dapat digunakan untuk menyesuaikan dan menyeimbangkan antara
pembagian pendapatan dengan kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat
d. Fungsi stabilisasi
Pajak bisa digunakan untuk menstabilkan kondisi dan keadaan perekonomian,
seperti untuk mengatasi inflasi, pemerintah menerapkan pajak yang tinggi
sehingga jumlah uang yang beredar bisa dikurangi. Sedangkan untuk mengatasi
kelesuan ekonomi atau deflasi pemerintah menurunkan pajak sehingga jumlah
uang yang beredar bisa ditambah dan deflasi bisa di atasi.
Pajak dalam perekonomian suatau negara bukan hanya untuk sumber pendapatan
negara saja, akan tetapi pajak memiliki manfaat lainnya, diantaranya :
a. Pajak merupakan sumber penerimaan negara
b. Pajak sebagai alat pemerataan pendapatan
c. Pajak sebagai alat pendorong investasi
3. Hukum Pajak
Jenis-jenis hukum pajak :
a. Hukum pajak formal yaitu hukum pajak yang memuat tentang bentu atau cara
untuk mewujudkan hukum material menjadi kenyataan. Hukum ini memuat :
- Tata cara penyelenggaraan penetapan suatu utang pajak
- Hak-hak fiskus untuk mengadakan pengawasan terhadap para wajib pajak
mengenai keadaan perbuatan, dan peristiwa yang menimbulkan utang pajak
- Kewajiban wajib pajak misalnya menyelenggarakan pembukuan atau
pencatatan hak-hak wajib pajak misal mengajukan keberatan/banding.
b. Hukum pajak material yaitu hukum pajak yang memuat norma-norma yang
menerangkan tentang keadaan, perbuatan, peristiwa hukum yang dikenai pajak
(objek pajak), siapa yang dikenakan pajak (subjek pajak), berapa besar pajak
yang dikenakan (tarif pajak), segala sesuatu yang timbul dan hapusnya utang
pajak, serta hubungan hukum antara pemerintah dengan wajib pajak.

B. Jenis-Jenis Pajak dan Pungutan Lain di Indonesia


1. Jenis Pajak
Ada beberapa macam jenis pajak :
a. Berdasarkan pihak yang menanggung
- Pajak langsung (direct tax)
- Pajak tidak langsung (indirect tax)
b. Berdasarkan pihak yang memungut
- Pajak pusat (pajak yang dipungut oleh Direktorat Jendral Pajak, pajak yang
dipungut oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, pajak yang dipungut oleh
Direktorat Jendral Moneter)
- Pajak daerah ( pajak daerah tingkat I (provinsi), pajak daerah tingkat II (kota
madya /kabupaten))
c. Berdasarkan sifatnya
- Pajak subjektif adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan pribadi
wajib pajak (subjek) kemudian menetapkan objek pajak
- Pajak objektif adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan objeknya
berupa benda, keadaan, perbuatan, peristiwa yang menyebabkan utang pajak,
kemudian di tetapkan subjeknya tanpa mempersoalkan apakah subjek
tersebut bertempat tinggal di indonesia atau tidak.

2. Pungutan Selain Pajak


Pungutan yang bisa di tarik pemerintah selain pajak diantaranya :
a. Retribusi, adalah iuran kepada pemerintah yang bisa dipaksakan dan jasa timbal
baliknya bisa langsung ditunjuk.
b. Sumbangan, adalah iuran kepada pemerintah yang bisa dipaksakan dan ditujukn
kepada golongan tertentu serta untuk golongan tertentu saja
c. Bea, adalah pungutan yang dikenakan atas suatu kejadian tau perbuatan yang
berupa lalu lintas barang dan perbuatan lainnya berdasarkan peraturan UU
d. Cukai, adalah pungutan yang dikenakan atas barang-barang tertentu yang
mempunyai sifat sebagaimana ditetapkan dalam UU dan hanya pada golongan
tertentudan yang membayar tidak mendapatkan prestasi timbal balik secara
langsung

C. Kewajiban dan Hak Wajib Pajak


1. Kewajiban Wajib Pajak
a. Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP
b. Menghitung dan membayar sendiri pajak dengan benar
c. Mengambil dan mengisi SPT secara benar
d. Menyelenggarakan pembukuan/ pencatatan
2. Hak Wajib Pajak
a. Mendapatkan NPWP dan NPPKP setelah mendaftarkan diri atau melaporkan atas
usahanya
b. Memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT tahunan
c. Menerima tanda bukti penerimaan penyampaian SPT tahunan yang disampaikan
secara langsung ke KPP
d. Membetulkan SPT
e. Mengangsur pembayaran pajak
f. Mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak
g. Mendapatkan perlindungan kerahasiaan melalui rahasia jabatan

D. Pemungutan Pajak dan Selain Pajak


1. Asas Pemungutan Pajak (asas nasional, asas domisili, asas sumber)
2. Teori Pemungutan Pajak (teori asuransi, teori kepentingan, teori gaya pikul, teori
kewajiban mutlak, teori daya beli, dan teori pembenaran pancasila)
3. Syarat Pemungutan Pajak
a. Pemungutan pajak harus adil
b. Pengaturan pajak harus berdasarkan UU
c. Pemungutan pajak tidak mengganggu perekonomian
d. Pemungutan pajak harus efisien
e. Sistem pemungutan pajak harus sederhana
4. Cara Pemungutan Pajak
a. Stelsel nyata : pemungutan pajak berdasarkan pada objek
b. Stelsel anggapan : pengenaan pajak yang didasarkan pada suatu anggapann yang
di atur oleh suatu UU
c. Stelsel campuran : kombinsi antara stelsel nyata dengan stelsel anggapan,
misalnya pada awal tahun besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapa
kemudian pada akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yang
sebenarnya.
5. Sistem Pemungutan Pajak
a. Self assesment system : suatu sistem pemungutan pajak dimana wajib pajak
menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan UU
perpajakan
b. Official assesment system : suatu sistem pemungutan pajak dimana aparatur
perpajakan menentukan sendiri jumlah pajak terutang
c. With holding assesment system : suatu sistem pemungutan pajak yang
memberikan wewenang kepada pihak ketiga untuk menentukan besarnya pajak
terhutang
6. Hambatan Pemungutan Pajak
a. Perlawanan pasif : perlawanan yang muncul dari masyarakat karena masyarakat
enggan untuk membayar pajak
b. Perlawanan aktif : semua usaha dan dan perbuatan yang secara langsung
ditunjukan kepada fiskus dengan tujuan untuk menghindari pajak

E. Timbul Dan Berakhirnya Utang Pajak


1. Timbulnya Utang Pajak
a. Ajaran formil : utang pajak timbul karena dikeluarkannya surat ketetapan pajak
oleh fiskus
b. Ajaran materiil : utang pajak timbul karena berlakunya UU perpajakan
2. Berakhirya Utang Pajak
a. Terjadinya pembayaran
b. Adanya kompensasi
c. Kadaluarsa atau lewat waktu
d. Pembebasan
e. Penghapusan

F. Unsur-Unsur dan Sanksi Dalam Perpajakan


1. Unsur-unsur yang digunakan dalam perpajakan :
a. Subjek pajak
b. Wajib pajak
c. Objek pajak
d. Tarif pajak
2. Sanksi-sanksi kelalaian membayar pajak bagi wajib pajak
a. Sanksi administrasi
b. Sanksi pidana

Anda mungkin juga menyukai