Anda di halaman 1dari 12

“JENIS-JENIS PAJAK & KEGUNAANNYA UNTUK SUATU NEGARA”

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sebagai warga negara yang baik, membayar pajak adalah sebuah
kewajiban. Sebab, dengan pajak yang kita bayarkan berarti kita sudah ikut
berpartisipasi dalam membiayai negara dan pembangunan nasional.
Pajak yang sudah dibayarkan akan digunakan oleh baik Pemerintah Pusat
maupun Daerah, untuk berbagai kebutuhan kepentingan umum.
Melalui pendapatan negara dari pajak, misalnya, kita bisa menikmati
fasilitas umum yang memadai, pendidikan anak dan berobat secara gratis,
atau kegiatan lainnya.
Kendati demikian, pemahaman akan pajak ini bisa saja berbeda antara
wajib pajak satu dengan yang lainnya. Sebab, memang tidak ada kurikulum
khusus mengenai hal ini yang diajarkan dibangku sekolahan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pajak
Berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang
Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, dijelaskan bahwa pajak itu
adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Singkatnya, pajak merupakan iuran wajib yang dibayarkan oleh wajib
pajak kepada negara untuk kepentingan negara dan kesejahteraan
masyarakat secara umum.
Sifatnya yang wajib ini membuat para wajib pajak tidak bisa mengelak
dari pembayaran pajak ini. Sebab, ada konsekuensi hukum yang menanti bagi
para pelanggar pajak.
Karena itu, sebagai warga negara yang baik, bagi kamu yang sudah
tergolong wajib pajak agar melakukan pembayaran pajak sesuai dengan
aturan yang berlaku.

B. Jenis Jenis Pajak


Di Indonesia, terdapat beberapa jenis pajak yang dipungut oleh
pemerintah terhadap wajib pajak. Sedikitnya ada tiga aspek yang mendasari
jenis pajak tersebut, yaitu instansi pemungut, sistem pemungutan, dan
sifatnya.

2
1. Jenis Pajak Berdasarkan Instansi Pemungut
Penggolongan jenis pajak berdasarkan instansi atau lembaga
pemungutnya dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pajak pusat dan pajak
daerah.
a. Pajak Pusat
Pajak Pusat merupakan pajak yang pemungutannya dilakukan
oleh pemerintah pusat. Pajak hasil pungutan jenis ini sebagian
besar dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak Kementerian
Keuangan.
Hasil dari pungutan ini akan dimanfaatkan oleh pemerintah
pusat untuk belanja negara, seperti pembangunan jalan,
pembangunan sekolah, dan bantuan kesehatan.
Contoh pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat adalah
pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, cukai, pajak bumi dan
bangunan, pajak migas, dan sebagainya.

b. Pajak Daerah
Pajak Daerah merupakan pajak yang dipungut dan dikelola oleh
pemerintah daerah, baik itu di tingkat provinsi maupun di tingkat
kabupaten/kota. Pajak ini hanya terbatas pada masyarakat di
daerah itu sendiri.
Contoh pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah ini adalah
pajak hotel, pajak restoran, pajak kendaraan bermotor, pajak
hiburan, dan sebagainya.

2. Jenis Pajak Berdasarkan Sistem Pemungutan


Berdasarkan cara atau sistem pemungutan yang diaplikasikan kepada
para wajib pajak, pajak juga dibedakan atas dua jenis, yaitu pajak langsung
(direct tax) dan pajak tidak langsung (indirect tax).

3
a. Pajak Langsung (Direct Tax)
Pajak langsung atau direct tax adalah pajak yang harus
ditanggung oleh wajib pajak itu sendiri, tanpa bisa dialihkan kepada
pihak lain.
Pajak jenis ini dibayarkan secara berkala yang didasari oleh surat
ketetapan pajak yang berlaku. Surat ketetapan pajak yang
keluarkan oleh kantor pajak tersebut memuat jumlah pajak yang
wajib dibayarkan oleh wajib pajak.
Contoh pajak langsung adalah pajak bumi dan bangunan serta
pajak penghasilan.

b. Pajak Tidak Langsung (Indirect Tax)


Pajak langsung atau direct tax adalah pajak yang harus
ditanggung oleh wajib pajak itu sendiri, tanpa bisa dialihkan kepada
pihak lain.
Pajak jenis ini dibayarkan secara berkala yang didasari oleh surat
ketetapan pajak yang berlaku. Surat ketetapan pajak yang
keluarkan oleh kantor pajak tersebut memuat jumlah pajak yang
wajib dibayarkan oleh wajib pajak.
Contoh pajak langsung adalah pajak bumi dan bangunan serta
pajak penghasilan.

3. Jenis Pajak Berdasarkan Sifat


Terakhir adalah penggolongan pajak berdasarkan sifatnya.
Berdasarkan hal ini, pajak juga terdiri atas dua jenis, yaitu pajak subjektif dan
pajak objektif.
a. Pajak Subjektif
Pajak Subjektif merupakan pajak yang pungutannya dilakukan
dengan mempertimbangkan kondisi subjeknya atau si wajib pajak.
Dengan kata lain, besaran pajak yang harus dibayarkan bergantung
pada kemampuan dari wajib pajak.
Conton pajak subjektif adalah pajak kekayaan dan pajak
penghasilan.

4
b. Pajak Objektif
Pajak Subjektif merupakan pajak yang pungutannya dilakukan
dengan mempertimbangkan kondisi subjeknya atau si wajib pajak.
Dengan kata lain, besaran pajak yang harus dibayarkan bergantung
pada kemampuan dari wajib pajak.
Conton pajak subjektif adalah pajak kekayaan dan pajak
penghasilan.

C. Fungsi Pajak
Sebagai pendapatan utama bagi negara, pajak tentu memiliki peranan
yang sangat penting dalam keberlangsungan pembangunan suatu negara.
Pendapatan dari pajak tersebut akan dimanfaatkan untuk berbagai
kebutuhan hidup bernegara.
Beberapa fungsi pajak dalam menopang kehidupan bernegara dapat
dilihat dari uraian di bawah ini.

1. Fungsi Anggaran (Budgetair)


Dalam menjalankan tugas-tugas kenegaraan serta pembangunan
nasional, tentu ada biaya yang perlu ditanggung oleh negara.
Di sinilah pajak memiliki fungsi anggaran. Lewat penerimaan dari iuran
wajib ini, pajak akan dimanfaatkan untuk membiayai segala pengeluaran
negara.
Pembiayaan rutin yang dikeluarkan negara antara lain belanja pegawai,
belanja barang, serta pemeliharaan.

2. Fungsi Mengatur (Regulerend)


Fungsi mengatur dari pajak bisa dimanfaatkan oleh pemerintah
dalam mengatur pertumbuhan ekomoni. Dengan kata lain,
pemerintah bisa mencapai tujuan ekonomi dengan mengatur
kebijakan pajak.
Misalnya, dalam rangka melindungi produksi dalam negeri,
pemerintah bisa membuat kebijakan berupa bea masuk yang tinggi
bagi produk-produk dari luar negeri.

5
3. Fungsi Stabilitas
Pajak juga memiliki fungsi stabilitas. Dengan adanya pajak,
pemerintah bisa menjalankan kebijakan yang berkaitan dengan stabilitas
perekomonian.
Di sisi ini, pajak dapat dimanfaatkan sebagai pengendali inflasi.
Pemerintah dapat mengatur peredaran uang di masyarakat, serta
mengatur perihal pungutan pajak.

4. Fungsi Retribusi Pendapatan


Pajak yang dipungut oleh pemerintah dapat digunakan untuk
kepentingan umum. Dalam hal pembangunan, keberadaan pajak pada
akhirnya bisa membuka lapangan kerja yang berguna bagi masyarakat.
Dalam hal ini, pajak disebut juga memiliki fungsi retribusi pendapatan.

D. Contoh Pengalokasian Pajak untuk Fasilitas Publik

- Manfaat Pajak bagi Pemerintah


Banyaknya masyarakat yang belum taat membayar pajak disebabkan
minimnya informasi masyarakat mengenai manfaat pajak. Sebaiknya
pelajarilah manfaat dan fungsi pajak berikut ini agar lebih bijak dan taat
pajak. Pajak sangat bermanfaat bagi negara. Secara lengkap pajak banyak
digunakan untuk :
1. Membiayai pengeluaran-pengeluaran negara, seperti, pengeluaran
yang bersifat self liquiditing. Contohnya, pengeluaran untuk proyek
produktif barang ekspor.
2. Membiayai pengeluaran reproduktif, seperti, pengeluaran yang
memberikan keuntungan ekonomis bagi masyarakat. Contohnya,
pengeluaran untuk pengairan dan pertanian.
3. Membiayai pengeluaran yang bersifat tidak self liquiditing dan tidak
reproduktif. Contohnya, pengeluaran untuk pendirian monumen dan
objek rekreasi.

6
4. Membiayai pengeluaran yang tidak produktif. Contohnya, pengeluaran
untuk membiayai pertahanan negara atau perang dan pengeluaran
untuk penghematan di masa yang akan datang yaitu pengeluaran
untuk anak yatim piatu.

- Manfaat Pajak bagi Masyarakat


Jadi dengan taat membayar pajak masyarakat akan mendapatkan
manfaat:
1. Fasilitas umum dan infrastruktur, seperti, jalan, jembatan, sekolah,
rumah sakit.
2. Pertahanan dan keamanan, seperti, bangunan, senjata, perumahan,
hingga gaji-gajinya.
3. Subsidi pangan dan Bahan Bakar Minyak.
4. Kelestarian lingkungan hidup dan budaya.
5. Dana Pemilu.
6. Pengembangan alat transportasi massa, dan lain-lainnya.
Pajak yang telah disetorkan masyarakat akan digunakan negara untuk
kesejahteraan masyarakat, antara lain, memberi subsidi barang-barang
yang dibutuhkan masyarakat dan membayar utang-utang negara. Selain
itu pajak juga digunakan untuk menunjang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah agar perekonomian dapat terus berkembang.

- Manfaat lain dari pajak Di Indonesia adalah :


1. Meredam laju inflasi.
2. Meningkatkan kegiatan ekspor.
3. Memberikan proteksi perlindungan atas barang produksi dalam
negeri, seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
4. Mengatur dan menarik investasi modal ke Indonesia. Dengan begitu
bisa meningkatkan produktivitas ekonomi demi makin bisa bersaing
dengan produksi luar negeri.
5. Membiayai berbagai pengeluaran negara (fungsi anggaran).
6. Mengatur segala pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak
(fungsi pengatur).

7
7. Menjaga stabilitas harga (fungsi stabilitas).
8. Memperbaiki ketimpangan pendapatan (fungsi redistribusi
pendapatan).

E. Jenis Pajak Pusat


Pajak berikut ini dikelola langsung oleh pemerintah pusat dalam hal ini
Direktorat Jenderal Pajak, Kemenkeu:
1. Pajak Penghasilan (PPh)
Pajak penghasilan dikenakan kepada orang pribadi atau badan usaha atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun pajak. Pajak
tersebut meliputi penghasilan, seperti, keuntungan usaha, gaji, hadiah,
dan sebagainya. Menurut undang–undang Pajak Penghasilan ada 3
kelompok subjek PPh, antara lain:
a. Orang pribadi dan warisan yang belum terbagi sebagai 1 kesatuan.
b. Badan yang terdiri dari Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, dan
perseroan lainnya, BUMN dan BUMD dengan nama dan bentuk
apapun, Persekutuan, Perkumpulan, Firma, Kongsi, Koperasi, Yayasan
atau organisasi sejenis, lembaga dana pensiun, dan Bentuk Badan
Usaha lainnya.
c. Bentuk Usaha Tetap yang dikenakan orang pribadi yang tidak
bertempat tinggal di Indonesia atau di Indonesia kurang dari 183 hari
dalam jangka waktu 12 bulan/badan usaha yang tidak didirikan atau
bertempat kedudukan di Indonesia, namun menjalankan usaha dan
kegiatan di Indonesia.
2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan pajak atas pajak atas konsumsi
barang dan jasa di dalam Daerah Pabean yang dikenakan secara
bertingkat dalam setiap jalur produksi dan distribusi. PPN merupakan
pajak tidak langsung karena pembayaran atau pemungutan pajaknya
disetorkan oleh pihak lain yang bukan penanggung pajak.
3. Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM)

8
Berdasarkan undang-undang yang berlaku di Indonesia, Pajak Penjualan
Atas Barang Mewah (PPnBM) merupakan pajak yang dikenakan pada
barang yang tergolong mewah yang dilakukan oleh produsen (pengusaha)
untuk menghasilkan atau mengimpor barang tersebut dalam kegiatan
usaha atau pekerjaannya.
4. Bea Meterai
Bea Meterai adalah pajak atas dokumen yang terutang sejak dokumen
tersebut ditandatangani oleh pihak-pihak berkepentingan, atau saat
dokumen tersebut selesai dibuat atau diserahkan kepada pihak lain, jika
dokumen tersebut hanya dibuat oleh satu pihak.
5. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
PBB termasuk Pajak Negara yang diatur berdasarkan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunanan dan telah
diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994. Oleh karena
itu, sebagai wajib pajak anda mempunyai kewajiban untuk tepat waktu
dalam membayar pajak.

F. Jenis Pajak Daerah


Jenis pajak berikut ini dikelola oleh pemerintah daerah setempat:
1. Pajak Kendaraan Bermotor
Pajak Kendaraan Bermotor sebagaimana yang didefinisikan dalam Pasal 1
angka 12 dan 13 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28
TAHUN 2009 adalah pajak atas kepemilikan dan/atau penguasaan
kendaraan bermotor. Dalam pelaksanaan pemungutannya dilakukan di
kantor bersama samsat.
2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah pajak atas penyerahan hak
milik kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau
perbuatan sepihak atau keadaan terjadi karena jual beli, tukar menukar,
hibah, warisan, atau pemasukan ke dalam badan usaha.

9
3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
PBBKB adalah pajak atas penggunaan bahan bakar kendaraan bermotor,
yaitu semua jenis bahan bakar cair atau gas yang digunakan untuk
kendaraan bermotor. Pemungutan PBBKB diatur dalam UU Nomor 34
Tahun 2000 yang telah direvisi menjadi UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD).
4. Pajak Air Permukaan
Pajak Air Permukaan berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah pajak atas
pengambilan dan/atau pemanfaatan air permukaan yang berasal dari
semua air yang terdapat pada permukaan tanah, tidak termasuk air laut,
baik yang berada di laut maupun darat.
5. Pajak Rokok
Definisi. Pajak rokok adalah pungutan atas cukai rokok yang dipungut oleh
pemerintah daerah yang berwenang bersamaan dengan pemungutan
cukai rokok. Tujuan utama penerapan pajak rokok adalah untuk
melindungi masyarakat terhadap bahaya rokok.
6. Pajak Kabupaten/Kota.
Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.
Pajak Kabupaten/Kota meliputi: Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak
Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan
Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung
Walet, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, Bea
Perolehan Hak atas Tanah atau Bangunan.

10
G. TARIF PAJAK DI INDONESIA
Tarif pajak adalah persentase atau jumlah uang yang harus dibayarkan
sebagai pajak atas penghasilan atau transaksi bisnis Anda.
Berikut adalah 4 jenis tarif pajak yang berlaku di Indonesia :
1. Tarif Pajak Tetap (Konstan)
Yang pertama, tarif pajak tetap. Tarif ini juga dikenal sebagai tarif pajak
konstan, di mana jumlah pajak yang harus dibayar tetap sama terlepas
dari besarnya penghasilan atau keuntungan. Contohnya, pajak yang harus
dibayar sebesar Rp 1.000.000 per tahun.
2. Tarif Pajak Degresif (Menurun)
Yang kedua adalah tarif pajak degresif. Tarif ini berarti persentase pajak
yang harus dibayar akan semakin menurun seiring dengan meningkatnya
jumlah penghasilan atau keuntungan. Ini berarti semakin besar
penghasilan Anda, semakin rendah persentase pajak yang harus dibayar.
Misalnya, tarif pajak degresif mulai dari 30% untuk penghasilan Rp 0 - 50
juta, turun menjadi 20% untuk penghasilan Rp 50 - 250 juta, dan turun
lagi menjadi 10% untuk penghasilan di atas Rp 250 juta.
3. Tarif Pajak Progresif (Meningkat)
Yang ketiga yaitu tarif pajak progresif. Tarif ini berarti persentase pajak
yang harus dibayar akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya
jumlah penghasilan atau keuntungan. Ini berarti semakin besar
penghasilan atau keuntungan Anda, semakin tinggi persentase pajak yang
harus dibayar.
Contohnya, tarif pajak progresif mulai dari 5% untuk penghasilan Rp 0 -
50 juta, naik menjadi 15% untuk penghasilan Rp 50 - 250 juta, dan naik
lagi menjadi 25% untuk penghasilan di atas Rp 250 juta.
4. Tarif Pajak Proporsional (Sebanding)
Terakhir, tarif pajak proporsional. Tarif ini juga disebut sebagai tarif pajak
sebanding, di mana persentase pajak yang harus dibayar tetap sama
terlepas dari jumlah penghasilan atau keuntungan yang diperoleh.
Misalnya, tarif pajak proporsional sebesar 10% berarti bahwa pajak yang
harus dibayar tetap 10% dari jumlah penghasilan atau keuntungan yang
diperoleh.

11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.cekaja.com/info/jenis-jenis-pajak-dan-fungsinya-bagi-
negara#:~:text=Fungsi%20Pajak%20bagi%20Negara%201%201.%20Fungsi%20Ang
garan,fungsi%20stabilitas.%20...%204%204.%20Fungsi%20Retribusi%20Pendapat
an
https://www.cermati.com/artikel/manfaat-pajak-bagi-masyarakat-dan-
negara#:~:text=Fasilitas%20umum%20dan%20infrastruktur%2C%20seperti%2C%2
0jalan%2C%20jembatan%2C%20sekolah%2C,Dana%20Pemilu.%20Pengembangan
%20alat%20transportasi%20massa%2C%20dan%20lain-lainnya
https://lifepal.co.id/media/fungsi-pajak/

12

Anda mungkin juga menyukai