Nama Anggota:
1. Adama Nuralia S. (02)
2. Aurelia Emily D. (04)
3. Ayumi Dayu Indi.J. (05)
4. Dwi Amalia N.C (12)
5. Emaunel Ananda Nugrahatama.P
6. Muhammad Afif Nur.M (21)
7. Zherisna Mutiara.V (35)
Perpajakan
1) Pengertian pajak
Fungsi Pajak
Dalam buku Perpajakan Edisi Revisi 2011 (Mardiasasmo 2011), Pajak
memiliki dua fungsi, yaitu fungsi bugdetair dan fungsi regularend.
a) Fungsi Bugdetair
Pajak merupakan Salah satu sumber penerimaan negara yang
digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin dan pembangunan.
b) Fungsi Regularend
Maksudnya pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur dan
melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi maupun
social. Contoh penerapan fungsi regularend adalah sebagai berikut:
1) Pajak dikenakan untuk barang – barang mewah, dengan maksud
untuk mengurangi gaya hidup konsumtif.
2) Pengenaan 0% untuk tarif pajak export. Dengan pengenaan pajak 0%
diharapkan dapat meningkatkan export produk – produk dalam negeri
ke luar negeri.
Manfaat Pajak
a) Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara.
b) Uang pajak juga digunakan untuk pembiayaan dalam rangka memberikan
rasa aman bagi seluruh lapisan masyarakat.
c) Pajak juga digunakan untuk mensubsidi barang – barang yang sangat
dibutuhkan masyarakat dan juga membayar hutang negara ke luar negeri.
d) Pajak juga digunakan untuk membantu UMKM baik dalam hal
membinaan dan dalam modal.
e) Redistrubusi pendapatan dari masyarakat yang mempunyai kemampuan
ekonomi yang lebih tinggi kepada masyarakat yang kemampuannya lebih
rendah. Sehingga pada akhirnya kesenjangan ekonomi dan social yang
ada dalam masyarakat dapat dikurangi secara maksimal.
Tarif Pajak
Tarif pajak adalah dasar pengenaan terhadap objek pajak yang
menjadi tanggungan wajib pajak. Tarif pajak biasanya berupa persentase (%).
Tarif pajak sendiri terdiri atas 4 macam, yaitu, Tarif banding/proposional,
Tarif tetap, Tarif progresif, dan Tarif degresif.
a. Tarif sebanding atau proporsional
Tarif pajak yang presentasinya tetap berapapun besarnya nilai dasar
pengenaan pajak. Jadi berapapun naiknya objek pajak, besarnya pajak yang
terhutang akan mengalami kenaikan secara proporsional.
Contoh:
b. Tarif Tetap
Tarif pajak yang besarnya sama berapapun besarnya nilai dasar
pengenaan pajak tersebut
Contoh:
c. Tarif Progresif
Tarif pajak yang semakin naik mengikuti naiknya dasar pengenaan
pajak.
Tarif pajak progresif dibedakan jadi 3 macam, yaitu:
1. Tarif progresif proporsional
Tarif pajak yang semakin meningkat dengan semakin meningkatnya
dasar pengenaan pajaknya dengan persentase kenaikan tetap.
Contoh:
d. Tarif Degresif
Tarif pajak yang persentasenya semakin menurun dengan semakin
meningkatnya nilai dasar pengenaan pajaknya
Contoh:
3) Perbedaan pajak dengan pungutan resmi lainnya
Asas Sumber
5) Jenis-jenis pajak
a) Pajak Langsung
sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan kepada
wajib pajak lainnya. Contohnya Pajak Penghasilan (PPh).
a) Pajak Subjektif
Pajak subjektif adalah pajak yang pengenaannya dengan
memerhatikan keadaan diri wajib pajak. Contohnya Pajak Penghasilan
(PPh). PPh dikenakan dengan memerhatikan keadaan wajib pajak
(status pernikahan, jumlah anak, dan banyaknya penghasilan yang
didapatkannya).
b) Pajak Objektif
Pajak objektif adalah pajak yang pengenaannya memerhatikan
objeknya tanpa memperhatikan keadaan wajib pajaknya. Contohnya,
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan dan Barang
Mewah (PPnBM), dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
a) Pajak Pusat
Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah
pusat. Contohnya, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Penghasilan
(PPh), dan Pajak Penjualan dan Barang Mewah (PPnBM)
b) Pajak Daerah
Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah
daerah, baik itu daerah tingkat I maupun daerah tingkat II. Contoh
pajak daerah tingkat I, antara lain Pajak Kendaraan Bermotor dan
Kendaraan di Atas Air, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan
Kendaraan di Atas Air, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, serta
Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan. Contoh pajak daerah tingkat II, antara lain Pajak Hotel,
Pajak Restoran dan pajak reklame
3) Withholding System
Pada Withholding System, besarnya pajak dihitung oleh pihak
ketiga yang bukan wajib pajak dan bukan juga aparat
pajak/fiskus.Contoh Witholding System adalah pemotongan
penghasilan karyawan yang dilakukan oleh bendahara instansi terkait.
Jadi, karyawan tidak perlu lagi pergi ke KPP untuk membayarkan pajak
tersebut. Jenis pajak yang menggunakan withholding system di
Indonesia adalah PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Final
Pasal 4 ayat (2) dan PPN.
1. Objek Pajak
Objek pajak adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan sasaran pajak
atau dapat dikenakan pajak, baik berupa keadaan, perbuatan maupun peristiwa.
Objek pajak dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
1. Objek pajak berupa kekayaan
Objek pajak berupa kekayaan adalah objek pajak pada Pajak Bumi dan
Bangunan
2. Objek pajak berupa penghasilan
Contoh objek pajak berupa penghasilan adalah objek Pajak Penghasilan
3. Objek pajak berupa kegiatan dalam lalu lintas hukum
Contoh objek pajak berupa kegiatan dalam lalu lintas hukum adalah objek
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Subjek pajak adalah seseorang atau badan yang melakukan kegiatan usaha
dan/atau tindakan hukum terhadap pihak lain dan atau yang mempunyai harta
kekayaan dan penghasilan yang menurut undang undang perpajakan berkewajiban
melaksanakan kewajiban formil dan materil perpajakan.
b. Pajak Penghasilan
b.) Tarif Pajak Badan Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap
Tarif pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah
sebesar 25% dari penghasilan kena pajak (PTK). Tarif pajak badan dalam
negeri yang berbentuk perseroan terbuka yang minimal 40% dari saham yang
disetor diperdagangkan di bursa efek dan memenuhi beberapa persyaratan
tertentu lainnya akan dikenakan tarif sebesar 5% lebih rendah daripada
untuk wajib pajak badan pada umunnya.
a.) NJOP
NJOP atau Nilai Jual Objek Pajak adalah harga rata-rata yang diperoleh dari
transaksi jual beli objek pajak atau nilai yang diperoleh objek pajak asli dari
perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis
b.) NJOPTKP
NOJOPTKP adalah Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan
berbeda-bed untuk masing-masing kota atau kabupaten dengan aturan
maksimal Rp 12.000.000,00.
c.) NJKP
NJKP atau Nilai Jual Kena Pajak ditetapkan sebesar 40% dan 20%. 40%
ditetapkan untuk objek pajak perkebunan, objek pajak kehutanan, dan objek
pajak lainnya yang wajib pajaknya perorangan dngan NJOP atas bumi dan
bangunan sama atau lebih besar Rp 1.000.000.000,00. 20% dikenakan untuk
objek pajak pertambangan dan objek pajak lainnya yang NJOP-nya kurang
dari Rp 1.000.000.000,00
LATIHAN SOAL PERPAJAKAN
I. PG
1. Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara
yang disebabakan suatu keadaaan, merupakan pengertian pajak menurut...
a. UU Nomer 28 Tahun 2007
b. Abdul Halim
c. Prof. DR. Rochmat Soemitro, SH
d. S.I Djajadiningrat
e. Muhammad Hatta
3. Berikut ini yang bukan merupakan ciri pajak yang membedakannya denagn
pungutan resmi lain ialah...
a. Balas jasa diterima secara langsung
b. Sanksi secara juridis jelass dalam undang-undang
c. Balas jasa tidak diterima secara langsung
d. Dasar hukum pemungutan adalah undang-undang
e. Sifat pemungutan bersifat memaksa
4. Pak Hari sengaja menyembunyikan sebagian dari penghasilannya, sehingga PPh
yang dibayarkan tidakbegitu besar, perlawanan pajak yang dilakukan Pak hari
tergolong...
a. Perlawanan perdata
b. Perlawanan pidana
c. Perlawanan kooperatif
d. Perlawanan pasif
e. Perlawanan aktif
6. Apabila tarif pajak ditetapkan dalam satu nilai rupiah tertentu dan tidak berubah
berapapun besarnya nilai objek pajak maka termasuk tarif pajak...
a. Progresif
b. Regresif
c. Tetap
d. Proporsional
e. Degresif
II. URAIAN