Anda di halaman 1dari 25

Ekonomi Publik

Oleh Yudi Darsono S.Kom., M.Si


2

Pengertian, Fungsi & Jenis Pajak

Pengertian Pajak
Pajak adalah pungutan wajib dari rakyat untuk negara. Setiap sen
uang pajak yang dibayarkan rakyat akan masuk dalam pos
pendapatan negara dari sektor pajak. Penggunaannya untuk
membiayai belanja pemerintah pusat maupun daerah demi
kesejahteraan masyarakat.
Pajak merupakan salah satu sumber dana pemerintah
untuk mendanai pembangunan di pusat dan daerah, seperti
membangun fasilitas umum, membiayai anggaran kesehatan dan
pendidikan, dan kegiatan produktif lain. Pemungutan pajak dapat
dipaksakan karena dilaksanakan berdasarkan undang-undang.
Berdasarkan UU KUP Nomor 28 Tahun 2007, pasal 1, ayat 1,
pengertian pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka pajak memiliki ciri-ciri sebagai


berikut :
1. pajak merupakan kontribusi wajib warga negara
Artinya setiap orang memiliki kewajiban untuk membayar pajak.
namun hal tersebut hanya berlaku untuk warga Negara yang sudah
memenuhi syarat subjektif dan syarat objektif. yaitu warga negara yang
memiliki penghasilan melebihi
4

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)


PTKP yang berlaku saat ini adalah rp54 juta setahun atau rp4,5 juta per
bulan. itu artinya, jika anda memiliki pendapatan lebih dari rp4,5 juta
sebulan akan kena pajak. sementara bila anda adalah seorang pengusaha atau
wirausaha dengan omzet, tarif pph final 0,5% berlaku dari total peredaran
bruto (omzet) sampai dengan rp4,8 miliar dalam satu tahun pajak
(berdasarkan pp 23 tahun 2018).

2. Pajak bersifat memaksa untuk setiap warga negara


Jika seseorang sudah memenuhi syarat subjektif dan objektif,
maka wajib untuk membayar pajak. dalam undang- undang pajak
sudah dijelaskan, jika seseorang dengan sengaja tidak membayar
pajak yang seharusnya dibayarkan, maka ada ancaman sanksi
administratif maupun hukuman secara pidana.
5

3. warga negara tidak mendapat imbalan langsung


Pajak berbeda dengan retribusi. contoh retribusi: ketika
mendapat manfaat parkir, maka harus membayar sejumlah
uang, yaitu retribusi parkir, namun pajak tidak seperti itu.
Pajak merupakan salah satu sarana pemerataan pendapatan
warga Negara. Jadi ketika membayar pajak dalam jumlah
tertentu, anda tidak langsung menerima manfaat pajak yang
dibayar. yang akan anda dapatkan, misalnya berupa perbaikan
jalan raya di daerah anda, fasilitas kesehatan gratis bagi
keluarga, beasiswa pendidikan bagi anak anda, dan lainnya.

, i,
6

Perspektif Pajak dari Sisi Ekonomi dan Hukum


Sebagai sumber pendapatan utama negara, pajak memiliki nilai strategis
dalam perspektif ekonomi maupun hukum. Berdasarkan 4 ciri di atas, pajak
dapat dilihat dari 2 perspektif, yaitu:

1. Pajak dari Perspektif Ekonomi


Hal ini bisa dinilai dari beralihnya sumber daya dari sektor privat (warga
negara) kepada sektor publik (masyarakat). hal ini memberikan
gambaran bahwa pajak menyebabkan 2 situasi menjadi berubah, yaitu:
a. berkurangnya kemampuan individu dalam menguasai sumber daya
untuk kepentingan penguasaan barang dan jasa
b. bertambahnya kemampuan keuangan negara dalam penyediaan
barang dan jasa publik yang merupakan kebutuhan masyarakat.
7

2. Pajak dari Perspektif hukum

Perspektif ini terjadi akibat adanya suatu ikatan yang timbul


karena undang-undang yang menyebabkan timbulnya kewajiban
warga negara untuk menyetorkan sejumlah dana tertentu kepada
negara. di mana negara mempunyai kekuatan untuk memaksa dan
pajak tersebut dipergunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan.
Hal ini memperlihatkan bahwa pajak yang dipungut harus
berdasarkan undang-undang, sehingga menjamin adanya kepastian
hukum, baik bagi petugas pajak sebagai pengumpul pajak maupun bagi
wajib pajak sebagai pembayar pajak.
8

Fungsi Pajak bagi Negara dan Masyarakat


Pajak memiliki peranan yang signifikan dalam kehidupan bernegara,
khususnya pembangunan. Pajak merupakan sumber pendapatan
negara dalam membiayai seluruh pengeluaran yang dibutuhkan,
termasuk pengeluaran untuk pembangunan. sehingga pajak
mempunyai beberapa fungsi, antara lain:

1. Fungsi Anggaran (fungsi budgeter)


Pajak merupakan sumber pemasukan keuangan negara dengan
cara mengumpulkan dana atau uang dari wajib pajak ke kas
Negara untuk membiayai pembangunan nasional atau
pengeluaran negara lainnya, dengan demikian, fungsi pajak
merupakan sumber pendapatan negara yang memiliki tujuan
menyeimbangkan pengeluaran negara dengan pendapatan
negara.
9

2. Fungsi Mengatur (fungsi regulasi)


Pajak merupakan alat untuk melaksanakan atau mengatur
kebijakan negara dalam lapangan sosial dan ekonomi. fungsi
mengatur tersebut antara lain:
a. Pajak dapat digunakan untuk menghambat laju inflasi.
b. Pajak dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong
kegiatan ekspor, seperti pajak ekspor barang.
c. Pajak dapat memberikan proteksi atau perlindungan
terhadap barang produksi dari dalam negeri, contohnya
pajak pertambahan nilai (ppn).
d. Pajak dapat mengatur dan menarik investasi modal yang
membantu perekonomian agar semakin produktif.
10

3. Fungsi Pemerataan (pajak distribusi)


Pajak dapat digunakan untuk menyesuaikan dan menyeimbangkan
antara pembagian pendapatan dengan kebahagiaan dan
kesejahteraan masyarakat.

4. Fungsi Stabilisasi
Pajak dapat digunakan untuk menstabilkan kondisi dan keadaan
perekonomian, seperti untuk mengatasi inflasi, pemerintah
menetapkan pajak yang tinggi, sehingga jumlah uang yang beredar
dapat dikurangi. sedangkan untuk mengatasi kelesuan ekonomi
atau deflasi, pemerintah menurunkan pajak, sehingga jumlah
uang yang beredar dapat ditambah dan deflasi dapat di atasi.
11
Keempat fungsi pajak di atas merupakan fungsi dari pajak yang umum
dijumpai di berbagai negara. di indonesia, pemerintah lebih menitikberatkan
pada dua fungsi pajak sebagai pengatur dan budgeter. lembaga pemerintah
yang mengelola pajak negara di indonesia adalah Direktorat Jenderal Pajak
(DJP) yang berada di bawah kementerian keuangan.

Tanggung jawab atas kewajiban membayar pajak berada pada anggota


masyarakat sendiri untuk memenuhi kewajiban tersebut, sesuai dengan
sistem self assessment yang dianut dalam sistem perpajakan indonesia. self
assessment berarti wajib pajak menghitung, memperhitungkan, menyetor,
dan melapor kewajiban perpajakannya sendiri. Jadi tidak memaksa wajib
pajak membayar pajak sebesar-besarnya, tapi sesuai dengan aturan
perundang-undangan.

DJP sesuai fungsinya berkewajiban melakukan pembinaan, penyuluhan,


pelayanan, serta pengawasan kepada masyarakat. dalam melaksanakan
fungsinya tersebut, DJP berusaha sebaik mungkin memberikan pelayanan
kepada masyarakat sesuai visi dan misinya.
12

Jenis Pajak yang Dipungut Pemerintah dari Masyarakat

Ada beberapa jenis pajak yang dipungut pemerintah ke masyarakat atau wajib
pajak, yang dapat digolongkan berdasarkan sifat, instansi pemungut, objek
pajak serta subjek pajak.

1. Jenis Pajak Berdasarkan Sifat


Berdasarkan sifatnya, pajak digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu: pajak tidak
langsung dan pajak langsung.

A. Pajak Tidak Langsung (indirect)


Pajak tidak langsung merupakan pajak yang hanya diberikan kepada
wajib pajak bila melakukan peristiwa atau perbuatan tertentu. Sehingga
pajak tidak langsung tidak dapat dipungut secara berkala, tetapi hanya
dapat dipungut bila terjadi peristiwa atau perbuatan tertentu yang
menyebabkan kewajiban membayar pajak. contohnya: pajak penjualan
atas barang mewah (ppnbm), di mana pajak ini hanya diberikan bila
wajib pajak menjual barang mewah.
13

B. Pajak Langsung (direct tax)


Pajak langsung merupakan pajak yang diberikan secara berkala
kepada wajib pajak berlandaskan surat ketetapan pajak yang
dibuat kantor pajak. di dalam surat ketetapan pajak terdapat
jumlah pajak yang harus dibayar wajib pajak.
Pajak langsung harus ditanggung seseorang yang terkena wajib
pajak dan tidak dapat dialihkan kepada pihak yang lain.
contohnya: Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan pajak
penghasilan.
14

2. Jenis Pajak Berdasarkan Instansi Pemungut


Berdasarkan instansi pemungutnya, pajak digolongkan menjadi 2 jenis,
yaitu: pajak daerah dan pajak negara.

A. Pajak Daerah (lokal)


Pajak daerah merupakan pajak yang dipungut pemerintah daerah
dan terbatas hanya pada rakyat daerah itu sendiri, baik yang
dipungut pemda tingkat 2 maupun pemda tingkat 1.
contohnya Pajak Hotel, Pajak Hiburan, Pajak Restoran, Pajak
Kendaraan Bermotor, BPHTB, PBB (Perdesaan dan Perkotaan), dan
Pajak Daerah lainnya.

B. Pajak Negara (pusat)


Pajak negara merupakan pajak yang dipungut pemerintah pusat
melalui instansi terkait, yakni DJP. contohnya: PPN, Pajak
Penghasilan (PPH), PPNBM, Bea Meterai, PBB (Perkebunan,
Perhutanan, dan Pertambangan).
15
3. Jenis Pajak Berdasarkan Objek Pajak dan Subjek Pajak
Berdasarkan objek dan subjeknya, pajak digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu pajak
objektif
dan pajak subjektif.

AAPajak Objektif
Pajak Objektif adalah pajak yang pengambilannya berdasarkan objeknya.
contohnya: pajak impor, pajak kendaraan bermotor, bea meterai, dan masih lainnya.

BBPajak Subjektif
Pajak subjektif adalah pajak yang pengambilannya berdasarkan subjeknya.
contohnya pajak kekayaan dan pajak penghasilan.

Semua administrasi yang berhubungan dengan pajak pusat, dilaksanakan di Kantor


Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan
Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP), kantor wilayah direktorat jenderal
pajak serta kantor pusat direktorat jenderal pajak.
Sedangkan pengadministrasian yang berhubungan dengan pajak daerah, dilaksanakan di
kantor dinas pendapatan daerah atau kantor pajak daerah di bawah pemerintah daerah
setempat.
A. Pengaruh pajak terhadap perekonomian 16

1. Pengaruh Terhadap Produksi


Perngaruh pajak tehadap produksi dapat dibagi dalam pengaruhnya
terhadap produksi sebagai keseluruhan dan komposisi produksi.
pengaruhnya terhadap produksi sebagai keseluruhan berlangsung
melalui pengaruh-pengaruhnya terhadap kerja, tebungan dan investasi.
kemudian lebih laju lagi kita melihat pengaruh-pengaruh pajak
terhadap kerja, tebungan dan investasi melalui kemampuan dan
keinginan; yaitu kemampuan dan keinginan untuk bekerja, menabung,
dan mengadakan investasi.

2. Pengaruh Pajak Terhadap Kemampuan Untuk Bekerja, Menabung, dan


Berinvestasi
Kemampuan setiap orang untuk bekerja akan berkurang apabila ia
dikenai pajak yang dapat mengurangi efisiensi kerjanya. oleh karena itu
suatu pajak yang dikenakan kepada golongan yang mempunyai tingkat
penghasilan yang rendah dalam suatu masyarakat hanya akan
menurunkan tingkat efisiensi baik bagi golongan orang-orang dewasa
maupun golongan anak-anak pada masa yang akan datang.
17

3. Pengaruh Pajak Terhadap Kemauan Untuk Bekerja, Menabung, dan


Berinvestasi
Pada umunya dianggap bahwa pajak mempunyai pengaruh yang
bersifat diinseftif artinya ialah mengurangi keinginan untuk bekerja,
menabung, dan mengadakan investasi dari wajib pajak. Perlu
ditambahkan bahwa hanya pajak yang mempunyai sifat dikenakan
secara terus menerus akan berpengaruh terhadap keinginan untuk
bekerja, menabung, dan mengadakan investasi. Sebagai contoh adalah
Pajak Penghasilan dan PBB.
18

B. Pengaruh pajak terhadap komposisi produksi

Pajak dapat mengakibatkan adanya penyimpangan dalam penggunaan


faktor produksi, yaitu penggunaan yang seharusnya dapat menghasilakan
produksi maksimum menuju kearah penggunaan yang menghasilkan produksi
lebih sedikit. Oleh karenanya pajak yang dikenakan jangan sampai
mengakibatkan adanya penyimpangan penggunaan faktor-faktor produksi
atau kalau memang tidak dapat dihindarkan, pajak yang dikenakan dalam
perekonomian jangan sampai menimbulkan terlalu benyak penyimpangan-
penyimpangan.

1. Terhadap Produksi
Pengaruhnya terhadap produksi berpengaruh melalui kerja, tabungan, dan
investasi. maksutnya yaitu keinginan untuk bekerja, menabung, dan berinvestasi.
19
2. Terhadap Produksi Keseluruhan
Pengaruh pajak terhadap produksi melalui pengaruhnya keseluruhan
terhadap kerja, tabungan, dan investasi. jika investasi dapat
dimanfaatkan dengan baik, akan membuat pekerjan lebih produktif.
tabungan da investasi terkadang tidk bias sama, kadang lebih besar
investasi atau sebaliknya. maka dampaknya akan terjadi pengangguran.

3. Pengaruh Pajak Terhadap Komposisi Produksi


Pajak juga dapat menyebabkan peyimpangan factor poduksi, terutama
digunakan untuk keuntungan yang tidak diharapkan. Seharusnya
dapat menghasilkan produksi yang banyak, akan tetapi sebaliknya yaitu
menghasilkan produksi yang jauh sedikit. seberapa jauh pengaruh
pemungutan pajak terhadap beralihnya penggunaan faktor-faktor
produksi terhadap kegiatan-kegiatan yang dikenai pungutan pajak ke
kegiatan yang lain, juga berapa banyak jumlah produksi barang-barang
yang dihasilkan pada kegiatan-kegiatan yang dijadikan obyek
pajak itu akan berkurang akan tergantung pada tinggi rendahnya
elestistas permintaan dan penawaran terhadap barang-barang yang
dihasilkan tersebut.
20

C. Pengaruh pajak terhadap distribusi pendapatan


Baik atau buruknya suatu kebijakan harus dipertimbangkan
dari beberapa segi. Untuk itu kita dapat melihat kebijaksaan
perpajakan dari sudut distribusi pendapatan. Tujuan negara
republik indonesia, seperti yang terdapat pada Undang-Undang
Dasar 1945 yaitu :
> Melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah
darah indonesia dan;
> Untuk memajukan kesejahteraan umum;
> Memcerdaskan kehidupan bangsa dan;
> Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
21
Apabila kita dapat mencapai tujuan itu, maka negara kita dalam menjadi
Negara yang Adil dan Makmur. Untuk mencapai tujuan itu maka MPR
menetapkan GBHN. Kebijakan yang terkandung di dalam GBHN adalah :
> Bberusaha meningkatkan pendapatan nasional perkapita,
> Penciptaan lapangan kerja,
> Distribusi pendapatan yang lebih merata
> Keseimbangan dalam neraca pembayaran international.
Keempat kebijaksanaan pembangunan ini tidak selalu sejalan dan selaras
dalam pencapaiannya, melainkan seringkali untuk mencapai tujuan yang satu
terpaksa harus mengurangi keberhasilan yang lain. Misalnya untuk distrubusi
pendapatan yang kurang merata. karena dalam distribusi ini terdapat
golongan masyarakat yang kaya dan miskin dalam perekonomian. Adanya
distribusi pendapatan dalam masyarakat, hanyalah merupakan suatu
gambaran untuk mencapai suatu keadilan dalam masyarakat. masalah
keadilan merupakan masalah yang kompleks dan merupakan masalah yang
telah lama timbul, yaitu sejak manusia mulai hidup bermasyarakat. masalah
keadilan merupakan masalah hubungan proporsional anatara dua variabel
atau lebih kurang Tepat. Pengertian tepat dan proporsional merupakan
pengertian yang membutuhkan perasaan dan kesadaran. Misalnya variable
antara kewajiban dan hak, dan lain-lain.
22

Keadilan adalah kehendak yang tetap dan ajeg untuk memberikan kepada masing-
masing orang bagiannya. Oleh karena itu keadilan harus pula memperhatikan setiap
warga negara atau setiap pribadi sebagai suatu kenyataan yang berbeda-beda, baik
dalam ekonomi, fisik, maupun dalam kemampuan lain.
Untuk mengurangi ketidakmerataan dalam distribusi pendapatan pemerintah
dapat menggunakan kebijaksanaan dalam perpajakan. Tetapi hal ini tidak berarti
bahwa tujuan suatu perekonomian adalah memberikan penghasilan yang merata atau
sama besarnya bagi setiap anggota masyarakat. Sistem pajak yang bersifat regresif
cenderung untuk memperbesar adanya ketidakmerataan penghasilan dalam
masyarakat. Sebaliknya semakin progresif sistem perpajakan yang dianut oleh suatu
perekonomian akan semakin berkuranglah perbedaan penghsilan yang terdapat dalam
perekonomian tersebut. Jadi kalau kita memang ingin mempersempit perbedaan
penghasilan yang terdapat dalam perekonomin, maka sistem pajak yang digunakan
hendaknya bersifat Progresif Tajam. misalnya sistem perpajakan yang mengikuti
prinsip Minimum Kena Pajak. maksudnya penghasilan di atas sautu jumlah tertentu, di
kenai pajak dan penghasilan dibawah penghasilan minimum tidak dikenai pajak atau
bebas dari pajak.
23

Distribusi pendapatan yang merata akan mempunyai kebaikan-kebaikan


sebagai berikut :
> Distribusi pendapatan yang merata tersebut akan mengakibatkan
berkurangnya kecenderungan untuk timbulnya berbagai macam
tindak kejahatan dan gangguan keamanan yang ada dalam
masyarakat.
> kemerataan dalam distribusi pendapatan akan mengakibatkakn
kesejahteraan optimum dalam masyarakat tersebut.

Di samping kebaikan-kebaikan diatas, distribusi pendapatan yang merata juga


akan menimbulkan pengaruh negative atau keburukan dalam masyarakat
sebagai berikut:
> Menyamaratakan pendapatan justru akan menghambat dalam
kemajuan kebudayaan suatu negara.
> Menyamaratakan pendapatan akan bertentangan dengan kenyataan
hidup yang ada didunia ini. karna pada dasarnya dunia ini memang
ada perbedaan-perbedaan dalam kemampuan masing-masing
orang.
24
D. Pengaruh pajak terhadap keinginan untuk bekerja
Pajak progresif adalah pajak yang dikenakan dengan persentase yang semakin
tinggi dengan semakin tingginya taxable capacity. Jadi rata-rata tingkat pajak
akan meningkatkan untuk setiap dasar pajak. Jika pajak progresif dikenakan pada
pendapatan kerja maka tenaga kerja tersebut akan berkurang keniginannya untuk
bekerja.

A. Pengaruh Pajak Perseorangan Terhadap Penawaran Tenaga Kerja


Pajak perseorangan yang berupa pungutan yang jumlahnya telah
ditentukan menyebabkan pendapatan yang diterima harus digunakan
sebagian untuk membayar pajak dalam jumlah yang sama dan
besarnya tidak tergantung lamanya bekerja. bahkan orang tersebut
harus tetap membayar pajak perseorangan walaupun dia tidak
bekerja sama sekali. sesorang yang harus membayar pajak
perseorangan menyebabkan dia bekerja lebih lama dari sebelum ada
pajak.
25

B. Pengaruh Pajak Penghasilan Terhadap Penawaran Tenaga Kerja


Pajak penghasilan selain mempunyai efek pendapatan (income effect),
juga mempunyai efek substitusi (substitution effect). adanya pajak
penghasilan menyebabkan pendapatan yang diterima oleh seseorang
harus dikurangi untuk membayar pajak. karena sesorang yang
bekerja lebih memperhatikan pendapatan netto daripada pendapatan
bruto, maka efek substitusi menunjukkan sikap seseorang yang
mengurangi jam kerjanya.

Anda mungkin juga menyukai