HAKIKAT PERPAJAKAN
Sebagai warga negara Indonesia yang baik hendaknya kita dapat melaksanakan
kewajiban terhadap Negara, salah satunya melaksanakan kewajiban di bidang Perpajakan.
Dengan mengetahui dasar-dasar perpajakan yang berlaku di Indonesia diharapkan setiap
subjek pajak dapat melaksanakan kewajibannya yaitu mendaftarkan diri, menghitung,
menyetorkan pajak dan melaporkan pajak.
1. Definisi Pajak
Selain pajak, terdapat pula beberapa pungutaan lain yang dikenakan oleh pemerintah
pusat maupun pemerintahan daerah kepada masyarakat, antara lain:
1. Retribusi, yaitu pembayaran dengan mendapatkan kontraprestasi (balas jasa) secara
langsung yang dapat dirasakan. Misalnya, pembayaran karcis parkir, karcis masuk
terminal, dan pembayaran uang kuliah. Pungutan retribusi di Indonesia diatur dalam
Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
2. Sumbangan, yaitu pembayaran yang tidak mendapatkan kontraprestasi sama sekali,
sedangkan penerima sumbangan merasakan imbalan/manfaat langsung dari
sumbangan tersebut. Misalnya, sumbangan untuk korban bencana alam.
2. Fungsi Pajak
Menurut Musgrave dan Musgrave (1991), fungsi pajak dalam pembangunan ekonomi
dapat dibedakan atas dua macam, yakni fungsi anggaran (budgetory) dan fungsi
pengaturan (regulatory). Fungsi anggaran berarti pajak merupakan salah satu sumber
penerimaan dalam negeri suatu negara yang jumlahnya setiap tahunnya semakin
bertambah. Sedangkan fungsi pengaturan berarti pajak dapat digunakan oleh
pemerintah untuk mengatur variabel-variabel ekonomi makro untuk mencapai tingkat
pertumbuhan ekonomi sebagaimana yang ditargetkan, memperbaiki distribusi
pendapatan dan menjaga stabilitas ekonomi melalui pengaturan konsumsi dan
investasi masyarakat.
Pajak memiliki lima macam fungsi menurut Agus Sambodo (2015), yaitu:
1. Fungsi penerimaan (budgetair)
Menurut teori ini, dasar pemungutan pajak adalah adanya kepentingan dari masing-
masing warga negara, termasuk kepentingan dalam perlindungan jiwa dan harta.
Semakin tinggi tingkat kepentingan perlindungan, semakin tinggi pula pajak yang
harus dibayarkan. Teori ini juga banyak ditentang karena pada kenyataannya bahwa
tingkat kepentingan perlindungan orang miskin lebih tinggi daripada orang kaya,
tetapi orang miskin justru dibebaskan dari beban pajak.
2. Fungsi mengatur (reguleren)
Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanaan kebijakan di bidang
sosial dan ekonomi. Misalnya, pajak sebagai fungsi sosial, yaitu diterapkannya tariff
yang tinggi terhadap beberapa barang mewah untuk mengurangi kesengajaan sosial di
kehidupan masyarakat, sedangkan ppajak sebagai fungsi ekonomi, yaitu
diterapkannya pembebasan pajak untuk komoditi ekspor yang diharapkan dapat
meningkatkat ekspor sehingga dapat meningkatkan kegiatan dibidang perekonomian.
3. Fungsi stabilitas
Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang
berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan. Hal ini bisa
dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat,
pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.
4. Fungsi redistribusi pendapatan
Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai semua
kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan sehingga dapat
membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat.
5. Fungsi demokrasi
Merupakan salah satu penjelmaan atau wujud sistem gotong royong, termasuk
kegiatan pemerintah dan pembangunan. Fungsi ini pada saat sekarang sering
dikaitkan dengan tingkat pelayanaan pemerintahan kepada masyarakat, khususnya
pembayar pajak. Apabila pajak telah dilaksanakan dengan baik, timbal baliknya
pemerintah harus memberikan pelayanan terbaik.
Kelima fungsi tersebut merupakan peran utamaa pajak. Dalam perkembangannya,
peran tersebut menjadi lebih luass dengan adanya fungsi yang lebih menekankan unsur
ppemerataan dan keadilan dalam masyarakat. Fungsi ini terlihat dari adanya lapisan tarif
dalam pengenaan pajak, yaitu tariff pajak yang lebih besar untuk tingkat atau lapisan
penghasilan yang lebih tinggi.
3. Jenis Pajak
Pajak dapat diberikan menurut golongan, sifat dan lembaga pemungutnya. Pengelompokan
pajak dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
“Gambar 1”
Jenis Pajak
Jenis Pajak
b. Pajak Daerah
Pajak daerah dipungut oleh pemerintah daerah dan dipergunakan untuk
membiayai pengeluaran daerah. Pajak daerah diatur dalam PP No.18 / 1997
sebagaimana diubah dengan PP No.34 / 2000.
Pajak daerah dibedakan menjadi 2 yaitu :
Pajak oleh Pemerintah Daerah Tingkat I / Provinsi :
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Kendaraan Atas Air
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dan
Kendaraan di Atas Air
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB)
Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan
Pajak oleh Pemerintah Daerah Tingkat II :
Pajak hotel
Pajak Restoran
Pajak Hiburan
Pajak Reklame
Pajak Penerangan jalan
Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C
Pajak Parkir
Hukum Perdata
Hukum Privat
Hukum Dagang
Hukum Tata
Negara
Hukum Publik
Hukum
Administrasi Hukum Pajak
Negara
Hukum Tata
Internasional
8. Utang Pajak
Timbulnya utang pajak dapat dilihat berdasarkan :
a. Surat Ketetapan Pajak (Ajaran Formal),ajaran ini diterangkan pada official
assessment system.
b. Undang-undang (Ajaran materiil) bahwa utang pajak timbul karena undang-
undang dan diterapkan pada self assessment system.